Anda di halaman 1dari 24

Makalah Asam Sulfat

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDI ANALISIS KESEHATAN


SEKOLA TINGGI ANALIS BAKTI ASIH
BANDUNG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang Pengantar Industri Kimia dapat diselesaikan dengan
baik.

Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas. Selain itu, makalah ini juga
diharapkan dapat memberikan informasi untuk semua pihak yang membaca makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaaan, untuk itu
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
di masa yang akan datang.

Bandung, 15 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4
Latar Belakang.......................................................................................... 4
Tujuan Penulisan....................................................................................... 4
Rumusan Masalah...................................................................................... 5

BAB II ISI ....................................................................................................... 6


2. 1. Pengertian Asam Sulfat........................................................................ 6
2. 2. Sejarah Asam Sulfat............................................................................. 6
2. 3. Identifikasi Asam Sulfat....................................................................... 8
2. 4. Bentuk-bentuk Asam Sulfat ................................................................. 9
2. 5. Kegunaan Asam Sulfat......................................................................... 10
2. 6. Bahaya Asam Sulfat............................................................................. 11
2. 7. Bahan Baku dan Alat Pembuatan Asam Sulfat.................................... 13
2. 8. Sifat-sifat bahan baku dan Produk Asam Sulfat................................... 14
2. 9. Proses Pembuatan Asam Sulfat............................................................ 17

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 23


3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 23
3.2 Saran .......................................................................................................... 23
Bab IV Daftar Pustaka ..................................................................................... 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, begitu
pula dengan sektor industri terutama dalam bidang kimia yang telah memotivasi kita untuk
melahirkan ide-ide baru yang bermanfaat. Perkembangan industri kimia di Indonesia
cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya baik secara kuantitas maupun kualitasnya.
Hal tersebut menyebabkan kebutuhan akan bahan baku maupun bahan penunjang akan
meningkat pula. Asam sulfat merupakan salah satu bahan penunjang yang sangat penting dan
banyak dibutuhkan industri kimia, antara lain untuk industri pupuk (pembuatan super fosfat,
ammonium sulfat), pengolahan minyak bumi, pharmasi, kertas dan pulp. Mengingat arti
pentingnya asam sulfat, maka kebutuhan negara dapat dijadikan tolak ukur kemajuan industri
negara tersebut.
Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan antara lain: diperlukan dalam bebagai reaksi
kimia dan dalam beberapa proses pembuatan, proses produksi baja, memproses bijih besi,
pembuatan pupuk, serta masih banyak kegunaan lainnya. Pada pembuatannya pun tergolong
mudah dan tidak memerlukan biaya yang besar. Untuk itu diperlukan suatu cara agar dalam
pengolahan dan pemanfaatannya bisa dimaksimalkan. Hal ini ditempuh dengan cara
mengetahui secara detail proses pembuatannya, sehingga bisa memperoleh hasil yang baik
sesuau dengan kebutuhan dan menembangkannya lebih lanjut guna meningkatkan hasil
industri atau produksi dalam usaha meningkatkan keuntungan.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
2. Untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang industri asam sulfat

4
1.3 Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya pembahasan mengenai asam sulfat, maka penulis memberi
batasan masalah pada pembahasan ini yaitu seputar : Pengertian Asam Sulfat, Sejarah
Asam Sulfat, Identifikasi Asam Sulfat, Bentuk-bentuk Asam Sulfat, Kegunaan Asam
Sulfat, Bahan Baku dan Alat Pembuatan Asam Sulfat, Sifat-sifat bahan baku dan Produk
Asam Sulfat, Proses Pembuatan Asam Sulfat, Industri Asam Sulfat, Limbah Industri
Asam Sulfat, dan contoh penerapan asam sulfat dalam kehidupan sehari-hari.

