Anda di halaman 1dari 4

Dalam menggagas sebuah desain rumah yang berkonsep green building perlu

memperhatikan luas lahan dan luas bangunan dalam konsep green building yang ramah lingkungan
juga memperhatikan perbandingannya yaitu 60% luas lahan dengan 40% luas bangunan.
Elemen-elemen konsep green building
Ada empat bidang utama yang perlu dipertimbangkan dalam green building yaitu : material, energi, air
dan faktor kesehatan.
1. Material
Material ini diperoleh dari alam, renewable sources yang telah dikelola dan dipanen secara
berkelanjutan, atau yang diperoleh secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi atau
diselamatkan dari bahan reklamasi dilokasi terdekat. Material yang dipakai menggunakan green
specifications yang termasuk dalam daftar Life Cycle Analysis (LCA) seperti : energi yang dihasilkan,
daya tahan material, minimalisasi limbah, yang dapat untuk digunakan kembali atau didaur ulang.
Oleh karena itu kami berusaha memakai bahan bangunan yang ramah lingkungan, praktis dan juga
tahan lama.
2. Energi
Perencanaan dalam pengaturan sirkulasi udara yang optimal untuk menghindari
penggunaan ACyang sangat bahaya bagi kehidupan manusia. Karena bisa menyumbang efek
pemanasan global. Kemudian mengoptimalkan cahaya matahari sebagai penerangan ruangan di
siang hari. Solar sel untuk mensuplay penerangan malam hari dan keperluan lain. Rancangan green
building ini juga bias menggunakan pemanfaatan teknologi tenaga surya sebagai penghasil listrik..
3. Air
Penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga dari sumur, dan pemanfaatan air hujan yang
dialirkan menuju lahan rumah guna diresapkan ke tanah juga membasahi tanaman dan rumput
setelah itu baru kita alirkan menuju selokan. Menggunakan peralatan hemat air,
seperti shower bertekanan rendah , kran otomatis (Self-Closing Or Spray Taps), tanki toilet yang low-
flush toilet. Yang intinya mengatur penggunaan air dalam bangunan sehemat mungkin.
4. Faktor Kesehatan
Menggunakan material dan produk-produk yang non-toxic akan meningkatkan kualitas udara
dalam ruangan, dan mengurangi tingkat asma, alergi dan sick building syndrome. Material yang
bebas emisi, dan tahan untuk mencegah kelembaban yang menghasilkan spora dan mikroba lainnya.
Kualitas udara dalam ruangan juga harus didukung menggunakan sistem ventilasi yang efektif dan
bahan-bahan pengontrol kelembaban yang memungkinkan bangunan untuk bernapas. (dikutip
dari : www.sustainablebuild.co.uk)
Selain 4 bidang di atas, green building dapat menekan biaya untuk pekerjaan konstruksinya,
dan memenuhi kebutuhan yang lebih luas dari masyarakat, dengan menggunakan tenaga kerja lokal,
dan memastikan bangunan diletakkan tepat bagi kebutuhan masyarakat.
Setelah kita memahami apa yang namanya konsep green building kemudian kita
menganalisis data, ikut table analisa data yang kami peroleh dari permasalahan yang terdapat pada
rumusan masalah.

TABEL ANALISA DATA


Keterangan ruang
Anggota Jenis
No Usia Pekerjaan
keluarga kelamin
Jenis ruang Jml Ukuran (m)

1 Ayah P 45 Kariawan
K. tidur utama 1 3 x 3.5
2 Ibu L 35 Ibu rumah tangga
3 Anak 1 p 15 Pelajar k. tidur anak 1 1 3 x 2.5

