Anda di halaman 1dari 42

TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN II

PERTEMUAN KE 11

KLIPPING JENIS-JENIS OBAT

DISUSUN OLEH :

DOSEN : Ns.Ernalinda Rosya,S.Kep.,M.Kep.

NAMA MAHASISWA :

Kiky Rizkillah (20180303057)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

1
JAKARTA

2019

2
Antibiotik

Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah
infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri
berkembang biak di dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi
infeksi akibat virus, seperti flu. Pada dasarnya, infeksi bakteri yang tergolong ringan
dapat pulih dengan sendirinya, sehingga pemberian antibiotik dirasa tidak perlu.
Namun, ketika infeksi bakteri yang diderita tidak kunjung membaik, dokter dapat
meresepkan antibiotik. Selain keparahan kondisi, terdapat juga beberapa pertimbangan
lain sebelum akhirnya pasien diberikan antibiotik, yakni: Infeksi yang diderita adalah
infeksi menular,terasa mengganggu dan diduga membutuhkan waktu lama untuk
sembuh dengan sendirinya,terdapat risiko tinggi menyebabkan komplikasi.

Penggunaan antibiotik harus dengan anjuran dokter. Dokter akan menyesuaikan


dosis dengan kondisi pasien, memberitahukan hal-hal yang harus diperhatikan
sebelum dan saat menggunakan obat, serta efek samping yang dapat terjadi atas
penggunaan antibiotik.Hindari penggunaan antibiotik tanpa anjuran dokter, terutama
bagi: Ibu hamil dan menyusui,tengah dalam pengobatan lain,memiliki riwayat alergi
antibiotik.Antibiotik juga dapat diberikan sebagai langkah pencegahan infeksi bakteri
atau dalam dunia medis dikenal sebagai profilaksis. Orang-orang yang diberikan
antibiotik untuk profilaksis adalah orang yang memiliki risiko tinggi mengalami
infeksi bakteri, seperti ketika orang tersebut menjalani operasi glaukoma atau operasi
penggantian sendi.

1
1. Ciprofloxacin

Ciprofloxacin adalah antibiotik yang digunakan untuk menangani berbagai jenis


infeksi akibat bakteri, misalnya infeksi saluran kemih, infeksi pada saluran
pencernaan, infeksi pada mata, dan infeksi menular seksual. Jenis obat ini bekerja
dengan cara membunuh atau mencegah perkembangan bakteri yang menjadi
penyebab infeksi. Karena ditujukan untuk infeksi bakteri, maka ciprofloxacin tidak
akan efektif untuk mengobati infeksi virus, seperti flu atau pilek.

Merek dagang: Baquinor Eye Drops, Baquinor Forte, Bestypro, Ciprofloxacin,


Cifloxan, Pharpros, Cylowam 500, Lapilfox, Ciprec 500, Coroflox, Floksid, Wiaflox
dan Phaproxin.

Tentang Ciprofloxacin

Golongan Antibiotik kuinolon (quinolone)

Kategori Obat resep

2
Manfaat Mengatasi infeksi akibat bakteri

Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori C: Studi terhadap binatang percobaan


memperlihatkan adanya efek samping pada janin, namun
Kategori kehamilan
belum ada studi terkontrol terhadap wanita hamil. Obat hanya
dan menyusui
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan
melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Tablet, sirop, obat oles, obat tetes mata, obat tetes telinga,
Bentuk obat
infus

Peringatan:

 Perlu berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, tendonitis, penyakit jantung,


aritmia, myasthenia gravis, defisiensi glukosa-6-fosfat
dehidrogenase (G6PD), serta epilepsi atau gangguan lainnya yang dapat
menyebabkan kejang-kejang.
 Waspada dalam menggunakan obat ini bagi penderita sinusitis bakterial akut
(ABS), bronkitis bakterial kronis eksaserbasi akut (ABECB), dan infeksi
kandung kemih tanpa komplikasi. Gunakan ciprofloxacin atau antibiotik
golongan fluoroquinolone lainnya hanya apabila tidak ada pilihan terapi lain.
 Penting untuk meminum obat ini sampai habis sesuai dosis yang dianjurkan
dokter agar bakteri penyebab infeksi musnah seluruhnya serta mencegah
kambuhnya infeksi.
 Susu, jeruk, obat antasida, dan suplemen yang mengandung zat besi atau zinc
dapat menghambat kinerja obat ini.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.

Dosis Ciprofloxacin

3
Dosis ciprofloxacin berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum
penggunaan ciprofloxacin untuk beberapa kondisi:

Infeksi saluran kemih

 Akut dan tidak terkomplikasi: 250 mg/12 jam, dengan durasi 3 hari
 Ringan/sedang: 250 mg/12 jam dengan durasi 1-2 minggu
 Parah/terkomplikasi: 500 mg/12 jam, dengan durasi 1-2 minggu

Prostatitis kronis akibat bakteri

 Ringan/sedang: 500 mg/12 jam, dengan durasi 4 minggu

Infeksi saluran pernapasan bawah

 Ringan/sedang: 500 mg/12 jam, dengan durasi 1-2 minggu


 Parah/terkomplikasi: 750 mg/12 jam, dengan durasi 1-2 minggu

Sinusitis akut

 Ringan/sedang: 500 mg/12 jam, dengan durasi 10 hari

Infeksi kulit

 Ringan/sedang: 500 mg/12 jam, dengan durasi 1-2 minggu


 Parah/terkomplikasi: 750 mg/12 jam, dengan durasi 1-2 minggu

Infeksi tulang dan sendi

 Ringan/sedang: 500 mg/12 jam, dengan durasi 4-6 minggu


 Parah/terkomplikasi: 750 mg/12 jam, dengan durasi 4-6 minggu

Infeksi pada sistem pencernaan

4
 Terkomplikasi: 500 mg/12 jam, dengan durasi 1-2 minggu

Tifus

 Ringan/sedang: 500 mg/12 jam, dengan durasi 10 hari

Infeksi bakteri gonokokus

 Tanpa komplikasi: 250 mg (hanya diminum sekali)

Anthrax

 Dosis: 500 mg/12 jam, dengan durasi 2 bulan

Khusus untuk infeksi anthrax, dokter akan menganjurkan penggunaan obat ini
sesegera mungkin setelah penderita mengalami pajanan bakteri

Menggunakan Ciprofloxacin dengan Benar

Ciprofloxacin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.

Jangan lupa untuk meminum banyak cairan, terutama air putih, selama mengonsumsi
obat ini. Air putih dapat membantu menurunkan risiko munculnya efek samping

Jangan mengonsumsi produk susu serta produk yang mengandung kafein (seperti kopi
atau cokelat) bersamaan dengan ciprofloxacin. Konsumsi antasida atau suplemen
vitamin yang mengandung zat besi atau zinc juga perlu dihindari selama setidaknya
dua jam sebelum atau 4-6 jam sesudah meminum antibiotik ini agar tidak mengurangi
keefektifannya.

Gunakan ciprofloxacin segera untuk menggantikan jadwal penggunaan yang terlewat


apabila jeda dengan jadwal berikutnya tidak terlalu dekat. Namun, jika jedanya sudah
dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang sudah
terlewatkan tersebut.

