Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI BELAJAR BAHASA DAN


PENDEKATAN DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA

Di Susun Oleh

ADHEA SABARIATUS SOLEHAH ( 1802060008 )

LAMATUL IQLIMA ( 1802060018 )

FAKULTAS PENDIDIKAN PRODI PGSD


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NTB
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah was syukurillah, puji syukur senantiasa kami panjatkan


kehadirat Allah SWT. Karena berkat segala rahmatnya, makalah yang berjudul
“Teori Belajar Bahasa dan Pendekatan Dalam Pembelajaran Bahasa” ini dapat
tersusun dengan baik. Kemudian tidak lupa kita haturkan sholawat serta salam
kepada junjungan baginda Nabi besar kita Muhammad SAW sebagai suri tauladan
yang patut kita contoh bagi umat manusia.

Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Bahasa dan
Sastra Indonesia”. Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas lagi pada kita semua. Dalam penulisan makalah ini mungkin masih
banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saya berharap pembaca dapat
memberikan kritikan dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus
maju dan berkembang dengan cepat. Mengajar merupakan salah satu tugas
seorang guru. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, seorang guru
memerlukan pendoman yang dijadikan pegangan agar apa yang dilakukannya
sesuai dengan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan Departemen Pendidikan
dan kebudayaan. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan proses belajar
mengajar, peranan guru sebagai pendidik, pengajar, dan pembimbing yang
paling utama ialah kurikulum. Seperti yang telah diketahui, kurikulum disusun
berdasarkan suatu pendekatan yang dilandasi pandangan atau filsafat tertentu.
Apabila pandangan berubah, pendekatan berubah, maka kurikulum pun akan
berubah, dan ini berarti pedoman proses belajar mengajar juga berubah.

Salah satu keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh pendekatan


yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Banyak
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dan guru harus cermat dalam
memilih pendekatan mana yang cocok digunakan untuk lingkungannya.

Anthony mengatakan bahwa pendekatan mengacu pada seperangkat


asumsi yang saling berkaitan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa.
Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk suatu metode. Asumsi tentang
bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi menganggap bahasa sebagai
kebiasaan, ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi
yang pada dasarnya dilisankan, dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai
seperangkat kaidah. Dalam pembelajaran bahasa terdapat istilah yang selalu
dipakai, yaitu: pendekatan, metode, dan teknik. Ketiga istilah tersebut
mempunyai hubungan secara hirarki. Hubungan ini menggambarkan bahwa
teknik merupakan salah satu hasil dari metode yang selalu konsisten dengan
pendekatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah teori pembelajaran bahasa itu?
2. Bagaimana pendekatan pembelajaran bahasa?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui teori pembelajaran bahasa.
2. Mengetahui macam dari pendekatan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Pembelajaran Bahasa

1) Teori Behaviorisme
Tokoh aliran ini adalah John B. Watson (1878 – 1958) yang di Amerika
dikenal sebagai bapak Behaviorisme. Teorinya memumpunkan perhatiannya pada
aspek yang dirasakan secara langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan
antara stimulus dan respons pada dunia sekelilingnya. Menurut teori ini, semua
perilaku, termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan oleh adanya rangsangan
(stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketahui maka gerak balas pun
dapat diprediksikan.

Seorang behavioris menganggap bahwa perilaku berbahasa yang efektif


merupaImplikasi teori ini ialah bahwa guru harus berhati-hati dalam menentukan
jenis hadiah dan hukuman. Guru harus mengetahui benar kesenangan siswanya.
Hukuman harus benar-benar sesuatu yang tidak disukai anak, dan sebaliknya
hadiah merupakan hal yang sangat disukai anak. Jangan sampai anak diberi
hadiah menganggapnya sebagai hukuman atau sebaliknya, apa yang menurut
guru adalah hukuman bagi siswa dianggap sebagai hadiah.

