Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AROMATERAPI

“TANAMAN MAWAR (Rosa damascena Mill.) SEBAGAI


AFRODISIAK”

OLEH :
NURHIDAYAH SYARIFUDDIN
051624153003

MAGISTER ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017

1
APHRODISIAC (AFRODISIAK)

Disfungsi seksual merupakan kondisi yang menunjukkan adanya gangguan


pada salah satu atau lebih aspek fungsi seksual (Pangkahila, 2006). Gangguan
seksual pada pria adalah masalah yang serius (Clouatre, 2005). Gangguan seksual
pada pria dapat berupa rendahnya dorongan seksual (libido), disfungsi ereksi
(impotensi), ejakulasi dini, ejakulasi retrogade (terlambat) dan nyeri saat
intercourse (Rachmadi, 2008).

Libido adalah dorongan untuk melakukan aktivitas seksual (Pfaus dan


Scepkowski, 2005). Gangguan libido didefinisikan sebagai defisiensi atau absennya
fantasi seksual dan dorongan untuk melakukan aktivitas seksual yang terjadi baik
secara persisten maupun rekuren serta dapat menyebabkan stres berat atau
gangguan hubungan antarpersonal (Kandeel et al., 2001).

Pengatasan gangguan seksual salah satunya dengan menggunakan


afrodisiak, yaitu suatu bahan organik, minyak esensial (minyak atsiri), obat,
minuman herbal atau bahan yang dapat membangkitkan gairah seksual (Oktavina,
2006).

Kata aphrodisiac atau afrodisiak berasal dari mitos kisah cinta Yunani.
Konon, Aphrodite, sang dewi cinta yang cantik jelita menghampiri pacarnya, Dewa
Ares. Selagi berjalan, bila kakinya menyentuh tanaman, maka tanaman itu segera
berbunga. Ini terjadi berkat kekuatan cinta dan gairah seksual Aphrodite yang
demikian besar.

Secara umum, afrodisiak didefinisikan sebagai substansi yang mampu


menambah atau menstimulasi gairah seksual. Pada dasarnya, tidak ada minyak
esensial atau herbal atau makanan atau substansi kimia yang dengan seketika
mampu membangkitkan gairah seksual pada seorang individu. Individu yang
mengalami kelelahan fisik, kelelahan emosi, stress, gizi kurang / gizi buruk,
depresi, ansietas, atau dalam keadaan sakit, tentunya akan merasa tidak bergairah
dan sulit menikmati keintiman (Aroma, 2017).

2
MINYAK ESENSIAL SEBAGAI AFRODISIAK DAN MEKANISME
KERJANYA

Salah satu manfaat aroma minyak esensial adalah sebagai afrodisiak, yaitu
pembangkit gairah seksual atau libido. Substansi afrodisiak, termasuk minyak
esensial, adalah substansi yang dapat membantu mengatasi atau menghilangkan
penyakit atau gangguan atau kelelahan fisik, psikologis, atau emosi yang
berpengaruh terhadap gairah seksual. Sebagai contoh, suatu minyak esensial dapat
dianggap bersifat afrodisiak jika mampu membantu kondisi-kondisi di bawah ini:
(Aroma, 2017).

a) Meringankan penyakit
b) Mengurangi stress
c) Menenangkan keadaan ansietas
d) Memberi energi pada tubuh dan pikiran
e) Meningkatkan/mengangkat mood
f) Mengatasi depresi
g) Menstimulasi panca indera

Secara umum, efek minyak esensial terhadap tubuh dapat dicapai melalui
3 aksi, yakni: (McGuinness, 2003).

a) Menginisiasi perubahan kimiawi dalam tubuh ketika minyak esensial masuk


ke dalam peredaran darah dan bereaksi dengan hormon dan enzim.
b) Menimbulkan efek fisiologis pada sistem tubuh.
c) Menimbulkan efek psikologis ketika aroma minyak esensial dihirup.

MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri adalah salah satu kandungan tanaman yang sering disebut minyak
terbang. Minyak atsiri dinamakan demikian karena minyak tersebut mudah
menguap. Selain itu, minyak atsiri juga disebut essential oil (dari kata essence)

3
karena minyak tersebut memberikan bau pada tanaman. Minyak atsiri itu berupa
cairan jernih, tidak berwarna, tetapi selama penyimpanan akan mengental dan
berwarna kekuningan atau kecoklatan. Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh
oksidasi dan resinifikasi (Koensoemardiyah)

Ada beberapa golongan (suku) tanaman yang mengandung minyak atsiri, antara
lain tanaman yang termasuk suku Annonaceae (misannya, kenanga), suku
Umbelliferae (misalnya, ketumbar dan adas), suku Compositae (misalnya,
chamomile), suku Labiatae (misalnya, lavender), suku Lauraceae (misalnya, manis
jangan), suku Myrtaceae (misalnya, kayu putih), suku Oleaceae (misalnya, melati),
suku Piperaceae (misalnya, merica), suku Graminae (misalnya, serai), suku
Rosaceae (misalnya, mawar), suku Rutaceae (misalnya, jeruk), dan suku
Zigiberaceae (misalnya, jahe) (Koensoemardiyah).