Interaksi Obat

5
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika menggunakan
ciprofloxacin bersamaan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:

 Meningkatkan potensi efek samping yang fatal seperti efek hipotensi dan
sedasi apabila digunakan bersamaan dengan tizanidine. Pemakaian tizanidine
merupakan kontraindikasi dalam penggunaan ciprofloxacine. Dengan kata lain,
kedua obat ini tidak boleh digunakan bersamaan.
 Meningkatkan kadar obat clozapine, ropinirole, atau teofilin di dalam darah,
bila digunakan bersamaan.
 Probenecid dapat meningkatkan kadar ciprofloxacin di dalam darah.
 Meningkatkan efek dari obat-obatan pengencer darah (misalnya warfarin)
dan glibenclamide.
 Meningkatkan toksisitas dari methotrexate.
 Mempengaruhi kadar phenytoin dalam darah.
 Penyerapan ciprofloxacin akan berkurang apabila digunakan bersamaan
dengan suplemen multivitamin oral dan mineral seperti zat besi, zinc dan
kalsium, serta antasida dengan kandungan zat aluminium, kalsium atau
magnesium.
 Dapat menyebabkan gangguan pada jantung, jika digunakan bersamaan
dengan obat antiartimia golongan 1A (misalnya quinidine dan procainamide),
obat antiartimia golongan III (misalnya amiodarone dan sotalol), obat-obatan
antidepresan trisiklik (TCA), antipsikotik, dan antibiotik makrolid.
 Risiko terjadinya kelainan berat pada tendon apabila digunakan bersamaan
dengan obat kortikosteroid.
 Memicu terjadinya perangsangan pada sistem saraf pusat apabila digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi non steroid (NSAIDs).

Kenali Efek Samping dan Bahaya Ciprofloxacin

Beberapa efek samping yang bisa saja terjadi dalam penggunaan antibiotik ini adalah:

 Diare.
 Mual-mual.
 Sakit kepala.
 Sering buang gas.

6
Dalam kondisi tertentu, ciprofloxacin dapat menyebabkan efek samping serius, seperti
kelumpuhan pada tendon, sendi, otot, dan saraf.

Disarankan untuk segera menghubungi dokter apabila terjadi hal-hal berikut setelah
menggunakan ciprofloxacin:

 Rasa nyeri atau pembengkakan pada otot dan sendi.


 Reaksi alergi, seperti ruam, pembengkakan di sekitar wajah dan mulut, atau
kesulitan bernapas.

2. Amoxicillin

Amoxicillin adalah salah satu jenis antibiotik golongan penisilin yang digunakan
untuk mengatasi infeksi berbagai jenis bakteri, seperti infeksi pada saluran
pernapasan, saluran kemih, dan telinga. Amoxicillin hanya berfungsi untuk mengobati
infeksi bakteri dan tidak bisa mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus, misalnya
flu. Obat ini membunuh bakteri dengan cara menghambat pembentukan dinding sel
bakteri.

Merek dagang: Amoxsan, Arcamox, Kalmoxillin, Laprimox, Mokbios, Opimox,


Pehamoxil, Solpenox, Widecillin.

Tentang Amoxicillin

Golongan penisilin

7
Kategori Obat resep

Mengatasi infeksi akibat bakteri, terutama pada gigi,


saluran kemih, telinga, hidung, tenggorokan, saluran
Manfaat
pernapasan, saluran pencernaan, dan kelamin (misalnya
gonore).

Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak

Bentuk Kapsul, tablet, sirup, sirup kering, suntik

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak


Kategori kehamilan memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Peringatan:

 Berhati-hatilah jika Anda alergi terhadap obat, seperti penisilin atau bahan
tertentu.
 Jika Anda akan menjalani vaksinasi apa pun, pastikan memberi tahu dokter
bahwa Anda sedang mengonsumsi amoxicillin karena obat ini dapat
menghambat kerja vaksin, terutama vaksin tifoid.
 Jika Anda sedang mengonsumsi pil kontrasepsi dan mengalami
muntah-muntah akibat amoxicillin, gunakan alat pengaman tambahan seperti
kondom.
 Kosultasikan pada dokter jika menderita gangguan ginjal atau dicurigai
menderita demam kelenjar (glandular fever).
 Beri tahu dokter jika mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen atau herba.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Amoxicillin

Berikut ini adalah dosis penggunaan amoxicillin yang telah disesuaikan dengan
sejumlah kondisi:

8
Kondisi Dosis

Dewasa: 3 gram, diulang sesudah 8


Abses gigi
jam

Dewasa : 3 gram diulang setelah


Infeksi saluran kemih
10-12 jam

Infeksi saluran pernapasan parah atau


Dewasa: 3 gram
berulang

Infeksi H. pylori Dewasa: 750 atau 1000 mg

Infeksi gonore Dewasa: 3 gram

Aktinomikosis, infeksi saluran empedu, Dewasa: 250-500 mg setiap 8 jam


bronkitis, endokarditis, gastroenteritis, atau 500-875 mg setiap 12 jamAnak:
infeksi mulut, otitis media, pneumonia, di bawah 40 kg: 40-90 mg/kg berat
gangguan limpa, demam tifoid dan paratifoid, badan setiap hari, dibagi dalam 2-3
infeksi saluran kemih dosis. Masimal: 3 gram/hari

Faringitis dan tonsilitis Dewasa: 775 mg untuk 10 hari

Pasien hemodialisis (cuci darah) 250-500 mg setiap 24 jam

Menggunakan Amoxicillin dengan Benar

Bacalah petunjuk pada bungkus obat dan ikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi
amoxicillin. Jangan mengubah dosis amoxicillin kecuali disarankan oleh dokter.

Amoxicillin bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.

Pastikan Anda menghabiskan dosis dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan oleh
dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya kembali infeksi. Jika infeksi

9
masih belum sembuh setelah mengonsumsi semua dosis yang diresepkan, kembali
temui dokter.

Jika tidak sengaja melewatkan dosis amoxicillin, segera minum jika jadwal dosis
berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, jangan menggandakan dosis.

Pada beberapa pasien anak-anak, konsumsi obat ini dapat mengakibatkan perubahan
warna gigi menjadi kuning, coklat, atau abu-abu. Berkonsultasilah dengan dokter gigi
untuk mencegah dan mengatasi perubahan warna gigi.

Interaksi Obat

Berhati-hati saat mengonsumsi amoxicillin dengan:

 Antikoagulan (pengencer darah). Amoxicillin dapat meningkatkan efek obat


pengencer darah, sehingga berpotensi menyebabkan perdarahan.
 Allopurinol, meningkatkan risiko alergi terhadap amoxicillin.
 Probenecid, meningkatkan kadar amoxicillin dalam darah.
 Antibiotik chloramphenicol, macrolides, sulfonamide, dan
tetracycline, karena dapat mempengaruhi efek amoxicillin dalam membunuh
bakteri.
 Pil KB (kontrasepsi oral). Amoxicillin akan menurunkan efektivitas pil KB.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Amoxicillin

Walau jarang terjadi, amoxicillin dapat menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah:

 Mual dan muntah


 Mengalami diare
 Sakit kepala
 Ruam

Segera hentikan penggunaan amoxicillin lalu temui dokter atau pergi ke rumah sakit
terdekat apabila timbul ruam, pembengkakan pada wajah atau mulut, atau
kesulitan bernapas setelah mengonsumsi obat ini. Gejala tersebut menandakan adanya
alergi terhadap obat.

