dr. Cindy Caroline Santoso Sie, dr. Ervina Fransiska, dr. Gesti Chaerunnisa, dr. Mira Mustika
Nama Wahana: Puskesmas Kecamatan Kalideres
Topik: Hemoragik Post Partum ec Rest Placenta
Tanggal (Kasus): 28 Februari 2019
Nama Pasien: Ny. K No RM: 770219
Tanggal Presentasi: 20 Maret 2019 Nama Pendamping: dr. Rina Handayani
Tempat Presentasi: Puskesmas Kecamatan Kalideres
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi □ Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Pasien perempuan usia 36 tahun 8 bulan datang ke UGD PKC Kalideres bersama suaminya
dengan keluhan perut mules sejak 3 jam sebelum datang ke puskesmas.
Tujuan: Menentukan diagnosis Perdarahan Post Partum dan tatalaksananya
Bahan Bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas: Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Data Pasien Nama: Ny. K No Registrasi: 770219
Nama Klinik: Ruang Bersalin
Telpon: Terdaftar Sejak: 2017
Puskesmas Kecamatan Kalideres
Data Utama dan Bahan Diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Hemoragik Post Partum ec Rest Placenta
2. Riwayat Pengobatan
-
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat operasi disangkal
Riwayat trauma disangkal
4. Riwayat Kontrasepsi
Suntik KB 3 bulan.
5. Riwayat Menstruasi
Menarche usia 13 tahun. Siklus menstruasi teratur setiap 28 hari selama 5 hari dan
mengganti pembalut sebanyak 2x sehari.
6. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah satu kali dengan usia perkawinan 11 tahun.
7. Riwayat Antenatal Care
Pasien melakukan Antenatal Care (ANC) di bidan 6x selama kehamilan, teratur, dan
dikatakan tidak ada kelainan.
8. Riwayat obstetrik
1
Anak Tahun Hasil Kelamin Penolong Jenis BBL Keterangan
Ke- Lahir Persalinan Persalinan
1 2009 Lahir hidup Laki-laki Bidan Spontan 2000 g Sehat
2 2015 Abortus BO hamil 3 bulan
3 Kehamilan sekarang
Daftar Pustaka
1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, ed 4. Jakarta, 2012.
2. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ed 1. Jakarta, 2012.
3. Dutta, DC. DC Dutta’s Textbook of Obstetrics. Jaypee Brothers Medical Publishers (P)
LTD. New Delhi. 2014.
4. Hanretty, Kevin P. Obstetrics Illustrated. 7th ed. Churchill Livingstone, 2010.
5. Cunningham F.G., et al. Williams Obstetrics. 24th Edition. Mc. Graw Hill. United
States. 2014.
6. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Perdarahan Post Partum. Dalam : Ilmu Bedah
Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : YBP-SP. 2002.
Hasil Pembelajaran
1. Penegakan diagnosis Hemoragik Post Partum
2. Penatalaksanaan Hemoragik Post Partum
2
1. Subyektif
Pukul 05.40: Pasien datang ke UGD dengan keluhan utama perut mules sejak 3
jam sebelum datang ke puskesmas. Riwayat operasi, trauma, diabetes mellitus,
penyakit jantung maupun penyakit ginjal disangkal pasien. Riwayat alergi
makanan dan obat-obatan disangkal.
Pukul 06.05: Bayi lahir hidup spontan, menangis kuat, tonus otot aktif, kulit
kemerahan, jenis kelamin laki-laki, BB 3100 gram, PB 49 cm, LK 31 cm, LD 30
cm, mekonium (+), tidak ada janin kedua.
Pukul 06.10: Plasenta lahir spontan. Kotiledon dan selaputnya kesan tidak
lengkap. Dilakukan eksplorasi terdapat sisa plasenta dan kesan bersih. TFU 2 jari
di bawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong, perdarahan lewat vagina
200 cc, TD 120/80 mmHg.
Pukul 12.30: Pasien ingin ke kamar mandi, tetapi pusing dan pandangannya gelap.
Terasa keluar darah yang banyak.
Pukul 14.30: Pasien mengatakan perut mules. Terasa keluar darah seperti
merembes.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan:
Status Gizi :
BB sebelum hamil: 54 kg
BB sekarang: 61 kg
Tinggi badan: 156 cm
LILA: 30 cm
Status Generalis :
Kepala : normocephali
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat, isokor
(3mm/3mm), refleks cahaya +/+
THT : dalam batas normal
Leher : kaku kuduk (-)
Thorax : pergerakan dada simetris
3
Paru : sonor +/+, bunyi napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), timpani, bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-), reflex dbn.
3. Tinjauan Pustaka
Definisi Perdarahan Pascasalin
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan >500 ml setelah bayi lahir atau yang
berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu. (WHO 2019)
4
Terjadi antara 24 jam dan 6 minggu setelah anak lahir.
2. Tissue
a. Retensio plasenta: bila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir.
b. Sisa plasenta menyebabkan terjadinya perdarahan paskasalin yang merupakan
indikasi untuk dilakukan eksplorasi manual untuk mengeluarkannya. Sisa
plasenta yang tertinggal merupakan penyebab 20-25 % dari kasus perdarahan
postpartum.
c. Plasenta acreta dan variasinya: terjadi perlekatan placenta secara erat pada
dinding uterus oleh karena villi yang menembus desidua sampai
miometrium – sampai dibawah peritoneum ( plasenta akreta – perkreta ).
