KONSEP DASAR
GASTROENTRITIS
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3x sehari. (WHO,
1980).
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkay,
dalam beberapa jam lamanya 7 – 14 hari. (Mansyur A, 1990 : 500).
Gastroentritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya mual dan
muntah serta diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi yang tidak toleran
terhadap makanan tertentu atau toksin. (Tucker SM, 1998 : 958).
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah. (Sowden, etall,
1996).
Gastroentritis adalah inflansi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam virus dan parasit yang
patogen. (Whaley & Wongs, 1993)
Dapat disimpulkan bahwa gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada
lambung dan usus yang memberikab gejala dengan frekuensi lebih banyak
dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang patogen.
B. Anatomi Gastrointestinal
1. Anatomi
a. Mulut
1). Bagian luar yang sempit / vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir,
dan pipi.
a). Bibir
bibir. Levator anguli oris mengakat dan depresor anguli oris menekan
ujung mulut.
b). Pipi, dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila, otot
c). Gigi
2). Bagian rongga mulutatau bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi
a). Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu palatum durum (palatum keras)
b). Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir,
dibawah lidah.
Dibawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah
yaitu kelenjar parotis yang letaknya dibawah dean dari telinga diantara
d). Otot Lidah. Otot intrinsik lidah berasal dari rahang bawah (m
lingua.
b. Faring (tekak)
letaknya dibelakang ronga mulut dan rongga hidung, didepan ruas belakang,
keatas bagian depan dengan rongga mulut dengan perantara lubang yang
c. Esofagus
d. Gaster ( Lambung )
terutama didaerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian atas fudus uteri
diafragma di depan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fudus uteri.
1). Fundus Ventrikuli, bagian yang mennjol ke atas terletak di sebelah kiri
2). Korpus vetrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
3). Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang
pylorus dan berakhir pada seikum, panjang + 6 meter. Lapisan usus halus terdiri
dari :
lapisan
lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian kanan duode num ini terdapat
selaput lendir yang membuktikan disebut papila vateri. Pada papila veteri ini
pankreatikus ).
yeyenum dengan panjang + 2-3 meter dan ileum dengan panjang + 4 – 5 meter.
Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan
cabang arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe dan saraf ke ruang
yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas. Ujung bawah ileum
ileoseikalis dan pada bagian nin terdapat katup valvula seikalis atau valvula
baukini. Mukosa usus halus. Permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan
usus. Pada penampangan melintang vili dilapisi oleh epiel dan kripta yang
Panjang + 1,5 meter lebarnya 5 – 6 cm. Lapisan –lapisan usus besar dari
dalam keluar : selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang,
1). Seikum
dari ileum ke bawh hati. Di bawah hati membengkak ke kiri, lengkungan ini
Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum.
dapat di lewati oleh beberapa isi usus. Appendiks tergantung menyilang pada
belakang seikum.
atas ke bawah dari fleksura linealis sampai ke depan ileum kiri, bersambung
dengan rectum
g. Rektum
Terletak dibawah kolon sigoid yang menghubungkan intestinum mayor.
Dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
h. Anus
dunia luar ( udara luar ). Terletak diantara pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3
sfingter :
2. Fisiologi Gastrointestinal
a. Pergerakan makanan
dinding usus.
empedu, ureter dan saluran kelenjar lain di seluruh tubuh dan sebagian
ditentukan oleh hasrat instink untuk makan (lapar) dan jenis makanan yng
motoris syaraf otot ke V dan proses mengunyah diatur oleh nukleus pada
batanbg otak.
memantul..
dalam lambung.
c. Menelan (deglutisi)
kedalam faring.
Mekanismenya :
b). Arkus Palatofaringeus pada tiap sisi faring tertarik ke tengah untuk
trakea.
c). Seluruh laring ditarik ke atas dan depan dan sfingter esofagus atas
Pada stadium ini, pengaturan syaraf atas stadium laringeal yaitu terletak
pada daerah cincin sekit, lubang taring denagn kepekaan terbesar pada
ketaring dan bagian atas esofagus melalui saraf otak ke V, IX, X, dab XII
d. Fisiologi Lambung
kedalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, ayng berkontraksi secara
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
1). Menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan tersebut dapat
halus dengan kesepakatan ayng sesuai untuk pencernaan dan absorbsi oleh
usus halus.
5). Adanya hasil-hasil pemecahan kimus (protein dan lemak) peranan dari
Perbatasan usus halus dan kolon terdapat katup ileosekalis yang berfungsi
iliosekal terutama diatur oleh refleks yang berasal dari sekum. Refleksi dari
usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat diserap ke hati
melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi usus)
mencerna protein, gula, dan lemak. Iritasi yang sangat kuat pada mukosa
f. Usus Besar
dan longitudinal namun bagian luar usus besar yang tidak terangsang
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat – zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
sifat khas otot pada usus adalah sebagai berikut : osinsitium fungsional<
yang berati bahwa potensial aksi yang berasal dari salah satu serabut otot
makanan dalam usus. Kontraksi ritnik bertanggung jawab akan fungsi fasik
makanan.
seedangkan pleksus sub mukosa penting dalam mengatur sekresi dan juga
melakukan banyak fungsi sensoris,yang menerima isyarat terutama dari
epitel usus dan banyak dari reseptor regangan dalam dinding usus.