5
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Asam Sulfat


Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan yang bersifat korosif, tidak berwarna, tidak
berbau, sangat reaktif dan mampu melarutkan berbagai logam. Bahan kimia ini dapat larut
dengan air dengan segala perbandingan, mempunyai titik lebur 10,31 oC dan titik didih pada
336,85 oC tergantung kepekatan serta pada temperatur 300 oC atau lebih terdekomposisi
menghasilkan sulfur trioksida.

Asam sulfat (H2SO4) dapat dibuat dari belerang (S), pyrite (FeS) dan juga beberapa
sulfid logam (CuS, ZnS, NiS). Pada umumnya asam sulfat diproduksi dengan kadar 78%-
100% serta bermacam-macam konsentrasi oleum.

2.2 Sejarah Asam Sulfat

Ahli Kimia pada abad ke-8 Abu Musa Jabir bin Hayyan (Geber) dipercayai sebagai
penemu asam sulfat. Asam ini kemudian dikaji oleh alkimiawan dan dokter Persia abad ke-9
Ar-Razi (Rhazes), yang mendapatkan zat ini dari distilasi kering mineral yang mengandung
besi(II) sulfat heptahidrat, FeSO4 • 7H2O, dan tembaga(II) sulfat pentahidrat, CuSO4 • 5H2O.
Ketika dipanaskan, senyawa-senyawa ini akan terurai menjadi besi(II) oksida dan
tembaga(II) oksida, melepaskan air beserta sulfur trioksida yang akan bergabung menjadi
larutan asam sulfat. Metode ini dipopulerkan di Eropa melalui terjemahan-terjamahan buku-
buku Arab dan Persia.

Asam sulfat dikenal oleh alkimiawan Eropa abad pertengahan sebagai minyak vitriol.
Kata vitriol berasal dari bahasa Latin vitreus yang berarti 'gelas', merujuk pada penampilan
garam sulfat yang seperti gelas, disebut sebagai garam vitriol. Garam-garam ini meliputi
tembaga(II) sulfat (vitriol biru), seng sulfat (vitriol putih), besi(II) sulfat (vitriol hijau),
besi(III) sulfat (vitriol Mars), dan kobalt(II) sulfat (vitriol merah).

Garam-garam vitriol tersebut merupakan zat yang paling penting dalam alkimia, yang
digunakan untuk menemukan batu filsuf. Vitriol yang sangat murni digunakan sebagai media
reaksi zat-zat lainnya. Hal ini dikarenakan asam vitriol tidak bereaksi dengan emas.

6
Pentingnya vitriol dalam alkimia terlihat pada moto alkimia Visita Interiora Terrae
Rectificando Invenies Occultum Lapidem ('Kunjungi bagian dalam bumi dan murnikanlah,
anda akan menemukan batu rahasia') yang ditemukan dalam L'Azoth des Philosophes karya
alkimiawan abad ke-15 Basilius Valentinus, .

Pada abad ke-17, kimiawan Jerman Belanda Johann Glauber membuat asam sulfat
dengan membakar sulfur bersamaan dengan kalium nitrat, KNO3, dengan keberadaan uap.
Kalium nitrat tersebut terurai dan mengoksidasi sulfur menjadi SO 3, yang akan bergabung
dengan air membentuk asam sulfat. Pada tahun 1736, Joshua Ward, ahli farmasi London,
menggunakan metode ini untuk memulai produksi asam sulfat berskala besar.

Pada tahun 1746 di Birmingham, John Roebuck mengadaptasikan metode ini ke dalam
suatu bilik, yang dapat menghasilkan asam sulfat lebih banyak. Proses ini disebut sebagai
proses bilik, yang mengijinkan produksi asam sulfat secara efektif. Setelah berbagai
perbaikan, metode ini menjadi proses standar produksi asam sulfat selama hampir dua abad.

Pada tahun 1831, saudagar asam cuka Britania Peregrine Phillips mematenkan proses
kontak, yang lebih ekonomis dalam memproduksi sulfur trioksida dan asam sulfat. Sekarang,
hampir semua produksi asam sulfat dunia menggunakan proses ini.

