Makalah Gigantisme PDF
Makalah Gigantisme PDF
“GIGANTISME”
OLEH :
KELOMPOK 4
TIARA LINALTI
SANDRA MERZA
1
NIA RAHMANANDA PUTRI
SUZIA REVIANI
FANNY NOVRIWINDA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Gigantisme pada Anak”.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan dan sempurnanya makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.
2
Padang, Maret 2016
Kelompok
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
ada 100 kasus yang dilaporkan hingga saat ini. Gigantisme biasa terjadi di Negara barat
karena di Negara barat gigantisme bisa terdiagnosis secara dini, sedangkan di Afrika,
Amerika Selatan dan Asia jarang terdiagnosis secara dini. (Herder, 2008).
Pada orang dewasa, kelebihan growth hormone pada pria dan wanita adalah
sama. (Shim,2004). Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi
Growth Hormone (GH) yang berlebihan. Gigantisme terjadi sebelum proses penutupan
epifisis.
1.3 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
6
Setelah perkuliahan diharapkan mahasiswa mengetahui mengenai konsep
asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pada hipofisis.
1.2.2 Tujuan Khusus
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit
kepala atau gangguan penglihatan.
Kelenjar hipofisis manusia dewasa terdiri dari lobus posterior atau
neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan lobus anterior atau adenohipofisis
yang berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis. Berikut dibahas dua
bagian kelenjar hipofisis tersebut.
Hipofisis anterior terdiri dari pars anterior (pars distalis) dan pars intermedia
dipisahkan oleh suatu celah, sisa kantong embrional. Juluran dari pars anterior yaitu
pars tuberalis meluas keatas sepanjang permukaan anterior dan lateral tangkai
hypofisis. Pada manusia pars Intermedia menyatu dengan pars anterior. Berikut ini
adalah hormone yang dihasilkan di kelanjar hipofisis anterior:
a) Hormon Pertumbuhan (GH)
Meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan cara mempengaruhi
pembentukan protein, pembelahan sel, dan deferensiasi sel.
b) Adrenokortikotropin (Kortikotropin)
Mengatur sekresi beberapa hormon adrenokortikal, yang selanjutnya akan
mempengaruhi metabolism glukosa, protein dan lemak.
c) Hormon perangsang Tiroid (Tirotropin)
Mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid, dan
selanjutnya mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia diseluruh tubuh.
d) Prolaktin
Meningkatkan pertunbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu.
e) Hormon Perangsang Folikel dan Hormon Lutein
Mengatur pertumbuhan gonad sesuai dengan aktivitas reproduksinya.
9
Hipofisis posterior divaskularisasi oleh Arteri carotis interna bercabang arteri
Hypophysialis superior dan inferior. Vena bermuara kedalam sinus intercavernosus.
Hipofisis posterior terdiri dari 2 macam struktur yaitu Pars nervosa : infundibular
processus dan Infundibulum : neural stalk (merupakan tangkai yang menghubungkan
neurohypophyse dengan hypotalamus). Hormon yang dihasilkan oleh hipofisis
posterior adalah sebagai berikut:
a) Hormon Antideuretik (vasopresin)
Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini akan
membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh
b) Oksitosis.
Membantu menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke putting susu selama
pengisapan dan mungkin membantu melahirkan bayi pada saat akhir masa
kehamilan.
3. Pars Intermedia
Pars intermedia daerah kecil diantara hipofisis anterior dan posterior yang
relative avaskular, yang pada manusia hampir tidak ada sedangkan pada bebrapa jenis
binatang rendah ukurannya jauh lebih besar dan lebih berfungsi.
Pembuluh darah yang menghubungkan hipotalamus dengan sel- sel kelenjar
hipofisis anterior. Pembuluh darah ini berkhir sebagai kapiler pada kedua ujungnya dan
disebut system portal hipotalamus – hipofisis.
System portal merupakan saluran vascular yang penting karena memungkinkan
pergerakan hormone pelepasan dari hypothalamus ke kelenjar hipofisis sehingga
memungkinkan hypothalamus mengatur fungsi hipofisis. Rangsangan yang berasal dari
neuron dalam nucleus hypothalamus yang menyintesis dan menyekresi protein densgan
berat molekul yang rendah. Protein atau neuro hormone ini dikenal sebagai hormone
pelepas dan penghambat.
Hormon –hormon ini dilepaskan kedalam pembuluh darah system portal dan
akhirnya mencapai sel – sel dalam kelenjar hipofisis. Dalam rangkaian kejadian
tersebut hormon- hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis diangkt bersama
10
darah dan merangsang kelenjar-kelenjar lain menyebabkan pelepasan hormon –
hormon kelenjar sasaran. Akhirnya hormon – hormon kelenjar sasaran bekerja pada
hipothalamus dan sel – sel hipofisis yang memodifikasi sekresi hormone.
