Anda di halaman 1dari 7

HUKUM PERUSAHAAN

adalah semua peraturan hukum yang mengatur mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha.
Perusahaan adalah segala bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat
tetap, terus menerus, bekerja, berada dan didirikan di wilayah Negara Indonesia dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan atau laba.

Ciri khas dari perusahaan adalah :


– Bekerja terus menerus
– Bersifat tetap
– Terang-terangan
– Mendapat keuntungan
– Pembukuan.

BADAN USAHA
Perkumpulan : Dalam arti luas perkumpulan yang berbadan hukum dan tidak berbadan
hukum.

Dengan ciri-ciri sebagai berikut :


– Adanya kepentingan terhadap sesuatu.
– Adanya kehendak.
– Adanya tujuan.
– Adanya kerjasama untuk mencapai tujuan.

Dalam arti sempit misalnya perkumpulan advokat seIndonesia (asosiasinya) tidak mendapat
keuntungan.

Unsur-unsur usaha yang dikatakan sebagai badan hukum :

 Adanya harta kekayaan yang dipisahkan


 Mempunyai tujuan tertentu
 Mempunyai kepentingan sendiri
 Adanya organisasi yang teratur
 Proses pendiriannya mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman

PERUSAHAAN DAGANG ( PD )

 Aturan perusahaan dagang Keputusan dari Menperindag No. 23/MPR/KEP/1998 tentang


Lembaga-lembaga Usaha Perdagangan.
 Pasal 1 ayat (3) tentang lembaga-lembaga usaha perdagangan, lembaga perdagangan
adalah suatu instansi atau badan yang dapat membentuk perseorangan atau badan
usaha.
 Surat izin bisa didirikan asal mendapatkan izin dari pemerintahan setempat.

BADAN USAHA MILIK NEGARA ( BUMN )


UU Nomor 19 Tahun 1969 tentang bentuk-bentuk BUMN

1. PERJAN (PERUSAHAAN JAWATAN)


 Pabrik servis.
 Merupakan bagian dari departemen
 Mempunyai hubungan hukum publik.
 Pimpinannya disebut Kepala.
 Memperoleh fasilitas dari Negara.
 Status pegawainya adalah Pegawai Negeri Sipil.

2. PERUM (PERUSAHAAN UMUM)


 Makna usahanya disamping pabrik servis juga mendapatkan keuntungan.
 Suatu berbadan hukum.
 Bergerak dalam bidang yang penting.
 Mempunyai nama dan kekayaan sendiri.
 Dapat dituntut dan menuntut.
 Dipimpin oleh Direksi.
 Status kepegawaiannya dalam status kepegawaian Negara.

3. PERSERO (PERUSAHAAN PERSEORANGAN)

Yaitu perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas yang saham-sahamnya untuk sebagian atau
seluruhnya (minimal 51 %) dimiliki oleh Negara.
 Mencari keuntungan.
 Statusnya badan hukum
 Hubungan dalam usaha adalah berdasarkan hukum perdata.
 Modal dipisahkan dari kekayaan Negara
 Dipimpin oleh seorang Direksi.
 Peran negara adalah tonggak saham.
 Pegawainya perusahaan.
 Organnya terdiri dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), Direksi dan Komisaris.
SUMBER HUKUM PERUSAHAAN
Sumber hukum perusahaan adalah setiap pihak yang menciptakan kaidah-kaidah mengenai
hukum perusahaan, antara lain :

 Badan Legislatif ( UU )
 Pihak-pihak yang mengadakan perjanjian untuk membuat kontrak
 Hakim yang memutus perkara yang menciptakan yurisprudensi.
 Masyarakat sendiri yang biasa menciptakan kopensi (dalam bidang usaha)

Pasal 1319 KUH Perdata : yang menyatakan bahwa semua perjanjian baik bernama maupun
tidak bernama tunduk pada ketentuan umum yang termuat dalam Bab ini. (Bab I)
Bab I : Tentang perikatan pada umumnya.
Bab II : Tentang perikatan yang timbul dari perjanjian.

Pasal I KUHD : bahwa setiap undang-undang hukum perdata berlaku juga Bab perjanjian yang
diatur dalam setiap undang-undang ini.

Peraturan perundang-undangan lainnya yang dibentuk oleh pemerintah :


 UU BUMN
 UU Kekayaan Intelektual
 Pengangkutan di darat, air dan udara.
 Ketentuan mengenai perasuransian.
 Perkoperasian
 Pasar modal
 Perseroan Terbatas, dsb.