4 Anak 2 L 4 Balita k. tidur anak 2 1 3 x 2.5

5 Ruang tamu 1 3 x 2.5

6 R. keluarga 1 3 x 2.5

7 Ruang dapur 1

3.5 x 3
8 Ruang makan 1

9 KM/WC 1 1 1.2x 1.5

10 KM/WC 2 1 1.2 x 1

11 Teras depan 1 1.2 x 3

12 Teras belakang 1 1 x 0.6

13 Taman lantai 2 1 3 x 2.5

14 R. Musik 1 2.5x 1.7

15 Tangga 1 3 x 1.6

Dari data di atas kita dapat menentukan sebuah desain rumah yang disesuaikan dengan
kebutuhan keluarga. Sesuai dengan data dan kebutuhan di atas selanjutnya kita hitung perencanaan
ukuran dan denahnya, tampak muka dan tampak samping.(Gambar konsep desain terlampir)
Maka dari itu kami menentukan desain denah rumah yang berkonsep green building yang
ramah lingkungan. Menentukan luas lahan untuk penghijauan lebih luas 60% dibanding dengan luas
bangunannya 40%. Karena kebutuhan sesuai dengan rumusan masalah. ada 4 anggota keluarga
dalam rumahnya dan kebutuhan ruangannya yang di minta, dari itulah kami menentukan jumlah lantai
yaitu 2 (dua) dalam mendesain rumah green building bertujuan dengan kebutuhan ruangan dan
dituntut untuk memberi tempat lahan untuk penghijauan. Dalam konsep ini kami juga membuat
penghijauan di lantai dua yang bertujuan untuk mengurangi pantulan cahaya bila keadaan panas dan
mengurangi polusi udara dalam ruangan karena tempatnya di tengah kota yang ramai dilalui
kendaraan dan adanya pabrik.
Berikut langkah – langkah desain :
1. Pembuatan Foot plate dan Pondasi
Perencanaan membuat sebuah hunian lantai dua yang sesederhana mungkin dengan
penggunaan bahan bangunan/material yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak dari
pemanasan global. Pembuatan bangunan dari bawah (pondasi) sampai atap dengan menggunakan
konstruksi yang sederhana, ramah lingkungan, dan cepat untuk dikerjakan, seperti dalam pembuatan
pondasi menggunakan pondasi foot plate 1PC : 2PS : 3KR, pondasi foot plate ini untuk menerima
beban lantai dua dan bentang bangunan yang lebar karena sesuai dengan konsep kami, dan pondasi
batu kali 1PC : 3KP : 10PS untuk pondasi teras dan lainnya yang menerima beban lantai satu.

2. Lantai
Pembutan lantai khusus untuk carport menggunakan paving blok. Untuk lantai dapur, lantai teras,
lantai kamar mandi/WC, dan lantai tangga menggunakan lantai artifisial. Lantai artifisial adalah lantai
yang di hamparkan PC kemudian kita taburi batu – batuan alam atau batu bronjol dengan itu kita tidak
perlu menambang batu alam. Karena ini merupakan konsep ramah lingkungan. Pada lantai tamu,
lantai keluarga dan kamar tidur kami masih menggunakan keramik yang ramah lingkungan.
3. Dinding
Pembuatan dinding menggunakan pasangan batu bata, tidak lupa mengunakan
campuran trasram/ kedap air dari lapisan pertama sampai kurang lebih 20 cm. Untuk menghindari air
yang meresap ke dinding yang mengakibatkan tumbuhnya benih mikroba dan spora karena terlalu
lembab yang kemudian terjadi kerusakan pada dinding yang tidak tahan lama terhadap air. Untuk
mengurangi terjadi hampa udara dan cahaya pembutan ventilasi pada bangunan kami optimalkan
dalam konsep green building. Pewarnaan tembok menggunakan cat tembok yang menggunakan
bahan alami.
4. Plafond dan Atap
Agar terlihat rapi pada tampilan di dalam rumah bangunan pada bagian atas kami pasang
plafond eternit yang menempel pada kayu, konstruksi di atasnya yaitu kerangka atap yang terbuat
dari glugu / kayu dari pohon kelapa yang sudah tua, tidak diproduksi lagi sarinya dan sudah tidak
menghasilkan buah yang berkualitas, demi ramah lingkungan. Untuk ketahanan kerangka dicat
minyak agar tidak mudah rusak. Atap pada konsep green building menggunakan genteng beton tropis
yang setelah pemasangan kemudian dicat agar sejuk pada bagian plafond dan ruangan.
5. Drainase

Drainase merupakan hal sangat penting dalam suatu bangunan tanpa drainase hidup kita
tidak sehat. Pada buku plambing sistem pembuangan kotoran dan air bekas harus dipisahkan, hal ini
disebabkan karena faktor kebersihan dan biaya pembersihan karena apabila kedua sistem ini
dicampur maka septictank akan cepat penuh dan tidak baik bagi lingkungan atau terjadi pencemaran.
Berikut ini denah resapan septictank:

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui tiga
kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana pencuci hama
yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak menyebabkan
pencemaran. Bila septictank penuh maka kita alirkan keselokan, namun sebelum menuju ke selokan
kita filterisasi / sumur resapan dan lubang biopori sesuai kebutuhan pada lahan dibelakang rumah
setelah bakteri pada alat filterisasi tersaring maka air yang terbuang pada selokan akan ramah
lingkungan. Aliran air hujan diserapkan dalam lahan yang tersedia untuk menghindari terjadinya banjir
pada selokan dan membuat lahan disekitar rumah menjadi subur oleh air hujan juga menghindari
aliran air hujan yang mengalir langsung keselokan karena mempercepat terjadinya banjir.
6. Penghijauan rumah
Untuk menampilkan green pada perencanaan konsep green building maka lahan depan rumah
maupun belakang rumah. kami tanam tanaman besar seperti pohon cemara dan pohon yang berbuah
agar mempunyai dua keuntungan bagi penghuni rumah. Dari segi penghijauan dan hasil buah yang
bisa dimakan oleh penghuninya, di dalam sudut tiap ruangan ada tanaman kecil yang bertujuan
mengurangi polusi gas karbondioksida dan mengkondisikan udara yang segar pada hunian tanpa
penggunaan AC.

Anda mungkin juga menyukai