NIM : 12.01.01.180
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri merupakan salah satu aspek penting dalam bidang medis dan menjadi
penyebab tersering yang mendorong seorang untuk mencari pengobatan (Price dan
Wilson, 2006). Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,
merupakan suatu perasaan pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi
1
2
Analgesik adalah bahan atau obat yang digunakan untuk menekan atau mengurangi
rasa sakit atau nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran (Sumardjo, 2009 dalam
Pandey dkk, 2013). Obat yang biasanya digunakan untuk mengobati nyeri adalah
(Karcioglu,2010). Salah satu obat senyawa sintetik analgesik yang paling luas
digunakan seperti aspirin. Aspirin adalah obat dalam kelompok salisilat dan
merupakan salah satu jenis dari golongan NSAID, biasanya digunakan sebagai
2012).
penyakitnya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh badan pusat statistik, pada tahun
Beberapa tanaman yang digunakan sebagai obat analgesik yaitu daun mahkota dewa
(Phaleria macrocarpa) dan daun asam jawa (Tamarindus Indica L.). Secara
tradisional yang diwariskan bahwa daun mahkota dewa memiliki manfaat sebagai obat
haid, asam urat, kutil, tumor, kanker, serangan jantung, stroke dan jerawat (Dewani
dan Sitanggang, 2006). Dan asam jawa yang diwariskan turun menurun memiliki
manfaat sebagai obat demam, radang payudara. Sembelit, sakit kuning, sariawan dan
ekstrak asam jawa pada dosis 60-600 mg/kg. Pada dosis mencit mampu mengurangi
mengetahui efek analgesik pada daun asam jawa (Tamarindus Indica L.) dengan sedian
ekstrak dan dosis yang efektif, yang diujikan pada mencit jantan dengan metode
rangsangan kimia.
belum banyak terungkap, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa daun dan
kulit buahnya mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Daun mahkota dewa juga
mengandung polifenol. Dari penelitian sebelumnya ekstrak daun mahkota dewa pada
Penggunaan kombinasi ekstrak daun mahkota dewa dan ekstrak daun asam jawa
sebagai analgesik belum pernah dilakukan. Dengan demikian peneliti tertarik untuk
mengetahui apakah ada peningkatan efek analgesik dari kombinasi ekstrak daun
mahkota dewa dan ekstrak daun asam jawa sebagai analgesik dibandingkan dengan
1. Apakah kombinasi daun mahkota dewa (Phalirea marcocarpa) dan daun asam jawa
2. Pada dosis kombinasi manakah yang memberikan efek analgesik yang paling
optimal ?
(Phalirea marcocarpa) dan daun asam jawa (Tamarindus Indica L.) dapat
masing terhadap mencit putih jantan yang diinduksi dengan asam asetat.
2. Untuk mengetahui pada dosis kombinasi manakah yang memberikan efek analgesik
paling optimal.
ekstrak daun mahkota dewa (Phalirea marcocarpa) dan daun asam jawa
(Tamarindus Indica L.) dapat memberikan efek analgesik yang lebih besar
kombinasi daun mahkota dewa dan daun asam jawa sebagai analgesik.
1.5 Hipotesis
H0 : tidak terdapat perbedaan efek analgesik kombinasi ekstrak daun mahkota dewa
(Phalirea marcocarpa) dan ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica L.)
dibandingkan dosis tunggalnya terhadap mencit putih jantan galur swiss Webster.
(Phalirea marcocarpa) dan ekstrak daun asam jawa (Tamarindus indica L.)
dibandingkan dosis tunggalnya terhadap mencit putih jantan galur swiss Webster.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Thymelaeales
Family : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
(Jawa).
percabangan simpodial, arah cabang miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai pendek,
tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau tua, bentuk jorong hingga lanset,
panjang 7 - 10 cm, lebar 2 - 2,5 cm, helaian daun tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi
rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan licin, tidak pernah meluruh bunga
tunggal, muncul di sepanjang batang dan ketiak daun, bertangkai pendek, mahkota
7
berbentuk tabung (tubulosus) - berwarna putih buah bulat, panjang 3 - 5 cm, buah
muda berwarna hijau - setelah tua menjadi merah, bentuk dengan biji bulat, keras -
berwarna cokelat, daging buah berwarna putih berserat, berair dan berbiji.
