Permohonan Izin Apotek diajukan apoteker kepada Kepala Dinas Kesehatan (DinKes)
Kabupaten/Kota setempat (Form Apt-1).
Kepala Dinkes Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 hari kerja setelah menerima
permohonan (Form Apt-1) dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM
untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan
kegiatan (Form Apt-2).
Tim Dinkes Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-lambatnya 6 hari kerja
setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinkes Kabupaten/Kota melaporkan
hasil pemeriksaan kepada Dinkes Kabupaten/Kota (Form Apt-3).
Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam nomor 2 dan 3 tidak
dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan
kegiatan kepada Kepala Dinkes Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Provinsi (Form Apt-4).
Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan, Kepala
DinKes Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotek (Form Apt-5).
Dalam hal hasil pemeriksaan tim Dinkes Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM yang
dimaksud nomor 3 masih belum memenuhi persyaratan, Kepala DinKes
Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 hari kerja mengeluarkan Surat
Penundaan (Form Apt-6).
Terhadap surat penundaan sebagaimana dimaksud nomor 6, apoteker diberi
kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya
dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal penundaan.