Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AFTER CARE

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

DISUSUN OLEH :
Dwi Rafita Lestari

1820221060

PEMBIMBING :
dr. Endang Prasetyowati, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
RSUD AMBARAWA 2019
KATA PENGANTAR

Dalam kesempatan ini puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat, nikmat, serta hidayah Nya dalam penulisan tugas laporan after care
ini. Serta salawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW dan
keluarganya serta para sahabat. Tugas after care yang berjudul penyakit jantung
bawaan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dr. Endang Prasetyowati, Sp.A selaku pembimbing kepaniteraan klinik ilmu
kesehatan anak RSUD Ambarawa.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu peneliti memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah yang disusun penulis ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara
serta masyarakat luas pada umumnya di masa yang akan datang.

Ambarawa, Maret 2019

Penulis
PENGESAHAN

Laporan after care diajukan oleh


Nama : Dwi Rafita Lestari
NRP : 1820221060
Program studi : Kedokteran umum
Judul : Penyakit Jantung Bawaan
Telah berhasil dipertahankan di hadapan pembimbing dan diterima sebagai syarat
yang diperlukan untuk ujian kepaniteraan klinik anak Program Studi Profesi Dokter,
Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Pembimbing

dr. Endang Prasetyowati, Sp.A

Ditetapkan di : Ambarawa

Tanggal : 26 April 2019


BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan penyakit dengan kelainan pada


struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi
akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase
awal perkembangan janin. Ada 2 golongan besar PJB, yaitu non sianotik (tidak
biru) dan sianotik (biru) yang masing-masing memberikan gejala dan memerlukan
penatalaksanaan yang berbeda.
Angka kejadian PJB dilaporkan sekitar 8–10 bayi dari 1000 kelahiran hidup
dan 30% diantaranya telah memberikan gejala pada minggu-minggu pertama
kehidupan. Bila tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani dengan baik, 50%
kematiannya akan terjadi pada bulan pertama kehidupan. Menurut American Heart
Association, sekitar 35.000 bayi lahir tiap tahunnya dengan beberapa jenis defek
jantung bawaan. PJB bertanggung jawab terhadap lebih banyak kematian pada
kehidupan tahun pertama bayi dari pada defek congenital lain. Sedangkan di
Amerika Utara dan Eropa, PJB terjadi pada 0,8% populasi, membuat PJB menjadi
yang paling banyak dalam malformasi struktur kongenital.
Di negara maju hampir semua jenis PJB telah dideteksi dalam masa bayi
bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di negara berkembang banyak
yang baru terdeteksi setelah anak lebih besar, sehingga pada beberapa jenis PJB
yang berat mungkin telah meninggal sebelum terdeteksi. Pada beberapa jenis PJB
tertentu sangat diperlukan pengenalan dan diagnosis dini agar segera dapat
diberikan pengobatan serta tindakan bedah yang diperlukan.
Penyakit jantung kongenital di Indonesia ikut bertanggung jawab terhadap
besarnya mortalitas dan morbiditas pada anak khususnya balita, di samping
penyakit lain, misalnya penyakit infeksi. Penyakit jantung bawaan sekitar 1% dari
keseluruhan bayi lahir hidup dan merupakan penyebab utama akibat kecacatan
sewaktu kelahiran. Sebagian besar pengidap PJB tersebut meninggal dunia ketika
masih bayi kecuali masalah ini dapat dideteksi lebih awal sehingga penanganan
baik terhadap penyakit utama maupun penyakit penyerta dapat lebih optimal.
BAB II
IDENTITAS DAN RESUME PASIEN

I.1 Identitas Pasien Dan Keluarga


I.1.1 Identitas Pasien
 Nama : An. NA
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Tgl lahir/Umur : 26 April 2018/11 bulan
 Alamat : Kenteng Bandungan, Dusun Karanglo RT/RW 03/01
 Agama : Islam
 Tanggal Masuk RS : 6 Maret 2019
 Tanggal Keluar RS : 13 Maret 2019
 No Rekam Medis : 166181-2019

I.1.2 Identitas Kepala Keluarga


 Nama Ayah : Tn. A
 Umur Ayah : 26 Tahun
 Pekerjaan Ayah : Karyawan swasta (Alfamart)
 Nama Ibu : Ny. Y
 Umur Ibu : 21 Tahun
 Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

I.2 Resume Penyakit Dan Perkembangan Pasien


I.2.1 Resume Saat Masuk Rumah Sakit

Keluhan Utama : Batuk

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD RSUD Ambarawa diantar oleh kedua orang tuanya
karena pasien batuk, sesak napas dan demam naik turun. Keluhan pasien
tersebut terjadi sejak 3 hari SMRS. Batuk dan sesak napas yang dialami pasien
sangat mengganggu, sehingga pasien sering rewel dan sulit tidur. Keluhan sesak
napas pada pasien ditandai dengan ritme napas pasien yang meningkat. Pasien
sering kali terlihat pucat dan membiru terutama di area wajah, bibir, tangan dan
kaki. Ibu pasien sempat memeriksakan pasien ke bidan dan menerima obat
puyer, tetapi keadaan pasien tidak membaik.

