Anda di halaman 1dari 24

UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN

(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK


(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri adalah perasaan sensoris subjektif dan emosional yang tidak

menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri perasaan

pribadi dan ambang toleransi nyeri pada setiap orang berbeda beda. Batas nyeri

untuk suhu adalah konstan yakni 44-45˚C, rasa nyeri dalam banyak hal hanya

merupakan gejala yang berfungsi melindungi tubuh dan merupakan suatu

isyarat bahaya tentang adanya gangguan melindungi tubuh dan merupakan

suatu isyarat bahaya tentang adanya gangguan di jaringan. Mediator nyeri

kemudian akan mengakibatkan reaksi radang kejang-kejang yang mengaktivasi

reseptor nyeri yang ada diujung ujung sarang bebas di kulit, mukosa dan

jaringan tubuh lain (Tjay & Rahardja, 2002).

Obat yang dapat mengurangi rasa nyeri disebut sebagai analgetik, slah

satu contohnya adalah asam mefenamat. Secara umum mekanisme kerja asam

mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi non steroid, bekerja dengan

menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat

enzim siklooksiginase, sehingga mempunyai efek analgetik, anti inflamasi dan

anti piretik (Goodman, 2007).

Obat analgetik yang digunakan secara terus menerus menimbulkan efek

samping yaitu induksi tukak lambung atau tukak peptic yang kadang-kadang
UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
disertai anemia sekunder akibat pendarahan saluran cerna sedangkan efek

samping lain ialah gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosintesis

tromboksan A2 dengan akibat peroanjangan waktu pendarahan dan juga

kemungkinan terjadi gangguan fungsi ginjal (Syarif dkk, 2007).

Pengobatan menggunakan tanaman obat telah ada dan dikenal oleh

masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Banyak tanaman obat yang sudah

dilaporkan mempunyai efek terapi untuk beberapa penyakit, namum

pengetahuan tentang khasiat dan keamanan obat alami ini hanya bersifat

empiris dan belum diuji secara ilmiah salah satunya daun dari tamanan daun

kemangi (ocimum sanctum L) dan daun dari tanaman daun sendok (Plantago

major L). karena daun dari tanaman daun kemangi dan daun dari tanaman daun

sendok diketahui mengandung asam ursolic yang menghambat biosintesis

prostaglandin melalui enzim siklooksigenase-2 (COX-2) secara in-vitro.

Daun dari tanaman daun kemangi juga dipergunakan sebagai obat

tradisional yang bervariasi terutama digunakan untuk obat menurunkan gula

darah, memperkuat daya tahan hidup sperma, mengatasi flu, perut kembung,

mencegah kemandulan, mengatasi arthritis, hingga epilepsi (Saparinto &

Susiana 2015). Sedangkan daun dari tanaman daun sendok digunakan untuk

obat luka, infeksi kulit penyakit tenggorokan saluran pernafasan sakit perut,

diare ginjal, dan peluruh kandung kencing (Arbain, 2014).


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan adanya

efek analgetik pada kombinasi daun papaya dan daun asam jawa yang telah di

uji analgetik dengan metode Sigmund menggunakan mencit putih jantan Galur

Swiss Webster. Yang menunjukkan adanya efek analgetik yang bersifat sinergis

dari penggabungan kedua tanaman karena dosis yang lebih kecil memiliki efek

yang optimal (Meisyayati, 2017).

Penelitian ini menggunakan infusa sebagai metode penyariannya,

karena infusa merupakan metode penyarian yang sederhana, serta relatif mudah

dan hemat dengan peralatan yang sederhana agar nantinya dapat diterapkan

sendiri di masyarakat.
UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah kombinasi dari infusa daun kemangi (ocimum sanctum L) dan infusa

daun sendok (Plantago major L) dapat memberikan efek analgetik yang

sinergis terhadap mencit putih jantan yang diinduksi asam asetat?

2. Berapa kadar kosentrasi dari kombinasi infusa daun kemangi (ocimum

sanctum L) dan infusa daun sendok (Plantago major L) yang dapat

memberikan efek analgetik paling baik?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ingin melakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adanya efek analgetik yang sinergis dari kombinasi infusa

daun kemangi (ocimum sanctum L) dan infusa daun sendok (Plantago major

L) terhadap mencit putih jantan yang diinduksi asam asetat.

