PERTEMUAN KE 11
DISUSUN OLEH :
NAMA MAHASISWA :
1
JAKARTA
2019
2
Antibiotik
Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah
infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri
berkembang biak di dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi
infeksi akibat virus, seperti flu. Pada dasarnya, infeksi bakteri yang tergolong ringan
dapat pulih dengan sendirinya, sehingga pemberian antibiotik dirasa tidak perlu.
Namun, ketika infeksi bakteri yang diderita tidak kunjung membaik, dokter dapat
meresepkan antibiotik. Selain keparahan kondisi, terdapat juga beberapa pertimbangan
lain sebelum akhirnya pasien diberikan antibiotik, yakni: Infeksi yang diderita adalah
infeksi menular,terasa mengganggu dan diduga membutuhkan waktu lama untuk
sembuh dengan sendirinya,terdapat risiko tinggi menyebabkan komplikasi.
1
1. Ciprofloxacin
Tentang Ciprofloxacin
2
Manfaat Mengatasi infeksi akibat bakteri
Tablet, sirop, obat oles, obat tetes mata, obat tetes telinga,
Bentuk obat
infus
Peringatan:
Dosis Ciprofloxacin
3
Dosis ciprofloxacin berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum
penggunaan ciprofloxacin untuk beberapa kondisi:
Akut dan tidak terkomplikasi: 250 mg/12 jam, dengan durasi 3 hari
Ringan/sedang: 250 mg/12 jam dengan durasi 1-2 minggu
Parah/terkomplikasi: 500 mg/12 jam, dengan durasi 1-2 minggu
Sinusitis akut
Infeksi kulit
4
Terkomplikasi: 500 mg/12 jam, dengan durasi 1-2 minggu
Tifus
Anthrax
Khusus untuk infeksi anthrax, dokter akan menganjurkan penggunaan obat ini
sesegera mungkin setelah penderita mengalami pajanan bakteri
Jangan lupa untuk meminum banyak cairan, terutama air putih, selama mengonsumsi
obat ini. Air putih dapat membantu menurunkan risiko munculnya efek samping
Jangan mengonsumsi produk susu serta produk yang mengandung kafein (seperti kopi
atau cokelat) bersamaan dengan ciprofloxacin. Konsumsi antasida atau suplemen
vitamin yang mengandung zat besi atau zinc juga perlu dihindari selama setidaknya
dua jam sebelum atau 4-6 jam sesudah meminum antibiotik ini agar tidak mengurangi
keefektifannya.
Interaksi Obat
5
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika menggunakan
ciprofloxacin bersamaan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
Meningkatkan potensi efek samping yang fatal seperti efek hipotensi dan
sedasi apabila digunakan bersamaan dengan tizanidine. Pemakaian tizanidine
merupakan kontraindikasi dalam penggunaan ciprofloxacine. Dengan kata lain,
kedua obat ini tidak boleh digunakan bersamaan.
Meningkatkan kadar obat clozapine, ropinirole, atau teofilin di dalam darah,
bila digunakan bersamaan.
Probenecid dapat meningkatkan kadar ciprofloxacin di dalam darah.
Meningkatkan efek dari obat-obatan pengencer darah (misalnya warfarin)
dan glibenclamide.
Meningkatkan toksisitas dari methotrexate.
Mempengaruhi kadar phenytoin dalam darah.
Penyerapan ciprofloxacin akan berkurang apabila digunakan bersamaan
dengan suplemen multivitamin oral dan mineral seperti zat besi, zinc dan
kalsium, serta antasida dengan kandungan zat aluminium, kalsium atau
magnesium.
Dapat menyebabkan gangguan pada jantung, jika digunakan bersamaan
dengan obat antiartimia golongan 1A (misalnya quinidine dan procainamide),
obat antiartimia golongan III (misalnya amiodarone dan sotalol), obat-obatan
antidepresan trisiklik (TCA), antipsikotik, dan antibiotik makrolid.
