Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karies Gigi

1. Definisi Keries Gigi

Karies gigi adalah suatu proses penghancuran setempat jaringan kalsifikasi yang

dimulai pada bagian permukaan gigi melalui proses dekalsifikasi lapisan email gigi yang

diikuti oleh lisis struktur organik secara enzimatis sehingga terbentuk kavitas (lubang) yang

bila didiamkan akan menembus email serta dentin dan dapat mengenai bangian pulpa

(Dorland, 2010)

2. Faktor Yang Mempengaruhi Karies

Karies terjadi bukan disebabkan karena satu faktor saja, melainkan disebabkan oleh

banyak faktor (multifaktoral). Hal itu berarti banyak sekali faktor yang yang menjadi

penyebab timbulnya kejadian karies gigi.Dari beberapa pengamatan terlihat jelas

bahwa semakin dekat manusia tersebut hidup dengan alam semakin sedikit dijumpai

karies pada giginya. Dengan semakin cangihnya pabrik makanan, semakin tinggi juga

persentase karies pada masyarakat yang mengonsumsi makanan hasil pabrik tersebut

(Tarigan, 2013).

Ada tiga faktor utama yang menjadi penyebab karies gigi yaitu faktor host (gigi),

mikroorganisme, substrat dan ditambah faktor waktu. Karies bisa terjadi hanya kalau

keempat faktor tersebut ada (Nurhaliza, 2015).

a) Faktor Host Atau Tuan Rumah

Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap

karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor

kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies

karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur

yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak

mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi (Chemiawan,2004)


b) Faktor Agent/Mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam menyebabkan

terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan

mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk

dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak ini mula-

mula berbentuk agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat dan tempat

bertumbuhnya bakteri (Tarigan, 2013).

Mikroorganisme yang menyebabkan karies gigi adalah kokus gram positif,

merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptokokus mutans,

Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan Streptokokus salivarius serta

beberapa strain lainnya. Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan

adanya laktobasilus pada plak gigi. Pada penderita karies, jumlah laktobasilus

pada plak gigi berkisar 10.000-100.000 sel/mg plak. Walaupun demikian,

Streptokokus mutans yang diakui sebagai penyebab utama karies oleh karena

Streptokokus mutans mempunyai sifat asidogenik dan asidurik (resisten

terhadap asam) (Chemiawan, 2004).

c) Faktor Substrat

Karies terjadi ketika proses remineralisasi menjadi lebih lambat

dibandingkan proses demineralisasi, serta adanya kehilangan mineral. Hal ini

dapat dicegah dengan menghindari makanan manis dan menghilangkan plak

(Tarigan, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi

karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi,

sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan

protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini
penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting

dalam terjadinya karies (Pintauli dan Hamada, 2008).

d) Faktor waktu

Faktor waktu yang dimaksudkan adalah lamanya pemaparan gigi terhadap

penyebab-penyebab di atas yang menyebabkan terjadinya karies dan bervariasi

pada setiap orang.Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang

menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan(Pintauli dan

Hamada,2008).

B. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang menimbulkan perubahan pada

tubuh wanita baik fisik maupun psikis. Pada masa kehamilan dipersiapkan dengan

baik,kesehatan ibu harus baik dan tidak mengalami kelainan (Hartati et al,2011).

2. Perubahan Yang Terjadi Pada Ibu Hamil

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012), dalam kehamilan terjadi perubahan-

perubahan fisiologis di dalam tubuh, seperti perubahan sistem kardiovaskular,

hematologi, respirasi dan endokrin. Kadang-kadang disertai dengan perubahan sikap,

keadaan jiwa ataupun tingkah laku. Pada wanita hamil, biasanya dapat terjadi

perubahan-perubahan sebagai berikut :

a) Perubahan Fisiologis (Perubahan Normal pada Tubuh)

1) Penambahan berat badan.

2) Bisa terjadi pembengkakan pada tangan dan kaki, terutama pada usia kehamilan

trimester III (6-9 bulan).

