Anda di halaman 1dari 12

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

NOMOR

Tentang

PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM


RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AMIRA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya mewujudkan Pembangunan Nasional


berwawasan kesehatan menuju Indonesia Sehat pada tahun 2018,
perlu didukung oleh sumber daya manusia kesehatan yang
berkualitas secara terencana sesuai dengan kebutuhan.
b. Bahwa untuk melaksanakan perencanaan sumber daya manusia
kesehatan perlu adanya pedoman yang ditetapkan sesuai dengan
keputusan Menteri Kesehatan.
c. Bahwa untuk melaksanakan perencanaan sumber daya manusia
kesehatan diatur dan ditetapkan oleh keputusan Direktur Rumah
Sakit Krang Tengah Medika.
Mengingat : a. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 81 tahun 2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di tingkat
Provinsi, Kabupaten/ Kota, serta Rumah Sakit
b. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1992 No.100. Tambahan Lembaran
Negara 3495).
c. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 No.49. Tambahan
Lembaran Negara 3637) .
d.. Peraturan Menteri Kesehatan No.850/Menkes/SK/V/2000
tentang Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun
2000-2010.
e.. Peraturan Perusahaan PT. Delapan Bintang
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM RUMAH SAKIT UMUM
AMIRA
Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira tentang pedoman
Sumber Daya Manusia kesehatan di Rumah Sakit Umum Amira.
Kedua : Pedoman penyusunan perencanaan yang dimaksud Diktum pertama
sebagaimana terlampir dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pedoman yang dimaksud Diktum kedua agar digunakan sebagai
acuan oleh Bagian Personalia dalam penyusunan Perencanaan
Sumber Daya Manusia.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan, maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

ditetapkan d Purwakarta
Pada tanggal :
Direktur RSU Amira

Sam Askari Soemadipradja. dr. M.,Kes


Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Perencanaan Kebutuhan Sdm Rumah Sakit Umum Amira

BAB I
DEFINISI

SDM Kesehatan (Sumber Daya Manusia Kesehatan) adalah sesorang yang bekerja secara
aktif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri di dalam bidang kesehatan dan
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya.
Kegiatan standar adalah satuan waktu (ata angka) yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan dengan standar profesinya.
Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan tenaga
kesehatan yang telah memenuhi persyaratan dalam satu tahun dengan memperhitungkan waktu
libur, sakit dsb.
Beban kerja merupakan banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan dalam kurun waktu satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan.
Analisa beban kerja adalah upaya untuk menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan
cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya dengan membagi kapasitas kerj
perseorangan.
BAB II
RUANG LINGKUP

Perhitunagn Kebutuhan SDM Rumah Sakit menggunakan beberapa cara, yaitu :