10
Analgetik

Analgesik adalah obat untuk menghilangkan rasa sakit akibat radang sendi,
operasi, cedera, sakit gigi, sakit kepala, kram menstruasi, dan nyeri otot. Ada berbagai
jenis obat analgesik. Misalnya golongan opioid (opium) seperti Oxycontin
(oxycodone), Dolophine atau Methadose (methadone), Dilaudid (hydromorphone),
Demerol (meperidine), Duragesic atau Actiq (fentanyl), dan Kadian atau Ms Contin
(morfin). Obat-obatan analgesik kuat ini hanya bisa digunakan dengan menebus resep
dokter. Penakaran dosisnya pun diatur sangat ketat.

Selanjutnya ada paracetamol (acetaminophen), aspirin (acetylsalicylic acid), serta


golongan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), seperti Advil (ibuprofen), Aleve
(naproxen), Celebrex (celecoxib), dan lainnya. Analgesik kelompok ini bisa diperoleh
secara bebas tanpa harus menebus resep dokter.

Kesemua jenis obat pereda nyeri tersebut memiliki cara kerja yang berbeda-beda.
Secara umum, golongan opium bertugas untuk mengurangi sinyal rasa sakit yang
dihantarkan oleh otak dan sistem saraf terhadap area tubuh sasaran. Sementara
paracetamol bekerja mengubah respon tubuh terhadap rasa sakit tersebut. NSAID
berperan menghambat perkembangan rasa sakit di dalam tubuh.

1. Ibuprofen

11
Ibuprofen termasuk jenis obat antiinflamasi nonsteroid. Obat ini dapat meredakan rasa
sakit ringan hingga menengah, serta mengurangi peradangan. Contoh gejala yang
dapat ditangani ibuprofen adalah nyeri otot dan sendi, migrain, nyeri menstruasi, sakit
gigi, serta nyeri setelah operasi. Di samping itu, ibuprofen juga dipakai untuk
mengurangi demam dan pegal-pegal akibat flu.Ibuprofen bekerja dengan cara
menghambat enzim yang berperan dalam produksi prostaglandin. Prostaglandin
merupakan senyawa yang dilepaskan tubuh yang menyebabkan peradangan dan rasa
sakit.

Perlu diperhatikan bahwa obat ini hanya dapat mengurangi gejala, tetapi tidak
menyembuhkan penyakit penyebabnya.

Merk dagang: Arfen, Arthrifen, Brufen, Bufect, Bufect Forte, Farsifen, Farsifen
Forte, Iprox, Ostarin, Proris, Proris Forte, Prosic, Prosinal, Rhelafen, Rhelafen Forte,
Spedifen, Yarifen

Tentang Ibuprofen

Golongan Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)

Kategori Bebas dan resep

Meredakan peradangan dan nyeri pada tubuh yang


Manfaat diakibatkan penyakit tertentu, seperti sakit kepala, sakit
gigi, nyeri punggung, radang sendi, nyeri haid, dan lain-lain

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak usia di atas 6 bulan

Kategori C: Studi pada binatang percobaan


memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat
Kategori Kehamilan
hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
dan Menyusui
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
janin.Kategori D (pada trimester 3 dan menjelang
persalinan): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap

12
janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh
mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

Bentuk obat Oral, topikal, suntik (intravena)

Peringatan:

 Konsultasikan dosis untuk anak di bawah 12 tahun dengan dokter.


 Harap berhati-hati dengan penggunaan ibuprofen jika berusia di atas 65 tahun.
 Konsumsilah ibuprofen dengan makanan atau segelas susu untuk menghindari
efek samping.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.
 Ibuprofen tidak boleh digunakan pada:
o Pasien yang menderita hipersensitivitas, alergi, asma, urtikaria yang
disebabkan oleh aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid
o Pasien yang sedang menjalani pengobatan pasca operasi pencangkokan
pembuluh arteri koroner.
o Pasien yang memiliki riwayat perdarahan saluran cerna atau ulkus
peptikum.
o Bayi baru lahir (neonatal) yang memiliki kelainan jantung bawaan,
dicurigai menderita enterokolitis yang mengalami pembusukan, atau
gangguan fungsi ginjal.
o Ibu hamil pada trimester ketiga dan ibu menyusui.

Dosis Ibuprofen

Dosis penggunaan ibuprofen intravena dapat dilihat pada tabel berikut:

Penutupan duktus Dibagi menjadi 3 kali pemberian selama 15 menit. Dosis


arteriosus pada awal adalah 10 mg/kg, diikuti dengan dua dosis yang

13
anak-anak masing-masing adalah 5 mg/kg. Rangkaian pemberian
berikutnya bisa dilakukan jika dalam waktu dua hari duktus
arteriosus masih terbuka.

Meredakan rasa sakit 400-800 mg tiap 6 jam sekali. Maksimal dosis per hari
pada orang dewasa adalah 3,2 gram.

Dosis pertama adalah 400 mg. Kemudian diikuti dengan


Demam pada orang
dosis 400 mg tiap 4-6 jam sekali atau 100-200 mg tiap 4
dewasa
jam sekali. Dosis maksimal per hari adalah 3,2 gram.

Dosis penggunaan ibuprofen oral dapat dilihat pada tabel berikut:

Rheumatoid arthritispada
30-40 mg per hari dengan dibagi menjadi 3-4 kali
anak-anak usia 16 tahun ke
jadwal pemberian. Maksimal dosis per hari adalah 2,4
bawah (juvenile rheumatoid
gram.
arthritis)

Dewasa: 200-400 mg per 4-6 jam sekali. Dosis


maksimal per hari adalah 1,2-2,4 gram.Anak-anak
Demam
usia 6 bulan-12 tahun: 10 mg/kg tiap 6-8 jam. Dosis
maksimal per hari adalah 40 mg/kg.

Dewasa: 200-400 mg per 4-6 jam sekali. Dosis


Nyeri ringan dan sedang maksimal per hari adalah 1,2-2,4 gram.Anak-anak
usia 6 bulan – 12 tahun: 4-10 mg/kg tiap 6-8 jam.

Osteoarthritis dan rheumatoid 400-800 mg tiap 6-8 jam. Dosis maksimal per hari
arthritispada orang dewasa adalah 3,2 gram.

200-400 mg tiap 4-6 jam. Dosis maksimal per hari


Nyeri haid
adalah 1,2-2,4 gram.

14
Dosis ibuprofen topikal untuk mengobati peradangan yang disebabkan oleh kelainan
otot, tulang, dan sendi adalah 5% (dalam bentuk krim, foam, atau spray) dan 10%
(dalam bentuk gel). Ibuprofen topikal kemudian dioleskan secukupnya pada bagian
tubuh yang mengalami peradangan.