Mekanisme :
serabut saraf para simpatis dalam nervi erigentes.Isyaraf para simpatis ini
spenalis juga memulai reflek lain seperti bernafas dalam penutupan glottis
dan kontraksi otot-otot abdomen untuk mendorong masa feses dalam kolon
D. Patofisiologi
Proses terjadinya diare dilihat dari beberapa faktor penyebab antara lain :
1. Faktor Kelainan pada Saluran Makanan
Kelainan pada lambung, usus halus dan usus besar yang disebabkan
untuk penyakit antara lain akilia gastrika, humor, pasca gastrektomi,
vagotomi, vistula intestinal. Obstruksi intestinal parsial, divertikulosis, kolitis
ulerosa, poliposis dan endotriatis dapat mengakibatkan perubahan pergerakan
pada dinding usus. Jika pergerakan dinding unsur menurun (normal 5 – 30x
menit) hal ini menyebabkan perkembang biakan bakteri bertambah dalam
rongga usus atau jika pergerakan dinding usus meningkat, peristaltik usus juga
meningkat, sehingga terjadi percepatan kontak makanan dengan permukaan
usus, makanan lebih cepat masuk kedalam lumen usus dan kolon, kolon
bereaksi cepat untuk mengeluarkan isinya sehingga terjadi hipersekresi yang
menambah keenceran tinja.
2. Faktor kelainan diluar saluran pencernaan
Kelainan diluar saluran pencernaan yang dapat mengakibatkan diare
dibagi atas
a. Faktor penyakit
Faktor penyakit seperti pankreatitis, uremia, dan penyakit kolagen.
Kelainan endokrin (hipertiroidisme, DM, penyakit addison). Berdasarkan
dari sifat dan karakteristik penyakit ini dalam keadaan bereaksi, saluran
pencernaan berespon terhadap relaksi penyakit tersebut yang
menyebabkan gangguan pegerakan usus bisa menurun atau meningkat
normal 5 – 30x menit sehingga terjadi hipersekresi oleh usus yang
mengakibatkan diare.
b. Faktor psikologis / neurologis
Adanya rasa cemas dan takut akan mempengaruhi hipotalamus
yang dapat mengakibatkan penyerapan makanan, air dan elektrolit
terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan hiperpreistoltaik pada kolon
sehingga terjadi penambahan jumlah cairan dalam kolon dan
mengakibatkan diare.
3. Faktor Infeksi
Parasit, bakteri, virus dan jamur yang masuk ke dalam lambung akan
dinetralisasi oleh asam lambung (HCL), mikroorganisme tersebut bisa mati
atau tetap hidup, jika masih hidup mikroorganisme tersebut akan masuk ke
dalam usus halus dan berkembang biak. Didalam usus halus akan
mengeluarkan toksin yang sifatnya merusak vili-vili usus dan dapat
meningkatkan peristaltis usus sehingga penyerapan makanan, air, dan
elektrolit terganggu, terjasilah hipersekresi yang mengakibatkan diare.
4. Faktor Makanan
Makanan yang terkontaminasi, mengandung kimia beracun, basi, masuk
melalui mulut ke dalam lambung. Didalam lambung makanan akan
dinetralisir oleh asam lambung. Apabila lolos, makanan yang mengandung
zat kimia beracun akan sulit diserap oleh usus halus dan bersifat merusak,
reaksi usus akan mengeluarkan cairan sehingga terjadi peningkatan jumlah
cairan dalam usus yang mengakibatkan diare.
E. Manifestasi Klinik
1. Demam adanya organisme invasit penyebab diare
2. Muntah
3. Nyeri Abdoman
4. Kram ketidakseimbangan elektrolit
5. Diare
6. Dehidrasi
a. Letargi
b. Penampakan pucat, mata cekung, mata kering
c. Sakit tenggorokan
d. Malaise
e. Myalgin
f. Ruam
g. Weightloss
F. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renyatan Hiporomelik
3. Kejang
4. Bakterikimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikimia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
Dari komplikasi Gastroentritis, tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5% dari BB dengan gambaran klinik turgorkalit
kurang elastik, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit jelek,
suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
c. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik seperti
tanda dihidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis
sampai koma, otot kaku sampai sianosis.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Rehidrasi Oral atau Intravena
a. Cairan per oral
Cairan yang diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl, dan
Na, HCO, Kal dan Glukosa
b. Cairan Parentral
1). Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB /
oral.
2). Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB /
hari
Diare
Jakarta : Erlangga
Aesculapius
2 sd 4. Jakarta : EGC
Puts P & R Pabst. 2007. Atlas Anatomi Manusia Sobotta : Batang Badan,
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI
EGC
www.digital_library.com