2. Untuk mengetahui kadar konsentrasi yang tepat dari kombinasi infusa daun

kemangi (ocimum sanctum L) dan infusa daun sendok (Plantago major L)

yang dapat memberikan efek analgetik yang lebih baik.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
1. Sebagai sumber informasi ilmiah mengenai efek analgetik kombinasi infusa

daun kemangi (ocimum sanctum L) dan infusa daun sendok (Plantago major

L).

2. Sebagai dasar referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai efek analgetik

kombinasi infusa daun kemangi (ocimum sanctum L) dan infusa daun sendok

(Plantago major L).


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kemangi (ocimum sanctum L)

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kemangi (ocimum sanctum L)

Klasifikasi tanaman kemangi (ocimum sanctum L) menurut (Tjitrosoepomo,

2005).

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnolophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Ocimum

Spesies : Ocimum sanctum L

2.2.2 Nama Lokal

Lampes (Jawa), kemanghi (Madura), kemangi (Sumatera), balakam

(Sulawesi), lufe-lufe (Ternate), uku-uku (Bali), kamangi (Makasar), dan

saraung (Sunda)

2.2.3 Morfologi Tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah tropis ini merupakan herba tegak tinggi

0,3-1,5 m. Bewarana hijau dan berambut, panjang tangkai 0,25-3 cm dengan

tiap helaian daun berbentuk bular telur atau elips, ujung meruncing. Bunga
UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
kemangi tersusun pada tangkai berbentuk menegak, bewarna putih dan berbau

sedikit sedikit wangi. Buah bewarna coklat tua, tegak, biji berukuran kecil,

bertepi keras. Akar tunggang (Kusuma, 2010).

2.2.4 Kandungan Kimia

Kemangi mengandung tannin, flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin,

glikosida. Selain itu juga mengandung anetol, asam askorbat, asam kafeat,

histidin, magnesium. Β-carotene (Sudarsono, 2002).

2.2.5 Khasiat dan Manfaat Daun Kemangi

Secara tradisonal kemangi berkhasiat untuk mengobati demam, mual,

panas dalam. Meredakan sesak nafas, sakit gigi, sakit perut, anti inflamasi, anti

oksidan, anti kanker, anti amnesik, anti bakteri, penyakit kulit, serta diabetes

(Sudarso, 2002).

2.2.6 Efek Analgetik Daun Kemangi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2018) dalam uji

analgetik infusa daun kemangi memiliki efek analgetik terbaik pada dosis

konsentrasi 20% yang memberikan efek optimal terhadap mencit putih jantan

dengan Metode writhing test (geliat).

2.2 Tanama Daun Sendok (Plantago major L).

2.2.1 Klasifikasi Tanaman Daun Sendok (Plantago major L).

Klasifikasi tanaman daun sendok (Plantago major L) (Hardi Soenanto,

2009).
UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Divisi : Spermatophyta

Kelas : Asteridae

Ordo : Plantaginaceae

Famili : Plantaginaceae

Genus : Plantago

Spesies : Plantago major L

2.2.2 Nama Lokal

Ki urat (Sunda) ; otot-ototan, sembung otot, suri pandak, meloh kiloh

(Jawa) ; daun urat, ekor angin, kuping manjangan (Sumatera) (Arbain, dkk,

2014).

2.2.3 Nama Asing

Daun sendok (Plantago major L) memiliki nama asing yang terdiri dari,

Great plantain, Nipple grass (Inggris) ; Grand Plantain, Plantain Majeur

(Prancis) ; Ekor anjing (Malaysia) ; Lanting, Lantin, Lantiang haba, Ilantin

(Filipina) (Arbain, dkk, 2014).

2.2.4 Morfologi Tanaman

Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15-20 cm. Daun tunggal,

bertangkai panjang, serusun melingkar akar. Bentuk daun bundar telur sampai

lanset melebar, tepi rata atau bergigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau

sedikit berambut pertulangan melengkung, panjang 5-10 cm, lebar 4-9 cm,

warnanya hijau. Perhubungan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2-4

biji bewarna hitamdan keriput (Arbain, dkk, 2014).