Risiko terjadinya kelainan berat pada tendon apabila digunakan bersamaan
dengan obat kortikosteroid.
Memicu terjadinya perangsangan pada sistem saraf pusat apabila digunakan
bersamaan dengan obat antiinflamasi non steroid (NSAIDs).
Beberapa efek samping yang bisa saja terjadi dalam penggunaan antibiotik ini adalah:
Diare.
Mual-mual.
Sakit kepala.
Sering buang gas.
6
Dalam kondisi tertentu, ciprofloxacin dapat menyebabkan efek samping serius, seperti
kelumpuhan pada tendon, sendi, otot, dan saraf.
Disarankan untuk segera menghubungi dokter apabila terjadi hal-hal berikut setelah
menggunakan ciprofloxacin:
2. Amoxicillin
Amoxicillin adalah salah satu jenis antibiotik golongan penisilin yang digunakan
untuk mengatasi infeksi berbagai jenis bakteri, seperti infeksi pada saluran
pernapasan, saluran kemih, dan telinga. Amoxicillin hanya berfungsi untuk mengobati
infeksi bakteri dan tidak bisa mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus, misalnya
flu. Obat ini membunuh bakteri dengan cara menghambat pembentukan dinding sel
bakteri.
Tentang Amoxicillin
Golongan penisilin
7
Kategori Obat resep
Peringatan:
Berhati-hatilah jika Anda alergi terhadap obat, seperti penisilin atau bahan
tertentu.
Jika Anda akan menjalani vaksinasi apa pun, pastikan memberi tahu dokter
bahwa Anda sedang mengonsumsi amoxicillin karena obat ini dapat
menghambat kerja vaksin, terutama vaksin tifoid.
Jika Anda sedang mengonsumsi pil kontrasepsi dan mengalami
muntah-muntah akibat amoxicillin, gunakan alat pengaman tambahan seperti
kondom.
Kosultasikan pada dokter jika menderita gangguan ginjal atau dicurigai
menderita demam kelenjar (glandular fever).
Beri tahu dokter jika mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen atau herba.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Amoxicillin
Berikut ini adalah dosis penggunaan amoxicillin yang telah disesuaikan dengan
sejumlah kondisi:
8
Kondisi Dosis
Bacalah petunjuk pada bungkus obat dan ikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi
amoxicillin. Jangan mengubah dosis amoxicillin kecuali disarankan oleh dokter.
Pastikan Anda menghabiskan dosis dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan oleh
dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya kembali infeksi. Jika infeksi
9
masih belum sembuh setelah mengonsumsi semua dosis yang diresepkan, kembali
temui dokter.
Jika tidak sengaja melewatkan dosis amoxicillin, segera minum jika jadwal dosis
berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, jangan menggandakan dosis.
Pada beberapa pasien anak-anak, konsumsi obat ini dapat mengakibatkan perubahan
warna gigi menjadi kuning, coklat, atau abu-abu. Berkonsultasilah dengan dokter gigi
untuk mencegah dan mengatasi perubahan warna gigi.
Interaksi Obat
Walau jarang terjadi, amoxicillin dapat menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah:
Segera hentikan penggunaan amoxicillin lalu temui dokter atau pergi ke rumah sakit
terdekat apabila timbul ruam, pembengkakan pada wajah atau mulut, atau
kesulitan bernapas setelah mengonsumsi obat ini. Gejala tersebut menandakan adanya
alergi terhadap obat.
10
Analgetik
Analgesik adalah obat untuk menghilangkan rasa sakit akibat radang sendi,
operasi, cedera, sakit gigi, sakit kepala, kram menstruasi, dan nyeri otot. Ada berbagai
jenis obat analgesik. Misalnya golongan opioid (opium) seperti Oxycontin
(oxycodone), Dolophine atau Methadose (methadone), Dilaudid (hydromorphone),
Demerol (meperidine), Duragesic atau Actiq (fentanyl), dan Kadian atau Ms Contin
(morfin). Obat-obatan analgesik kuat ini hanya bisa digunakan dengan menebus resep
dokter. Penakaran dosisnya pun diatur sangat ketat.