7
2.3. Identifikasi Asam Sulfat

Asam sulfat

Nama Sistematis Asam Sulfat

Nama lain Minyak vitriol

Identifikasi
Nomor CAS [7664-93-9]

Nomor RTECS WS5600000

Sifat
Rumus molekul H2SO4

Massa molar 98,078 g/mol

bening tidak berwarna,


Penampilan
cairan tak berbau

Densitas 1,84 g cm−3, cairan

Titik leleh
10 °C, 283 K, 50 °F
Titik didih
290 °C, 563 K, 554 °F (asam murni. 98% larutan

8
mendidih pada 338°C)
tercampur penuh
Kelarutan dalam air
(eksotermik)

Viskositas 26,7 cP pada 20°C

Bahaya
Klasifikasi EU Sangat korosif (C)

Frase-R Templat:R35

Frase-S (S1/2), S26, S30, S45

Titik nyala Takternyalakan

Senyawa terkait
Asam selenat
Asam kuat terkait Asam klorida
Asam nitrat

Hidrogen sulfida
Asam sulfit
Senyawa terkait Asam peroksimonosulfat
Sulfur trioksida
Oleum

Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku


pada keadaan standar (25 °C, 100 kPa)

2.4. Bentuk-bentuk Asam Sulfat

Walaupun asam sulfat yang mendekati 100% dapat dibuat, ia akan melepaskan SO3 pada titik
didihnya dan menghasilkan asam 98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan
merupakan bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% umumnya disebut
sebagai asam sulfat pekat. Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan
untuk berbagai keperluan:

 10%, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium,


 33,53%, asam baterai,
 62,18%, asam bilik atau asam pupuk,

9
 73,61%, asam menara atau asam glover,
 97%, asam pekat.

Terdapat juga asam sulfat dalam berbagai kemurnian. Mutu teknis H 2SO4 tidaklah murni
dan seringkali berwarna, namun cocok untuk digunakan untuk membuat pupuk. Mutu murni
asam sulfat digunakan untuk membuat obat-obatan dan zat warna.

Apabila SO3(g) dalam konsentrasi tinggi ditambahkan ke dalam asam sulfat, H2S2O7 akan
terbentuk. Senyawa ini disebut sebagai asam pirosulfat, asam sulfat berasap, ataupun oleum.
Konsentrasi oleum diekspresikan sebagai %SO3 (disebut %oleum) atau %H2SO4 (jumlah
asam sulfat yang dihasilkan apabila H2O ditambahkan); konsentrasi yang umum adalah 40%
oleum (109% H2SO4) dan 65% oleum (114,6% H2SO4). H2S2O7 murni terdapat dalam bentuk
padat dengan titik leleh 36 °C. Asam sulfat murni berupa cairan bening seperti minyak, dan
oleh karenanya pada zaman dahulu ia dinamakan 'minyak vitriol'.

2.5 Kegunaan Asam Sulfat

Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan sebenarnya pula,
produksi asam sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri
negara tersebut.[5] Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat
adalah dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk
fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Pada metode ini, batuan fosfat digunakan dan
diproses lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya. Bahan-bahan baku yang ditunjukkan pada
persamaan di bawah ini merupakan fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi.
Bahan baku ini kemudian diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium sulfat,
hidrogen fluorida (HF), dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam fluorida. Proses
keseluruhannya dapat ditulis:

Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O → 5 CaSO4•2 H2O + HF + 3 H3PO4

Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk
menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil. Asam yang
telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid
Regeneration (SAR) plant). Kilang ini membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang,
bahan bakar minyak, ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan

10
menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang kemudian digunakan
untuk membuat asam sulfat yang "baru".

Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya diproduksi
sebagai produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk produksi besi dan baja.
Mereaksikan amonia yang dihasilkan pada dekomposisi termal batu bara dengan asam sulfat
bekas mengijinkan amonia dikristalkan keluar sebagai garam (sering kali berwarna coklat
karena kontaminasi besi) dan dijual kepada industri agrokimia.

Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk
menghasilkan aluminium karboksilat yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi
permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium
hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:

Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O

Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam
sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah
sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon. Ia juga
digunakan untuk membuat asam klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak
H2SO4 digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis untuk reaksi
isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan isooktana.

Di bidang industri, asam sulfat merupakan produk kimia yang paling banyak dipakai,
sehingga memperoleh julukan the lifeblood of industry. Asam sulfat penting sekali terutama
dalam produksi:
• Pupuk
• Kilang minyak
• Serabut buatan
• Bahan kimia industri
• Plastik
• Pharmasi
• Baterai

11
• Bahan ledak
• Semikonduktor
• Kertas dan pulp
• Karet sintetis dan alami
• Cat dan pigmen

2.6 Bahaya Asam Sulfat

2.6.1 Bahaya laboratorium

Tetesan 98% asam sulfat akan dengan segera membakar kertas tisu menjadi karbon

Sifat-sifat asam sulfat yang korosif diperburuk oleh reaksi eksotermiknya dengan air.
Luka bakar akibat asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar akibat asam kuat
lainnya, hal ini dikarenakan adanya tambahan kerusakan jaringan dikarenakan dehidrasi dan
kerusakan termal sekunder akibat pelepasan panas oleh reaksi asam sulfat dengan air.

Bahaya akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi asam


sulfat. Namun, bahkan asam sulfat encer (sekitar 1 M, 10%) akan dapat mendehidrasi kertas
apabila tetesan asam sulfat tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama. Oleh karenanya,
larutan asam sulfat yang sama atau lebih dari 1,5 M diberi label "CORROSIVE" (korosif),
manakala larutan lebih besar dari 0,5 M dan lebih kecil dari 1,5 M diberi label "IRRITANT"
(iritan). Asam sulfat berasap (oleum) tidaklah dianjurkan untuk digunakan dalam sekolah
oleh karena bahaya keselamatannya yang sangat tinggi.

Perawatan pertama yang standar dalam menangani tumpahnya asam sulfat ke kulit
adalah dengan membilas kulit tersebut dengan air sebanyak-banyaknya. Pembilasan
dilanjutkan selama 10 sampai 15 menit untuk mendinginkan jaringan disekitar luka bakar
asam dan untuk menghindari kerusakan sekunder. Pakaian yang terkontaminasi oleh asam
sulfat harulah dilepaskan dengan segera dan segera bilas kulit yang berkontak dengan pakaian
tersebut.

Pembuatan asam sulfat encer juga berbahaya oleh karena pelepasan panas selama
proses pengenceran. Asam sulfat pekat haruslah selalu ditambahkan ke air, dan bukannya
sebaliknya. Penambahan air ke asam sulfat pekat dapat menyebabkan tersebarnya aerosol
asam sulfat dan bahkan dapat menyebabkan ledakan. Pembuatan larutan lebih dari 6 M (35%)

12
adalah yang paling berbahaya, karena panas yang dihasilkan cukup panas untuk mendidihkan
asam encer tersebut.

2.6.2 Bahaya industri

Walaupun asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak dengan logam dalam kasus
tumpahan asam dapat menyebabkan pelepasan gas hidrogen. Penyebaran aerosol asam dan
gas sulfur dioksida menambah bahaya kebakaran yang melibatkan asam sulfat.

Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko utama asam sulfat
adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol asap.
Paparan dengan aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran
pernafasan, dan membran mukosa yang parah. Iritasi akan mereda dengan cepat setelah
paparan, walaupun terdapat risiko edema paru apabila kerusakan jaringan lebih parah. Pada
konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis aerosol asam sulfat yang paling
umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi. Indikasi kerusakan kronis saluran pernafasan
masih belum jelas. Di Amerika Serikat, batasan paparan yang diperbolehkan ditetapkan
sebagai 1 mg/m³. Terdapat pula laporan bahwa penelanan asam sulfat menyebabkan
defisiensi vitamin B12 dengan degenarasi gabungan subakut.