Mengonsumsi Ibuprofen dengan Benar

Ibuprofen dalam bentuk oral sebaiknya dikonsumsi sesudah makan atau dengan
segelas susu untuk mengurangi efek sampingnya.

Pastikan untuk mengurangi rokok serta konsumsi minuman keras karena dapat
meningkatkan risiko efek samping perdarahan pada lambung.

Jika Anda lupa menggunakan ibuprofen, disarankan untuk segera melakukannya jika
jadwal penggunaan berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan
jangan menggandakan dosis.

Interaksi Obat

Berikut ini adalah beberapa risiko yang dapat terjadi dari interaksi ibuprofen dengan
sejumlah obat lainnya:

 Risiko perdarahan saluran pencernaan akibat ibuprofen dapat meningkat jika


digunakan bersamaan dengan warfarin, kortikosteroid, obat penghambat
penyerapan serotonin selektif (SSRIs), serta aspirin.
 Dapat menurunkan kandungan natrium pada urine jika dikonsumsi bersamaan
dengan obat diuretik.
 Dapat mengurangi efek antihipertensi dari penghambat enzim pengubah
angiotensin (ACE inhibitors) atau penghalang reseptor angiotensin II (ARBs).
 Tingkat toksisitas ibuprofen dapat meningkat jika digunakan bersamaan
dengan lithium atau methotrexate. Selain itu, tingkat toksisitas ibuprofen bagi
ginjal juga dapat meningkat jika digunakan bersamaan dengan tacrolimus dan
cyclosporine.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Ibuprofen

15
Tiap obat pasti berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk ibuprofen. Beberapa
efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi obat ini antara lain:

 Mual dan muntah


 Perut kembung
 Nyeri ulu hati
 Gangguan pencernaan
 Diare atau konstipasi
 Sakit kepala
 Tukak lambung
 Muntah darah
 Tinja berwarna hitam atau disertai darah

2. Asam Mefenamat

Asam mefenamat adalah obat untuk mengobati rasa sakit ringan hingga sedang.
Sering digunakan sebagai obat sakit gigi, sakit kepala, dan meringankan rasa nyeri
pada masa menstruasi.

Asam mefenamat atau mefenamic acid dikenal sebagai nonsteroidal


anti-inflammatory drug (NSAID). Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati
serangan asam urat.

16
Dosis asam mefenamat dan efek samping asam mefenamat akan dijelaskan lebih
lanjut di bawah ini.

Bagaimana aturan minum asam mefenamat?

Asam mefenamat biasanya diminum 4 kali sehari dengan segelas air mineral (8 ons
atau 240 mililiter) atau sesuai arahan dokter. Jangan berbaring setidaknya selama 10
menit setelah mengonsumsi obat ini. Jika terjadi gangguan pada perut, minum obat ini
dengan makanan atau susu. Jangan mengonsumsi asam mefenamat bersamaan dengan
antacid kecuali dengan arahan dokter.

Antacid tertentu kemungkinan dapat mengubah jumlah asam mefenamat yang diserap
oleh tubuh.

Dosis diberikan berdasarkan kondisi medis dan respon terhadap pengobatan. Untuk
mengurangi risiko perdarahan pada perut dan efek samping lainnya, minum obat ini
pada dosis terendah untuk waktu yang singkat.

Jangan naikkan dosis Anda, minum secara teratur, atau konsumsi lebih lama dari yang
disarankan. Obat ini sebaiknya tidak diminum lebih dari 7 hari pada satu waktu.

Jika Anda mengonsumsi obat ini sebagai “kebutuhan” dasar (bukan setiap hari), harap
diingat bahwa obat ini bekerja dengan baik ketika dikonsumsi saat tanda pertama rasa
nyeri terjadi. Jika Anda menunggu hingga tanda-tanda memburuk, obatnya tidak akan
bekerja dengan baik.

Jika Anda menggunakan obat ini untuk rasa sakit pada menstruasi, ambil dosis
pertama Anda segera setelah datangnya menstruasi atau ketika rasa sakit tiba.
Biasanya, Anda hanya perlu untuk mengonsumsi selama 2 atau 3 hari pertama saat
datang bulan.

Beritahu dokter jika rasa sakit Anda tidak berkurang atau semakin parah atau jika
Anda memiliki gejala baru lainnya.

Bagaimana cara penyimpanan asam mefenamat?

17
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain
dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan
instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.
Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali


bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah
tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan
limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.

Dosis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU


konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

Bagaimana dosis asam mefenamat untuk orang dewasa?

Dosis asam mefenamat untuk mengatasi rasa sakit: Asam mefenamat 500 mg
dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 7 hari.

Dosis asam mefenamat untuk nyeri haid: 500 mg dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6
jam sejak dimulainya haid.

Bagaimana dosis asam mefenamat untuk anak-anak?

Dosis asam mefenamat untuk anak 14 – 18 tahun: 500 mg dilanjutkan dengan 250 mg
setiap 6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 7 hari.

Dalam dosis apakah asam mefenamat tersedia?

Kapsul: 250 mg.

Efek Samping

Efek samping apa yang dapat dialami karena asam mefenamat?

Efek samping asam mefenamat yang tidak serius namun kadang terjadi, antara lain
adalah:

18
 Mual, mulas atau sakit perut, diare, sembelit, kembung
 Pusing, sakit kepala, gugup
 Kulit terasa gatal atau terdapat ruam
 Mulut kering
 Berkeringat, ingusan
 Pandangan kabur
 Dengung di telinga

Berhenti mengonsumsi mefenamic acid dan cari pertolongan medis atau hubungi
dokter Anda ketika Anda memiliki efek samping yang serius:

 Nyeri pada dada, lelah, napas pendek, kurang jelas berbicara, bermasalah
dengan penglihatan atau keseimbangan
 Tinja berwarna hitam, berdarah, batuk berdarah atau muntah yang terlihat
seperti bubuk kopi
 Jarang buang air kecil atau tidak sama sekali
 Nyeri, panas, atau berdarah saat buang air kecil
 Mual, sakit pada perut, demam, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap,
feses berwarna seperti tanah liat, sakit kuning (menguning pada kulit dan mata)
 Demam, sakit tenggorokan, serta sakit kepala, kulit melepuh, mengelupas, dan
terdapat ruam merah pada kulit
 Memar, kesemutan parah, mati rasa, otot terasa lemah

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek
samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai
efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Pencegahan & Peringatan

Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan asam mefenamat?