11
nmol/hari), sebaliknya orang dewasa mudah mengsekresikan 700 µg/d (32,5
nmol/hari).
Pada orang dewasa konsetrasi GH pada pagi hari dalam keadaan puasa kurang
dari 2 ng/ml (93 pmol/L). tidak terdapat perbedaan nyata antara kedua jenis kelamin.
Kadar IGF-1 ditentukan dengan cara radio receptor assay maupun dengan cara
radio immunoassay. Penentuan kadar mediator kerja GH ini menghasilkan penilaian
aktifitas biologis GH lebih akurat. (Greenspan & Baxter, 2000)
Sekresi GH diperantarai oleh 2 hormon hipotalamus : growt hormone –
releasing hormone (GHRH) dan somatostatin (Growt hormone-inhibiting hormone).
Pengaruh hipotalamus ini diatur dengan ketat melalui integrasi sistem saraf,
metabolism dan factor hormonal. Karena baik GRH maupun somatostatin tidak dapat
diperiksa secara langsung, hasil akhir setiap factor terhadap sekresi GH harus dianggap
merupakan jumlah efeknya pada hormone hipotalamus ini.
Pada makalah ini, kelompok membahas tentang GH yang disekresikan berlebih
oleh kelenjar hipofisis. Berikut adalah factor-faktor yang menyebabkan sekresi GH
berlebih.
2.5 Etiologi
Penyebab gigantisme dapat digolongan, sbb:
12
Sekresi hGh yang berlebihan yang membuat seluruh bagian tubuh berubah
sehingga menyebabkan akromegali. Jika sekresi yang berlebihan ini terjadi
sebelum masa pubertas, penderita mengalami gigantisme.
3. Gigantisme yang disebabkan oleh tumor ektopik (paru, pankreas, dll) yang
mensekresi GH atay GHRH.
4. Kemungkinan juga ada pengaruh genetik (keturunan)
2.6 Patofisiologi
13
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini
diakibatkan oleh tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan.
14
kaki dan tangan sangat menebal. Tangan tidak saja menjadi lebih besar, tetapi
bentuknya akan makin menyerupai persegi empat (seperti sekop) dengan jari-jari
tangan lebih bulat dan tumpul. Penderita mungkin membutuhkan ukuran sarung tangan
yang lebih besar. Kaki juga menjadi lebih besar dan lebih lebar, dan penderita
menceritakan mereka harus mengubah ukuran sepatunya. Pembesaran ini biasanya
disebabkan oleh pertumbuhan dan penebalan tulang dan peningkatan pertumbuhan
jaringan lunak. Sering terjadi gangguan saraf perifer akibat penekanan saraf oleh
jaringan yang menebal. Dan karena hormone pertumbuhan mempengaruhi metabolisme
beberapa zat penting tubuh, penderita sering mengalami problem metabolisme
termasuk diabetes mellitus.
Selain itu, perubahan bentuk raut wajah dapat membantu diagnosis pada
inspeksi. Raut wajah menajdi makin kasar, sinus paranasalis dan sinus frontalis
membesar. Bagian frontal menonjol, tonjolan supraorbital menjadi semakin nyata, dan
terjadi deformitas mandibula disertai timbulnya prognatisme (rahang yang menjorok ke
depan) dan gigi-geligi tidak dapat menggigit. Pembesaran mandibula menyebabkan
gigi-gigi renggang. Lidah juga membesar, sehingga penderita sulit berbicara. Suara
menjadi lebih dalam akibat penebalan pita suara.
15
Pasien dengan akromegali memiliki kadar basal GH dan IGF-1 yang tinggi dan
juga dapat diuji dengan pemberian glukosa oral. Pada subjek yang normal, induksi
hiperglikemia dengan glukosa akan menekan kadar GH. Sebaliknya, pada pasien,
akromegali atau gigantisme kadar GH gagal ditekan. CT scan dan MRI pada sela
tursika memperlihatkan mikroadonema hipofisis, serta makroadonema yang meluas ke
luar sel mencakup juga sisterna di atas sela, dan daerah sekitar sela, atau sinus
sphenoid.
16
2. Hidung lebar, lidah membesar dan wajah kasar
2.8 WOC
Terlampir
17
2.10 Penatalaksanaan
1. Operasi
2. Terapi medikasi
Terapi medis sering digunakan jika pembedahan tidak berhasil dengan baik.
Tiga kelompok obat yang digunakan untuk pengobatan gigantisme :
18
panjang dalam pengobatan pasien dengan akromegali gigantisme yang tidak
disebabkan tumor hipofisis.
3. Radioterapi
19
4. Menangani gejala gigantisme
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama pasien dengan gigantisme adalah pertumbuhan organ tubuh yang
berlebih serta postur tubuh yang tinggi.
Berisi tentang kapan terjadinya gigantisme, apa yang dirasakan klien dan apa saja
yang sudah dilakukan untuk mengatasi sakitnya.