2.7 Bahan Baku dan Alat Pembuatan Asam Sulfat

Pembuatan asam sulfat memerlukan bahan-bahan sebagai berikut :

- SO3
- SO2
- O2
- NO. NO2 Pt. V2O5. Fe2O3 (sebagai katalis)

Unsur yang utama dalam pembuatan asam sulfat adalah unsur belerang. Di dalam
belerang terdapat bentuk unsur yang bebas yang dapat dijumpai di sekitar kawah
gunung berapi. Selain itu belerang senyawa logam dalam bijih logam, pirit, kalkupirit,
galena, dan terdapat dalam bentuk sulfat seperti gipsum atau gips, garam epsam dan
barit.

Sedangkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan asam sulfat yaitu :

13
- Reaktor yang dindingnya dilapisi timbal. Terdiri dari kamar timbal, menara glover,
dan menara gaylussac (proses kamar timbal).
- Reaktor packing (proses kontak).
2.8 Sifat-sifat bahan baku dan Produk Asam Sulfat
2.8.1 Bahan Baku
a. Sulfur
Tabel Sifat Fisika Sulfur
Titik didih 444,6ºC
Entalpi penguapan, j/g 278 (400ºC)
Densitas pada 140ºC 1,7865 g/ml (cair)
Viskositas pada 120ºC 0,0017 Pa.s
Panas laten penguapan 200ºC 308,6 J/g

14
Sifat-sifat kimia sulfur :
1. Dengan udara membentuk sulfur dioksida
Reaksi : S + O2 SO2
2. Dengan asam klorida dan katalis Fe akan menghasilkan hidrogen sulfida.
b. Udara
Fase : gas
Komposisi : 20,9% O2 ; 79,1% N2
Kapasitas panas : 7,035 cal/gmol °C (32°C)
Berat molekul : 28,84 g/gmol
Berat jenis : 1,5.10-3 gr/cc (25°C)
c. Air Proses (H2O)
Fase : cair
Berat molekul : 18 g/gmol
Berat jenis : 1 gr/cc (25°C)
Kekentalan : 1 cp (25°C)
d. Sulfur dioksida
Sifat-sifat fisika sulfur dioksida ditunjukkan pada tabel berikut ini

Tabel. Sifat fisika sulfur dioksida

Berat molekul 64,06 g/gmol

Titik leleh (-) 75,5ºC

Titik didih (-) 10ºC

Densitas standar 2,93 kg/m3

Volume molar 21,9 L/mol

Panas spesifik pada 100ºC 662 J/ (kg K)

Panas spesifik pada 300ºC 754 J/ (kg K)

Panas spesifik pada 500ºC 816 J/ (kg K)

Cp/cv (15ºC) 1,29

15
Sifat kimia sulfur dioksida :
1. Dengan klorin dan air membentuk asam klorida dan asam lainnya.
Reaksi : Cl2 + 2H2O + SO2 2HCl + H2SO4
2. Dengan hidrogen sulfida membentuk air dan sulfur
Reaksi : 2H2S + SO2 2H2O + 3S
e. Sulfur Trioksida

Tabel Sifat Fisika Sulfur Trioksida


Berat molekul 80,06 g/gmol

Titik leleh 3,57ºC

Titik didih 16,86ºC

Densitas standar 44,8 kg/m3

Panas penguapan pada titik didih 528 J/g

Sifat kimia sulfur trioksida :


1. Dengan air membentuk asam kuat
Reaksi : SO3 + H2O H2SO4
2. Dengan udara lembab sulfur trioksida membentuk uap putih tebal dengan bau yang
menyengat.

