Anda di halaman 1dari 3

1.

Norma-norma dalam masyarakat :


a. Norma agama : sekumpulan peraturaan hidup yang sumbernya berasal dari Tuhan dan
diwahyukan oleh Rasul untuk disebarkan kepada dunia. Setiap manusia harus
menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangannya. Pelaksanaan norma ini
bergantung pada masing-masing jaran agama yang dianut. Sanksi dari pelanggaran
norma ini adalah tidak konkret (surga/ neraka)
b. Norma kesusilaan : merupakan peraturan social yang berasal dari hati nurani. Hati
nurani berfungsi dalam mengarahkan pada perilaku mana yang baik dan yang buruk
sehingga tercipta ketertiban antar umat manusia. Norma ini merupakan norma tidak
tertulis dan pelaksanaannya bergantung hati nurani masing-masing individu. Sanksi dari
pelanggaran norma ini adalah rasa penyesalan karena perbuatan yang menentang hati
nurani. Contoh : ketika seseorang berbohong, hati nuraninya sebenarnya menyuarakan
kebenaran
c. Norma sopan santun : peraturan yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Norma bersumber dari tata kehidupan atau budaya yang berupa
kebiasaan masyarakat dalam mengatur kehidupan berkelompoknya (berdasarkan
kesepakatan bersama). Norma kesopanan ini bersifat relative dan berbeda-beda di
berbagai tempat, lingkungan, dan waktu. Sanksi dari pelanggaran norma ini : teguran
baik lisan atau tulisan, dikucilkan.
d. Norma hukum : peraturan tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
yang diatur oleh badan-badan esmi negara, bersifat memaksa dan harus ditaati oleh
seluruh masyarakat dalam wilayah kekuasaan tersebut. Contoh : kewajiban membayar
pajak bagi warga Indonesia. Sanksi dari pelanggaran : tuntutan atau ganti rugi menurut
peraturan yang berlaku.
2. Tingkatan hukum di Indonesia

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


a. Merupakan hierarki tertinggi
b. Ditetapkan oleh MPR, yg terdiri dr DPR dan DPD
c. Memuat jaminan HAM bagi setiap warga negara, prinsip dan dasar negara,
tujuan negara, dsb.
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
a. Ditetapkan oleh MPR
b. Terdiri dari Ketetapan MPR sementara dan Ketetapan MPR yang masih berlaku
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
a. Ditetapkan oleh presiden dalam situasi kegentingan yang memaksa
b. Rancangan UU disetujui oleh DPR dan presiden
c. Yang harus diatur:

d. Muatan sama dengan muatan undang-undang


4. Peraturan Pemerintah;
a. Ditetapkan oleh presiden untuk menjalankan undang-undang sebagaimana
mestinya
5. Peraturan Presiden;
a. Ditetapkan oleh presiden untuk menjalankan perintah peraturan perundang-
undangan yg lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan
pemerintahan
b. Berisi materi yang diperintahkan oleh undang-undang, materi untuk
melaksanakan peraturan pemerintah, atau materi untuk menyelenggarakan
kekuasaan pemerintahan.
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
a. Rancangan Perda Provinsi disetujui oleh DPRD Provinsi dan gubernur
b. Berisi muatan penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta
menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut peraturan
perundang-undangan yg lbh tgg
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
a. Rancangan disetujui DPRD kabupaten/kota dan bupati/walikota
b. Berisi muatan penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta
menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut peraturan
perundang-undangan yg lbh tgg

3. Prinsip Umum Etik Profesi Kedokteran


A. Respect for person/ autonomy : prinsip menghormati harkat dan martabat manusia sebagai
insan yang bebas untuk memutuskan apa yang terjadi pada tubuhnya (tindakan medis yang
akan dilakukan)sesuai dengan kesadarannya sendiri tanpa adanya paksaan atau campur
tangan pihak lain. Komponen yang termasuk dalam prinsip ini adalah penerapan dalam
inform consent (persetujuan setelah pasien diberikan informasi yang jelas), Veracity
(kejujuran terhadap pasien mengenai segala prosedur medis yang akan dilakukan),
confidentiality (menjamin semua kerahasiaan medis pasien), dan empati (ikut merasakan
penderitaan yang dialami pasien)
B. Beneficence : Merupakan prinsip berbuat baik, dengan dilandasi niat yang baik, dan
dilakukan dengan cara yang baik, sehingga dapat memberikan hasil yang baik. Prinsip ini
menghendaki seorang dokter untuk selalu memberikan manfaat yang maksimal kepada
pasien atas segala tindakan yang dilakukan.
C. Non maleficence : prinsip menghindari terjadinya kerusakan/ kerugian kepada pasien.
Dimana apabila seorang dokter tidak dapat melakukan suatu tindakan yang bermanfaat
maka sebaiknya menghindarkan pasien dari kerugian yang akan dideritanya.
D. Justice : merupakan prinsip keadilan dalam melakukan pelayanan. Prinsip ini menghendaki
seorang dokter dalam melakukan pelayanan tidak membeda-bedakan pasien berdasarkan
suku, ras, agama, gender, maupun status ekonomi

4. Dasar Etik Profesi Kedokteran  sama dengan no.32 jawaban Mel


5. Etik penelitian kesehatan dengan menggunakan manusia dan hewan coba  sma dengan
jawaban no 36 dan 39

Anda mungkin juga menyukai