a. Tenaga medis menggunakan Analis Beban Kerja (WISN)
b. Tenaga keperawatan menggunakan perhitungan Gillies.
c. Tenaga Klinis Lainnya menggunakan Perhitungan Analis Beban Kerja (WISN)
d. Tenaga Non Klinis menggunakan Perhitungan Analis Beban Kerja (WISN)
Penjelasan tentang perhitungan kebutuhan tenaga di RSU Amira:
1. Analisis Beban Kerja (ABK) disebut juga dengan (WISN)
Metode perhitungan kebutuhan SDM yang berdasarkan beabn kerja adalah indikator
yang menunjukan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana berdasarkan beban kerja,
sehingga alokasi atau relokasi tenaga akan lebih mudah dan rasional.
Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah
diterapkan, komprehesif dan realistis. Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM
berdasarkab WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :
a. Menetapkan waktu kerja tersedia
b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
c. Menyusun standar beban kerja
d. Menyusun standar kelonggaran
e. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja
Langkah pertama menetapkan waktu kerja tersedia
a. Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja
tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit selama
kurun waktu satu tahun.
b. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai
berikut :
c. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RSU Amira atau Undang-undang
No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pada umumnya dalam 1 minggu
6 hari kerja. Dalam 1 tahun ada 312 hari kerja (6 hari kerja x 52 minggu). (A)
d. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja
setiap tahun (B).
e. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap
kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan /kursus lokakarya
dalam 6 hari kerja. (C)
f. Hari libur nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri terkait tentang
hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2018 ditetapkan 15 hari kerja dan 4
hari kerja untuk cuti bersama. (D)
g. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama kurun
waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pemberitahuan/ijin sebanyak 6 hari kerja. (E)
h. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RSU Amira Purwakarta atau
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 umumnya waktu kerja dalam 1 hari
adalah 7 jam untuk 6 hari kerja untuk pekerja non shift dan 8 jam untuk 5 hari
kerja untuk pekerja shift.
i. Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
menetapkan waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut :
Waktu Kerja Tersedia = A – {(B)+(C)+(D)+(E)} X F
Keterangan :
A = Hari Kerja
B = Cuti Tahunan
C = Pendidikan dan Pelatihan D = Hari Libur Nasional
E = Ketidak hadiran Kerja F = Waktu Kerja
Langkah Kedua
a) Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM
Untuk menetapkan unit kerja dan kategori sumber daya manusia, maka data dan
informasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1) Bagan Struktur Organisasi RSU Amira Purwakarta dan uraian tugas pokok dan
fungsi masing-masing unit kerja.
2) Keputusan Direktur RSU Amira yang berkaitan dengan pembentukan unit
kerja struktural dan fungsional, misalnya Komite Medik, Komite Keperawatan,
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasaien (PMKP) dan lain- lain.
3) Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada setiap unit kerja di
RSU Amira Purwakarta.
4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
5) Standar profesi, standar pelayanan dan Standar Prosedur Operasional (SPO)
pada tiap unit kerja RSU Amira Purwakarta.
b) Analisa Organisasi
Fungsi utama rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan kesehtan
kuratif, rehabilitatif secara serasi dan terpadu dengan pelayanan preventif dan
promotif.
Berdasarkan fungsi utama tersebut, unit kerja rumah sakit dapat dikelompokkan
sebgai berikut :
1) Unit Kerja Fungsional Langsung selanjutnya disebut dengan Unit
Pelayanan, adalah unit kerja yang langsung terkait denga penyelenggaraan
pelayanan kesehatan perorangan di dalam dan di luar rumah sakit, misalnya
Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat,
Instalasi Laboratorium dan Bank Darah, Instalasi Radiologi, Instalasi
Farmasi dan lain-lain.
2) Unit Kerja Fungsional Penunjang selanjutnya disebut dengan Unit
Kerja, adalah unit dan sub unit kerja yang tidak langsung berkaitan dengan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Setelah unit kerja dan sub unit kerja di Rumah Sakit telah ditetapkan, langkah
selanjutnya adalah menetapkan kategori SDM sesuai kompetensi atau pendidikan
untuk menjamin mutu, efisien dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan/pelayanan
di tiap unit kerja rumah sakit.
Data kepegawaian, standar profesi, standar pelayanan, fakta dan pengalaman
yang dimiliki oleh penanggung jawab unit kerja sangat membantu proses penetapan
kategori SDM di tiap unit kerja di rumah sakit.

Langkah Ketiga
a) Menyusun Standar Beban Kerja
 Standar beban kerja merupakan volume atau kuantitas beban kerja selama
satu tahun per kategori SDM. Standar Beban kerja disusun berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan (rata-rata waktu) dan waktu
yang tersedia atau yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.
 Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing-
masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut :
 Beban Kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja Rumah Sakit
meliputi:
1. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing masing kategori SDM.
2. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
pokok.
3. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM.
b) Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar
pelayanan dan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk menghasilkan
pelayanan kesehatan/medik yang dilaksanakan oleh SDM kesehatan dengan
kompetensi tertentu. Langkah selanjutnya untuk memudahkan dalam
menetapkan beban kerja masing-masing kategori SDM, perlu disusun kegiatan
pokok serta jenis kegiatan pelayanan yang berkaitan langsung/tidak langsung
dengan pelayanan kesehatan perorangan.
c) Rata-Rata Waktu
Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan pokok oleh masing-masing kategori SDM pada
tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat
bervariasi dan dipengaruhi: standar pelayanan, SPO, sarana prasarana yang
tersedia dan kompetensi SDM.
Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman
selama bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu
yang akurat serta dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM
yang memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan, standar pelayanan, SPO dan
memiliki etos kerja yang baik.
d) Standar Beban Kerja
Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama satu
tahun per kategori SDM yang disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan (waktu rata-rata) dan waktu kerja tersedia yang dimiliki
oleh masing-masing kategori SDM. Adapun rumus perhitungan standar beban
kerja adalah sebagai berikut:

Standar Beban Kerja = Waktu Kerja Yang Tersedia


Rata-rata Waktu Per Kegiatan Pokok
Langkah Keempat (Penyusunan Standar Kelonggaran)
a. Tujuan dari diperolehnya faktor kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis
kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak
terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan
pokok atau pelayanan.
b. Beberapa contoh dari faktor kelonggaran adalah sebagai berikut :
 Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu dan bulan.
 Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
 Rapat, penyusunan laporan kegiatan, dan lain sebagainya
Selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja,
sebaiknya mulai dilakukan pencatatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan
yang tidak dapat dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena
tidak/kurang berkaitan dengan pelayanan pada pasien untuk selanjutnya
digunakan sebagai sumber data penyusunan faktor kelonggaran tiap kategori
SDM.
Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah
selanjutnya adalah menyusun standar kelonggaran dengan melakukan
perhitungan berdasarkan rumus di bawah ini.