2.2.5 Kandungan Kimia

Tumbuhan ini mengandung ursolic acid, oleanolic acid dan 18a-

glycyrrhetinic acid. Dari seluruh bagian tumbuhan yang dikoleksi di

Fukuychimayama, Kyoto, Jepang di temukan glikosida iridoid aucubin, 3,4-

dihydroaucubin dan 6’ -o6’ –glucosylaucubin. Dari atas tanah tubuh ini

ditemukan 10-acetoxmajoroside, 10-hydroxymajorroside, majordie, serta

aucubin. Penelitian lain melaporkan adanya glikosid flavonoid homoplantaginin

(hispiduin 7-0-D-glucoside). Dari biji Plantago major L ditemukan pula

senyawa aucubin, genoposidic acid, acteoside, syringing, dan plantagosid

(Arbain, dkk, 2014).

2.2.6 Khasiat dan Manfaat Daun Sendok

Daun sendok juga dipergunakan sebagai obat tradisional yang bervariasi

terutama digunakan untuk obat luka dan infeksi kulit, penyakit tenggorokan dan

saluran pernafasan seperti asma dan batuk, penyakit saluran cerna seperti sakit

perut, diare dan penyakit saluran air seni seperti ginjal, peluruh kandung

kencing. Di kampung-kampung banyak digunakan sebagai peluruh kencing,

obat batuk dan peluruh dahak (Arbain, dkk, 2014).

2.3 Nyeri

2.3.1 Definisi Nyeri


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Nyeri merupakan suatu gejala subjektif yang kompleks berupa perasaan

sesoris dan emosional yang tidak nyaman yang terjadi karena adanya

rangsangan pada ujung-ujung saraf yang sangat peka terhadap jaringan tubuh.

Maka senyawa kimia prostaglandin akan terbentuk. Zat inilah yang bekerja

pada ujung saraf jaringan yang rusak, dan menimbulkan rasa nyeri sepanjang

serabut saraf menuju ke otak. Rasa nyeri dalam beberapa hal merupakan suatu

gejala yang berfungsi melindungi tubuh. Dianggap sebagai isyarat bahaya

tentang adanya gangguan pada jaringan seperti peradangan, infeksi jasad renik,

atau kejang otot (Tjay & Rahardja, 2005).

2.3.2 Penyebab Nyeri

Rasa nyeri timbul karena adanya rangsangan mekanis yang menimbulkan

kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat tertentu, yang disebut mediator

nyeri. Zat ini merangsang reseptor nyeri yang terletak pada ujung saraf di kulit,

selaput lender, dan jaringan lain. Selanjutnya rangsangan tersebut dialirkan

melalui saraf sensoris ke system saraf pusat, melalui sumsum tulang belakang

ke thalamus optikus dan diteruskan ke pusat rasa nyeri di otak besar. Mediator

nyeri, anatara lain histamin, serotonin, bradikin, prostaglandin, dan ion kalium.

Nyeri akan muncul ketika rangsangan mekanik, kimia melalui nilai ambang

nyeri, maka akan terjadi kerusakan jaringan dan mediator nyeri (Wiarto, 2017).

2.3.3 Mekanisme Terjadinya Nyeri


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Rasa nyeri timbul karena adanya rangsangan yang menyebabkan

kerusakan sel, dilepaskan kemudian oleh enzim siklooksigenase di sintesa

menjadi prostaglandin. Prostaglandin hanya berperan pada nyeri yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan atau inflamasi, suatu penelitian telah membuktikan

bahwa prostaglandin menyebabkan sensitasi reseptor nyeri terhadap stimulasi

mekanik dan kimiawi, jadi prostaglandin menimbulkan keadaan cidera jaringan

somatik (Syarif, 2007).

2.3.4 Klasifikasi Nyeri

Rasa nyeri dibagi menjadi empat kategori yaitu:

1. Nyeri ringan, seperti sakit gigi, keseleo, dan nyeri haid. Umunya dapat

dihilangkan dengan analgetik parifer, seperti asetosal, dan paracetamol.

2. Nyeri ringan menahun, seperti nyeri organ rematik, dan artosis, biasanya

diatasi dengan menggunakan analgetik dan zat lain yang mempunyai khasiat

anti radang, seperti ibuprofen dan asetosal.