Kesemua jenis obat pereda nyeri tersebut memiliki cara kerja yang berbeda-beda.
Secara umum, golongan opium bertugas untuk mengurangi sinyal rasa sakit yang
dihantarkan oleh otak dan sistem saraf terhadap area tubuh sasaran. Sementara
paracetamol bekerja mengubah respon tubuh terhadap rasa sakit tersebut. NSAID
berperan menghambat perkembangan rasa sakit di dalam tubuh.
1. Ibuprofen
11
Ibuprofen termasuk jenis obat antiinflamasi nonsteroid. Obat ini dapat meredakan rasa
sakit ringan hingga menengah, serta mengurangi peradangan. Contoh gejala yang
dapat ditangani ibuprofen adalah nyeri otot dan sendi, migrain, nyeri menstruasi, sakit
gigi, serta nyeri setelah operasi. Di samping itu, ibuprofen juga dipakai untuk
mengurangi demam dan pegal-pegal akibat flu.Ibuprofen bekerja dengan cara
menghambat enzim yang berperan dalam produksi prostaglandin. Prostaglandin
merupakan senyawa yang dilepaskan tubuh yang menyebabkan peradangan dan rasa
sakit.
Perlu diperhatikan bahwa obat ini hanya dapat mengurangi gejala, tetapi tidak
menyembuhkan penyakit penyebabnya.
Merk dagang: Arfen, Arthrifen, Brufen, Bufect, Bufect Forte, Farsifen, Farsifen
Forte, Iprox, Ostarin, Proris, Proris Forte, Prosic, Prosinal, Rhelafen, Rhelafen Forte,
Spedifen, Yarifen
Tentang Ibuprofen
12
janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh
mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Peringatan:
Dosis Ibuprofen
13
anak-anak masing-masing adalah 5 mg/kg. Rangkaian pemberian
berikutnya bisa dilakukan jika dalam waktu dua hari duktus
arteriosus masih terbuka.
Meredakan rasa sakit 400-800 mg tiap 6 jam sekali. Maksimal dosis per hari
pada orang dewasa adalah 3,2 gram.
Rheumatoid arthritispada
30-40 mg per hari dengan dibagi menjadi 3-4 kali
anak-anak usia 16 tahun ke
jadwal pemberian. Maksimal dosis per hari adalah 2,4
bawah (juvenile rheumatoid
gram.
arthritis)
Osteoarthritis dan rheumatoid 400-800 mg tiap 6-8 jam. Dosis maksimal per hari
arthritispada orang dewasa adalah 3,2 gram.
14
Dosis ibuprofen topikal untuk mengobati peradangan yang disebabkan oleh kelainan
otot, tulang, dan sendi adalah 5% (dalam bentuk krim, foam, atau spray) dan 10%
(dalam bentuk gel). Ibuprofen topikal kemudian dioleskan secukupnya pada bagian
tubuh yang mengalami peradangan.
Ibuprofen dalam bentuk oral sebaiknya dikonsumsi sesudah makan atau dengan
segelas susu untuk mengurangi efek sampingnya.
Pastikan untuk mengurangi rokok serta konsumsi minuman keras karena dapat
meningkatkan risiko efek samping perdarahan pada lambung.
Jika Anda lupa menggunakan ibuprofen, disarankan untuk segera melakukannya jika
jadwal penggunaan berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan
jangan menggandakan dosis.
Interaksi Obat
Berikut ini adalah beberapa risiko yang dapat terjadi dari interaksi ibuprofen dengan
sejumlah obat lainnya:
15
Tiap obat pasti berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk ibuprofen. Beberapa
efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi obat ini antara lain:
2. Asam Mefenamat
Asam mefenamat adalah obat untuk mengobati rasa sakit ringan hingga sedang.
Sering digunakan sebagai obat sakit gigi, sakit kepala, dan meringankan rasa nyeri
pada masa menstruasi.
