Anda di halaman 1dari 6

DEMOKRASI EKONOMI DAN EKONOMI RAKYAT

a. Demokrasi Ekonomi
Terdapat paling sedikit dua prasyarat yang sangat penting sebagai
hakikat demokrasi ekonomi. Pertama adalah tujuannya yaitu kemakmuran
seluruh rakyat. Kedua adalah perlunya keterlibatan dan partisipasi rakyat
banyak baik dalam proses produksi maupun dalam menikmati hasil-
hasilnya.
Kedua prasyarat pokok tersebut kemudian menentukan sifat dari
alokasi sumber daya. Sifat pertama adalah adanya suatu mekanisme untuk
mempertinggi kemakmuran. Kedua adalah adanya suatu mekanisme agar
penguasaan faktor produksi lebih tersebar pada sebagian besar rakyat.
Dua hal inilah yang menentukan drajat pendemokrasian suatu
ekonomi. Bertolak dari negara-negara lain manakala penguasaan faktor
produksi lebih terkonsentrasi pada sejumlah kecil kelompok, maka dalam
kebanyakan kasus proses pemerataan kemakmuran berlangsung agak
lambat. Karena itu sesungguhnya pemerataan kemakmuran lebih di
tentukan oleh penguasaan faktor produksi. ( Dawam, 2014:173 )
Pelaksanaan Demokrasi Ekonomi
Demokrasi Pancasila pada hakekatnya adalah demokrasi sosial, yang
mencangkup baik demokrasi politik dan demokrasi ekonomi.
Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang berorientasi pada
Ketuhanan Yang Maha Esa yang berlakunya etik dan moral agama, bukan
materialisme; kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu tidak mengenal
pemerasan manusia oleh manusia; persatuan, yaitu kekeluargaan,
kebersamaan, nasionalisme, dan patriotisme ekonomi; kerakyatan, yaitu
mengutamakan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak ; demokrasi
ekonomi; serta keadilan sosial, yaitu persamaan, kemakmuran masyarakat
yang utama, bukan kemakmuran orang seorang.
Didalam demokrasi ekonomi terkandung tugas restrukturisasi
ekonomi secara komprehensif, yaitu restrukturisasi alokatif sumber-
sumber daya pembangunan, dan restrukturisasi kultural, yaitu
restrukturisasi pola pikir melalui proses-proses unlearning, enkulturasi dan
intemalisasi budaya demokrasi pancasila. (Pandji Anoraga, 2007:199)
Berikut ini ciri-ciri positif Demokrasi Ekonomi.
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
4) Sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan
permufakatan lembaga perwakilan rakyat, dan pengawasan
terhadap kebijaksanaan ada pada lembaga perwakilan rakyat pula.
5) Perekonomian daerah dikembangkan secara serasi dan seimbang
antar daerah dalam satu kesatuan perekonomian nasional, dengan
mendayagunakan potensi dan peran serta daerah secara optimal
dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional.
6) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang
dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
7) Hak milik perseorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
8) Potensi inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan
sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikann kepentingan
umum.

Namun demikian, terdapat pula ciri-ciri negatif demokrasi ekonomi yang


harus dihindari, sebagai berikut.
1) Sistem free fight liberalism, yang berujung pada eksploitasi
terhadap manusia dan bangsa lain.dalam sejarah sistem seperti ini
melemahkan struktur ekonomi nasional dan posisi Indonesia dalam
ekonomi dunia.
2) Sistem etatisme, dalam arti bahwa negara beserta aparatur ekonomi
negara bersifat dominan, mendesak, dan mematikan potensi serta
daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
3) Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada
satu kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni
yang merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita
keadilan sosial.
Jelaslah bahwa didalam demokrasi ekonomi, tujuannya adalah
kemakmuran rakyat secara keseluruhan, dimana rakyat mempunyai hak
untuk memiliki peluang ekonomi yang sama untuk terlibat lansung di
dalam proses produksi maupun dalam menikmati hasil-hasilnya. Dalam
demokrasi ekonomi penguasaan faktor produksi yang adil dan merata
sangat penting. Mekanisme alokasi fakor produksi itu dilakukan dengan
menggunakan kekuatan pasar yang dikelola oleh negara.

b. Ekonomi Rakyat
Antara demokrasi ekonomi dan ekonomi rakyat merupakan dua
konsep yang menyatu. Salah satu prasyarat pokok dari demokrasi
ekonomi adalah keterlibatan rakyat banyak. Ekonomi yang melibatkan
rakyat banyak adalah ekonomi rakyat. Karena itu operasional demokrasi
ekonomi pada dasarnya merupakan upaya mewujudkan ekonomi rakyat.