3. Nyeri hebat, seperti nyeri organ dalam (lambung dan usus) dan nyeri akibat

kolik pada serangan batu ginjal atau batu empedu. Dapat diatasi dengan

analgetik sentral dan spasmodic, seperti morfin dan atropine.

4. Nyeri hebat menahun, seperti pada kanker dan neuralgia. Dapat dihilangkan

dengan analgetik narkotik seperti fentanil, dan benzitramida. Jika perlu

diberikan secara bersamaan dengan neuroleptik yang memiliki kerja

analgetik (Wiarto, 2017).


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
2.4 Analgetik

2.4.1 Definisi Analgetik

Analgetik adalah obat yang digunakan untuk menghambat atau

mengurangi rasa sakit / nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Secara teoristis

nyeri dapat dihambat dan dihilangkan dengan obat analgetik atau tanaman obat

yang berfungsi menghambat pengiriman pada impuls saraf. Obat analgetik

bekerja pada system saraf perifer dan juga sebagai pengatur suhu tubuh pada

hipotalamus.

Analgetik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi system saraf pusat

secara selektif, digunakan mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi

kesadaran. Analgetik bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa

nyeri (Tjay & Rahardja, 2015).

2.4.2 Penggolongan Analgetik

Atas dasar kerja farmakologinya analgetik dibagi menjadi 2 bagian obat

kelompok besar (Goodman & Gilman, 2007).

1. Analgetik non-narkotik

Golongan analgetik dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Analgetik perifer

Analgetik perifer memiliki khasiat sebagai antipiretik yaitu

menurunkan suhu pada demam, khasiatnya berdasarkan rangsangan

terhadap pusat pengatur di hipotalamus, mengakibatkan vasodilatasi


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
perifer di kulit dengan tambahnya pengeluaran kalor disertai keluarnya

keringat. Berdasarkan rumus kimia analgetik perifer digolongkan dari

golongan salisilat, golongan para-aminofenol, golongan pirazolon.

b. Analgetik NSAID (Non Steroid Anti Inflamasi Drug)

Anti radang sama kuat dengan analgetik digunakan sebagai anti

nyeri contohnya asam mefenamat, ibuprofen.

2. Analgetik narkotik (analgetik sentral)

Analgetik narkotik bekerja pada SPP, memiliki daya penghilang

nyeri yang hebat yang bersifat depresi umum (mengurangi kesadaran) dan

efek sampingnya dapat menimbulkan rasa nyaman. Obat ini khususnya

digunakan sebagai penghalau rasa nyeri hebat, seperti pada fractura dan

kanker. Contohnya: morfin, codein, metadon, tramadon.

2.4.3 Asam Mefenamat

1. Mekanisme kerja

Asam mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi non steroid,

bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh

dengan menghambat enzim siklooksigenase, sehingga mempunyai efek

analgesic, anti inflamasi dan antipiretik.

2. Efek samping

Sangat minimal selama dalam dosis yang dianjurkan. Dapat terjadi

gangguan saluran cerna antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual,
UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
muntah, dan diare, rasa ngantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur,

vertigo, dispepsia (Goodman, 2007).

2.4.4 Metode Uji Analgetik

Metode-metode penguji aktivitas analgetik dilakukan dengan melalui

kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang

diinduksi pada hewan percobaan (mencit, tikus, marmut). Yang meliputi

induksi secara mekanik, teknik, elektrik, dan secara kimia. Metode pengujian

dengan induksi nyeri secara mekanik atau teknik lebih sesuai untuk

mengevaluasi obat-obat analgetik kuat.

1. Metode writhing test (geliat)

Obat uji dinilai kemaomuannya dalam menekan atau menghilangkan

rasa nyeri yang diinduksi (pemerian asam asetat secara intraperitonial) pada

hewan percobaan mencit. Manifestasi nyeri akibat pemberian rangsangan

nyeri asam asetat intraperitonial akan menimbulkan refleksi respon geliat

(writhing) yang berupa tarikan kaki kebelakang. Penarikan kembali

abdomen (retraksi) dan kejang tetani dengan membengkokkan kepala dan

kaki belakang metode ini dikenal sebagai writhing reflex test atau

abdominal contriction test metode ini tidak hanya sederhana dan dapat

dipercaya tetapi juga memberikan evaluasi yang cepat terhadap jenis

analgetik perifer (Qamruzzama, 2012).