16
Dosis asam mefenamat dan efek samping asam mefenamat akan dijelaskan lebih
lanjut di bawah ini.
Asam mefenamat biasanya diminum 4 kali sehari dengan segelas air mineral (8 ons
atau 240 mililiter) atau sesuai arahan dokter. Jangan berbaring setidaknya selama 10
menit setelah mengonsumsi obat ini. Jika terjadi gangguan pada perut, minum obat ini
dengan makanan atau susu. Jangan mengonsumsi asam mefenamat bersamaan dengan
antacid kecuali dengan arahan dokter.
Antacid tertentu kemungkinan dapat mengubah jumlah asam mefenamat yang diserap
oleh tubuh.
Dosis diberikan berdasarkan kondisi medis dan respon terhadap pengobatan. Untuk
mengurangi risiko perdarahan pada perut dan efek samping lainnya, minum obat ini
pada dosis terendah untuk waktu yang singkat.
Jangan naikkan dosis Anda, minum secara teratur, atau konsumsi lebih lama dari yang
disarankan. Obat ini sebaiknya tidak diminum lebih dari 7 hari pada satu waktu.
Jika Anda mengonsumsi obat ini sebagai “kebutuhan” dasar (bukan setiap hari), harap
diingat bahwa obat ini bekerja dengan baik ketika dikonsumsi saat tanda pertama rasa
nyeri terjadi. Jika Anda menunggu hingga tanda-tanda memburuk, obatnya tidak akan
bekerja dengan baik.
Jika Anda menggunakan obat ini untuk rasa sakit pada menstruasi, ambil dosis
pertama Anda segera setelah datangnya menstruasi atau ketika rasa sakit tiba.
Biasanya, Anda hanya perlu untuk mengonsumsi selama 2 atau 3 hari pertama saat
datang bulan.
Beritahu dokter jika rasa sakit Anda tidak berkurang atau semakin parah atau jika
Anda memiliki gejala baru lainnya.
17
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain
dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan
instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.
Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Dosis
Dosis asam mefenamat untuk mengatasi rasa sakit: Asam mefenamat 500 mg
dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 7 hari.
Dosis asam mefenamat untuk nyeri haid: 500 mg dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6
jam sejak dimulainya haid.
Dosis asam mefenamat untuk anak 14 – 18 tahun: 500 mg dilanjutkan dengan 250 mg
setiap 6 jam sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 7 hari.
Efek Samping
Efek samping asam mefenamat yang tidak serius namun kadang terjadi, antara lain
adalah:
18
Mual, mulas atau sakit perut, diare, sembelit, kembung
Pusing, sakit kepala, gugup
Kulit terasa gatal atau terdapat ruam
Mulut kering
Berkeringat, ingusan
Pandangan kabur
Dengung di telinga
Berhenti mengonsumsi mefenamic acid dan cari pertolongan medis atau hubungi
dokter Anda ketika Anda memiliki efek samping yang serius:
Nyeri pada dada, lelah, napas pendek, kurang jelas berbicara, bermasalah
dengan penglihatan atau keseimbangan
Tinja berwarna hitam, berdarah, batuk berdarah atau muntah yang terlihat
seperti bubuk kopi
Jarang buang air kecil atau tidak sama sekali
Nyeri, panas, atau berdarah saat buang air kecil
Mual, sakit pada perut, demam, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap,
feses berwarna seperti tanah liat, sakit kuning (menguning pada kulit dan mata)
Demam, sakit tenggorokan, serta sakit kepala, kulit melepuh, mengelupas, dan
terdapat ruam merah pada kulit
Memar, kesemutan parah, mati rasa, otot terasa lemah
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek
samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai
efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Beri tahu dokter dan Apoteker Anda jika Anda alergi terhadap mefenamic acid,
aspirin atau NSAID lainnya seperti, ibuprofen (Advil, Motrin) dan naproxen (Aleve,
19
Naprosyn), obat-obatan lain, bahan tidak aktif lainnya pada kapsul mefenamic acid.