Penemuan Ultrasonografi adanya masa uterus yang echogenic mendukung
diagnosa retensio sisa plasenta. Hal ini bisa digunakan jika perdarahan beberapa
jam setelah persalinan ataupun pada late postpartum hemorraghe. Apabila
didapatkan cavum uteri kosong tidak perlu dilakukan dilatasi dan curettage.
5
3. Trauma
Sekitar 20% kasus hemorraghe postpartum disebabkan oleh trauma jalan lahir.
a. Ruptur uterus: ruptur spontan uterus dapat disebabkan antara lain karena adanya
grande multipara, malpresentasi, riwayat operasi uterus sebelumnya, dan
persalinan dengan induksi oxytosin, serta akibat jaringan parut section secarea
sebelumnya.
b. Inversi uterus: pada inversion uterus bagian fundus uteri memasuki bagian
cavum uteri, umumnya terjadi pada persalinan kala III yang salah atau tarikan
pada tali pusat dengan plasenta yang belum lepas dari dinding uterus.
c. Perlukaan jalan lahir: laserasi dapat mengenai uterus, cervix, vagina, maupun
area vulva. Dapat terjadi karena persalinan secara operasi ataupun persalinan
pervaginam dengan bayi besar, terminasi kehamilan dengan vacuum atau forcep,
episiotomi juga dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan jika mengenai
artery atau vena yang besar. Pada laserasi jalan lahir sebaiknya dilakukan repair.
6
Perdarahan postpartum dapat berupa perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam keadaan syok.
Atau dapat berupa perdarahan yang merembes perlahan-lahan tapi terjadi terus
menerus sehingga akhirnya menjadi banyak dan menyebabkan ibu lemas ataupun
jatuh kedalam syok.
Pada perdarahan melebihi 20% volume total, timbul gejala penurunan
tekanan darah, nadi dan napas cepat, pucat, extremitas dingin, sampai terjadi
syok. tekanan darah, nadi dan napas cepat, pucat, extremitas dingin, sampai
terjadi syok.
Gejala dan tanda yang selalu ada Gejala dan tanda Diagnosis
yang kadang-kadang
ada
7
Onset > 24 jam pasca persalinan terlambat
Perdarahan bervariasi (ringan Endometritis
Sisa plasenta
atau berat, terus menerus atau
terinfeksi
tidak teratur, berbau)
(4)
Berikut langkah-langkah sistematik untuk mendiagnosa perdarahan postpartum.
8
9
2. Manajemen penyebab hemorraghe postpartum
Tentukan penyebab hemorraghe postpartum :
a. Atonia uteri
Periksa ukuran dan tonus uterus dengan meletakkan satu tangan di
fundus uteri, bila uterus teraba lunak dan kontraksi uterus buruk maka dilakukan
masase uterus untuk mengeluarkan bekuan darah di uterus dan vagina.
Pastikan pula plasenta lahir lengkap. Kemudian berikan 20-40 unit oksitosin
dalam 1000 ml NaCl 0.9% / RL dengan kecepatan tetesan 60 tetes per menit. Lalu
dilanjutkan dengan infus 20 unit oksitosin dalam 1000 ml NaCl 0.9% / RL dengan
kecepatan 40 tetes per menit hingga kontraksi baik dan perdarahan berhenti.
Ergometrin juga dapat diberikan sebanyak 0.2 mg IM atau IV lambat bilamata
oksitosin tidak tersedia. Diulang 15 menit kemudian, dan selanjunya diulang
setiap 4 jam bila masih diperlukan. Ergometrin tidak boleh diberikan lebih dari 5
dosis atau 1 mg. Bila masih terdapat perdarahan, dapat diberikan tambahan asam
traneksamat 1 g asam traneksamat IV bolus selama 1 menit.
Ketika diagnosis atonia uteri ditegakkan dapat dilakukan kompresi bimanual
interna selama 5 menit dan pastikan vesica urinaria dalam keadaan kosong.
Jika kompresi bimanual interna tidak berhasil, minta bantuan orang lain
melakukan kompresi bimanual eksterna sambil melakukan tahap penatalaksanaan
10
atonia uteri selanjutnya. jika penolong hanya seorang diri. Kompresi bimanual
eksterna dilakukan dengan meletakkan satu tangan pada dinding perut, sedapat
mungkin meraba bagian belakang uterus, tangan yang lain terkepal pada bagian
depan korpus uteri, kemudian jepit uterus di antara kedua tangan tersebut. (4)
Manual plasenta
Sisa plasenta dan bekuan darah diduga bila kotiledon dan selaput ketuban lahir
tidak lengkap pada pemeriksaan plasenta, kontraksi baik, robekan jalan lahir telah
dijahit, tetapi masih ada perdarahan dari ostium uteri eksternum. Sisa plasenta
dapat dikeluarkan secara manual, kecuali pada kondisi plasenta akreta, inkreta,
dan perkreta. Untuk memastikan adanya sisa plasenta dapat dilakukan eksplorasi
dengan tangan, kuret, atau ultrasonografi.
11
Memeriksa kelengkapan plasenta
4. Pembahasan
Pada pasien ini didapatkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik yang mendukung
diagnosis akhir P2A1 post partum spontan dengan HPP ec rest placenta dan anemia
ringan. Pada pemeriksaan penunjang, hasil laboratorium menunjukkan Hemoglobin 9,9
g/dL. Pasien diberikan tata laksana sesuai dengan tata laksana HPP ec rest placenta.
12