SISTEM EKONOMI CAMPURAN


Sistem ekonomi campuran adalah sitem yang mengandung beberapa
elemen dari sitem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Seperti telah
dikatakan sebelumnya, bahwa sekarang ini tidak ada negara yang menerapkan
sistem ekonomi sosialis atau kapitalis 100%, terkecuali di Korea utara. Sitem ini
merupakan “campuran” antara kedua ekstrem sistem ekonomi tersebut, dengan
berbagai variasi kadar dominasinya (Tambunan, 2006). Sanusi (2000)
menjelaskan sistem ekonomi campuran sebagai berikut. “Dalam sistem ekonomi
campuran dimana kekuasaan dan sera kebebasan berjalan secara bersamaan
walau dalam kadar yang berbeda-beda. Ada sistem ekonomi campuran yang
mendekati sistem kapitalis/liberalis karena kadar kebebasan yang relatif besar
atau persentase dari sistem kapitalismenya saangat besar. Ada pula sistem
ekonomi campuran yang mendekati sistem ekonomi sosialis dimana peran
kekuasaan pemerintah relatif besar terutama dalam menjalankan berbagai
kebijakan ekonomi, moneter/fisikal, dan lain-lain......Di dalam sistem ekonomi
campuran, adanya campur tangan pemerintah terutama untuk mengendalikan
kehidupan/pertumbuhan ekonomi.

SITEM EKONOMI INDONESIA


Sistem ekonomi apa yang diterapkan Indonesia, kapitalisme, sosialisme,
atau gabungan dari kedua sistem tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini,
Dumairy (1996) menegaskan sebagai berikut. “Ditinjau berdasarkan sistem
pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, tak terdapat alasan
untuk menyatakan bahwa sistem ekonomi adalah kapitalis. Sama halnya, tak pula
argumentasi untuk mengatakan bahwa kita menganut sistem ekonomi sosialis.
Indonesia menngakui pemilikan individual atas faktor-faktor produksi, kecuali
untuk sumber daya sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak,
dikuasai oleh negara. Hal ini diatur dengan tegas oleh Pasal 33 UUD 1945. Jadi
secara konstitutional, sitem ekonomi indonesia bukan kaptalisme dan bukan pula
sosialisme.” (halaman 33).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka jelas bahwa untuk memahami sistem
ekonomi apa yang diterapkan di Indonesia paling tidak secara konstitutional
(mungkin dalam praktik sehari-harinya sangat berbeda) dan perlu dipahami
terlebih dahulu ideologi apa yang dianut oleh Indonesia. Dengan kata lain
kehidupan perekonomian atau sistem ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari
prinsip-prinsip dasar dari pembentukan Republik Indonesia yang tercantum dalam
Pancasila dan UUD 1945. Seperti yang telah dijelaskan oleh Sanusi (2000)
sebagai berikut. Sistem ekonomi Indonesia yang termasuk sistem ekonomi
campuran itu disesuailan terutama dengan UUD 1945 sebelum diamandemen
tahun 2000 yaitu sitem ekonomi Pancasila.......dan ekonomi dengan
menitikberatkan pada koperasi terutama pada masa orde lama sebelum tahun
1996 dan hingga kini masih berkembang......Dalam pemerintahan Indonesia Baru
(1999) setelah berjalannya masa reformasi muncul pula istilah ekonomi
kerakyatan. Tetapi ini pun belum banyak dikenal.......karena hingga kini masih
banyak dikenal masyarakat adalah sistem ekonomi campuran....yaitu sistem
ekonomi Pancasila, disamping ekonomi yang menitikberatkan kepada peran
koperasi dalam perekonomian Indonesia (halaman 55).
Dari uraian diatas, maka dapat ditarik benang merah bahwa ada tigga asas
penting yang mendasari Pancasila dan UUD 1945 (sebelum diamandemen pada
tahun 2000) yang membentuk sitem ekonomi Indonesia, yaitu kemanusiaan,
persaudaraan, dan gotong royong. Penekanan dari tiga asas tersebut adalah pada
kehidupan individu dan masyarakat dalam keseimbangan dan keselarasan yang
diatur dalam TAP MPR No. II/MPR/1978 sebagai berikut. Pancasila yang bulat
dan utuh itu memberi keyakinan pada rakyat dan bangsa Indonesia bahwa
kebahagiaan hidup akan tercapai apabila didasarkan atas keselarasan dan
keseimbangan baik dalam hidup sebagai pribadi, baik dalam hubungan manusia
dengan masyarakat , dalam hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan
bangsa dengan bangsa lain, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya,
maupun dalam mengejar kemajuan lahiriyah dan kebahagiaan rohaniah.
(Sanusi,2000:58).
Sebagai kesimpulannya, perbedaan antara sitem ekonomi kapitalisme atau
sistem ekonomi sosialisme dengan sitem ekonomi yang dianut oleh Indonesia
adalah pada kedua makna yang terkandung dalam keadilan sosial yang merupakan
sila ke-lima Pancasila, yaitu prinsip pembagian pendapatan yang adil disertai
dengan pertumbuhan ekonomi dan prinsip demokrasi ekonomi. Kedua prinsip ini
sebenernya merupakan pencerminan sistem ekonomi Pancasila, yang jelas-jelas
menentang sitem individualisme liberal atau free fight liberalism (sistem ekonomi
kapitalisme ekstrem), dan sistem ekonomi komando sistem ekonomi sosialisme
ekstrem (Tambunan 2006).

Anda mungkin juga menyukai