Tanyakan pada apoteker Anda daftar bahan tidak aktif
Beri tahu dokter dan apoteker resep dan yang tidak tertulis dalam resep
obat-obatan, vitamin, suplemen nutrisi, dan produk herbal yang Anda konsumsi dan
akan dikonsumsi. Pastikan untuk menyebutkan antacid dari obat-obatan tersebut:
antacids; angiotensin-converting enzyme (ACE) zat seperti benazepril (Lotensin),
captopril (Capoten), enalapril (Vasotec), fosinopril (Monopril), lisinopril (Prinivil,
Zestril), moexipril (Univasc), perindopril (Aceon), quinapril (Accupril), ramipril
(Altace), and trandolapril (Mavik); amiodarone (Cordarone, Pacerone); atazanavir
(Reyataz); clopidogrel (Plavix); diuretics (‘water pills’), efavirenz (Sustiva);
fluconazole (Diflucan); fluvastatin (Lescol); metronidazole (Flagyl); lithium (Eskalith,
Lithobid); lovastatin (Mevacor); methotrexate (Rheumatrex); ritonavir (Norvir, in
Kaletra); sulfamethoxazole (dalam Bactrim, Septra); sulfinpyrazone (Anturane);
trimethoprim (Proloprim); dan zafirlukast (Accolate). Dokter Anda mungkin akan
mengubah dosis obat atau memantau Anda secara teliti untuk melihat adanya efek
samping
Beri tahu dokter jika Anda mengalami atau pernah mengalami kondisi seperti:
asma, terutama jika Anda sering merasakan hidung tersumbat atau ingusan atau nasal
polip (pembengkakan pada bagian dalam hidung); pembengkakan pada tangan, kaki,
pergelangan kaki, dan kaki bagian bawah (retensi cairan); penyakit hati atau ginjal
Beri tahu dokter jika Anda hamil, khusunya jika Anda berada pada bulan
terakhir kehamilan, Anda berencana untuk hamil, atau menyusui. Jika Anda hamil
ketika menggunakan mefenamic acid, segera hubungi dokter
Jika Anda akan operasi, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter atau dokter
gigi bahwa Anda sedang dalam penggunaan mefenamic acid
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan asam mefenamat
pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk
mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat
ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US
Food and Drugs Administration (FDA)
20
A=Tidak berisiko
B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C=Mungkin berisiko
D=Ada bukti positif dari risiko
X=Kontraindikasi
N=Tidak diketahui
Tidak diketahui apakah asam mefenamant bisa terserap ke dalam ASI atau
apakah membahayakan bayi. Jangan gunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter
Anda jika Anda sedang menyusui.
Interaksi
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek
samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam
dokumen ini. Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan
resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa
persetujuan dokter.
Beri tahu dokter Anda jika Anda mengonsumsi obat antidepresi seperti citalopram
(Celexa), duloxetine (Cymbalta), escitalopram (Lexapro), fluoxetine (Prozac, Sarafem,
Symbyax), fluvoxamine (Luvox), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), atau
venlafaxine (Effexor). Mengonsumsi salah satu obat ini bersamaan dengan mefenamic
acid dapat menyebabkan memar atau mudah berdarah.
21
Steroids (prednisone and others); atau
Aspirin or NSAIDs (non-steroidal anti-inflammatory drugs) such as diclofenac
(Voltaren), etodolac (Lodine), fenoprofen (Nalfon), flurbiprofen (Ansaid), ibuprofen
(Advil, Motrin), indomethacin (Indocin), ketoprofen (Orudis), ketorolac (Toradol),
meclofenamate (Meclomen), meloxicam (Mobic), nabumetone (Relafen), naproxen
(Aleve, Naprosyn), piroxicam (Feldene), dan lainnya
Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan
makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau
tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi.
Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan
penyedia layanan kesehatan Anda.
Adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan obat
ini. Beritahukan dokter bila Anda memiliki masalah kesehatan lain, khususnya:
Anemia atau
Asma
Masalah perdarahan
Pembekuan darah
Edema (retensi cairan atau pembengkakan pada tubuh)
Riwayat serangan jantung
Penyakit jantung (contoh, gagal jantung kongestif)
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Penyakit ginjal
Penyakit hati (contoh, hepatitis)
Sakit pada perut atau usus
Riwayat stroke⎯ Gunakan dengan hati-hati. Obat ini dapat memperparah
kondisi
Aspirin-sensitif asma
Penyakit ginjal parah
22
Stomach ulcers, aktif⎯ obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan
kondisi ini
Operasi jantung (misalnya, operasi coronary artery bypass graft
[CABG])⎯ obat ini tidak digunakan untuk meredakan rasa nyeri sebelum atau sesudah
operasi
Overdosis
Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau overdosis?
Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat
(112) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun, bila
sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke
jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis.
Antifungi
23
tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat mengonsumsi obat imunosupresan atau
menderita HIV.
Tentang Clotrimazole
Golongan Antifungal
Manfaat Mengobati infeksi jamur pada kulit, liang telinga atau vagina
24
menggunakan obat ini.
Peringatan:
Dosis Clotrimazole
25
disebabkan oleh jamur dengan dosis sesuai anjuran dokter.
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan obat dalam
menggunakan clotrimazole.
Clotrimazole tablet vagina tidak boleh digunakan untuk bagian tubuh selain vagina.
Ikuti petunjuk pada kemasan obat atau anjuran dokter dalam memasukkan tablet ke
dalam vagina dengan benar. Cucilah kedua tangan sebelum dan sesudah memasukkan
clotrimazole tablet ke dalam vagina. Untuk memaksimalkan efek pengobatan,
gunakan clotrimazole tablet vagina sebelum tidur malam.
Bagi yang sedang dalam pengobatan otitis eksterna, disarankan untuk tidak berenang
sementara waktu agar terhindar dari infeksi. Pastikan juga tidak ada bahan kimia,
seperti sabun atau shampo, yang masuk ke dalam telinga. Tutup telinga dengan kapas
saat mandi.
Simpan obat di termpat kering dan bersuhu sejuk, serta jauhkan dari jangkauan
anak-anak.
26
Interaksi Obat
Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan krim clotrimazole adalah:
Jika muncul efek samping serius, seperti kulit bengkak, melepuh, terbakar, atau luka
terbuka, segera hubungi dokter.
2. Ketockonazole
Ketoconazole adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit.
Misalnya kurap pada kaki, badan, atau lipat paha, panu, dermatitis seboroik,
serta ketombe. Obat antijamur ini mampu membunuh jamur penyebab infeksi,
27
sekaligus mencegahnya tumbuh kembali.Merek dagang: Formyco, Formico Cream,
Nizol, Nizoral Cream, Nizoral-SS, Solinfec, Solinfec Cream, okasid, Tokasid Cream,
Zoloral Cream, Zoloral-SS.
Tentang Ketoconazole
Peringatan:
28
Harap berhati-hati jika menderita detak jantung yang tidak teratur (aritmia),
alergi terhadap obat antijamur lain, gangguan hati, kadar tertosteron yang
rendah, gangguan kelenjar adrenal, serta asam lambung yang rendah.
Hindari konsumsi minuman keras selama menggunakan ketoconazole oral
karena dapat meningkatkan risiko gangguan hati.
Selama menggunakan ketoconazole, beri tahu dokter sebelum menjalani
pengobatan medis apa pun.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis:
Krim dan sampo ketoconazole yang disarankan adalah dengan kandungan 2%. Krim
ketoconazole umumnya dioleskan sebanyak 1-2 kali sehari pada bagian yang
terinfeksi dan sampo ketoconazole dapat digunakan sebanyak 1 kali sehari selama
maksimal 5 hari.
Sedangkan ketoconazole dalam bentuk tablet, diminum dengan dosis 200 mg per hari.
