Anda di halaman 1dari 20

Perbedaan dan

Hubungan
Antara IQ, EQ,
SQ, AQ, dan CQ

Belajar dan Pembelajaran

Kelompok 9
KECERDASAN

dapat
memahami
dapat menilai dapat
suatu
suatu memberikan
permasalahan
permasalahan alasan dengan
secara
baik
menyeluruh
CIRI-CIRI PERILAKU SEORANG YANG
CERDAS

1. Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru


bagi yang bersangkutan.
2. Serasi tujuan dan ekonomis (efisien).
3. Masalah mengandung tingkat kesulitan dan mampu
dihadapi.
4. Keterangan pemecahannya dapat diterima dan logis.
5. Sering menggunakan abstraksi dalam pemecahan
masalahnya.
6. Bertindak cepat dalam menyelesaikan masalahnya.
7. Memerlukan pemusatan perhatian (fokus).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN

Pembawaan Pembentukan Kebebasan

Kematangan Minat
Rumpun atau macam-macam
kecerdasan ada 5, yaitu :

– IQ (Intellegence Qoutient)
– EQ (Emotional Qoutient)
– AQ (Adversity Qoutient)
– SQ (Spiritual Qoutient)
– CQ (Creativity Qoutient)
INTELLEGENCE QUOTIENT

IQ
Intellegence Quotient

– Berhubungan dengan penalaran / berfikir.


– Kapasitas umum seseorang untuk mengerjakan sesuatu.
– Keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah, serta
mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif (Marten Pali, 1993).
– Pengukuran IQ menurut Bined (1964) :
• Very Superior : > 130
• Superior : 120 – 129
• Bright Normal : 110 – 119
• Average : 90 – 109
• Dull Normal : 80 – 89
• Borderline : 70 – 79
• Mental Defective : < 69
EMOTIONAL QUOTIENT

EQ
Emotional Quotient

– Menurut Goldman : Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri,


perasaan orang lain, memotivasi diri, mengelola emosi dgn baik, dan
berhubungan dengan orang lain.
– EQ Tinggi adalah berempati, mengungkapkan dan memahami perasaan,
mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri,
disukai, mampu memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan,
kesetiakawanan, keramahan, dan sikap normal.
Emotional Quotient

– Perilaku cerdas emosi :


• Menghargai emosi negatif orang lain.
• Sabar menghadapi emosi negatif orang lain.
• Sadar dan menghargai emosi diri.
• Mengendalikan emosi negatif untuk membina hubungan.
• Peka terhadap emosi orang lain.
• Tidak bingung menghadapi emosi orang lain.
• Tidak menganggap lucu emosi org lain.
• Tidak memaksa apa yang harus dirasakan.
• Tidak harus membereskan emosi orang lain.
• Saat emosional adalah saat mendekatkan.
Emotional Quotient

– Cara meningkatkan EQ, yaitu (Dr Patricia Patton) :


• Paham peran emosi dan memungkinkan Anda merasakan perbedaan besar dalam
bagaimana mengendalikan emosi.
• Mengekspresikan kenyataan bahwa tidak seorangpun memiliki perasaan yang sama
tentang persoalan yang serupa.
• Mengekang emosi adalah tindakan tidak sehat dan mengarahkan ke cara-cara negative.
• Mempertajam intuisi pemecahan masalah ketika menghadapi masalah yang tidak dapat
kita control.
• Mengetahui keterbatasan diri dan tahu kapan mengubah strategi.
• Memungkinkan orang lain untuk jadi diri sendiri, tanpa memaksakan harapan kita pada
mereka.
• Menghargai diri sendiri dan menghargai potensi untuk pertumbuhan diri.
• Memahami pentingnya kasih sayang, perhatian, dan berbagi bersama.
Emotional Quotient

– Pentingnya kecerdasan emosi :


• Sebagai “silent language”.
• Berperan sebagai inner moral/kompas etika dalam bersikap.
• Membantu proses pengambilan keputusan.
• Sarana komunikasi untuk berhubungan dengan orang lain.
• Memungkinkan inner self kita berbicara kepada kita dan mengatakan apa yang
sesungguhnya kita butuhkan.
SPIRITUAL QUOTIENT

SQ
Sipiritual Quotient

– Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang
diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.
– Kecerdasan spiritual adalah sumber yg mengilhami, menyemangati, dan
mengikat diri kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu (Germanto, 2001).
– Ciri-ciri seorang individu memiliki SQ tinggi menurut Dimitri, yaitu :
• Memiliki prinsip dan visi yang kuat: Kebenaran, keadilan, dan kebaikan.
• Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman.
• Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.
• Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan.
ADVERSITY QUOTIENT

AQ
Adversity Quotient

– Adversity Qoutient (AQ) adalah kecerdasan seseorang untuk bertahan


menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.
– Paul G Stoltz, merinci AQ berdasarkan penelitiannya :
• AQ tingkat “Quitters” (orang-orang yang berhenti).
• AQ tingkat “ Campers” (Orang yang berkemah).
• AQ tingkat “Climbers” (Orang yang mendaki).
CREATIVITY QUOTIENT

CQ
Creativity Quotient
– Potensi untuk memunculkan penemuan baru di bidang apapun.
– 5 ciri kreatif menurut Guil Ford :
• Kelancaran memproduksi banyak ide.
• Keluwesan mengajukan banyak pendekatan pemecahan masalah.
• Keaslian melahirkan gagasan.
• Penguraian secara terperinci.
• Perumusan kembali persoalan melalui cara berbeda.
 Kreativitas terdiri dari dua unsur, yaitu :
• Kepasihan
• Keluwesan
Hubungan Antara IQ, EQ, SQ, AQ,
dan CQ
– Di mana menurut Daniel Goleman (1996), Orang yang mempunyai IQ tinggi
tapi EQ rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih besar dibanding
dengan orang yang IQ-nya rata-rata tapi EQ-nya tinggi.
– Ketika seseorang dengan kemampuan EQ dan IQ -nya berhasil meraih
prestasi dan kesuksesan, seringkali orang tersebut disergap oleh perasaan
“kosong” dan hampa dalam celah batin kehidupanya. Di sinilah kecerdasan
spiritual atau yang biasa disebut SQ muncul untuk melengkapi IQ dan EQ
yang ada di diri setiap orang.
– AQ merupakan teori yang menjembatani IQ dan EQ.
– Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaksana suatu profesi dengan
tingkat kecerdasan kreativitas (CQ) yang tinggi, adalah mereka yang kreatif,
mampu mencari dan menciptakan terobosan-terobosan dalam membatasi
berbagai kendala atau permasalahan yang muncul dalam lembaga profesi
yang mereka geluti.
THANK YOU!

eNd

Anda mungkin juga menyukai