Sebelum mengonsumsi asam mefenamat,

 Beri tahu dokter dan Apoteker Anda jika Anda alergi terhadap mefenamic acid,
aspirin atau NSAID lainnya seperti, ibuprofen (Advil, Motrin) dan naproxen (Aleve,

19
Naprosyn), obat-obatan lain, bahan tidak aktif lainnya pada kapsul mefenamic acid.
Tanyakan pada apoteker Anda daftar bahan tidak aktif
 Beri tahu dokter dan apoteker resep dan yang tidak tertulis dalam resep
obat-obatan, vitamin, suplemen nutrisi, dan produk herbal yang Anda konsumsi dan
akan dikonsumsi. Pastikan untuk menyebutkan antacid dari obat-obatan tersebut:
antacids; angiotensin-converting enzyme (ACE) zat seperti benazepril (Lotensin),
captopril (Capoten), enalapril (Vasotec), fosinopril (Monopril), lisinopril (Prinivil,
Zestril), moexipril (Univasc), perindopril (Aceon), quinapril (Accupril), ramipril
(Altace), and trandolapril (Mavik); amiodarone (Cordarone, Pacerone); atazanavir
(Reyataz); clopidogrel (Plavix); diuretics (‘water pills’), efavirenz (Sustiva);
fluconazole (Diflucan); fluvastatin (Lescol); metronidazole (Flagyl); lithium (Eskalith,
Lithobid); lovastatin (Mevacor); methotrexate (Rheumatrex); ritonavir (Norvir, in
Kaletra); sulfamethoxazole (dalam Bactrim, Septra); sulfinpyrazone (Anturane);
trimethoprim (Proloprim); dan zafirlukast (Accolate). Dokter Anda mungkin akan
mengubah dosis obat atau memantau Anda secara teliti untuk melihat adanya efek
samping
 Beri tahu dokter jika Anda mengalami atau pernah mengalami kondisi seperti:
asma, terutama jika Anda sering merasakan hidung tersumbat atau ingusan atau nasal
polip (pembengkakan pada bagian dalam hidung); pembengkakan pada tangan, kaki,
pergelangan kaki, dan kaki bagian bawah (retensi cairan); penyakit hati atau ginjal
 Beri tahu dokter jika Anda hamil, khusunya jika Anda berada pada bulan
terakhir kehamilan, Anda berencana untuk hamil, atau menyusui. Jika Anda hamil
ketika menggunakan mefenamic acid, segera hubungi dokter
 Jika Anda akan operasi, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter atau dokter
gigi bahwa Anda sedang dalam penggunaan mefenamic acid

Apakah asam mefenamat aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan asam mefenamat
pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk
mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat
ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US
Food and Drugs Administration (FDA)

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

20
 A=Tidak berisiko
 B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian
 C=Mungkin berisiko
 D=Ada bukti positif dari risiko
 X=Kontraindikasi
 N=Tidak diketahui

Tidak diketahui apakah asam mefenamant bisa terserap ke dalam ASI atau
apakah membahayakan bayi. Jangan gunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter
Anda jika Anda sedang menyusui.

Interaksi

Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan asam mefenamat?

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek
samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam
dokumen ini. Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan
resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa
persetujuan dokter.

Beri tahu dokter Anda jika Anda mengonsumsi obat antidepresi seperti citalopram
(Celexa), duloxetine (Cymbalta), escitalopram (Lexapro), fluoxetine (Prozac, Sarafem,
Symbyax), fluvoxamine (Luvox), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), atau
venlafaxine (Effexor). Mengonsumsi salah satu obat ini bersamaan dengan mefenamic
acid dapat menyebabkan memar atau mudah berdarah.

Sebelum menggunakan mefenamic acid, beritahu dokter jika Anda menggunakan


salah satu dari obat berikut:

 Pengencer darah seperti warfarin (Coumadin


 Diuretic (water pill) seperti furosemide (Lasix)
 Cyclosporine (Gengraf, Neoral, Sandimmune)
 Lithium (Eskalith, Lithobid)
 Methotrexate (Rheumatrex, Trexall)

21
 Steroids (prednisone and others); atau
 Aspirin or NSAIDs (non-steroidal anti-inflammatory drugs) such as diclofenac
(Voltaren), etodolac (Lodine), fenoprofen (Nalfon), flurbiprofen (Ansaid), ibuprofen
(Advil, Motrin), indomethacin (Indocin), ketoprofen (Orudis), ketorolac (Toradol),
meclofenamate (Meclomen), meloxicam (Mobic), nabumetone (Relafen), naproxen
(Aleve, Naprosyn), piroxicam (Feldene), dan lainnya

Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan asam mefenamat?

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan
makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau
tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi.
Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan
penyedia layanan kesehatan Anda.

Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan asam mefenamat?

Adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan obat
ini. Beritahukan dokter bila Anda memiliki masalah kesehatan lain, khususnya:

 Anemia atau
 Asma
 Masalah perdarahan
 Pembekuan darah
 Edema (retensi cairan atau pembengkakan pada tubuh)
 Riwayat serangan jantung
 Penyakit jantung (contoh, gagal jantung kongestif)
 Hipertensi (tekanan darah tinggi)
 Penyakit ginjal
 Penyakit hati (contoh, hepatitis)
 Sakit pada perut atau usus
 Riwayat stroke⎯ Gunakan dengan hati-hati. Obat ini dapat memperparah
kondisi
 Aspirin-sensitif asma
 Penyakit ginjal parah

22
 Stomach ulcers, aktif⎯ obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan
kondisi ini
 Operasi jantung (misalnya, operasi coronary artery bypass graft
[CABG])⎯ obat ini tidak digunakan untuk meredakan rasa nyeri sebelum atau sesudah
operasi

Overdosis

Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau overdosis?

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat
(112) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Tanda-tanda overdosis termasuk:

 Lelah yang berlebih


 Mual
 Muntah-muntah
 Sakit perut
 Muntah berdarah dan terlihat seperti bubuk kopi
 Tinja berwarna gelap dan berdarah
 Napas lambat
 Koma (hilangnya kesadaran pada beberapa jangka waktu)

Apa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis?

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun, bila
sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke
jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis.

Antifungi

Antijamur adalah kelompok obat yang berfungsi untuk menyembuhkan infeksi


pada tubuh akibat jamur atau fungi. Umumnya infeksi jamur terjadi pada kulit, rambut,
dan kuku. Namun pada beberapa kasus, infeksi ini juga dapat terjadi pada organ
bagian dalam sehingga cukup berbahaya dan memerlukan perawatan intensif.
Seringkali infeksi jamur yang bersifat serius terjadi akibat penderita memiliki daya

23
tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat mengonsumsi obat imunosupresan atau
menderita HIV.

1. Clotrimazole antifungal cream

Clotrimazole adalah obat antijamur yang berfungsi untuk mengobati infeksi


jamur pada kulit (tinea pedis, kurap, panu), liang telinga (otitis eksterna), dan vagina
(candidiasis vaginalis). Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan
jamur penyebab infeksi.

Merek dagang: Neo ultrasiline, Dermifar, Fungiderm, Canesten, Hufaderm, Clonitia


1%, Medisten, Heltiskin, Demy, Cotristen, Bernesten, Erphamazol, Kranos.

Tentang Clotrimazole

Golongan Antifungal

Kategori Obat bebas dan resep

Manfaat Mengobati infeksi jamur pada kulit, liang telinga atau vagina

Digunakan oleh Dewasa

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak


memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada
Kategori kehamilan
studi terkontrol pada wanita hamil. Clotrimazole tidak diserap
dan menyusui
ke dalam ASI. Meski demikian, ibu menyusui dianjurkan untuk
berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum

24
menggunakan obat ini.