I.2.2 Resume Setelah di Rumah Sakit


Keadaan umum pasien tampak sakit sedang. Pada pemeriksaan tanda vital
hasilnya didapatkan T : 36,7°C, RR : 55x/menit. Nadi : 155x/menit, SpO2 57%),
pasien sudah tidak demam, batuk dan sesaknya sudah berkurang . Pada
pemeriksaan fisik didapatkan clubbing finger pada ekstremitas atas dan bawah,
sianosis pada bibir yang tidak sebiru sebelumnya.

I.3 Edukasi Sebelum Pulang


 Menjelaskan definisi, faktor risiko, penyebab pneumonia pada pasien PJB
 Edukasi kepada keluarga pasien agar selalu menghindari faktor penyebab
timbulnya Pneumonia, yang ditandai dengan keluhan batuk pada pasien.
 Edukasi bahwa pneumonia pada pasien merupakan hal yang biasa terjadi pada
pasien dengan PJB sehingga diperlukan sikap yang tepat untuk mencegah
timbulnya batuk yang dapat memperparah keadaan pasien.
 Edukasi untuk memerhatikan asupan makanan dari pasien.
 Edukasi untuk segera mengantarkan pasien ke IGD jika sesak kembali timbul.
 Edukasi untuk menjaga kebersihan diri, keluarga dan lingkungan pasien.
BAB III
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

II.1 Profil Keluarga Yang Tinggal Satu Rumah


II.1.1 Tabel Daftar Anggota Keluarga

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung


No Nama Kedudukan Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan
kelamin (tahun)

1. Tn. A Bapak Laki-laki 26 SMP Karyawan


Alfamart

2. Ny. Y Ibu Perempuan 21 SMP Ibu


Rumah
Tangga

3. An. NA Anak Perempuan 11 bulan - -

4. Tn. P Kakek Laki-laki 55 SD Karyawan


Pabrik
Tahu

5. Ny. M Nenek Perempuan 52 SD Karyawan


Pabrik
Tahu
II.1.2 Genogram Keluarga

Gambar 1. Diagram Genografi Keluarga

II.2 Denah Rumah

Ruang Gudang
Kamar I Kamar II
Sholat
Kamar
Dapur
Mandi

Ruang Tamu
Ruang

Keluarga

Gambar 2. Denah Rumah

II.3 Edukasi Saat Kunjungan


 Menjelaskan tentang PJB
 Edukasi tentang kebersihan lingkungan rumah dan higienitas diri sendiri yang
dapat memicu penyakit serta mengeliminasinya (ventilasi yang kurang, debu,
rokok, binatang, dan lain sebagainya).
 Edukasi kepada keluarga pasien agar selalu mengawasi dan memberikan
dukungan terhadap keberhasilan pengobatan pasien.
 Edukasi tentang tanda-tanda PJB atau penyakit lain yang mungkin timbul
akibat kelainan kongenital yang dialami pasien.

II.4 Faktor Pendukung Keberhasilan After Care Patient


 Keluarga bersedia untuk didatangi rumahnya.
 Keramahan keluarga menyambut kedatangan dokter muda.
 Keluarga memperhatikan dengan baik ketika diberikan penjelasan mengenai
keadaan anaknya.
 Keluarga berkeinginan dan berusaha untuk selalu mengawasi, melihat
perkembangan dan memberikan dukungan terhadap keberhasilan pengobatan
pasien dalam rangka mengontrol penyakit pasien.
 Ayah dan ibu pasien sangat memperhatikan pasien.
 Jarak antara tempat tinggal pasien dengan sarana kesehatan sangat dekat dan
masih mampu ditempuh dengan kendaraan bermotor

II.5 Faktor Penghambat Keberhasilan After Care Patient


 Pengetahuan pasien yang masih kurang tentang pentingnya istirahat.
Pasien masih suka bermain dan kadang lupa untuk istirahat sehingga harus
dipantau dan diingatkan oleh ibunya karena pasien masih balita.