2. Metode listrik
UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Metode ini meggunakan aliran listrik sebagai penginduksi nyeri

sebagai respon tehadap nyeri, hewan akan menunjukkan gerakan cicitan,

arus listrik dapat ditingkatkan sesuai dengan kekuatan analgetik yang

diberikan metode ini dapat dilakukan terhadap kera, anjing, kucing, kelinci,

tikus, dan mencit (Milind dan Monu, 2013).

3. Metode hotplate (panas)

Hewan percobaan ditempatkan plate panas dengan suhu tetap sebagai

stimulasi nyeri dimana akan memberikan respon dalam bentuk mengangkat

atau menjilat kaki depan, dan akan meloncat. Selang waktu antara

pemberian stimulus nyeri dan terjadinya respon, yagn disebut waktu reaksi,

dapat diperpanjang oleh pengaruh obat aalgetik, arus listrik dapat ditingkat

sesuai dengan kekuatan analgetik yang diberikan (Milind dan Monu, 2013).

4. Metode mekanik

Metode ini menggunakan tekanan sebagai penginduksi nyeri. Tekanan

diberikan pada ekor atau kaki hewan percobaan. Pengamatan

dilakukan terhadapa jumlah tekanan yang diperlukan untuk

menimbulkan nyeri, sebelum diberi obat (Milind dan Monu, 2013).

2.5 Ektraksi dan Ekstrak

2.5.1 Definisi Ektraksi


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Ektraksi adalah suatu usaha memisahkan campuran beberapa zat menjadi

komponen-komponen yang terpisah. Ekstrak adalah sediaan kental yang

diperoleh dengan mengekstraksikan senyawa kimia aktif dari simplisia nabati

atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian hamper semua pelarut

diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga

memenuhi baku yang telah ditentukan (Djamal, 2012).

2.5.2 Metode Ekstraksi

1. ekstraksi cara dingin

Metode ini artinya tidak ada proses pemanasan selama prose ekstrak

berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang

dimaksud karena pemanasan jenis ekstrak dingin adalah maserasi dan

perkolasi.

a. Metode maserasi

Maserasi adalah proses penyaringan yang sederhana, maserasi

dilakukan dengan merendam bahan alam atau tumbuhan dengan pelarut

dalam waktu tertentu sehingga bahan menjadi lunak dan larut. Maserasi

bertujuan untuk menarik zat berkhasiat dari simplisia baik dengan tahan

pemanasan atau tidak tahan pemanasan. Keuntungan dari maserasi

adalah pengerjaannya mudah, peralatannya murah dan sederhana.


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Sedangkan kekurangannya antara lain waktu yang diperlukan untuk

mengekstraksi bahan cukup lama (Djamal, 2012).

b. Metode perkolasi

Perkolasi adalah proses penyaringan dengan jalan melakukan

pelarutan yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu alat

perkolektor. Sebelum proses dimulai simplisia terlebih dahulu dibasahi

dengan pelarut sebelummya dimasukkan kedalam percolator.

Pembasahan dilakukan menggunakan 0,3-1˚C bagian pelarut dan

didiamkan selama 2 jam sampai terjadi pengembangan sempurna.

Perkolasi umumnya dilakukan untuk mengekstraksi serbuk kering

terutama simplisia yang keras seperti kulit batang, kulit buah, biji,

kayu, dan akar. Penyari yang digunakan umumnya adalah etanol atau

campuran etanol-air (Djamal, 2012).

2. Ekstraksi cara panas

Metode ini pasti melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya

panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan

cara dingin. Maksudnya adalah repluksi ekstraksi dengan alat sokhlet

infusa, digestasi, dan dekokta.

a. Metode repluks
UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Salah satu metode sintesis senyawa anorganik adalah repluks,

metode ini digunakan dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut

volatil. Pada kondisi ini dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan

menguap sebelu reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip metode repluks

adalah pelarut volatile yang digunakan menguap pada suhu tinggi,

namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang

terjadi dalam bentuk uap akan tetap ada selama reaksi berlangsung

sedangkan gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen

yang masuk terutama pada senyama organologam untuk sistesis

senyawa anorganik karena sifatnya reaktif (Djamal, 2012).