Minyak atsiri dihasilkan di dalam tubuh tanaman dan kemudian disimpan dalam
berbagai organ. Penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri dibuat dalam kelenjar
minyak atsiri. Kelenjar minyak atsiri ada yang terdapat di dalam tanaman (kelenjar
internal) dan di luar tanaman (kelenjar eksternal) (Koensoemardiyah).

Kelenjar internal terbentuk oleh masuknya minyak atsiri yang semula ada di
luar sel, yang kemudian merusak sel-sel disekitarnya sehingga terbentuklah saluran
semacam organ dengan minyak atsiri di dalamnya. Ada kemungkinan sel-sel di
sekitarnya kemudian larut dan membentuk kelompok sel yang disebut kelenjar dan
kemungkinan suatu deretan sel terlarut sehingga membentuk saluran yang di
dalamnya berisi minyak atsiri. Pembentukan kelenjar yang demikian disebut
sebagai pembentukan secara schizolysigen. Kelenjar-kelenjar seperti itu
kemungkinan terdapat dalam semua bagian tanaman. Ada tanaman yang kelenjar
minyak atsirinya hanya terdapat dalam daun, bunga, atau dalam batang. Ada pula
tanaman yang mengandung minyak atsiri dalam beberapa bagian tanaman
(Koensoemardiyah).

Kelenjar eksternal berupa sel epidermis atau modifikasi sel epidermis, misalnya
rambut kelenjar. Produk dari kelenjar yaitu miyak atsiri biasanya tertimbun di

4
antara lapisan sel terluar yaitu kultikula dan dinding sel antara suatu sel dengan sel
yang lain. Kultikula berupa lapisan tipis yang akan pecah bila terkena gesekan,
misalnya gesekan tangan. Bila kultikula pecah minyak atsiri akan keluar sehingga
bau minyak atsiri akan menyebar (Koensoemardiyah).

MAWAR (Rosa damascena Miller)

Bunga mawar merupakan tanaman bunga hias dengan batang berduri, banyak
ditanam di taman dan paling banyak dijual di toko bunga sebagai bunga potong
ataupun bunga tabur. Bunga ini berharga karena keindahan dan aromanya, serta
bermanfaat dan memiliki banyak khasiat. Minyak maupun ekstraknya sudah sejak
dulu digunakan dalam produk sabun mandi, parfum, lotion kulit, dan obat-obatan.
Mawar hampir bisa ditemukan di semua Negara di seluruh dunia, sehingga ia
dijuluki sebagai “Ratu Segala Bunga (Queen of Flower)” (Suryowinoto, 2000)

Ciri – ciri umum tanaman mawar, yaitu sebagai berikut: (Ditjen POM,1999)

a) Habitus : Semak, tinggi mencapai ±2 meter


b) Batang : Tegak, bulat, berkayu, berduri, warna hijau keabuan.
c) Daun : Majemuk, berbentuk lonjong, tumbuh berseling, panjang 5-10 cm,
lebar 1,5-2,5 cm, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal meruncing,
pertulangan menyirip, tangkai silindris, warna hijau keabuan,
d) Bunga : Majemuk, bulat, tumbuh di ujung cabang atau batang,tangkai
silindris, panjang ±2,5 cm, tangkai berwarna abu-abu, kelopak bentuk
lonceng, berwarna hijau keabuan, benang sari bertagkai sepanjang ± 0,7 cm,
warna kepala sari kuning, bentuk putik bulat dengan panjang ± 0,5 cm,
mahkota halus, berbau harum, berwarna merah.
e) Buah : Lonjong, berwarna hijau kemerahan
f) Biji : Bulat, berwarna coklat
g) Akar : Tunggang, berwarna putih kotor.

5
Gambar 1. Rosa damascena Miller.

KLASIFIKASI TANAMAN MAWAR

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifikasikan sebagai

berikut : (Bappenas, 2000)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosanales

Famili : Rosaceae

Genus : Rosa

Spesies : Rosa damascena Mill.