II.6 Indikator Keberhasilan


a. Keluarga pasien melakukan komunikasi dua arah dengan dokter muda
selama diberikan pembinaan.
b. Keluarga pasien mempelajari gejala-gejala penyakit dan bagaimana cara
menanganinya.
c. Keluarga pasien memperhatikan perkembangan tumbuh kembang pasien
dan juga gizi pada pasien serta keluarga pasien menginginkan anaknya
sehat.

II.7 Identifikasi Fungsi – Fungsi Keluarga


II.7.1 Fungsi Biologis
Pasien adalah anak perempuan yang berusia 11 bulan, post opname PJB dengan
pneumonia. Saat ini tidak ada keluhan yang dirasakan. Batuk dan demam sudah
tidak ada lagi tetapi menurut ibu pasien, terkadang pasien terlihat sesak dan masih
biru jika menangis..

Keadaan Umum : tampak baik, kesadaran compos mentis


Tanda – tanda vital :
Nadi : 147 kali/menit
RR : 50 kali/menit
T : 36,70C
Tekanan darah : Tidak Dilakukan
Dengan status gizi BB 7,2 kg TB: 65 cm
BB/U : -2 sampai dengan -1 SD
PB/U : -2 sampai dengan -1 SD
BB/PB : -2 sampai dengan -1 SD
IMT/U : 7,2/(0,65)2 = 17,04 median sampai dengan 1 SD
WHO Zscore : tepat di garis hijau = gizi baik

Status Generalisata:
- Kepala : Normocephal, rambut hitam tidak rontok, distribusi merata
- Mata : Edema palpebral (-/-) Konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), cekung (-/-), air mata -/-
- Hidung : Sekret (-/-), napas cuping hidung (-)
- Telinga : Bentuk normal
- Mulut : Mukosa mulut kering (-), sianosis (+), coated tongue (-)
- Leher : Pembesaran KGB (-)
- Tenggorok : Tonsil dan faring tidak hiperemis
- Paru
 Inspeksi : Deformitas (-), pergerakan dada simetris, retraksi
suprasternal (-)
 Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri, tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Rhonkhi (-/-),
wheezing (-/-), crackles (-/-)
- Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis kuat angkat
 Perkusi : Batas jantung kesan adanya pembesaran
 Auskultasi : S1 > S2 murni reguler
- Abdomen
 Inspeksi : Datar
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Palpasi : Supel, tidak teraba pembesaran hati dan limpa,
nyeri tekan (-), turgor kulit >2 detik
 Perkusi : Bunyi timpani diseluruh lapang abdomen kecuali
daerah hepar
- Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (+/+), petekie (-/-) edema pada
dorsalis pedis (-/-), jejas (-/-), CRT < 2 detik

II.7.2 Fungsi Psikologi


 Pasien sehari- hari tinggal bersama orangtua, kakek dan nenek pasien
 Pasien masih tidur dengan ibu dan ayahnya. Kamar mereka terpisah dengan
kamar nenek dan kakeknya. Mereka tidur dengan menggunakan kasur.
 Semenjak pulang opname di rumah sakit, orang tua pasien sangat menjaga
keadaan pasien agar tidak mudah lelah. Ibu pasien selalu berusaha membatasi
aktivitas pasien.

II.7.3 Fungsi Ekonomi


Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Kondisi rumah kurang
sehat karena setiap ruang tidak diberi batasan sesuai dengan fungsinya dan
tidak memiliki halaman rumah. Rumah pasien sudah mendapatkan listrik dan
air dari sumur. Biaya kehidupan sehari-hari pasien berasal dari pekerjaan ayah
sebagai karyawan di Alfamart dengan penghasilan 2.2 jt setiap bulannya.

II.7.4 Fungsi Pendidikan


Pasien saat ini pasien belum bersekolah, kegiatan sehari-hari pasien hanya
bermain bersama ibu dan sepupu pasien dirumah.

II.7.5 Fungsi Religius


Agama yang dianut oleh pasien dan keluarganya adalah Islam.
II.7.6 Fungsi Sosial Budaya
Kedudukan keluarga pasien di tengah lingkungan sosial adalah warga biasa.
Biasanya pasien bermain didalam rumah dan halaman rumah bersama
sepupunya yang berusia 3 tahun diatasnya.

II.8 Pola Konsumsi Pasien


Ibu pasien mengatakan jika pasien meminum susu formula SGM.

II.9 Identifikasi Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan


II.9.1 Faktor Perilaku
Jika ada keluarga yang sakit, pasien dan keluarga langsung berobat ke klinik
dokter umum atau RSUD Ambarawa.

II.9.2 Faktor Non-Perilaku


Pelayanan kesehatan yang tersedia masih dapat dijangkau dengan kedaraan
pribadi ataupun angkutan umum sehingga cukup memudahkan pasien jika ingin
berobat.