Daun ini terkandung alkaloid, saponin, dan polyfenol. Senyawa saponin ini
dalam triterpenoid dan steroid saponin. Kedua senyawa tersebut mempunyai efek anti
Hasil penelitian sebelumnya efek analgesik yang baik didapatkan pada dosis 400
mg/kgBB (Yusuf dkk, 2013). Uji efek antiinflamasi ekstrak daun mahkota dewa pada
dosis 50 mg/kgBB (Rinayanti dkk, 2015). Telah dilakukan Penelitian tentang efek
antikoagulan ekstrak etanol buah mahkota dewa pada mencit putih jantan dosis terbaik
ekstrak daging buah mahkota dewa dosis 500 mg/kgBB dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada orang sehat setelah pembebanan glukosa (Meiyanti dkk, 2006).
Daun mahkota dewa berkhasiat mengobati penyakit seperti eksim, lemah syahwat,
disentri, alergi, dan tumor. Cara mengolah mahkota dewa pada bagian daun tergantung
pada jenis penyakit yangdiobati. Misalnya eksim, lumatkan daun mahkota dewa
kemudian balurkan. Pada kulit yang terkena eksim sebanyak dua kali sehari.
Sedangkan pada penyakit disentri, alergi dan tumor, cara mengolahnya dengan direbus
dan diminum (Gotawa dkk, 1999). Batang tanaman mahkota dewa yang bergetah
8
digunakan untuk mengobati penyakit kanker tulang, sehingga mungkin hanya akar dan
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Caesalpiniaceae
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindusindica L.
, Bage Mangga, Kanefokiu , Tobi , Asam jawa , Asang jawi , Tamalagi , Samba lagi ,
banyak, dan berkayu keras. Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terdapat
9
10-15 pasang anak daun yang duduknya berhadapan dan bertangkai sangat pendek,
ujung dan pangkal membulat, bagian tepi rata. Kedua permukaan daun halus dan licin,
berwarna hijau dengan warna sisi bawah lebih muda, panjang 1-2,5 cm, lebar 0,5-1
cm. Bunga dalam karangan berbentuk tandan yang panjangnya 2-16 cm, terdiri atas 6-
30 kuntum bunga yang letaknya hamper duduk, berwarna kuning berurat merah, keluar
dari ketiak daun atau ujung percabangan. Buah polong, bertangkai, bulat panjang
pipih, panjang 3,5-20 cm, 2,5-4 cm, bagian ujung melancip, di antara biji kerap
menyempit, kulit dinding luar rapuh, dan berwarna cokelat muda. Daging buah
berwarna kuning sampai cokelat kekuningan dan rasanya asam. Biji1-12, warnanya
Daging buah mengandung gula, invert, tartaric acid, citric acid, nicotinic acid, 1-
malic acid, pipecolic acid, vitexin, isivitexin, orientin, isoorientin, vitamin B3, minyak
orientin, isoorientin, 1-malic acid, tannin, glukosida, dan peroksidase. Kulit kayu
Daun asam jawa biasa digunakan untuk membuat jamu sinom, menurunkan panas
radang, menurunkan demam, rematik, sariawan, susah tidur, luka dan bersifat
2.3 Ekstrak
Ekstrak adalah zat yang dihasilkan dari bahan mentah secara kimiawi. Senyawa
kimia yang diekstrak meliputi senyawa aromatik, minyak atsiri, ester, dan sebagainya
yang kemudian menjadi bahan baku proses industri atau digunakan secara langsung
oleh masyarakat. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya
1. Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya, cairan penyari akan masuk kedalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan didalam sel.
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap
2. Perkolasi
11
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi
selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia
yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi,
kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke
1. Digesti
kontinyu) menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40-50C. Cara maserasi
ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.
2. Infusa
Ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (benjana infus tercelup
dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 C) selama waktu tertentu (15-
20 menit).
3. Dekokta
Infusa pada waktu yang lebih lama dan (>30 C) dan temperatur sampai titik didih
4. Sokletasi
ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
5. Refluks
12
Ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi refluks
2.3.2 Rendemen
disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri sering dilukiskan
sebagai suatu yang berbahaya (noksius, protofatik) atau yang tidak berbahaya (non
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut. Nyeri pada dasarnya adalah reaksi fisiologis karena
tubuh. Tetapi bila nyeri tetap berlangsung walaupun stimulus penyebab sudah tidak
ada, berarti telah terjadi perubahan patofisiologis yang justru merugikan tubuh dan
membutuhkan terapi.