Standar Kelonggaran = Rata-rata Waktu Kelonggaran


Waktu Kerja tersedia

Adapun Uraian Perhitungan Standar kelonggaran sebagai berikut :


No Faktor Kelonggaran Rata-Rata Jumlah Standar
Waktu Kelonggaran
1 Istirahat (Sholat dan 1 52 Jam/Th 0.03
Makan
1 Mengikuti Rapat 2 104 Jam/Th 0.05
TOTAL STANDAR KELONGGARAN 0.08

Langkah Kelima (Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit)


a. Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya
jumlah dan jenis kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun.
b. Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja
meliputi :
1) Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu : Waktu kerja
tersedia
2) Standar beban kerja : Standar kelonggaran masing-
masing kategori SDM
3) Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahun
c. Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan
yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja Rumah Sakit selama kurun waktu satu
tahun.
d. Perhitungan kebutuhan SDM dapt diperoleh dengan menggunakan rumus :

Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok + Standar Kelonggaran


Standar Beban Kerja

2. Metode Perhitungan Gillies


a. Rumus kebutuhan tenaga di satu unit adalah sebagai berikut:
AxBxC =F=H
(C - D) x E G

Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C= Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
b. Menentukan jam keperawatan yang dibutuhkan pasien perhari, yaitu:
1. Keperawatan Langsung, standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai
berikut:
a. Perawatan mandiri memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
b. Perawatan sebagian memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
c. Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam
Pada pasien ranap rata-rata 20 orang per hari, dengan rincian diperoleh sebagai
berikut :
10 pasien x 2 jam = 20 jam
5 pasien x 3 jam = 15 jam
5 pasien x 6 jam = 30 jam
Jumlah = 65 jam
2. Keperawatan Tidak Langsung 20 orang x 11 jam = 22 jam
3. Penyuluhan kesehatan = 20 orang x 0,25 jam = 5 jam
4. Total keseluruhan = 92 jam
5. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perpasien perhari
adalah = 92 : 20 = 4,6 jam
6. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga dengan menggunkan rumus Gilles
4,6jam/pasien/hari x 20 pasien/hari x 265 hari = 24380 = 12 Orang/hari
(365 hari – 7) x 7 jam 2023
20% X 12 Orang = 2,4 Orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan 12 + 2,4 = 14 – 15 Orang/hari
7. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari
yaitu = 20 orang x 4,6 jam = 13 orang
7 jam
BAB III
TATA LAKSANA
Tata laksana perencanaan Sumber Daya Manusia di Bidang Kesehatan dengan
mempertimbangkan dan menentukan :
a. Prosedur kerja dari setiap tugas pokok dan fungsi jabatan structural dan fungsi jabatan
structural, jabatan fungsional dan jabatan fungsional umum pada struktur organisasi.
b. Pembentukan nama jabatan dan produk atau output jabatan dalam kurun waktu
tertentu.
c. Merencanakan langkah-langkah atau tahapan pelaksanaan tugas untuk menghasilkan
output dari unit kerja dan menentukan volume pekerjaannya.
d. Tatacara penentuan standar prestasi kerja berdasarkan norma waktu atau norma
pelayanan.
Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai beberapa tujuan antara lain :
a. Untuk penataan kelembagaan suatu orgnanisasi : penyusunan organisasi dan unit-
unitnya, penyempurnaan organisasi, pengembangan organisasi, perampingan
organisasi dan penggabungan unit-unit organisasi.
b. Untuk penataan kepegawaian :
Rekrutmen dan penempatan karyawan, pengelolaan karyawan, penilaian jabatan,
penyusunan jenjang karir, mutasi, promosi dan rotasi.
c. Untuk pengaturan tatalaksana hubungan kerja dan system prosedur kerja dalam
organisasi.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi dalam perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah Sakit Umum Amira
meliputi : Berkas Perhitungan dan Permintaan Karyawan, Rotasi, Mutasi. Berkas dimaksud
tersimpan dalam arsip surat masuk pada Bagian SDM Rumah Sakit Amira.

DIREKTUR RSU AMIRA

Sam Askari Soemadipradja, dr. M. Kes

Anda mungkin juga menyukai