Anda di halaman 1dari 2

PESYARATAN MENDIRIKAN APOTEK

 SITU, SIUP, NPWP


 Persyaratan Fisik, bangunan (termasuk IMB dan status tanah), etalase dan furniture,
alat meracik obat dan buku-buku standar.
 Surat izin apotek (SIA) bagi apotek maupun apoteker

Lampiran Kepmenkes No.1332/Menkes/SK/X/2002 mencantumkan syarat-syarat administrasi


yang harus dilampirkan dalam permohonan izin apotek adalah sebagai berikut:

 Salinan/fotokopi Surat Izin Kerja Apoteker,


 Salinan/fotokopi denah bangunan,
 Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akta hak milik/sewa/kontrak,
 Daftar asisten apoteker dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus, dan nomor
surat izin kerja,
 Asli dan salinan/fotokopi daftar terperinci alat perlengkapan apotek,
 Surat pernyataan dari apoteker pengelola apotek bahwa tidak bekerja tetap pada
perusahaan farmasi dan tidak menjadi apoteker pengelola apotek di apotek lain,
 Asli dan salinan/fotokopi surat izin atasan bagi pemohon pegawai negeri, anggota
ABRI, dan pegawai instansi pemerintahan lainnya,
 Akte perjanjian kerja sama apoteker pengelola apotek dengan pemilik sarana apotek,
surat pernyataan pemilik sarana tidak terlibat pelanggaran peraturan perundangan di
bidang apotek.

MEKANISME PENGAJUAN PENDIRIAN APOTEK

 Permohonan Izin Apotek diajukan apoteker kepada Kepala Dinas Kesehatan (DinKes)
Kabupaten/Kota setempat (Form Apt-1).
 Kepala Dinkes Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 hari kerja setelah menerima
permohonan (Form Apt-1) dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM
untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan
kegiatan (Form Apt-2).
 Tim Dinkes Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-lambatnya 6 hari kerja
setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinkes Kabupaten/Kota melaporkan
hasil pemeriksaan kepada Dinkes Kabupaten/Kota (Form Apt-3).
 Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam nomor 2 dan 3 tidak
dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan
kegiatan kepada Kepala Dinkes Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Provinsi (Form Apt-4).
 Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan, Kepala
DinKes Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotek (Form Apt-5).
 Dalam hal hasil pemeriksaan tim Dinkes Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM yang
dimaksud nomor 3 masih belum memenuhi persyaratan, Kepala DinKes
Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 hari kerja mengeluarkan Surat
Penundaan (Form Apt-6).
 Terhadap surat penundaan sebagaimana dimaksud nomor 6, apoteker diberi
kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya
dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal penundaan.

Anda mungkin juga menyukai