Adanya riwayat tumor hipofisis atau penyakit lain yang berkaitan dengan
gigantisme.
20
Ada anggota keluarga pasien yang mengalami gigantisme.
6. Riwayat Psikososial
Berhubungan dengan perasaan dan emosi yang di alami pasien mengena.i sakitnya
dan tanggapan keluarga tentang penyakitnya
7. Pemeriksaan Fisik
B1 ( Sistem pernafasan)
B2 ( sistem kardiovaskuler)
Nadi menurun ( N=60-100x/menit), hipertensi, hipertrofi jantung,
B3 ( sistem persyarafan)
Sakit kepala, gangguan penglihatan
B4 ( Sistem perkemihan)
B5 ( Sistem Pencernaan)
Anorexia, disfagia
B6 ( Sistem Muskuloskeletal)
Lemah, lipatan kulit kasar, kulit tebal, turgor jelek
1. Pemeriksaan Diagnostik
4. Pemeriksaan kadar GH
21
ada intensitas dan penyebab.
- perubahan - Kaji ketidaknyamanan secara
frekuensi non verbal, terutama untuk
pernafasan pasien yang tidk bisa
mengokomunikasikan secara
Tingkat efektif.
- Pastikan pasien mendapatkan
kenyamanan
perawatan yang analgesik
Indikator : - Tentukan dampak nyeri
- Melaporkan terhadap kehidupan sehari
perkembangan hari (tidur, nafsu makan,
fisik aktivitas kesadaran, mood,)
- Mengekspresikan - Menyediakan informasi
perasaan dengan tentang nyeri, contohnya
hubungan sosial penyebab nyeri, bagaimana
- Mengekspresikan
kejadiannya, mengantisipasi
kepuasaan dengan
ketidaknyamanan terhadap
kontrol nyeri
prosedur.
Kontrol nyeri
Pemberian analgesik
Indikator :
Aktivitas :
- Menilai faktor
- Periksa order atau pesanan
penyebab
- Recognize medis untuk obat, dosis dan
lamanya nyeri frekuensi yang di tentukan
- Penggunaan analgesik.
mengurangi nyeri - Cek riwayat alergi obat
- Tentukan jenis analgesik yang
dengan non
digunakan (narkotik, non
analgesik
- Penggunaan narkotik, atau NSAID)
analgesik yang berdasarkan tipe dan tingkat
tepat nyeri.
- Laporkan tanda / - Monitor TTV sebelum atau
gejala nyeri pada sesudah pemberian obat
22
tenaga kesehatan nerkotik dengan dosis
profesional pertama atau jika ada catatan
luar biasa.
- Cek pemberian analgesik
selama 24 jam untuk
mencegah terjadinya punvak
nyeri tanpa rasa sakit,
terutama dengan nyeri yang
menjengkelkan.
2 Gangguan Citra Mau menerima Peningkatan Body Image
Tubuh penampilannya
Aktivitas:
Percaya diri
- Diskusikan dengan klien tentang
perubahan dirinya
- Bantu klien dalam memutuskan
tingkat actual perubahan dalam
tubuh atau level fungsi tubuh
- monitor frekuensi pernyataan klien
· - berikan dukungan dan suport
mental serta spiritual.
· - Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan sacara mental
dan spiritual
23
gizi untuk Memenuhi kebutuhan
Asupan nutrisi ketika berkolaborasi
makanan dengan ahli makanan jika
dan cairan diperlukan
- Memastikan bahwa makanan
Energy
berupa makanan yang tinggi
Indeks
serat untuk mencegah
massa
konstipasi
tubuh
Bantuan penambahan berat
Berat
badan
badan
Aktivitas :
Biochemic
- Menimbang berat badan
al measure pasien pada jarak waktu
Status nutrisi : tertentu jika diperlukan
intake makanan - Melakukan pengobatan untuk
dan cairan mengurangi mual dan nyeri
Indikator : sebelum makan jika
Intake diperlukan
disaluran - Anjurkanmeningkatkan intake
makanan kalori
Intake
cairan
Pengontrolan berat
badan
Indikator :
Mempertah
ankan
intake
kalori
optimal
24
harian
Memilih
nutrisi
makanan
dan snack
Mempertah
ankan pola
makan
yang
dianjurkan
Melakukan
pengobatan
ketidaksei
mbangan
elektrolit
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
26
WOC
27
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A. (2010). Askep Endokrin- Gigantisme dan Akromegali. Diakses pada tanggal 19
April 2014. Diambil dari http://abdulaziz-fkp10.web.unair.ac.id/artikel_detail-79687-
askep%20endokrin-Gigantisme%20dan%20Akromegali.html
Guyton dan Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC. 2008
Price, Sylviana Anderson dan Wilson , Lorraine McCarty. Patofisiologi Konsep Klinis Prose-
Proses Penyakit edisi 6 Vol.2. Jakarta : EGC. 2005
28