PENGGUNAAN TRADISIONAL

Efek terapeutik R. damascena pada pengobatan purba termasuk perawatan


nyeri perut dan dada, penguatan jantung, pengobatan perdarahan menstruasi dan
masalah pencernaan , dan pengurangan radang terutama pada leher . Suku Indian
Amerika Utara menggunakan ramuan akar tanaman R. damascena sebagai obat

6
batuk untuk meringankan batuk anak-anak. Tanaman ini juga digunakan sebagai
pencahar lembut. Minyak mawar menyembuhkan depresi, kesedihan, stres dan
ketegangan. Terapi uap minyak mawar sangat membantu untuk beberapa alergi,
sakit kepala, dan migrain (Boskabady et.al.,2011).

KANDUNGAN dan MANFAAT MAWAR (Rosa damascena Mill.)

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam bunga mawar di antaranya


tannin, geraniol, nerol, citronellol, asam geranik, terpene, flavonoid, pektin
polyphenol, vanillin, karotenoid, stearopten, farnesol, eugenol, feniletilakohol,
vitamin B, C, E, dan K. Dengan banyaknya kandungan yang terdapat dalam bunga
mawar merah, maka bunga mawar merah tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
baku obat, antara lain sebagai pengobatan aromaterapi, anti kejang, pengatur haid,
menyembuhkan infeksi, menyembuhkan sekresi empedu, dan menurunkan panas
badan (daun dan kelopak bunga mawar) (Hariana; Rukmana; Zakiyah, 2017).

Rosa damascena bersifat sebagai antidepressant, aphrodisiac, relaxing,


sedative. Kandungan senyawa dalam Rosa damascena adalah 2-Phenyl ethyl
alcohol 38%, geraniol 16%, citronellol soothing, uplifting 13%, farnesol 6%, nerol
4% (Perry N, 2006).

MINYAK ATSIRI MAWAR

Minyak mawar adalah minyak atsiri bunga mawar yang didapat dari ekstraksi
bunga mawar, terutama dari spesies Rosa damascena Mill. Minyak atsiri Mawar
(Rosa damascena Mill) memiliki bau yang agak menyengat, aroma segar, memilik
warna kuning hingga merah. Pada tanaman mawar, minyak atsiri hanya terdapat
dalam daun mahkota bunga (Koensoemardiyah).

Minyak mawar mengandung geraniol dan citronellol dengan konsentrasi


keduanya mencapai 75% dari minyak. Selain itu, juga terdapat linalool, citral dan
phenyl ethyl alcohol, nerol, farnesol, eugenol, serta nonylic aldehyde dalam jumlah
sedikit (Baskoro, 2017; Damayanti dan Fitriani, 2012).

7
Menurut Lavid, et al. (2002) Tidak kurang dari 300 komponen kimia yang
ditemukan dalam minyak atsiri mawar di antaranya adalah citronellol, geraniol,
nerol, linalool, phenyl ethyl alcohol, farnesol, stearoptene, α-pinene, β-pinene, α
terpinene, limonene, p-cymene, camphene, β-caryophyllene, neral, citronellyl
acetate, geranyl acetate, neryl acetate, eugenol, methyl eugenol, rose oxide, α
damascenone, β-damascenone, benzaldehyde, benzyl alcohol, rhodinyl acetate,
phenyl ethyl formate (Lavid, 2002).

Menurut Yulianingsih, dkk (2006) yang dikutip oleh Ribkahwati, minyak atsiri
mawar yang diekstrak dari bahan mahkota bunga berfungsi menjaga kelembaban
kulit dan membantu menyamarkan kerutan pada kulit. Efek emosional minyak atsiri
mawar adalah menenangkan, mengurangi depresi, stress, ketegangan,
mengendorkan saraf dan membantu mengatasi masalah insomnia. Minyak atsiri
mawar juga bermanfaat sebagai antiseptik, adstringen, bakterisidal, diuretik,
laksatif, dan sedatif.

Rosehip Oil adalah minyak nabati yang diekstrak dari biji yang mirip buah dari
bunga mawar setelah masa berbunganya selesai. Umumnya digunakan untuk anti
aging/penuaan dini, flek-flek, noda hitam akibat sinar matahari. Rosehip Oil yang
dibicarakan di thread ini difokuskan untuk pemakaian luar.

Minyak mawar berwarna kuning pucat atau kuning keabu-abuan juga disebut
minyak 'Rose Absolute' untuk membedakannya dengan minyak mawar yang sudah
diencerkan. Penyulingan menghasilkan minyak mawar dengan perbandingan
1/3.000 sampai 1/6.000 dari berat bunga, sehingga dibutuhkan 2.000 bunga mawar
untuk menghasilkan minyak mawar sebanyak 1 gram.