II.10 Identifikasi Lingkungan Rumah


 Rumah pasien terletak di dalam gang, memiliki teras, tidak tingkat, tidak
memiliki halaman depan dan terdiri satu ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi, 1 dapur dengan lantai semen, 1 ruang sholat dan 1 ruang keluarga untuk
menonton TV.
 Dinding rumah dengan tembok dan di cat. Depan rumah pasien terdapat 4 buah
jendela yang dapat dibuka sewaktu-waktu. Saat masuk ke dalam rumah (di
dalam ruang tamu) sinar matahari hanya masuk sampai batas ruang tamu saja.
1 buah kamar tidur tidak memiliki jendela dan ventilasi yang baik.
 Dibagian atas terdapat langit- langit yang memisahkannya dengan genteng
rumah. Kebersihan rumah tampak kurang dijaga.
II.11 TABEL PERMASALAHAN
Tabel 2. Tabel Permasalahan
Permasalahan Penyelesaaian

- Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai - Memberikan penjelasan yang dapat


penyakit pasien diterima oleh keluarga mengenai
penyakit pasien

- Pola istirahat pasien yang kurang - Edukasi kepada ibu pasien mengenai
aktifitas pasien

- Kebiasaan ayah dan kakek pasien yang masih - Edukasi kepada seluruh anggota
suka merokok keluarga pasien untuk mengurangi
paparan asap rokok pada pasien dan
menyarankan untuk berhenti merokok
bagi ayah dan kakek pasien
- Higienitas yang belum baik - Edukasi mengenai kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan, dan cara
membersihkan diri setelah BAB dan
BAK serta menjaga kebersihan
lingkungan

II.12 Pembinaan Dan Hasil Kegiatan


Tabel 3. Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Kegiatan Keluarga yg terlibat Hasil Kegiatan

Menjelaskan tentang penyakit Ayah dan Ibu pasien Keluarga mengetahui tentang
pasien beserta kakek dan penyakit pasien secara garis
nenek pasien besar, faktor yang memperbaik
dan memperburuk serta
komplikasinya

Edukasi mengenai asupan Ayah dan Ibu pasien Keluarga pasien mulai
makanan dan aktifitas pasien beserta kakek dan memperhatikan bahan-bahan
nenek pasien makanan yg digunakan untuk
memasak, menghindari pasien
jangan sampai menangis dan
membatasi aktifitas pasien
Edukasi untuk segera pergi ke Ayah dan Ibu pasien - Ibu pasien mengerti untuk
faskes terdekat segera membawa anaknya ke
faskes terdekat bila kondisi
memburuk
BAB IV
KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA

Dari pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :

III.1 Tingkat pemahaman


Orang tua pasien cukup mengerti penjelasan yang diberikan saat di rumah sakit
dengan dokternya sebelum pulang, terbukti dengan tercapainya perubahan kesehatan,
dan tingginya responsivitas terhadap keadaan pasien sehingga lebih tanggap saat
keluhan pasien kambuh.

III.2 Hasil pemeriksaan


Dari anamnesis pasien dan pemeriksaan fisik, saat ini keluhan pasien seperti batuk
dan demam sudah tidak ada namun keluhan sesak napas pada pasien masih ada walau
sudah membaik.

III.3 Faktor pendukung


1. Keluarga bersedia untuk didatangi rumahnya.
2. Keramahan keluarga menyambut kedatangan dokter muda.
3. Keluarga memperhatikan dengan baik ketika dilakukan penjelasan mengenai
keadaan anaknya.

III.4 Faktor penyulit


1. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang Penyakit Jantung Bawaan mulai dari
faktor penyebab, risiko dan hal-hal apa saja yang mungkin terjadi pada pasien.
2. Kurangnya finansial keluarga pasien sehingga masih sering memikirkan
kemungkinan-kemungkinan biaya yang akan terpakai untuk kebutuhan penunjang
pasien.
3. Sanitasi lingkungan tempat tinggal pasien yang masih kurang.
III.5 Indikator keberhasilan
1. Keluarga pasien mengerti dan melakukan komunikasi selama diberikan penjelasan.
2. Keluarga pasien mencoba untuk mengikuti saran yang diberikan dengan melakukan
kontrol ke Sp.BA di RSUP Dr. Kariadi Semarang
3. Keluarga pasien berusaha lebih responsif dan tanggap terhadap keadaan yang dapat
terjadi pada pasien
4. Keluarga pasien juga selalu berusaha untuk selalu mengerti keadaan pasien sehingga
selalu berusaha mencegah timbulnya sesak napas pada pasien dengan seminimal
mungkin tidak membuat pasien menangis karena akan mudah membuat pasien
semakin biru.

Anda mungkin juga menyukai