Dosis ini bisa ditingkatkan oleh dokter hingga 400 mg apabila dibutuhkan. Khusus
untuk anak-anak, takaran ketoconazole oral akan disesuaikan dengan berat badan
pasien.
Gunakanlah ketoconazole sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca
keterangan pada kemasan. Jangan berhenti menggunakan obat ini sebelum jangka
waktu yang ditentukan oleh dokter. Walau infeksi terlihat sudah sembuh, jamur tetap
berpotensi tumbuh kembali.
Untuk sampo ketoconazole, ratakan busa sampo hingga menutupi seluruh rambut dan
kulit kepala. Setelah itu, diamkan selama 5 menit sebelum dibilas hingga bersih. Jika
mengenai mata, segera basuh dengan air.
29
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya
selama mengonsumsi ketocoazole oral. Usahakan untuk meminumnya pada jam yang
sama setiap harinya guna memaksimalkan efek obat.
Terdapat berbagai obat yang berpotensi menimbulkan reaksi tidak diinginkan jika
dikonsumsi bersamaan dengan ketoconazole. Beberapa di antaranya meliputi:
30
Kenali Efek Samping dan Bahaya Ketoconazole
Tiap obat berpotensi menyebabkan efek samping, begitu juga dengan ketoconazole.
Sejumlah efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan antijamur ini
meliputi:
Mual.
Diare.
Sakit kepala.
Sakit perut.
Biduran.
Trombositopenia.
Demam.
Mengigil.
Ruam atau iritasi kulit.
Sensitif terhadap cahaya.
Sensasi terbakar atau perih pada kulit.
Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi
atau efek samping yang serius, seperti perut kembung, pembengkakan pada tangan,
kaki, atau pergelangan kaki, kebas, sakit dada, gangguan penglihatan, urine berwarna
gelap, lemas, lelah, pingsan, detak jantung tidak beraturan, serta timbul keinginan
untuk bunuh diri.
Antihistamin
Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh.
Zat histamin, pada dasarnya berfungsi melawan virus atau bakteri yang masuk ke
tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan.
Namun pada orang yang mengalami alergi, kinerja histamin menjadi kacau karena zat
kimia ini tidak lagi bisa membedakan objek yang berbahaya dan objek yang tidak
31
berbahaya bagi tubuh, misalnya debu, bulu binatang, atau makanan. Alhasil, tubuh
tetap mengalami peradangan atau reaksi alergi ketika objek tidak berbahaya itu masuk
ke tubuh.
1. Histapan Mebhydrolin
Histapan adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis alergi.
Histapan mengandung mebhydrolin, suatu obat yang termasuk golongan antihistamin
(antagonis reseptor histamin H1). Berikut ini adalah informasilengkap histapan yang
disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.
golongan
kemasan
Dos 10 x 10 filcotab 50 mg
kandungan
32
tiap kemasan histapan mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
Indikasi
Reaksi alergi obat tertentu, dan reaksi alergi akibat gigitan serangga.
Kontra indikasi
33
Sebaiknya jangan digunakan untuk bayi prematur dan bayi baru lahir,
hipertrofi prostat, glaukoma (peningkatan tekanan bola mata), dan
penderita asma akut.
Efek samping
Efek samping yang paling umum dari obat golongan anti histamin termasuk
histapan (mebhydrolin) adalah sedasi, mengantuk dan retardasi psikomotor. Efek ini
bersifat sementara dan akan segera hilang jika pemakaian obat dihentikan.
Efek samping yang lain misalnya mual, muntah, sakit kepala dan efek
antimuskarinik seperti retensi
urin, mulut kering, diare, anemia hemolitik, leukopenia, agranulositosis,
trombositopenia penglihatan kabur, dan gangguan pencernaan.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat ini adalah sebagai
berikut :
34
Karena resiko yang lebih tinggi dari antihistamin pada bayi terutama pada bayi
yang baru lahir dan prematur, terapi antihistamin sebaiknya tidak dilakukan pada
ibu menyusui.