KONTRAK PERUSAHAAN.
1) Kontrak perusahaan merupakan sumber pertama kewajiban serta hak serta tanggung jawab
para pihak.
2) Asas kebiasaan berkontrak yaitu pasal 1338 ayat (1) Semua perjanjian yang dibuat secara
sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
3) Dalam kontrak perusahaan sering melibatkan pihak ketiga dalam hal penyerahan barang
(perusahaan ekspedisi), pergudangan, asuransi.
4) Dalam Yurisprudensi kewajiban dan hak yang telah ditetapkan oleh hakim di pandang
dengan dasar yang adil untuk menyelesaikan sengketa dan hak para pihak

MISALNYA YURISPRUDENSI :
 Jual beli
 Putusan perkara merk Nomor /341/PK PDT/1986
 Srnopi dan Stok Nomor 1272/1984

KEBIASAAN
Merupakan sumber hukum yang dapat diikuti oleh para pengusaha.
Kriteria kebiasaan yang di pakai sebagai sumber hukum bagi pengusaha :
 Perbuatan yang bersifat keperdataan
 Mengenai kewajiban dan hak yang seharusnya di penuhi.
 Tidak bertentangan dengan UU dan kepatutan
 Diterima oleh para pihak secara sukarela karena dianggap hal yang lebih dan patut.
 Menuju akibat hukum yang dikehendaki oleh para pihak.

Perjanjian Baku yaitu dimana salah satu pihak telah menuangkan perjanjian tersebut didalam
format formulir.

PP NOMOR 27 TAHUN 1978 PASAL (3)


Pengambilalihan adalah perbuatan hukum atau badan hukum atau orang perorangan untuk
mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.

AKUISISI = PENGAMBILALIHAN (TAKE OVER)


 UU Nomor 1 Tahun 1995 : PT
 UU Nomor 7 Tahun 1992 : Perbankan
 PP Nomor 27 Tahun 1978 pasal (3)

UU Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (pasal 103-105)


Wewenang untuk mengakuisisi adalah RRPS

Jeni-jenis Akuisisi :

DITINJAU DARI SEGI KEKUASAAN PERSEROAN

 Akuisisi Internal yaitu akuisisi terhadap perseoan dalam kelompok atau group sendiri.
 Akuisisi Eksternal yaitu akuisisi terhadap perseroan luar atau group sendiri atau
terhadap perseroan dari kelompok lain.
DITINJAU DARI SEGI KEBERADAAN PERSEOAN

 Akuisisi pinansial yaitu akusisi terhadap beberapa perseroan tertentu dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan pinansial memperbaiki kondisi perseroan-perseroan
terakuisisi.
 Akusisi strategis yaitu akuisisi engan tujuan untuk menciptakan sinergi berdasarkan
pertimbangan angka panjang.
 Akuisisi Horizontal yaitu akuisisi perseroan yang memiliki produk dan jasa yang sejenis
atau pesaing yang memiliki daerah kekuasaan yang sama dengan tujuan untuk
memperluas pasar.
 Akuisisi Vertical yaitu akuisisi terhadap beberapa perseroan yang memiliki produk atau
ketentuan sejenis dengan tujuan untuk mengurangi mata rantai dari hulu sampai ke hilir.
 Akuisisi Komkomerasi yaitu akuisisi bebrapa perseroan yang tidak mempunyai kaitan
bisnis secara langsung dengan bisnis perseroan pengakuisisi dengan tujuan membentuk
komlomerasi yag lebih besar.

KEUNTUNGAN AKUISISI
 Kelangsungan hidup perseroan terjamin karena makin kuat.
 Pengaruh persaingan dapat dikurangi
 Kedudukan atau keuangan erseroan bertambah kuat
 Arus barang ke pasaran terjamin.
 Perseroan yang rugi menjadi stabiii kerugiannya.
 Kualitas atau mutu barang dapat di tingkatkan.

KERUGIAN AKUISISI

 Pemegang saham royalitas makin terdesak oleh pemegang saham mayoritas


 Secara diam-diam akuisisi cenderung menuju pada pusat penguasaan ekonomi pada
pusat penguasan tertentu dalam bentuk monopoli.
 Pemasukan pendapatan Negara disektor pajak akan berkurang karena daftar laba rugi
menunjukan angka rendah bagi bayar pajaknya.
 Perseroan mengakuisisi dapat menguasai pasar dengan bebas sehingga menjadi
pemegang monopoli dan dalam hal ini sulit di awali karena belum ada undang undang
anti monopoli.