3) Perubahan pada kulit karena adanya kelebihan pigmen pada tempat-tempat

tertentu (pipi, sekitar hidung, sekitar puting susu dan diatas tulang kemaluan

sampai pusar).
4) Dapat terjadi penurunan pH saliva.

b) Perubahan Psikis (Perubahan yang Berhubungan dengan Kejiwaan) Sering terjadi

pada usia kehamilan muda (trimester I atau 0-3 bulan)

1) Morning sickness (rasa mual dan ingin muntah terutama pada waktu pagi hari).

2) Rasa lesu, lemas dan terkadang hilang selera makan.

3) Perubahan tngkah laku diluar kebiasaan sehari-hari sepert “ngidam” dan

sebagainya. Keadaan tersebut menyebabkan ibu hamil sering kali mengabaikan

kebersihan dirinya, termasuk kebersihan giginya, sehingga kelompok ibu hamil

sangat rawan atau peka terhadap penyakit gigi dan mulut.

Keadaan tersebut menyebabkan ibu hamil sering kali mengabaikan kebersihan

dirinya, termasuk kebersihan giginya, sehingga kelompok ibu hamil sangat rawan

atau peka terhadap penyakit gigi dan mulut. Pada saat ibu hamil merasa

lesu,mual,dan muntah menyebabkan terjadinya peningkatan suasana asam dalam

mulut. Adanya peningkatan plak karena malas memelihara kebersihan akan

mempercepat terjadinya kerusakan gigi (Kemenkes RI,2012)

C. Bayi Berat Lahir Rendah

1. Pengertian BBLR

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan

lahir kurang dari 2500 gram. Bayi dengan berat badan <2500 gram berdampak

buruk pada kesehatan, mempunyai risiko 20 kali mengalami kematian

dibandingkan dengan bayi berat lahir cukup atau ≥2500 gram (Saifuddin, 2010).

2. Klasifikasi BBLR

World Health Organization (WHO) tahun 1961 istilah premature baby diganti

Low Birth Weight Baby (bayi dengan berat badan lahir rendah disingkat BBLR).
Kondisi demikian tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram disebabkan

karena kelahiran prematur (Wiknjosastro, 2012).

Saifuddin (2010) mengklasifikasikan berdasarkan berat badan waktu lahir yaitu:

a) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi lahir dengan berat 1.500-

2.500 gram

b) Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi lahir dengan berat

<1.500 gram

c) Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir dengan

berat <1.000 gram

3. Faktor Yang Mempengaruhi BBLR

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang

lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler,

kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab

terjadinya BBLR

a) Faktor ibu

1) Penyakit

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya

toksemia gravidarum, nefritis akut, gagal ginjal kronik,diabetes mellitus,

hemoglobinopati, penyakit paru kronik, infeksi akut atau tindakan operatif

(Suwoyo et al., 2011).

2) Gizi ibu hamil

Keadaan gizi ibu hamil sebelum hamil sangat berpengaruh pada berat

badan bayi yang dilahirkan. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat

mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,

abortus, bayi lahir mati, cacat bawaan, anemia pada bayi, mati dalam
kandungan dan lahir dengan BBLR. Oleh karena itu, supaya dapat melahirkan

bayi yang normal, ibu perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup (Latief et

al., 2007).

3) Anemia

Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar hemoglobin (HB) dalam

darah kurang dari 12 gram. Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu

diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan resiko kematian ibu,

BBLR dan angka kematian bayi. Anemia dalam kehamilan disebabkan

kekurangan zat besi yang dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada

pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Hal ini dapat

meningkatkan resiko morbiditas dan mortilitas ibu dan bayi. Kemungkinan

melahirkan BBLR juga lebih besar (Arista, 2012).

b) Faktor janin

1) Hidroamnion

Hidroamnion adalah cairan amnion yang lebih dari 2000 ml. Pada

sebagian besar kasus, yang terjadi adalah hidroamnion kronik yaitu

peningkatan cairan berlebihan secara bertahap. Dalam beberapa hari.