Efek pada wanita hamil belum diketahui. Jika obat ini tidak benar-benar dibutuhkan
atau masih ada obat pilihan lain yang lebih aman, sebaiknya tidak digunakan untuk
wanita hamil.
interaksi obat
Dosis histapan
Indikasi Umum
Deskripsi
35
HISTAPAN 50MG TABLET adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai
jenis alergi. Histapan mengandung mebhydrolin, suatu obat yang termasuk golongan
antihistamin (antagonis reseptor histamin H1). Mebhydrolin bekerja dengan cara
menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi.
Dalam penggunaan obat ini HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
Komposisi
Mebhidrolin Napadisilat 50 Mg
Dosis
Aturan Pakai
sesudah makan
Kemasan
Kontra Indikasi
hipersensitif
Perhatian
Segmentasi
Red
Manufaktur
Sanbe Farma
36
2. Dexthamine
Dextamine obat apa? Dextamine adalah obat dengan kandungan bahan aktif
Deksametason dan juga Desklofeniramin. Kedua zat aktif ini dikenal sebagai obat
untuk mengobati kondisi yang disebabkan oleh peradangan dan juga reaksi alergi.
Deksametason sendiri merupakan golongan obat kortikosteroid yang ampuh untuk
mengatasi peradangan dan juga alergi.
Manfaat Dextamine
Berdasarkan cara kerja dari bahna aktif yang terkandung di dalamnya, secara umum
manfaat dari Destamine adalah untuk mengatasi berbagai kondisi akibat peradangan
dan juga reaksi alergi. Berikut adalah kondisi yang umumnya dapat diatasi
menggunakan obat Dextamine:
37
Gangguan pada mata yang disebakan oleh peradangan atau alergi
Rinitis alergi
Kondisi lainnya yang disebabkan oleh peradangan dan juga alergi
Dosis Dextamine
Dextamine tersedia dalam bentuk tablet dan juga sirup. Dextamine tablet memiliki
komposisi 0,5 mg Deksametason dan 2 mg Desklofeniramin maleat. Sedangkan untuk
Dextamine sirup, kompisisinya adalah 0,5 mg Deksametason dan 2 mg
Desklofeniramin maleat untuk setiap satu sendok takar atau 5 ml. Pemberian dosis
Dextamine yang dianjurkan atau umumnya diberikan adalah sebagai berikut:
Dosis Dexamine untuk dewasa: 1-2 tablet diberikan 3 hingga 4 kali per hari.
Dosis Dexamine untuk anak-anak: ½ tablet atau ½ sendok takar diberikan 3
hingga 4 kali per hari.
Dosis bisa ditingkatkan atau dikurangi bergantung pada kondisi pasien. Jangan
mengganti dosis tanpa berkonsultasi lebih dulu pada dokter dan apoteker. Mengurangi
atau menambah dosis bisa menyebabkan risiko terjadinya efek samping
Efek samping Dextamine mungkin tidak muncul pada semua pasien, tapi risiko efek
samping umumnya akan meningkat jika penggunaan obat melebihi dosis dan juga
digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Berikut adalah beberapa efek
samping dari Dextamine yang pernah ditemui:
38
Gangguan pertumbuhan
Cushing syndrome
Lemah otot
Efek samping ringan umumnya muncul pada awal penggunaan obat saja dan akan
langsung hilang dalam waktu yang singkat. Jika Anda mengalami salah satu dari
gejala efek samping yang cukup berat di atas, segera hentikan penggunaan obat. Jika
gejala tidak juga membaik. Segera konsultasikan kembali ke dokter agar dapat
ditindaklanjuti.
Sebelum menggunakan obat Dextamine, berikut adalah beberapa hal yang harus
menjadi peringatan dan perhatian bagi Anda:
39
Diskusikan dengan dokter tentang makanan, minuman, obat resep, hingga
obat herbal yang mungkin tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat
ini untuk menghindari interaksi obat yang akan menurunkan kinerja obat
dan menaikkan risiko terjadinya efek samping.
40