AKUISISI BANK
Diatur dalam PP Nomor 28 tahun 1999 dan Perbankan UU Nomor 10 tahun 1998

Dalam pasal 1 angka 4 : akuisisi pangambil alihan kepemilikan suatu bank yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap bank.
SYARAT AKUISISI BANK
Mendapat izin dari Bank Indonesia (penting) karena Bank Indonesia sebagai pusat yang
bertanggung jawab terhadap bank-bank yang ada di Indonesia.

TUJUAN AKUISISI BANK


 Dapat mendorong kinerja bank dan system kinerja nasional
 Tidak menimbulkan permusuhan kekuatan ekonomi pada suku cadang atau dalam bentuk
monopoli yang merugikan masyarakat.
 Tidak merugikan nasabah bank

AKUISISI
Akuisisi adalah tindakan pengambil alihan saham perusahaan secara sebagian atau secara
keseluruhan guna menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
Jadi bisa dikatakan,akuisisi bisa merupakan suatu langkah spekulasi dari suatu perusahaan
dalam menyelamatkan perusahaanya dari suatu kebangkrutan,mengapa akuisisi bisa dikatakan
sebagai suatu langkah spekulasi,karena tak jarang suatu perusahaan yang bangkrut dan
memilih akuisisi sebagai penyelamatan akhirnya peran serta perusahaan setelah akuisisi
menjadi kian menipis karena kebijakan pengakuisisi menjadi kebijakan yang paling dominan.

MERGER
Akuisisi sebagai suatu pilihan dalam penyelamatan perusahaan tidak selalu merupakan hal
yang absurd karena akusisi itu sendiri memiliki kekurangan tersendiri,katakanlah suatu
perusahaan selamat dari kebangkrutan karena memilih akusisisi akan tetapi di sisi lain pesan
serta perusahaan yang di akuisisi malah terpojok dengan kebijakan sang akuisitor.
Pada merger cenderung bagaimana manajemen kedua perusahaan dapat menstabilkan setiap
kebijakan karena dalam hal ini terjadi suatu penggabungan dua persuahaan menajadi satu
perusahaan karena berbagai factor salah satunya,salah satu perusahaan mengalami
kemunduran usaha.

Pada dasarnya merger adalah suatu keputusan untuk mengkombinasikan atau


menggabungkan dua atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan baru. Dalam konteks
bisnis, merger adalah suatu transaksi yang menggabungkan beberapa unit ekonomi menjadi
satu unit ekonomi yang baru. Proses merger umumnya memakan waktu yang cukup lama,
karena masing-masing pihak perlu melakukan negosiasi, baik terhadap aspek-aspek
permodalan maupun aspek manajemen, sumber daya manusia serta aspek hukum dari
perusahaan yang baru tersebut. Oleh karena itu, penggabungan usaha tersebut dilakukan
secara drastis yang dikenal dengan akuisisi atau pengambilalihan suatu perusahaan oleh
perusahaan lain.
Dilihat dari motifnya, perusahaan-perusahaan melakukan merger sebenarnya didasarkan atas
pertimbangan ekonomis dan dalam rangka memenangkan persaingan dalam bisnis yang
semakin kompetitif. Cost saving dapat dicapai karena dua atau lebih perusahaan yang memiliki
kekuatan berbeda melakukan penggabungan, sehingga mereka dapat meningkatkan nilai
perusahaan secara bersama-sama.Merger juga dimaksudkan untuk menghindarkan perusahaan
dari bangkrut, dimana kondisi salah satu atau kedua perusahaan yang ingin bergabung sedang
dalam ancaman bangkrut. Penyebabnya bisa karena missmanagement atau karena faktor-faktor
lain seperti kehilangan pasar, keusangan teknologi dan/atau kalah bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lainnya. Melalui merger, kedua perusahaan tersebut akan bersama
menciptakan strategi baru untuk menghindari risiko bangkrut.

ALASAN DAN TUJUAN PENGGABUNGAN DAN PELEBURAN.


– Memperbesar jumlah modal
– Menyamakan jalur distribusi
– Memperbesar sinergi perusahaan
– Mengurangi persaingan

TUJUAN :
 Kepentingan perseroan
 Harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan
usaha
 Memperhatikan kepentingan kreditur

Anda mungkin juga menyukai