Komponen penyusun utama yang memberi aroma spesifik pada 'Rose Absolute'
menurut Moates dan John (1991) adalah citronellol, geraniol, dan fenil etil alkohol.
Hasil analisis kimiawi komponen penyusun absolut mawar hasil ekstraksi pada
jenis pelarut (heksan, petroleum eter, dan metil isobutil keton) dengan
perbandingan bunga dan pelarut 1:1, 1:2, dan 1;3 menunjukkan adanya 6 senyawa

8
penyusun yang teridentifikasi yaitu fenil etil alkohol, citronellol, geraniol, metil
eugenol, α-pinena, dan β-pinena (Amiarsi et.al.,2006).

MEKANISME AKTIVITAS AFRODISIAK TANAMAN OBAT

Peningkatan kadar testosteron serum adalah mekanisme utama tindakan


afrodisiak yang ditunjukkan oleh sejumlah tanaman obat. Ekstrak etanol dari akar
edulis Blepharis, Camellia sinensis, ekstrak berair akar Massularia acuminate, daun
Ruta chalepensis, buah Tribulus terrestris menunjukkan aktivitas afrodisiak dengan
meningkatkan kadar testosteron. Ekstrak encer dari akar Massularia acuminate dan
daun Ruta chalepensis juga meningkatkan FSH dan LH bersama dengan
testosteron. 7methoxyflavone dan 5,7-dimethoxyflavone dari Kaempferia
parviflora menunjukkan aktivitas penghambatan PDE5.

Pada rangsangan seksual (visual (atau) jika kelainan pada akson saraf
parasimpatis melepaskan gas nitrat oksida (NO). Gas berdifusi ke dalam sel otot
polos yang melapisi arteri korpus carvenosum (jaringan ereksi spons) dan
mengaktifkan enzim guanylate cyclase (GC) yang kemudian mengubah nukleotida
guanosin trifosfat (GTP) ke dalam guanosin monofosfat siklik (C.GMP) C.GMP
menyebabkan sel otot polos di sekitar penis menjadi rileks, menyebabkan pelebaran
dan peningkatan fluks darah. ke dalam jaringan penis. Darah ini pada dasarnya
terjebak di penis dan berujung pada ereksi. Ereksi berhenti setelah beberapa saat
karena C.GMP dihidrolisis oleh enzim phosphodiesterase tipe-5 (PDE-5) menjadi
GMP yang tidak aktif (Enzim PDE-5 berada di jaringan penis). Potensi afrodisiak
menghambat aksi hidrolisis PDE-5 sehingga CG dapat terakumulasi. 'Tidak
terganggu' dan memperpanjang ereksi melalui peningkatan aliran darah. Karena
banyak orang sekarang mengandalkan obat-obatan herbal untuk perawatan
kesehatan.

Aroma minyak mawar menghasilkan efek yang dapat meningkatan mood yang
lembut namun poten. Ini membawa kegembiraan ke hati, meningkatkan perasaan
cinta, mengurangi rasa takut, mengusir kemurungan, dan membantu pemulihan dari
kesedihan. Minyak mawar melemaskan pikiran dan saraf, mengembalikan

9
keseimbangan energi, dan membantu menyeimbangkan siklus bulan pada wanita.
wangi mawar mewakili esensi kemurnian dan kepolosan, dan juga merupakan
afrodisiak penguat sensual.

Secara skematik, proses penciuman digambarkan melalui bagan sistem


penciuman berikut ini:

Gambar 2. Bagan sistem penciuman

Sistem limbik merupakan struktur kompleks yang merupakan pusat emosi yang
behubungan dengan persepsi bau atau aroma, sensasi kenikmatan dan nyeri, emosi
seperti kemarahan, ketakutan, kesedihan, dan sexual feeling. Efek dari stimulasi
sistem limbik oleh minyak esensial yang bersifat afrodisiak akan tampak pada mood
dan kebugaran mental dan emosi, salah satunya pada pikiran dan perasaan dalam
aktivitas bercinta. Efek lain dari minyak esensial adalah membantu
menyeimbangkan hormon seksual dan hormon tiroid, sehingga minyak ini bekerja
pada tingkatan fisik untuk memacu faktor biologis yang terkait dengan seks. Efek-
efek ini terjadi karena pada sistem limbik terdapat bagian yang dinamakan septum
pellicidum yang merupakan pusat kenikmatan, yang jika mendapat stimulasi akan
mengintensifkan gairah seksual. Selain alasan tersebut, sistem limbik juga memiliki
koneksi multipel dengan thalamus, hipothalamus, dan kelenjar pituitari (kelenjar

10
hipofisis), sehingga reseptor sensorik penciuman mampu mempengaruhi fungsi
endokrin (McGuinness, 2003).