Hidroamnion dapat menimbulkan persalinan sebelum kehamilan 28 minggu,

sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat meningkatkan

kejadian BBLR (Chandra, 2011).

2) Kehamilan ganda/kembar

Kehamilan ganda dapat didefinisikan sebagai suatu kehamilan dimana

terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda dapat

memberikan resiko yang tinggi terhadap ibu dan janin. Oleh karena itu, harus
dilakukan perawatan antenatal yang intensif untuk menghadapi kehamilan

ganda (Mandriwati, 2008).

3) Infeksi dalam kandungan seperti toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus,

herpes, sifillis. (Suwoyo et al., 2011).

D. Hubungan Karies Gigi Terhadap Ibu Hamil

Kehamilan tidak langsung menyebabkan gigi berlubang. Meningkatnya gigi

berlubang atau menjadi lebih cepatnya proses gigi berlubang yang sudah ada pada masa

kehamilan lebih disebabkan karena perubahan lingkungan di sekitar gigi dan

kebersihan mulut yang kurang. Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya

proses gigi berlubang yang sudah ada pada wanita hamil karena pH saliva wanita hamil

lebih asam jika dibandingkan dengan yang tidak hamil dan konsumsi makan-makanan

kecil yang banyak mengandung gula. Rasa mual dan muntah membuat wanita hamil

malas memelihara kebersihan rongga mulutnya, akibatnya serangan asam pada plak

yang dipercepat dengan adanya asam dari mulut karena mual atau muntah tadi dapat

mempercepat proses terjadinya gigi berlubang. Gigi berlubang dapat menyebabkan rasa

ngilu bila terkena makanan atau minuman dingin atau manis. Bila dibiarkan tidak

dirawat, lubang akan semakin besar dan dalam sehingga menimbulkan pusing, sakit

berdenyut bahkan sampai mengakibatkan pipi menjadi bengkak (Sayuti,2004).

Secara teoritis karies gigi atau gigi berlubang pada ibu hamil memiliki kaitan

dengan kejadian BBLR. Menurut Kristiyanasari (2011) ada beberapa faktor yang

menyebabkan kejadian BBLR, antara lain infeksi. Karies merupakan salah satu jenis

infeksi. Terjadinya perubahan dalam rongga mulut saat kehamilan seperti timbulnya

karies dan penyakit periodontal membutuhkan waktu, namun risiko meningkatnya

karies dan penyakit periodontal disebabkan banyak faktor antara lain meningkatnya

frekuensi dan waktu makan, berkurangnya frekuensi kebersihan gigi dan mulut karena
kelelahan, mual pada saat menyikat gigi dan terjadinya perdarahan gingiva

(Mona,2004).

Faktor lainnya seperti muntah yang berkepanjangan dapat berdampak pada

perkembangan karies. Telah dicatat 70% dari ibu hamil mengalami mual dan muntah

dimulai pada minggu 4-8 kehamilan. Sisa muntahan makanan yang masih berada di

dalam mulut dan kontak langsung dengan gigi,menyebabkan terbentuknya karies gigi.

Oleh karenanya American Dental Association merekomendasikan agar semua ibu

hamil mendapatkan pemeriksaan gigi dan pengobatan infeksi rongga mulut hal ini

dilakukan untuk mengatasi dampak hiperemesis berkepanjangan bagi kesehatan mulut

(Mona,2004). Kondisi tersebut dikuatkan dengan pendapat menurut Naomi (2011)

Walaupun pada umumnya ibu hamil dinyatakan sehat tetapi tidak perlu dipungkiri

bahwa mereka menolak perawatan gigi dan mulut karena mereka hamil, namun

kehamilan yang sehat juga dapat menyebabkan perubahan besar terkait dengan

meningkatnya hormon estrogen dan progesterone, perubahan fisiologi anatomi dan

metabolisme, perubahan dalam rongga mulut dan menurunnya immunocompetence

host sehingga meningkatkan kerentanan terhadap infeksi oral (Jessi,KP,2011).

Anda mungkin juga menyukai