Bentuk obat Krim, larutan, bedak, tablet untuk vagina

Peringatan:

 Clotrimazole tidak disarankan bagi penderita candidiasis vaginalis berusia di


bawah 16 tahun atau di atas 60 tahun.
 Penting bagi pasien untuk menggunakan obat ini sesuai jangka waktu
yang ditentukan oleh dokter, guna memastikan jamur penyebab infeksi telah
musnah serta mencegahnya tumbuh kembali.
 Obat ini hanya boleh digunakan sebagai obat luar. Jangan mengoleskannya
pada mata, hidung, mulut, serta kulit yang luka, tergores, atau terbakar.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk
suplemen dan produk herba.
 Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap
clotrimazole dan obat antijamur golongan azole lainnya, seperti ketoconazol
atau miconazole.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan clotrimazole,
segera temui dokter.

Dosis Clotrimazole

Kondisi Bentuk Obat Dosis

Oleskan krim atau salep dengan


kandungan clotrimazole 1%, 2-3 kali
Infeksi jamur pada kulit Krim sehari, selama 2-4 minggu. Kombinasi
dengan bedak clotrimazole dapat
mencegah infeksi berulang.

Otitis eksterna yang Larutan Gunakan larutan clotrimazole 1%

25
disebabkan oleh jamur dengan dosis sesuai anjuran dokter.

Masukkan tablet ke dalam vagina sesuai


dengan pilihan dosis berikut:- 100
Candidiasis vaginalis Tablet vagina mg per hari, selama 6 hari.- 200 mg
per hari, selama 3 hari.- 500 mg
untuk sekali penggunaan.

Menggunakan Clotrimazole dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan obat dalam
menggunakan clotrimazole.

Sebelum diolesi clotrimazole, pastikan bagian tubuh yang terinfeksi benar-benar


kering. Bersihkan kedua tangan Anda sesudah mengoleskan clotrimazole pada bagian
kulit yang terinfeksi jamur, agar infeksi tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Disarankan untuk tidak berbagi pakai handuk atau pakaian agar infeksi jamur tidak
menular ke orang lain.

Clotrimazole tablet vagina tidak boleh digunakan untuk bagian tubuh selain vagina.
Ikuti petunjuk pada kemasan obat atau anjuran dokter dalam memasukkan tablet ke
dalam vagina dengan benar. Cucilah kedua tangan sebelum dan sesudah memasukkan
clotrimazole tablet ke dalam vagina. Untuk memaksimalkan efek pengobatan,
gunakan clotrimazole tablet vagina sebelum tidur malam.

Bagi yang sedang dalam pengobatan otitis eksterna, disarankan untuk tidak berenang
sementara waktu agar terhindar dari infeksi. Pastikan juga tidak ada bahan kimia,
seperti sabun atau shampo, yang masuk ke dalam telinga. Tutup telinga dengan kapas
saat mandi.

Jangan memperpanjang atau mengurangi durasi pengobatan tanpa izin dokter.


Usahakan untuk selalu menggunakan clotrimazole secara rutin pada waktu yang sama
setiap harinya agar hasil pengobatan maksimal.

Simpan obat di termpat kering dan bersuhu sejuk, serta jauhkan dari jangkauan
anak-anak.

26
Interaksi Obat

Hindari penggunaan clotrimazole bersama dengan nystatin atau amphotericin B,


untuk mencegah timbulnya efek yang berlawanan. Selain itu, hindari juga penggunaan
tacrolimus untuk menghindari timbulnya efek samping.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Clotrimazole

Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan krim clotrimazole adalah:

 Kulit berubah menjadi kemerahan, dan terasa sakit saat disentuh.


 Kulit mengelupas.
 Pembengkakan.
 Iritasi dan gatal.
 Sensasi terbakar atau perih pada kulit.

Jika muncul efek samping serius, seperti kulit bengkak, melepuh, terbakar, atau luka
terbuka, segera hubungi dokter.

Sedangkan efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan clotrimazole


tablet vagina adalah:

 Rasa terbakar, gatal, atau nyeri pada vagina dan uretra.


 Kram pada perut bagian bawah.

2. Ketockonazole

Ketoconazole adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit.
Misalnya kurap pada kaki, badan, atau lipat paha, panu, dermatitis seboroik,
serta ketombe. Obat antijamur ini mampu membunuh jamur penyebab infeksi,

27
sekaligus mencegahnya tumbuh kembali.Merek dagang: Formyco, Formico Cream,
Nizol, Nizoral Cream, Nizoral-SS, Solinfec, Solinfec Cream, okasid, Tokasid Cream,
Zoloral Cream, Zoloral-SS.

Tentang Ketoconazole

Golongan Obat antijamur

Kategori Obat bebas dan resep

 Menangani infeksi jamur


Manfaat
 Mengatasi ketombe

Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak di atas 2 tahun

Bentuk Tablet, obat oles, sampo

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan


adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi
Kategori kehamilan
terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
dan menyusui
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.

Peringatan:

 Bagi wanita yang merencanakan kehamilan dan sedang hamil,


berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan
ketoconazole. Sedangkan ibu menyusui dilarang menggunakan obat ini.
 Penting bagi pasien untuk menggunakan obat ini sesuai jangka waktu yang
disarankan oleh dokter guna memastikan jamur penyebab infeksi musnah
seluruhnya, serta mencegahnya tumbuh kembali.
 Ketoconazole oles hanya boleh digunakan sebagai obat luar. Jangan
mengoleskannya pada kulit yang luka, tergores, atau terbakar.

28
 Harap berhati-hati jika menderita detak jantung yang tidak teratur (aritmia),
alergi terhadap obat antijamur lain, gangguan hati, kadar tertosteron yang
rendah, gangguan kelenjar adrenal, serta asam lambung yang rendah.
 Hindari konsumsi minuman keras selama menggunakan ketoconazole oral
karena dapat meningkatkan risiko gangguan hati.
 Selama menggunakan ketoconazole, beri tahu dokter sebelum menjalani
pengobatan medis apa pun.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis:

Takaran ketoconazole tergantung pada jenis infeksi, tingkat keparahannya, serta


bentuk obat yang diberikan.

Krim dan sampo ketoconazole yang disarankan adalah dengan kandungan 2%. Krim
ketoconazole umumnya dioleskan sebanyak 1-2 kali sehari pada bagian yang
terinfeksi dan sampo ketoconazole dapat digunakan sebanyak 1 kali sehari selama
maksimal 5 hari.

Sedangkan ketoconazole dalam bentuk tablet, diminum dengan dosis 200 mg per hari.
Dosis ini bisa ditingkatkan oleh dokter hingga 400 mg apabila dibutuhkan. Khusus
untuk anak-anak, takaran ketoconazole oral akan disesuaikan dengan berat badan
pasien.

Menggunakan Ketoconazole dengan Benar

Gunakanlah ketoconazole sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca
keterangan pada kemasan. Jangan berhenti menggunakan obat ini sebelum jangka
waktu yang ditentukan oleh dokter. Walau infeksi terlihat sudah sembuh, jamur tetap
berpotensi tumbuh kembali.

Sebelum mengoleskan krim ketoconazole, bersihkan dan keringkan bagian yang


terinfeksi terlebih dulu. Jangan lupa mencuci tangan setelah mengoleskan obat ini
untuk menghindari penyebaran infeksi ke bagian tubuh yang lain atau ke orang lain.