b. Metode sokletasi

Sokletasi adalah proses penyarian bahan alam secara kontinu

didalam alat soklet, proses sokletasi berlangsung dimana pelarut

mengalami penguapan dan pendinginan secara berulang-ulang, pada

proses sokletasi sempel biasanya dijadikan serbuk, penyarian zat

dengan cara sokletasi dapat lebih sempurna, pelarut relative sedikit,

dapat dilakukan fraksinasi apabila kepolaran pelarut diganti secara

bertingkat. Kelemahan utama adalah akibat pemanasan, sering

senyawa termolabil (tidak tahan lama) dapat rusak (Djamal, 2012).

c. Infusa
UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi

simplisia nabati dengan air pada suhu 90˚C selama 15 menit.

Pembuatan campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam

panci dengan air secukupnya, panaskan diatas penangas air selama

penangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90˚C

sambil sesekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flannel,

tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh

volume infusa yang dikehendaki (Depkes RI, 1995).

d. Digestasi

Digestasi adalah proses penyaringan yang sama seperti maserasi dengan

menggunakan pemanasan pada suhu 30˚C-40˚C. Cara ini dilakukan untuk

simplisia pada suhu biasanya tidak tersaring dengan baik. Jika pelarut yang

dipakai mudah menguap pada suhu kamar dapat digunakan alat pendingin

tegak, sehingga penguapan dapat dicegah (Djamal, 2012).


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2020 sampai bulan Mei

2020 bertempat di Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Farmakologi

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi ( STIFI ) Bhakti Pertiwi Palembang.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain timbangan hewan,

jarum suntik 1 ml, jarum oral 5 ml, spuit 1 cc, mortir dan lumping kecil,

kapas steril, pipet tetes, kain flannel, beker gelas 100 ml, panci infusa, labu

ukur 250 ml, sudip, neraca, analitik, stopwatch, masker, dan sarung tangan.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini menggunakan, daun

kemangi (ocimum sanctum L) dan daun sendok (Plantago major L), aspirin,

asam asetat, Nacl fisiologis 0,9%, aquadest.

3.3 Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan untuk penelitian ini adalah mencit jantan dengan

berat badan kurang lebih 20-30 gram berumur 2-3 bulan. Sebanyak 30 ekor

yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok dan masing-masing kelompok

terdiri dari 5 ekor mencit yang dipilih secara acak.


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini daun (ocimum sanctum L) dan

daun sendok (Plantago major L). Diambil di Jl. Malabar kota Prabumulih.

Provinsi Sumatera Selatan.

3.4.2 Perencanaan Dosis

Penelitian ini menggunakan 6 kelompok hewan percobaan. Pada kelompok

I sebagai kontrol negatif menggunakan aquadest. Kelompok II sebagai

kontrol positif menggunakan Asam mefenamat, sebagai pembanding

digunakan dosis pada manusia yang dikonversikan ke mencit, yaitu setara

dengan 65mg/kgBB. Kelompok III dosis tunggal daun kemangi pada

penelitian yang dilakukan oleh (Pitriana, 2015) infusa daun kemangi dosis

konsentrasi 40% memiliki efek analgetik paling optimal. Kelompok IV

dosis tunggal infusa daun sendok pada penelitian yang dilakukan oleh

(Maharani, 2018). Efek analgetik infusa daun sendok pada dosis konsentrasi

20% memberikan efek analgetik paling optimal. Kelompok V kombinasi

setengah dosis tunggal (daun kemangi 20% b/v dan daun sendok 10% b/v).

Kelompok VI kombinasi seperempat dosis tunggal (daun kemangi 10% b/v

dan daun sendok 5% b/v).

3.4.3 Persiapan Hewan Uji


UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Aklimitasi hewan percobaan selama 7 hari, diberikan makan dan minum

secukupnya. Berat badan hewan ditimbang dan diamati perilakunya. Selama

aklimitasi berat badan naik atau turun idak lebih dari 10% serta

menunjukkan tingkah laku yang normal.