2) Teori Nativisme
Berbeda dengan kaum behavioristik, kaum nativistik atau mentalistik
berpendapat bahwa pemerolehan bahasa pada manusia tidak boleh disamakan
dengan proses pengenalan yang terjadi pada hewan. Mereka tidak memandang
penting pengaruh dari lingkungan sekitar. Selama belajar bahasa pertama sedikit
demi sedikit manusia akan membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis
telah terprogramkan. Dengan perkataan lain, mereka menganggap bahwa bahasa
merupakan pemberian biologis. Menurut mereka bahasa terlalu kompleks dan
mustahil dapat dipelajari oleh manusia dalam waktu yang relatif singkat lewat
proses peniruan sebagaimana keyakinan kaum behavioristik. Jadi beberapa aspek
penting yang menyangkut sistem bahasa menurut keyakinan mereka pasti sudah
ada dalam diri setiap manusia secara alamiah. Istilah nativisme dihasilkan dari
pernyataan mendasar bahwa pembelajaran bahasa ditentukan oleh bakat. Bahwa
setiap manusia dilahirkan sudah memiliki bakat untuk memperoleh dan belajar
bahasa.

3) Teori Kognitivisme
Pada tahun 60-an golongan kognitivistik mencoba mengusulkan pendekatan
baru dalam studi pemerolehan bahasa. Pendekatan tersebut mereka namakan
pendekatan kognitif. Jika pendekatan kaum behavioristik bersifat empiris maka
pendekatan yang dianut golongan kognitivistik lebih bersifat rasionalis. Konsep
sentral dari pendekatan ini yakni kemampuan berbahasa seseorang berasal dan
diperoleh sebagai akibat dari kematangan kognitif sang anak. Mereka
beranggapan bahwa bahasa itu distrukturkan atau dikendalikan oleh nalar
manusia. Oleh sebab itu perkembangan bahasa harus berlandas pada atau
diturunkan dari perkembangan dan perubahan yang lebih mendasar dan lebih
umum di dalam kognisi manusia. Dengan demikian urutan-urutan perkembangan
kognisi seorang anak akan menentukan urutan-urutan perkembangan bahasa
dirinya.

4) Teori Fungsional
Dengan munculnya kontruktivisme dalam dunia psikologi, dalam tahun-tahun
terakhir ini menjadi lebih jelas bahwa belajar bahasa berkembang dengan baik di
bawah gagasan kognitif dan struktur ingatan. Para peneliti bahasa mulai melihat
bahwa bahasa merupakan manifestasi kemampuan kognitif dan efektif untuk
menjelajah dunia, untuk berhubungan dengan orang lain dan juga keperluan
terhadap diri sendiri sebagai manusia. Kognisi dan perkembangan bahasa :

1. Piaget menggambarkan penelitian itu sebagai interaksi anak dengan


lingkungannya dengan interaksi komplementer antara perkembangan
kapasitas kognitif perseptual dengan pengalaman bahasa mereka. Penelitian
itu berkaitan dengan hubungan antara perkembangan kognitif dengan
pemerolehan bahasa pertama. Slobin menyatakan bahwa dalam semua
bahasa, belajar makna bergantung pada perkembangan kognitif dan urutan
perkembangannya lebih ditentukan oleh kompleksitas makna itu dari pada
kompleksitas bentuknya. Menurut dia ada dua hal yang menentukan model :
 Pada asas fungsional, perkembangan diikuti oleh perkembangan
kapasitas komunikatif dan konseptual yang beroperasi dalam konjungsi
dengan skema batin konjungsi.
 Pada asas formal, perkembangan diikuti oleh kapasitas perseptual dan
pemerosesan informasi yang bekerja dalam konjungsi dan skema batin
tata bahasa.

2. Interaksi Sosial dan Perkembangan Bahasa, akhir-akhir ini semakin jelas


bahwa fungsi bahasa berkembang dengan baik di luar pikiran kognitif dan
struktur memori. Di sini tampak bahwa kontruktivis sosial menekankan
prespektif fungsional. Bahasa pada hakikatnya digunakan untuk komunikasi
interaktif. Oleh sebab itu kajian yang cocok untuk itu adalah kajian tentang
fungsi komunikatif bahasa, fungsi pragmatik dan komunikatif dikaji dengan
segala variabilitasnya.

5) Teori Konstruktvisme
Jean Piaget dan Leu Vygotski adalah dua nama yang selalu diasosiasikan
dengan kontruktivisme. Ahli kontruktivisme menyatakan bahwa manusia
membentuk versi mereka sendiri terhadap kenyataan, mereka menggandakan
beragam cara untuk mengetahui dan menggambarkan sesuatu untuk mempelajari
pemerolehan bahasa pertama dan kedua.