Untuk sampo ketoconazole, ratakan busa sampo hingga menutupi seluruh rambut dan
kulit kepala. Setelah itu, diamkan selama 5 menit sebelum dibilas hingga bersih. Jika
mengenai mata, segera basuh dengan air.

29
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya
selama mengonsumsi ketocoazole oral. Usahakan untuk meminumnya pada jam yang
sama setiap harinya guna memaksimalkan efek obat.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi ketocoazole oral, disarankan segera


melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika
sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Interaksi Ketoconazole dan Obat Lain

Terdapat berbagai obat yang berpotensi menimbulkan reaksi tidak diinginkan jika
dikonsumsi bersamaan dengan ketoconazole. Beberapa di antaranya meliputi:

 Muscarinic receptor antagonist (MRA), antasida dengan


kandungan magnesium hidroksida, penghambat H2, proton-pump
inhibitors (PPI) dan sukralfat; menurunkan daya serap tubuh terhadap
ketoconazole.
 Rifampicin, isoniazid, efavirenz, nevirapine, dan phenytoin; menurunkan
kadar ketoconazole dalam darah.
 Pil KB; keefektifannya dapat menurun akibat ketoconazole.
 Digoxin, antikoagulan oral, sildenafil, dan tacrolimus; dampaknya
meningkatkan kadar enzim untuk mempercepat pengeluaran obat dari dalam
tubuh.
 Midazolam dan triazolam; efek sedatif dan hipnotik dari obat-obatan ini
dapat meningkat dengan penggunaan bersama ketokonazole.
 Astemizole, cisapride, dofetilide, pimozide, quinidine dan terfenadine;
kadar obat-obatan ini di dalam darah dapat meningkat akibat ketoconazole,
juga berpotensi menyebabkan gangguan irama jantung.
 Lovastatin dan simvastatin; peningkatan risiko gangguan pada otot.
 Nisoldipine; kadar obat ini dapat meningkat secara signifikan di dalam darah
akibat ketoconazole.
 Eplerenone; peningkatan risiko hiperkalemia and hipotensi.
 Ergotamine dan dihydroergotamine; peningkatan risiko penyempitan
pembuluh darah yang dapat mengakibatkan kurangnya asupan darah ke otak.

30
Kenali Efek Samping dan Bahaya Ketoconazole

Tiap obat berpotensi menyebabkan efek samping, begitu juga dengan ketoconazole.
Sejumlah efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan antijamur ini
meliputi:

 Mual.
 Diare.
 Sakit kepala.
 Sakit perut.
 Biduran.
 Trombositopenia.
 Demam.
 Mengigil.
 Ruam atau iritasi kulit.
 Sensitif terhadap cahaya.
 Sensasi terbakar atau perih pada kulit.

Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi
atau efek samping yang serius, seperti perut kembung, pembengkakan pada tangan,
kaki, atau pergelangan kaki, kebas, sakit dada, gangguan penglihatan, urine berwarna
gelap, lemas, lelah, pingsan, detak jantung tidak beraturan, serta timbul keinginan
untuk bunuh diri.

Antihistamin

Antihistamin adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk mengobati


reaksi alergi, seperti rinitis alergi, reaksi alergi akibat sengatan serangga, reaksi alergi
makanan, urtikaria atau biduran. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap
digunakan untuk mengatasi gejala mual atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh
mabuk kendaraan.

Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh.
Zat histamin, pada dasarnya berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke
tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan.
Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat
kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak

31
berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh
tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk
ke tubuh.

1. Histapan Mebhydrolin

Histapan adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis alergi.
Histapan mengandung mebhydrolin, suatu obat yang termasuk golongan antihistamin
(antagonis reseptor histamin H1). Berikut ini adalah informasilengkap histapan yang
disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

Pabrik : Sanbe farma

golongan

Harus dengan resep dokter

kemasan

histapan dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

 Dos 10 x 10 filcotab 50 mg

kandungan

32
tiap kemasan histapan mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

 Mebhidrolin napadisilat 50 mg / filcotab

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Mebhydrolin adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai


jenis alergi termasuk urtikaria, rinitis dan gatal pada kulit. Obat ini
termasuk sedatif antihistamin golongan antagonis reseptor histamin H1.
Histamin secara alami sudah ada dalam tubuh yang dapat
menghasilkan berbagai reaksi alergi. Mebhydrolin bekerja dengan cara
menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu
dapat dikurangi.

Indikasi

Kegunaan histapan (mebhydrolin) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

 Obat ini digunakan untuk mengurangi gejala-gejala alergi seperti, urtikaria


(gatal-gatal), urtikaria idiopatik kronis, dan alergi kulit lainnya.

 Untuk mengobati rhinitis alergi (hay fever), efektif untuk


mengurangi gejala baik pada mata maupun hidungseperti : bersin, hidung meler, rasa
gatal atau terbakar pada mata.

 Bisa juga digunakan untuk mengobati edema mukosa vasomotor, termasuk


vasomotor rhinitis dan edema tenggorokan.

 Konjungtivitis alergika yaitu mata kemerahan yang disebabkan oleh reaksi


alergi.

 Reaksi alergi obat tertentu, dan reaksi alergi akibat gigitan serangga.

Kontra indikasi

 Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat


hipersensitif pada mebhydrolin atau obat golongan anti histamin lainnya.

33
 Sebaiknya jangan digunakan untuk bayi prematur dan bayi baru lahir,
hipertrofi prostat, glaukoma (peningkatan tekanan bola mata), dan
penderita asma akut.

Efek samping

Berikut adalah beberapa efek samping histapan (mebhydrolin) :

 Efek samping yang paling umum dari obat golongan anti histamin termasuk
histapan (mebhydrolin) adalah sedasi, mengantuk dan retardasi psikomotor. Efek ini
bersifat sementara dan akan segera hilang jika pemakaian obat dihentikan.

 Efek samping yang jarang misalnya kebingungan, kegelisahan, gugup,


tremor, kejang, dan halusinasi.

 Efek samping yang lain misalnya mual, muntah, sakit kepala dan efek
antimuskarinik seperti retensi
urin, mulut kering, diare, anemia hemolitik, leukopenia, agranulositosis,
trombositopenia penglihatan kabur, dan gangguan pencernaan.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat ini adalah sebagai
berikut :

 Obat ini menyebabkan sedasi, mengantuk dan retardasi psikomotor. Sebaiknya


anda tidak mengemudi atau menyalakan mesin selama menggunakan obat ini.
Penggunaan alkohol akan meningkatkan efek sedasi obat ini.

 Pemakaian antihistamin harus dihentikan sekitar 48 jam sebelum menjalani tes


alergi kulit, karena dapat mengganggu hasil tes.

 Histapan (mebhydrolin) harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan


gangguan hati, dosis harus dikurangi pada pasien dengan gangguan ginjal.

34
 Karena resiko yang lebih tinggi dari antihistamin pada bayi terutama pada bayi
yang baru lahir dan prematur, terapi antihistamin sebaiknya tidak dilakukan pada
ibu menyusui.