2.8.2 Produk
Asam Sulfat
Sifat – sifat asam sulfat ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel. Sifat Fisika Asam Sulfat


Berat molekul 98,08 g/gmol

Titik leleh 10,31°C

Titik didih 336,85°C

Densitas standar 45°C 1,8 g/cc

Kadar 98,50 %

Warna Tidak berwarna

Bentuk Cair

16
Sifat kimia asam sulfat :
1. Dengan basa membentuk garam dan air.
Reaksi : H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4 + H2O
2. Dengan alkohol membentuk eter dan air.
Reaksi : 2C2H5OH + H2SO4 C2H5OC2H5 + H2O + H2SO4

2.9 Pembuatan asam sulfat

Pembuatan asam sulfat melalui 2 proses, yaitu:


1. Proses Kamar Timbal (Lead Chamber Process)
Pada tahun 1746, Roebuck dari Birmingham Inggris, memperkenalkan proses kamar
timbal. Proses ini menarik , namun sudah kuno. Pembuatan asam sulfat dengan menggunakan
proses kamar timbal ini telah digunakan selama lebih kurang 200 tahun.
Proses kamar timbal merupakan proses pertama dari dua proses dalam pembuatan
asam sulfat yang mengandung 62 %-78% H2SO4. Proses ini menggunakan ruang reaktor yang
di lapisi timbal (Pb). Lapisan Pb bereaksi dengan asam sulfat sehingga membentuk endapan
atau lapisan tipis PbSO4 yang memeudahkan reaksi lebih lanjut dengan asam sulfat.
Gas SO2 dan NO dimasukkan ke menara Glover bersamaan dengan gas-gas dari
menara Gay Lussac, gas yang keluar dari menara Glover dimasukkan ke dalam kamar timbal
dan disemprotkan dengan air sehingga menghasilkan asam sulfat 60-67%. Hasil ini sebagian
dikembalikan ke menara Glover yang akan menghasilkan asam 77%. Asam ini sebagian
dimasukkan ke dalam menara Gay Lussac untuk menyerap gas-gas NO dan NO2
(katalisator). Gas yang terserap ini dimasukkan kembali ke menara Glover kamar timbal
berbentuk silindris volumenya cukup luas. Permukaan dalamnya dilapisi timbal tipis dan
disekat-sekat agar panas dapat ditransfer dengan baik, dinding bagian luar diberi sirip-sirip.
Sehingga di dalam menara ini terjadi pengembunan uap asam sulfat. Menara Gay Lussac
berfungsi untuk memungut kembali katalisator gas NO dan NO2 di kamar timbal dengan
menggunakan asam sulfat 77%. Penyerapan dilakukan pada suhu rendah antara 40-60°C.
Menara Glover bertugas memekatkan hasil asam sulfat dari kamar timbal. Pemekatan panas
ini perlu panas dan ini dapat diambil dari panas yang dibawa GHP (gas hasil pembakaran)
belerang (400-600°C).

Adapun tahap-tahap reaksi dari proses kamar timbal adalah sebagai berikut :
1. Fase gas
2NO + O2 2NO2

2. Fase gas liquid (interfase)


SO + H2O H2SO3
H2SO3 + NO2 H2SO3 . NO2( Di sebut asam nitrosulfat/asam ungu)

17
2(H2SO3NO2) + ½ O2 H2O + HSO3.NO2
Keterangan: ½ O2 = dari NO2 O2-
HSO3.NO2 + SO2 +H2O 2( HSO3.NO2 ) +H2SO3

3. Fase liquid
H2SO3.NO2 H2SO4 + NO3

2(H2SO3.NO2) + H2O 2H2SO4 + NO + NO2

HSO3.NO2 + HNO3 2NHO2 + H2SO4

Reaksi overall
SO2 + SO + H2O H2SO4 ( H = -54.500 cal)
Ketepatan asam sulfat yang dihasilkan kira-kira 62,5% dan dipekatkan lagi hingga mencapai
77,6%.