Penggunaan minyak esensial dalam aromaterapi yang berfungsi sebagai


afrodisiak biasanya dikombinasi dengan pemijatan sensual. Sentuhan yang
merupakan stimulus sensorik yang diterima oleh reseptor di kulit juga akan menuju
ke otak dan sistem limbik. Sehingga perpaduan inhalasi atau penciuman dengan
sentuhan sensual akan mengoptimalkan khasiat afrodisiak dari suatu aromaterapi
(McGuinness, 2003 ; Falsetto, 2017).

11
REFERENSI

Amiarsi, D., Yulianingsih, dan Sabari S.D., 2006, Pengaruh Jenis dan Perbandingan
Pelarut terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar, Balai Penelitian
Tanaman Hias, Sindanglaya, Cianjur, J. Hort. 16(4):356-359.
AromaWeb LLC. Aromatherapy and Aphrodisiacs. Diunduh dari:
http://www.aromaweb.com/articles/aromatherapyaphrodisiacs.asp. Diaks 6
September 2017
Boskabady Mohammad Hossein, Mohammad Naser Shafei, Zahra Saberi,
Somayeh Amini, 2011, Pharmacological Effects of Rosa Damascena, Iranian
Journal of Basic Medical Sciences, Department of Physiology, School of
Medicine and Pharmaceutical Research Centre, Mashhad University of
Medical Sciences, Mashhad, Vol. 14, No. 4
Baskoro AD, Endharti AT, Hapsari Anindya. Uji potensi repellent minyak mawar
(Rosa damascena) sebagai repellent terhadap Culex sp. pada tikus (Rattus
Norvegicus) strain wistar. (Internet). Available from
http://elibrary.ub.ac.id//bitstream/123456789/18321/1/Uji-potensi-repellent-
minyakmawar-(Rosa-damascena)-sebagai-repellent-terhadap-Culex-sp.
pada-tikus-(RattusNorvegicus)-Strain-Wistar.pdf. Diakses tanggal 6
September 2017
Bappenas. Mawar. 2000. (Internet). Available from
www.warintek.ristek.go.id/pertanian/mawar.pdf. Diakses tanggal 6
September 2017.
Ditjen POM. 1999. Inventaris tanaman obat Indonesia. Edisi V. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Damayanti A, Fitriana EA. 2012. Pemungutan minyak atsiri mawar (Rose Oil)
dengan metode maserasi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan ISSN 2303-0623
Falsetto S. Top Five Essential Oils for Romance: Popular Aphrodisiac Oils Used in
Aromatherapy. Diunduh dari: http://sharonfalsetto.suite101.com/top-five-
essential-oils for-romance-a197883. Diakses 6 September 2017
Hariana A. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Depok: Penebar Swadaya
Koensoemardiyah. A to z minyak atsiri untuk industri makanan, kosmetik, dan
aromaterapi. Penerbit Andi
Lavid N, dkk. 2002. Methyltransferases involved in the biosynthesis of volatile
phenolic derivatives in rose petals. Plant Physiology;.12
McGuinness H. 2003. Aromatherapy – Therapy Basics. 2nd Edition. London:
Hodder Arnold
Perry Nicolette and Elaine, 2006, Aromatherapy in the Management of Psychiatric
Disorders, Clinical and Neuropharmacological Perspectives, LEADING

12
ARTICLE, Medicinal Plant Research Centre, Universities of Newcastle and
Northumbria, Newcastle upon Tyne, UK CNS Drugs ; 20 (4): 257-280
Rukmana R. Mawar bunga cinta abadi menjanjikan keuntungan abadi. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Suryowinoto SM. 2000. Flora eksotika tanaman hias berbunga. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius .
Zakiyah KM, Winarsih S, Soemardini. Efektivitas ekstrak etanol bunga mawar
merah (Rosa damascena Mill) sebagai antimikroba terhadap bakteri
Salmonella Typhi secara in vitro. (Internet). Available from
http://eventarchives.litbang.depkes.go.id/jspui/bitstream/123456789/176/1/
MAJAL AH_KHOLIDAH%20MZ.pdf. Diakses tanggal 6 September 2017.

13

Anda mungkin juga menyukai