Sebagian besar jaringan dan organ manusia dilengkapi dengan nosiseptor, yaitu
reseptor sensorik khusus yang terhubung ke serabut saraf aferen primer. Tipe nyeri
yaitu nyeri nosiseptif dan nyeri neuropati. Nyeri nosiseptif merupakan nyeri sementara
neuropati merupakan nyeri yang disebabkan oleh proses input sensori yang abnormal
oleh saraf perifer atau SSP karena adanya kerusakan atau perubahan patologis. Nyeri
stimulus bahaya termal, mekanikal, atau kimiawi menjadi aktivitas elektrik di ujung
perifer serabut saraf sensori. Potensial aksi melewati ujung saraf perifer sepanjang
akson menuju sistem saraf pusat. Transmisi merupakan transfer sinaptik dan modulasi
input dari satu neuron ke neuron lainnya. Persepsi adalah rasa nyeri mulai dirasakan
secara sadar oleh penderita. Modulasi merupakan proses inhibisi rangsang nosiseptif
melalui pelepasan opioid endogen, serotonin, dan norepinefrin (Baumann dkk, 2005).
Nyeri akut berlangsung kurang dari enam bulan. Nyeri ini bersifat protektif dan
sangat berguna sebagai peringatan akan terjadinya suatu penyakit dan kondisi yang
berbahaya. Di bawah kondisi normal, nyeri akut berperan dalam proses penyembuhan
14
dengan menurunkan stimulus nyeri. Namun, apabila tidak diobati, nyeri akut dapat
menyebabkan stres psikologi dan menurunkan sistem imun tubuh sehingga akan
Nyeri akut yang berlangsung selama lebih dari enam bulan menyebabkan nyeri
kronis. Seringkali, respon fisiologis yang umumnya muncul pada nyeri akut tidak
muncul pada nyeri kronis, namun beberapa gejala dapat mendominasi. Pada nyeri
kronis terdapat empat pengaruh utama, yaitu pengaruh terhadap fungsi fisik,
terhadap fungsi fisik meliputi lemahnya aktivitas sehari-hari dan gangguan tidur.
Perubahan psikologis yang terjadi antara lain depresi, gelisah, insomnia, marah, dan
kehilangan harga diri. Perubahan fisik dan psikologis yang dialami dapat
karena penderita menarik diri. Dalam tingkat masyarakat, nyeri kronik menyebabkan
(Baumann, 2005).
2.5 Analgetik
Analgetik adalah senyawa yang pada dosis terapi mengurangi atau melenyapkan
potensi kerja dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu analgetik narkotik dan
analgetik perifer.
Analgetik ini berkhasiat lemah sampai sedang yang bekerja pada perifer karena
obat ini tidak mempengaruhi SSP, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan
golongan ini antara lain : asam mefenamat, indometasin, piroksikam, dan parasetamol.
asam C20 tak jenuh tidak dapat membentuk endopeokside yang merupakan prazat dari
Zat-zat ini memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali dengan titik kerja
yang terletak dengan SSP sehingga disebut juga analgetik kuat (hipoanalgetik).
Umumnya analgetik sentral ini dapat mengurangi kesadaran sifat meredakan dan
psikis misalnya golongan morfin dan turunannya : morfin dan kodein, heroin,
dan antipiretik, merupakan terapi awal untuk pengobatan nyeri ringan sampai sedang.