Fungsi menara Glover:


 Mendinginkan gas umpan
 Memekatkan asam kamar
 Membersihkan gas umpan dari SO3
 Membentuk asam sufat
 Menguraikan nutrious vitrial menjadi NO dan NO3
 Mereduksi pembentukan HNO3
Fungsi Kamar Timbal
 Tempat terjadinya reaksi
 Pengusiran kalor yang terbentuk dari reaksi
 Tempat pengendalian warna

Fungsi menara Gay Lussac


 Menyerap gas NO dan NO2 yang harganya relatif mahal

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kamar timbal yaitu:


 Dinding
Dinding kamar timbal terbuat dari bahan yang dapat menghantarkan kalor, dibuat tipis, dibuat
gelombang dan di pasang sirip yang tujuannya agar permukaannya luas

 Air yang ditambahkan harus cukup


Hal ini dapat berpengaruh terhadap asam sulfat yang terlalu pekat.

 Katalis

18
NO2 yang masuk harus cukup. Jika terlalu banyak, maka warna asam menjadi coklat. Selain
itu, dapat terbentuk HNO3. Sedangkan jika NO2 terlalu sedikit maka reaksi akan menjadi
lambat.

2. Proses Kontak
Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Peregrine Philips, seorang
negarawan Inggris, yang patennya mencakup aspekaspek penting dari proses kontak yang
modern, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara melalui katalis,
kemudian diikuti dengan absorbsi sulfur trioksida di dalam asam sulfat 98,5 – 99%. Pada
tahun 1889 diketahui bahwa proses kontak dapat ditingkatkan dengan menggunakan oksigen
berlebihan di dalam campuran gas reaksi. Proses kontak sekarang telah banyak mengalami
penyempurnaan dalam rinciannya dan dewasa ini telah menjadi suatu proses industri yang
murah, kontinyu dan dikendalikan otomatis. Sampai tahun 1900, belum ada pabrik dengan
proses kontak yang dibangun di Eropa, di mana terdapat kebutuhan terhadap oleum dan asam
konsentrasi tinggi untuk digunakan pada sulfonasi, terutama pada industri zat warna. Dalam
periode 1900 sampai 1925, banyak pabrik asam sulfat dengan proses kontak telah dapat
bersaing dengan proses kamar pada segala konsentrasi asam yang dihasilkan. Sejak
pertengahan tahun 1920-an, kebanyakan fasilitas yang baru dibangun dengan menggunakan
proses kontak dengan katalis hidrogen biasanya berupa zat padat, antara lain Pt, V2O5 dan
Fe2O3. Katalis ini berpori-pori sehingga cocok untuk pembuatan asam sulfat, karena
memiliki bidang kontak yang besar. Udara yang digunakan untuk membakar belerang
dibersihkan dahulu dengan asam sulfat dalam menara absorber, hasil pembakaran dibersihkan
dalam Waste Heat Boiler kemudian dimasukkan ke dalam konverter bersama O2, gas hasil
konverter atau reaktor dimasukkan ke dalam menara penyerap atau absorber. Penyerap yang
digunakan adalah asam sulfat 98,5%.
Pada pembuatan asam sulfat menurut proses kontak bahan yang dipakai adalah belerang
murni yang dibakar di udara.
SO2 dioksidasi menjadi SO3 dan kemudian SO3 direaksikan dengan air.
Adapun sulfur dioksida (SO2) didapat dari :

1. S(s) + O2(g) SO2(g)

2. 4FeS(s) + 7O2 2Fe2O3(s) + 4SO2

3. 2H2S(g) + 3O2(g) SO(g) + 2H2O(g)

19
SO2 yang terbentuk di oksidasi di udara dengan memakai katalisator. Reaksinya terbentuk
kesetimbangan :
2SO2(g) + O2(g) <==> 2SO3(g) + 45 k kal