3.4.4 Pembuatan Sediaan Uji

3.4.4.1 Sediaan uji kombinasi infusa daun kemangi dan infusa daun sendok

1. infusa daun kemangi konsentrasi 40%

Timbang daun kemangi sebanyak 40 gram, dipotong kecil kemudian

masukan dalam panci infusa, tambahkan aquadest 100 ml, panaskan diatas

penangas air selama 15 menit terhitung muali saat suhu mencapai 90˚C

sambil sesekali diaduk, kemudian serkai dingin, lalu tambahkan aquadest

melalui ampas hingga mencapai 100 ml.

2. infusa daun sendok konsentrasi 20%

Timbang daun sendok sebanyak 20 gram kemudian dipotong kecil

masukan kedalam panci infusa, tambahkan aquadest 100 ml, panaskan

diatas penangas air selama 15 menit terhitung saat suhu muali mencapai

90˚C sambil sesekali diaduk, kemudian serkai dingin, lalu tambahkan

aquadest melalui ampas hingga 100 ml.

3. Kombinasi infusa daun kemangi 20% b/v dan infusa daun sendok 10%

b/v
UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
Dibuat dengan cara menambahkan 50 ml infusa daun kemangi 40% b/v ke

dalam 50 ml infusa daun sendok 20% b/v.

4. Kombinasi infusa daun kemangi 10% b/v dan infusa daun sendok 5%

b/v

Dibuat dengan cara menambahkan 25 ml infusa daun kemangi 40% b/v ke

dalam 25 ml infusa daun sendok 20% b/v dan dicukupkan dengan aquadest

hingga volume 100 ml.

3.4.5 Sediaan Kontrol Posotif

Dosis asam mefenamat ditentukan berdasarkan factor koversi dosis

manusia. Dosis lazim asam mefenamat 500 mg untuk satu kali pakai.

Pemberian dosis di dasarkan pada berat badan orang dewasa rata-rata 70 kg.

konversi dosis manusia (70kg) ke mencit (20g) adalah 500mg x 0,0026=

1,3mg/ 20 gBB. Pembuatan sediaan, timbang asam mefenamat sebanayak

1,3 mg, lalu masukan kedalam lumping lalu digerus halus masukan NaCMC

0,5% yang telah dikembangkan, gerus hingga homogen kemudian cukupkan

dengan aquadest sampai tanda batas.

3.4.6 Pembuatan larutan induksi asam asetat

Larutan aman asetat diambil dari larutan induk 100% yang telah diencerkan

menjadi 10% v/v. ambil 1 ml asam asetat 10% v/v lalu masukan kedalam
UJI EFEK ANALGETIK KOMBINASI INFUSA DAUN
(ocimum sanctum L) DAN INFUSA DAUN SENDOK
(Plantago major L) TERHADAP MENCIT PUTIH
JANTAN (Galur Swiss Webster)
labu ukur 10 ml, ditambah larutan Nacl visiologis 0,9% hingga tanda batas

10 m.

3.4.7 Pengujian Efek Analgetik pada Mencit Putih Jantan

Pertama sebelum dilakukan pengujian mencit dipuasakan kurang ± 18 jam

sebelum perlakuan, air minum tetep diberikan, setelah diadaptasikan selama

± 7 hari ditempat percobaan. Mencit ditimbang berat badannya, kemudian

dikelompokkan secara acak menjadi 6 kelompok dengan masing-masing

kelompok terdiri atas 5 ekor mencit. Setiap kelompok perlakuan pada menit

ke 0 diberi sediaan uji masing-masing berdasarkan volume pemberian 1%

b/v (sesuai berat badan mencit) secara peroral. 30 menit kemudian seluruh

kelompok perlakuan diberi induksi larutan asam asetat 1% b/v secara

intraperitoneal dengan volume penyuntikan 1% b/v (sesuai berat badan

mencit). Setelah induksi nyeri, langsung dilakukan pengamatan dalam

waktu 1 jam, agar tidak terjadi kesalahan makan pengamatan dibagi

menjadi setiap 5 menit dalam kurun waktu 1 jam. Semua data disajikan

dlam bentuk tabel dan grafik batang. Data jumlah respon geliat komulatif

yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA (analysis of variance).

3.5 Analisis Data

Semua data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik batang. Dta jumlah

respon geliat komulatif yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA

(analysis of varians) uji Duncan.

Anda mungkin juga menyukai