16
antipiretik, dan antiinflamasi. Aspirin efektif untuk pengobatan nyeri ringan sampai
nyeri inflamasi dan nyeri yang berhubungan dengan metastasis tulang. Obat ini bekerja
2.5.4 Asetosal
Asetosal (asam asetil salisilat atau aspirin) merupakan prototip obat AINS yang
memiliki sifat analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi. Obat ini sangat luas digunakan
dan digolongkan sebagai obat bebas (Wilmana & Gan, 2007). Obat ini terdekomposisi
secara bertahap ketika mengalami kontak dengan udara lembab dan terdekomposisi
dengan cepat dalam basa menjadi asam asetat dan asam salisilat. Suspensi asetosal
asam salisilat setelah tujuh hari pada temperatur ruangan (Reynold, 1982). Pada
pemberian oral, asetosal dihidrolisis menjadi asam asetat dan salisilat terutama di hati
salisilat diabsorpsi dengan cepat dalam bentuk utuh di lambung, tetapi sebagian besar
di usus halus bagian atas. Suasana asam di dalam lambung menyebabkan sebagian
17
besar dari salisilat terdapat dalam bentuk nonionisasi sehingga memudahkan absorpsi.
Kadar puncak salisilat dalam plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam. Asetosal memiliki
onset 30 menit, durasi analgesik 3-6 jam, dan waktu paruh 15 menit. Obat ini mudah
menembus sawar darah otak dan sawar uri (Baumann, 2005). Asetosal sangat efektif
penurunan sensitisasi nosiseptor dan peningkatan ambang nyeri. Dosis umum asetosal
adalah 325-650 mg setiap empat jam. Dosis maksimum adalah 4000 mg per hari
(Baumann, 2005).
bahan uji dalam menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi pada hewan
percobaan. Induksi dapat dilakukan secara mekanik, termik, elektrik, atau kimia.
Pada metode ini, obat uji dinilai kemampuannya dalam menekan atau
menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi secara kimia pada hewan percobaan, yaitu
mencit. Rasa nyeri yang timbul ditunjukkan dalam bentuk respon gerakan geliatan.
Tiap episode geliat dikarakterisasi dengan adanya perputaran internal pada kaki,
18
kemudian diam, atau mengelilingi kandang. Frekuensi gerakan ini dalam waktu
tertentu menyatakan derajat nyeri yang dirasakannya. Bahan kimia yang sering
digunakan sebagai penginduksi adalah asam asetat dan fenil p-benzokuinon tetapi
Metode ini digunakan untuk mengetahui efek analgesik suatu obat terhadap nyeri
pada permukaan tangan/kaki tikus yang akan menimbulkan respon tikus berupa
menjinjit atau menjilat kaki. Respon ini dinilai dengan skala 0-3 (Milind dan Monu,
2012).
Nyeri dapat dilakukan memberikan zat yang menyebabkan nyeri ke dalam organ
yang berongga secara langsung, sebagai contoh mengalirkan formalin kedalam usus
besar mencit dapat menyebabkan rasa nyeri dan terjadi kontraksi nyeri seperti gelisah
Hewan percobaan yang ditempatkan di atas plat panas dengan suhu tetap sebagai
stimulus nyeri akan memberikan respon dalam bentuk mengangkat atau menjiat
telapak kaki depan atau meloncat. Selang waktu antara pemberian stimulus nyeri dan
19
terjadinya respon yang disebut waktu reaksi, dapat diperpanjang oleh pengaruh obat-
Penerapan metode ini dengan menggunakan kaki belakang dan ekor. Metode ini
Digunakan rangsangan ultrasonic pada ekor mencit. Morfin sebagai obat yang
Dengan cara ini mencit diletakkan pada kawat, kemudian dialiri gelombang lalu
diukur dengan melihat reaksi mencit seperti gerakan, dan lompatan (Milind dan Monu,
2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
20
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai dengan selesai
3.2.1 Alat
Refluks, destilasi vakum, alat timbang tikus dan mencit, sonde oral, spuit 1 ml,
lumpang dan mortir, erlenmeyer, beaker glass, kaca arloji, labu ukur, pipet tetes,
sarung tangan, kain planel, kandang tikus, masker, stop watch dan lain-lain.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah daun daun mahkota
dewa, daun asam jawa, aspirin, asam asetat, NaCl, fisiologis, tween 80 dan aquadest,
Hewan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan putih
galur Swiss Webster berumur 2-3 bulan sejumlah 25 ekor dengan bobot rata-rata 20-
Federer : (n-1)(t-1) 15, dimana n menunjukkan jumlah ulangan minimal dari tiap
perlakuan dan t menunjukkan jumlah perlakuan. Penentuan jumlah hewan uji dan
(n-1)(t-1) 15
(n-1)(5-1) 15
(n-1)(4) 15
4n-n15
4n19
n4,75 5
Dari rumus tersebut diperoleh jumlah ulangan untuk tiap perlakuan adalah besar
dan sama dengan 5 kali. Jadi tiap kelompok dengan 5 kali pengulangan, sehingga
jumlah mencit putih jantan galur swiss webster yang dibutuhkan untuk 5 kelompok
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena pada penelitian ini
peneliti memberikan perlakuan pada hewan uji yakni mencit putih jantan galur swiss
webster.
Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode refluks.
Keuntungan metode ini menggunakan pelarut relatif sedikit dan waktu yang
Metode pengujian efek analgesik pada penelitian ini menggunakan metode induksi
Variabel bebas pada penelitian adalah ekstrak daun mahkota dewa dosis 400
mg/kgBB, ekstrak daun asam jawa dosis 400 mg/kgBB, kombinasi ekstrak daun
mahkota dewa dosis 100 mg/kgBB dan ekstrak daun asam jawa dosis 100 mg/kgBB,
kombinasi ekstrak daun mahkota dewa dosis 200 mg/kgBB dan ekstrak daun asam
jawa dosis 200 mg/kgBB, kombinasi ekstrak daun mahkota dewa dosis 400 mg/kgBB
dan ekstrak daun asam jawa dosis 400 mg/kgBB, kontrol negatif tween 80 2% dan
Variabel tergantung pada penelitian ekstrak etanol daun asam jawa adalah efek
analgetik yang timbul pada mencit putih jantan galur swiss-webster. Parameter efek
Sampel daun mahkota dewa dan buah asam jawa diperoleh dari
secukupnya. Berat badan hewan ditimbang dan diamati tingkah lakunya. Selama
aklimatisasi berat badan naik atau turun tidak lebih dari 10% serta menunjukkan
Daun mahkota dewa dicuci bersih dengan air mengalir, ditiriskan kemudian
selanjutnya daun dimasukkan kedalam labu destilasi, lalu tambahkan pelarut etanol
sampai sampel terendam semuanya, setelah itu direfluks selama 3 x 3 jam, kemudian
saring hasil refluks. Destilasi vakum hasil refluks dan kentalkan dengan rotary
Daun asam jawa dicuci bersih dengan air mengalir, ditiriskan kemudian dikering
anginkan lalu ditimbang sebanyak 500 g. Daun dirajang kecil-kecil selanjutnya daun
dimasukkan kedalam labu destilasi, lalu tambahkan pelarut etanol sampai sampel
terendam semuanya, setelah itu direfluks selama 3 x 3 jam, kemudian saring hasil
refluks. Destilasi vakum hasil refluks dan kentalkan dengan rotary evaporator sehingga
Dosis asetosal digunakan dosis pada manusia yang dikonversi ke mencit, yaitu 65
mg/kgBB. Dosis ekstrak daun mahkota dewa yang digunakan pada penelitian ini
mengacu pada penelitian Yusuf (2013) yang menimbulkan efek analgetik dengan dosis
ekstrak 100 mg/kgbb, 200 mg/kgbb dan 400 mg/kgbb. Sedangkan ekstrak daun asam
jawa mengacu pada penelitian Akor (2015) yang mempunyai efek antiinflamasi
dengan dosis 100 mg/kgbb, 200 mg/kgbb, 400 mg/kgbb. Lalu dikombinasikan dan
didapat 3 variasi dosis yaitu masing-masing terdiri dari dosis rendah, sedang dan
1. Ekstrak daun mahkota dewa dosis 100 mg/kgbb dan ekstrak daun asam jawa dosis
100 mg/kgbb
2. Ekstrak daun mahkota dewa dosis 200 mg/kgbb dan ekstrak daun asam jawa dosis
200 mg/kgbb
3. Ekstrak daun mahkota dewa dosis 400 mg/kgbb dan ekstrak daun asam jawa dosis
400 mg/kgbb
25
Ambil tween 80 sebanyak 0,2 g tambahkan aquades sedikit demi sedikit sambil
diaduk hingga homogen, tambahkan aquades hingga volume 10 ml. Untuk mencit 20
Asam asetat 1% diperoleh dari asam asetat glasial 99,8% yang diencerkan menjadi
10% . Ambil 1 ml asam asetat 10% lalu masukan ke labu ukur 10 ml, tambahkan
larutan NaCl fisiologis hingga tanda batas. Untuk mencit 20 g diberikan 0,2 ml secara
intra peritoneal.
sedikit digerus homogen, masukan ke dalam labu ukur 10 ml, tambah aquadest sampai
sebanyak 0,2 ml ditambahkan sedikit digerus homogen, masukan kedalam labu ukur
10 ml, tambah aquadest sampai tanda batas. Untuk mencit 20 g diberikan 0,2 ml secara
per oral.