Dahulu dipakai serbuk platina sebagai kontak. Tetapi sekarang dipakai katalis V 2O5 (Vanadium
penta oksida) yang lebih murah. Menurut kesetimbangan di atas, makin rendah suhunya
makin banyak SO3 yang dihasilkan. Akan tetapi, sama seperti pembuatan amoniak pada suhu
rendah reaksi berjalan lambat. Dengan memperhitungkan faktor-faktor waktu dan hasil
dipilih suhu 400°C, dan hasilnya yang diperoleh pada suhu ini kira-kira 98%. Itulah sebabnya
reaksi ini tidak perlu dilaksanakan pada tekanan tinggi. Oleh karena gas SO2 agak sukar larut
dalam air, maka SO3 dilarutkan dalam H2SO4 pekat. Jadi pada pembuatan H 2SO4, bahan
yang ikut digunakan juga
H2SO4 SO3 + H2SO4 H2S2O7
asam pirosulfat Asam pirosulfat kemudian disirami air :
H2S2O7 + H2O 2H2SO4
Adapun katalis yang digunakan dalam proses kontak ini yaitu : Pt, V 2Og, Fe2O3 (berupa
padatan).

Langkah-langkah reaksi pada katalisator :


1. Difusi zat pereaksi ke permukaan zat padat
2. Absorpsi pada permukaan zat padat
3. Reaksi berupa reaksi permukaan
4. Desorpsi hasil (melepaskan) dari permukaan zat padat
5. Difusi akhir menjauhi permukaan padat.

Gangguan terhadap katalisator :


1. Adanya gas SO2 yang mengandung air
2. Gas SO2 yang mengandung debu
3. Gangguan mekanis yang terjadi karena reaksi eksoterm. Karena terjadinya reaksi eksoterm,
maka akan mengeluarkan kalor yang dapat meleburkan katalis. Maka pada desain reaktor
diusahakan agar kalor menumpuk disatu tempat.

Perbandingan antara Proses Kamar Timbal dengan Proses Kontak

Keterangan Proses kontak Proses kamar timbal

Konversi Biaya produksi 98,5 – 99 % 77 – 79%

Biaya produksi Rendah Tinggi


Kualitas produk Lebih pekat Kurang
Proses produksi Satu kali proses dalam Dua kali proses dalam

20
Meningkatkan

konsentrasi asam Meningkatkan


konsentrasi asam

Katalis Vanadium Pentoksida NO dan NO2

21
Setelah dibandingkan antara proses kontak dengan proses kamar timbal, maka
kebanyakan dari perancangan pabrik asam sulfat memilih Proses Kontak dengan
pertimbangan :
a. Konversi yang tinggi dan kualitas produk lebih pekat.
b. Biaya produksi lebih murah.
c. Umur katalis dapat mencapai 10 tahun dalam pemakaian normal.
d. Proses produksi satu kali proses dalam meningkatkan konsentrasi asam.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asam sulfat merupakan senyawa asam kuat, bersifat korosif terhadap logam,
oksidator kuat, juga merupakan zat dehidrator karena bersifat Higroskopis. Senyawa ini
mempunyai banyak kegunaan antara lain sangat diperlukan dalam berhagai reaksi kimia dan
dalam beberapa proses pembuatan, proses baja, memproses bijih besi dan bijih mineral,
sintesa kimia, pemrosesan air limbah dan penapisan minyak serta sebagai penunjang dalam
pupuk, bahan kimia, logam.

Reaksi hidrasi asam sulfat merupakan reaksi endoterm yang kuat. Jika air
ditambahkan asam sulfat maka air itu akan mendidih dan akan menjadi bertambah asam. Hal
ini diakibatkan perbedaan isi pada keduanya. Air kurang pada berbanding asam untuk
terapung di atas asam. Reaksi ini boleh dianggap sebagai Pembentukan Ion Hidronim, seperti
reaksi di bawah ini :
H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4
Disebabkan Asam Sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan asam pengering yang
baik dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buah kering.
Apabila SO3 ditambah dengan asam sulfat maka akan membentuk H2S2O7. Ini dikenal
sebagai asam sulfat fuming/oleum/jarang-jarang sekali disebut asam nhordausen.
Di atmosfir zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan asam.
Asam sulfat dipercaya pertama kali ditemukan di Iran oleh al.-razi pada abad ke-9.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://www.infoplease.com/ce6/sci/A0861350.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Sulfonate

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat

http://www.petrokimia-gresik.com/chemical_product.asp

24

Anda mungkin juga menyukai