Penggunaan oleh wanita hamil

Efek pada wanita hamil belum diketahui. Jika obat ini tidak benar-benar dibutuhkan
atau masih ada obat pilihan lain yang lebih aman, sebaiknya tidak digunakan untuk
wanita hamil.

interaksi obat

Berikut adalah interaksi dengan obat-obat lain :

 Monoamine oxidase (MAO) inhibitor memperpanjang dan mengintensifkan


efek antikolinergik dari antihistamin.

 Antihistamin mungkin memiliki efek aditif dengan alkohol dan depresan


sistem saraf pusat lainnya, misalnya, hipnotik, sedatif, obat penenang, dan agen
anti ansietas.

Dosis histapan

Histapan (mebhydrolin) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

 Dewasa dan anak > 12 tahun : 3 x sehari 50 mg.

 Anak usia 6-12 tahun : 2-3 x sehari 50 mg.

Indikasi Umum

Histapan digunakan untuk pengobatan terhadap penyakit alergi.

Deskripsi

35
HISTAPAN 50MG TABLET adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai
jenis alergi. Histapan mengandung mebhydrolin, suatu obat yang termasuk golongan
antihistamin (antagonis reseptor histamin H1). Mebhydrolin bekerja dengan cara
menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi.
Dalam penggunaan obat ini HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.

Komposisi

Mebhidrolin Napadisilat 50 Mg

Dosis

PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.


Dewasa : 100 mg-300 mg sehari dalam dosis terbagi. Anak-anak 6-12 tahun : 100
mg-200 mg sehari dalam dosis terbagi. Atau menurut petunjuk dokter

Aturan Pakai

sesudah makan

Kemasan

Dus, 10 Strip @ 10 Tablet salut selaput

Kontra Indikasi

hipersensitif

Perhatian

HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Mengurangi kesadaran, disarankan untuk


tidak berkendara setelah konsumsi obat tersebut

Segmentasi

Red

Manufaktur

Sanbe Farma

36
2. Dexthamine

Dextamine obat apa? Dextamine adalah obat dengan kandungan bahan aktif
Deksametason dan juga Desklofeniramin. Kedua zat aktif ini dikenal sebagai obat
untuk mengobati kondisi yang disebabkan oleh peradangan dan juga reaksi alergi.
Deksametason sendiri merupakan golongan obat kortikosteroid yang ampuh untuk
mengatasi peradangan dan juga alergi.

Deksklorfeniramin adalah jenis obat antihismtamin yang bekerja menekan


histamin yang dihasilkan selama reaksi alergi dan dapat menyebabkan munculnya
reaksi seperti ruam merah, gatal-gatal, mata berair, tenggorokan gatal, bersin, hingga
kesulitan bernapas.

Manfaat Dextamine

Berdasarkan cara kerja dari bahna aktif yang terkandung di dalamnya, secara umum
manfaat dari Destamine adalah untuk mengatasi berbagai kondisi akibat peradangan
dan juga reaksi alergi. Berikut adalah kondisi yang umumnya dapat diatasi
menggunakan obat Dextamine:

 Demam tinggi dan gejala flu


 Gangguan saluran pernapasan yang disebabkan alergi
 Dermatitis kontak, atopik, atau jenis eksim lainnya yang disebabkan alergi
makanan atau obat

37
 Gangguan pada mata yang disebakan oleh peradangan atau alergi
 Rinitis alergi
 Kondisi lainnya yang disebabkan oleh peradangan dan juga alergi

Dosis Dextamine

Dextamine tersedia dalam bentuk tablet dan juga sirup. Dextamine tablet memiliki
komposisi 0,5 mg Deksametason dan 2 mg Desklofeniramin maleat. Sedangkan untuk
Dextamine sirup, kompisisinya adalah 0,5 mg Deksametason dan 2 mg
Desklofeniramin maleat untuk setiap satu sendok takar atau 5 ml. Pemberian dosis
Dextamine yang dianjurkan atau umumnya diberikan adalah sebagai berikut:

 Dosis Dexamine untuk dewasa: 1-2 tablet diberikan 3 hingga 4 kali per hari.
 Dosis Dexamine untuk anak-anak: ½ tablet atau ½ sendok takar diberikan 3
hingga 4 kali per hari.

Dosis bisa ditingkatkan atau dikurangi bergantung pada kondisi pasien. Jangan
mengganti dosis tanpa berkonsultasi lebih dulu pada dokter dan apoteker. Mengurangi
atau menambah dosis bisa menyebabkan risiko terjadinya efek samping

Efek Samping Dextamine

Efek samping Dextamine mungkin tidak muncul pada semua pasien, tapi risiko efek
samping umumnya akan meningkat jika penggunaan obat melebihi dosis dan juga
digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Berikut adalah beberapa efek
samping dari Dextamine yang pernah ditemui:

 Menstruasi tidak lancar


 Menyebabkan kantuk
 Meningkatkan nafsu makan dan menaikkan berat badan (tidak sehat)
 Keringat berlebih
 Gangguang saluran kemih
 Gangguan pencernaan seperti sakit perut dan mual
 Gangguan penglihatan

38
 Gangguan pertumbuhan
 Cushing syndrome
 Lemah otot

Efek samping ringan umumnya muncul pada awal penggunaan obat saja dan akan
langsung hilang dalam waktu yang singkat. Jika Anda mengalami salah satu dari
gejala efek samping yang cukup berat di atas, segera hentikan penggunaan obat. Jika
gejala tidak juga membaik. Segera konsultasikan kembali ke dokter agar dapat
ditindaklanjuti.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum menggunakan obat Dextamine, berikut adalah beberapa hal yang harus
menjadi peringatan dan perhatian bagi Anda:

 Jangan gunakan obat ini pada pasien yang memiliki hipersensitivitas


terhadap Deksametason dan juga Desklofeniramin.
 Jangan gunakan obat ini pada pasien yang mengalami infeski jamur parah,
sedang menerima vaksin aktif, mengalami infeksi akut, memiliki tukak
lambung, mengalami psikosis dan psikoneurosis, dan juga mengalami
osteroporosis.
 Penggunaan obat ini pada pasien dengan tekanan darah tinggi, diabetes,
gangguan jantung, gangguan ginjal, glaukoma, dan gangguan prostat, harus
dengan hati-hati dan sesuai dengan anjuran dokter.
 Obat ini menyebabkan rasa kantuk sehingga tidak boleh dikonsumsi sebelum
Anda berkendara atau melakukan aktivitas berat.
 Penggunaan obat ini pada wanita hamil dan menyusui tidak disarankan
karena obat ini bisa menembus plasenta, serta bisa juga tersalurkan ke ASI.
 Jangan gunakan obat ini bersamaan dengan obat penenang karena bisa
memicu timbulnya gangguan sistem saraf pusat yang menyebabkan
depresi.
 Penambahan dan pengurangan dosis dari penggunaan obat ini harus
dilakukan secara bertahap dan tidak boleh secara tiba-tiba dihentikan
penggunaannya.

39
 Diskusikan dengan dokter tentang makanan, minuman, obat resep, hingga
obat herbal yang mungkin tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat
ini untuk menghindari interaksi obat yang akan menurunkan kinerja obat
dan menaikkan risiko terjadinya efek samping.

40

Anda mungkin juga menyukai