26
sebanyak 0,2 ml ditambahkan sedikit digerus homogen, masukan kedalam labu ukur
10 ml, tambah aquadest sampai tanda batas. Untuk mencit 20 g diberikan 0,2 ml secara
per oral.
3. Sediaan Kombinasi ekstrak Daun mahkota dewa 100 mg/kgBB dan ekstrak daun asam
Timbang 100 mg ekstrak daun mahkota dewa gerus tambahkan 100 mg ekstrak daun asam
jawa gerus, lalu ditambahkan dengan tween 80 2 % sebnyak 0,2 ml ditambahkan aquadest
sedikit digerus homogen, masukan kedalam labu ukur 10 ml. Tambah aquadest sampai tanda
4. Sediaan Kombinasi ekstrak Daun mahkota dewa 200 mg/kgBB dan ekstrak daun asam
Timbang 200 mg ekstrak daun mahkota dewa gerus tambahkan 200 mg ekstrak daun asam
jawa gerus, lalu ditambahkan dengan tween 80 2 % sebnyak 0,2 ml ditambahkan aquadest
sedikit digerus homogen, masukan kedalam labu ukur 10 ml. Tambah aquadest sampai tanda
5. Sediaan Kombinasi ekstrak Daun mahkota dewa 400 mg/kgBB dan ekstrak daun asam
Timbang 400 mg ekstrak daun mahkota dewa gerus tambahkan 400 mg ekstrak daun asam
jawa gerus, lalu ditambahkan dengan tween 80 2 % sebnyak 0,2 ml ditambahkan aquadest
sedikit digerus homogen, masukan kedalam labu ukur 10 ml. Tambah aquadest sampai tanda
Uji analgetik kombinasi ekstrak daun mahkota dewa dan daun asam jawa
terhadap hewan uji akan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut ini :
2. Pada hari ke-8 mencit dipuasakan selama 18 jam sebelum pengujian. Air minum
tetap diberikan.
3. Pada hari pengujian, mencit ditimbang bobotnya dan dikelompokkan secara acak
menjadi 6 kelompok.
asetosal dosis 65 mg/kgBB mencit sebagai pembanding (Kelompok II), sediaan uji
dosis tunggal ekstrak daun mahkota dewa dosis 400 mg/kgBB (Kelompok III),
sediaan uji dosis tunggal daun asam jawa sebanyak 400 mg/kgBB (Kelompok IV),
sediaan uji kombinasi ekstrak daun mahkota dewa dosis 100 mg/kgBB dan ekstrak
daun asam jawa sebanyak 100 mg/kgBB (Kelompok V), sediaan uji kombinasi
ekstrak daun mahkota dewa dosis 200 mg/kgBB dan ekstrak daun asam jawa
sebanyak 200 mg/kgBB (Kelompok VI), sediaan uji kombinasi ekstrak daun
mahkota dewa dosis 400 mg/kgBB dan ekstrak daun asam jawa sebanyak 400
5. Pada masing-masing kelompok I, II, III, IV, V, VI, VII diberi sediaan secara oral
dengan dosis yang telah ditentukan, setelah satu jam diberikan induksi asam asetat
1% secara intraperitoneal.
28
6. Setelah selang 10 menit, jumlah geliat mencit dihitung dengan interval waktu 5
Pada penelitian ini menggunakan parameter yang diukur adalah jumlah respon
geliat mencit.
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan software spss 20. Semua data
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik batang. Data jumlah respon geliat komulatif
yang diperoleh analisa dengan uji ANOVA (Analysis of varians) one way.
DAFTAR PUSAKA
Tjay, Tan Hoan dan K. Rahardja. 2007. Obat-obat penting, Jakarta: PT Gramedia.