6) Teori Humanisme
Teori ini muncul diilhami oleh perkembangan dalam psikologi yaitu psikologi
Humanisme. Tujuan utama dari teori ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
siswa agar bisa berkembang di tengah masyarakat. (McNeil,1977)
Sementara tujuan teori humanisme menurut Coombs (1981):
 Pengajaran disusun berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan siswa.
program pengajaran diarahkan agar siswa mampu menciptakan pengalaman
sendiri berdasarkan kebutuhannya. hal ini dilakukan untuk mengembangkan
potensi yang mereka miliki.
 Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengaktualisasikan dirinya dan
untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya.

7) Teori Sibernetik

Istilah sibernetika berasal dari bahasa Yunani (Cybernetics berarti pilot).


Istilah Cybernetics yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi
sibernetika, pertama kali digunakan th.1945 oleh Nobert Wiener dalam bukunya
yang berjudul Cybernetics. Sibernetika adalah teori sistem pengontrol yang
didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara sistem dan
lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback) dari sistem berfungsi dengan
memperhatikan lingkungan.

Teori sibernetik diimplementasikan dalam beberapa pendekatan pengajaran


(teaching approach) dan metode pembelajaran, yang sudah banyak diterapkan di
Indonesia. Misalnya virtual learning, e-learning, dll.

Beberapa kelebihan teori sibernetik:


 Setiap orang bisa memilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan
untuk dirinya, dengan mengakses melalui internet pembelajaran serta
modulnya dari berbagai penjuru dunia.
 Pembelajaran bisa disajikan dengan menarik, interaktif dan komunikatif.
Dengan animasi-animasi multimedia dan interferensi audio, siswa tidak akan
bosan duduk berjam-jam mempelajari modul yang disajikan.
 Menganggap dunia sebagai sebuah ‘global village’, dimana masyarakatnya
bisa saling mengenal satu sama lain, bisa saling berkomunikai dengan
mudah, dan pembelajaran bisa dilakukan dimana saja tanpa dibatasi ruang
dan waktu, sepanjang sarana pembelajaran mendukung.

Ketika bertanya atau merespon pertanyaan guru atau instruktur, secara psikologis
siswa akan lebih berani mengungkapkanya, karena siswa tidak akan merasa takut
salah dan menanggung akibat dari kesalahannya secara langsung.
B. Pendekatan pembelajaran bahasa

Dalam proses belajar mengajar, kita mengenal istilah pendekatan, metode,


dan teknik pembelajaran. Istilah-istilah tersebut sering digunakan dengan
pengertian yang sama; artinya, orang menggunakan istilah pendekatan dengan
pengertian yang sama dengan pengertian metode, dan sebaliknya menggunakan
istilah metode dengan pengertian yang sama dengan pendekatan; demikian pula
dengan istilah teknik dan metode. Pendekatan merupakan dasar teoretis untuk
suatu metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi yang
menganggap bahasa sebagai kebiasaan; ada pula yang menganggap bahasa
sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan; dan ada lagi
yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan.
Asumsi-asumsi tersebut menimbulkan adanya pendekatan-pendekatan yang
berbeda, yakni:
1. Pendekatan belajar berbahasa berarti berusaha membiasakan dan
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.
2. Pendekatan belajar berbahasa berarti berusaha untuk memperoleh
kemampuan berkomunikasi secara lisan sehingga berpengaruh pada
kemampuan berbicara.
3. Pendekatan pembelajaran bahasa yang harus diutamakan ialah pemahaman
akan kaidah-kaidah yang mendasari ujaran, tekanan pembelajaran pada aspek
kognitif bahasa, bukan pada kemampuan menggunakan bahasa.

Pendekatan yang telah lama diterapkan dalam pembelajaran bahasa antara lain
ialah pendekatan tujuan dan pendekatan struktural. Kemudian menyusul
pendekatan-pendekatan yang dipandang lebih sesuai dengan hakikat dan fungsi
bahasa, yakni pendekatan komunikatif.

1) Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan
belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan
yang hendak dicapai. Jadi, proses belajar mengajar ditentukan oleh tujuan yang
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan itu sendiri. Pada bagian terdahulu telah
disebutkan bahwa kurikulum disusun berdasarkan suatu pendekatan. Misalnya,
untuk pokok bahasan menulis, tujuan pembelajaran yang ditetapkan ialah “Siswa
mampu membuat karangan/cerita berdasarkan pengalaman atau informasi dari
bacaan”. Dengan berdasar pada pendekatan tujuan, maka yang penting ialah
tercapainya tujuan, yakni siswa memiliki kemampuan mengarang. Penerapan
pendekatan tujuan ini sering dikaitkan dengan “cara belajar tuntas”.

2) Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran
bahasa dimana bahasa harus dipahami sebagai seperangkat kaidah, norma, dan
aturan. Karena itu pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan kaidah-
kaidah bahasa atau tata bahasa. Selain itu, pembelajaran bahasa perlu
dititikberatkan pada pengetahuan tentang ketatabahasaan yang menjadi sangat
penting. Jelas bahwa aspek kognitif bahasa lebih diutamakan. Dengan pedekatan
struktural, siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka
memahami kaidah-kaidahnya.

3) Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran
bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan
yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Karena bahasa memiliki fungsi
sebagai sarana untuk berkomunikasi. Littlewood (1981) mengemukakan beberapa
alternatif teknik pembelajaran bahasa.

C. Metode Pembelajaran Bahasa

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa
dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan
pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak
didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar
di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas.
Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana
belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang
berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan
berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode
pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M. Kep yang dapat kita
digunakan. Macam-Macam Metode pembelajaran:

1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Dengan metode ceramah, guru dapat
mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Metode ceramah cocok untuk
digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk
penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut
sukar didapatkan.

2. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau
lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif dibanding metode ceramah.
Metode ini dapat meningkatkan pemahaman anak pada konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan
metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode
ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada
metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang
sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran seorang guru atau seorang
demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatu proses.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
b) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat

Kelemahan metode Demonstrasi :


a) Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c) Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang
menguasai apa yang didemonstrasikan.

4. Metode Ceramah Plus


Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang
dikombinasikan dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
1. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
2. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
3. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
1. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan
dapat diingat lebih lama.
2. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif,
bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
1. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya
meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan
sendiri.
2. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
3. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
4. Metode Eksperimental

Merupakan suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan


aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu
obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang
obyek yang dipelajarinya.

6. Metode Study Tour (Karya wisata)


Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan
mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan
dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta
membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

7. Metode Latihan Keterampilan


Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar
dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik,
dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses
tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute).
Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang
otomatis pada pesertrta didik.

8. Metode Pengajaran Beregu


Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.
Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,
setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka
setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut

9. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)


Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar
metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, karena
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai
pada menarik kesimpulan. Metode ini merangsang berfikir dan menggunakan
wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Seorang
guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mengeluarkan pendapat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mendidik, mengajar dan membimbing merupakan tugas mutlak yang harus


dipenuhi oleh seorang guru. Dalam menjalankan tugasnya tersebut seorang guru
membutuhkan teori, pendekatan, metode dan teknik agar pelaksanaan
pembelajaran berlangsung dengan baik. Terdapat berbagai macam teori,
pendekatan, metode, dan teknik yang dapat menjadi pilihan bagi guru untuk
melangsungkan proses pembelajaran di sekolah. Teknik pembelajaran ditentukan
berdasarkan pada metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan
pendekatan yang dianut, sedangkan pendekatan diambil berdasarkan teori yang
dipilih. Teori, pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan harus disesuaikan
pula dengan materi yang akan disampaikan.

B. Saran

Guru diharapkan memahami dan menguasai teori, pendekatan, metode, dan teknik
yang akan digunakan dalam prosesmpembelajaran. Penggunaan teori, pendekatan,
metode, dan teknik diharapkan menyesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Zuchdi, Darmiyanti. dan Budiasih. (1997). Pendidikan Bahasa dan Sastra


Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Departemen P dan K

Ian. (2010). Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia:http://


ian43.wordpress.com/2010/10/25/teknik-pembelajaran-bahasa-indonesia/

Macam-macam Metode Pembelajaran. [Online].


Tersedia:http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-
pembelajaran/#ixzz1m2gOMob3

Iskandar, Denny.Materi Penmettek.[Online].


Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA
_INDONESIA/196606291991031-
DENNY_ISKANDAR/MATERI_PENMETTEK_SMP.pdf

Anda mungkin juga menyukai