Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal matematis siswa
terhadap penyelesaian soal-soal high order thinking ditinjau dari soal analisis, soal evaluasi, soal
mencipta dan secara umum. Penelitian ini pun bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal-soal high order thinking serta untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan siswa keliru dalam menyelesaikan soal-soal high order thinking. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode campuran dengan jenis embedded concurrent. Dari
hasil penelitian diperoleh terdapat pengaruh kemampuan awal matematis siswa terhadap
penyelesaian soal high order thinking dalam segala aspek. Siswa dikategorikan mampu
menyelesaikan soal-soal high order thinking. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa keliru dalam
menyelesaikan soal-soal high order thinking diantaranya adalah kurang teliti dalam proses
pengerjaan soal, kemampuan awal matematis siswa yang rendah, proses yang dilalui selama
pembelajaran tidak maksimal, kurangnya pemahaman siswa terhadap soal, ketidaklengkapan
dalam membaca soal dan kurangnya perhatian dari orang tua.
Kata Kunci: Analisis, Soal High Order Thinking, Kemampuan Awal.
Abstract
This research aims to know the effect of prior mathematical students ability to solve on high
order thinking questions looked by analysis question, evaluation question, creating question and
genera question.This research also aims to know about students ability in solving high order
thinking question and to know about the factors that cause students to be wrong in solving high
order thinking questions. The research method that used is mixed method with embedded
concurrent type. From the result of the research, it is gotten there is an effect of prior
mathematical students ability to solve high order thinking question in all aspects. Students are
categorized able to solve high order thinking questions. The factors that cause student to be
wrong in solving high order thinking question are less careful in the process of solving the
question, the prior mathematical students ability is low, the process traversed during learning is
not maximal, the lack students understanding to the question, incompleteness in reading the
questions and the lack of attention of their parents.
Keywords: Analysis, High Order Thinking Question, Prior Ability
Kurikulum 2013 (2013: 215) adalah Adapun desain penelitian ini secara
sebagai berikut: umum menggunakan desain penelitian
1. Langkah persiapan discovery learning campuran dengan jenis embedded
a. Menentukan tujuan pembelajaran concurrent menurut Creswell (2010: 315):
b. Melakukan identifikasi karakteristik
siswa (kemampuan awal)
c. Memilih materi pelajaran kual
d. Menentukan topik-topik yang harus KUAN
dipelajari siswa
e. Mengembangkan bahan-bahan
belajar Analisis Penemuan
f. Mengatur topik-topik dari yang
sederhana ke kompleks
Gambar 1. Desain penelitian campuran dengan
g. Melakukan penilaian proses dan
jenis embedded concurrent.
hasil belajar siswa
2. Prosedur aplikasi discovery learning Desain penelitian menurut Arikunto
a. Stimulasi/ pemberian rangsangan (1989: 84):
b. Pernyataan/ identifikasi masalah Prasyarat Perlakuan Posttest
c. Pengumpulan data E O1 X O2
d. Pengolahan data
Keterangan:
e. Pembuktian
E = kelas eksperimen
f. Menarik kesimpulan/ generalisasi.
O1 = tes awal (prasyarat)
O2 = tes akhir (posttest)
II. METODE
X = pembelajaran
Penelitian ini menggunakan metode
Desain yang menunjukkan hubungan
campuran terutama strategi embedded
antara variabel menurut Sugiyono
concurrent. Dalam penelitian ini data
(2009:8):
kuantitatif sebagai data primer dan
X→Y
didukung oleh data kualitatif sebagai data
X = kemampuan materi prasyarat
sekunder. Dalam penelitian ini, metode
Y = kemampuan menyelesaikan soal
kuantitatif yang digunakan oleh peneliti
Populasi didefinisikan sebagai
adalah metode Quasi Eksperiment dengan
keseluruhan subjek atau objek yang
sampel sebanyak satu kelompok. Yaitu
menjadi sasaran penelitian yang
kelompok yang diberikan model
mempunyai karakteristik tertentu
pembelajaran Discovery Learning sebagai
(Sundayana, 2014: 15). Populasi dalam
kelas eksperimen. Sedangkan metode
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
kualitatif yang digunakan adalah metode
SMA Negeri 1 Garut.
analisis deskriptif.
Sampel adalah sejumlah (tidak semua) dibuat. Angket ini diberikan setelah
hal yang diobservasi atau diteliti yang pelaksanaan tes akhir pada kelas
relevan dengan masalah penelitian, dan eksperimen.
tentunya subjek atau objek yang diteliti 3. Wawancara
tersebut (Sundayana, 2014: 16). Sampel Wawancara mengacu kepada
dalam penelitian ini diambil secara acak bagaimana cara berfikir siswa dalam
sebanyak satu kelas yaitu kelas X MIPA-3, menyelesaikan soal, serta faktor-faktor
dengan fokus penelitian 5 orang siswa. lain yang menunjang siswa dalam belajar
Penelitian ini dilaksanakan pada dan mengerjakan soal. Wawancara
semester genap tahun akademik dilakukan kepada 5 orang siswa, yaitu 1
2016/2017 pada tanggal 9 sampai dengan siswa yang tergolong berkemampuan
31 Januari 2017. Tempat pelaksanaan tinggi, 2 siswa yang tergolong
penelitian di SMA Negeri 1 Garut yang berkemampuan sedang dan 2 siswa yang
beralamat di Kecamatan Tarogong Kidul, tergolong berkemampuan rendah.
Kabupaten Garut.
B. Teknik Analisis Data Kuantitatif
A. Teknik Pengumpulan Data Setelah data yang diperlukan
1. Tes Soal High Order Thinking terkumpul, maka dilakukan analisis data
Instrumen yang digunakan dalam dengan memakai pendekatan statistik.
penelitian ini adalah berupa tes soal high
order thinking. Adapun soal tes yang C. Teknik Analisis Data Kualitatif
digunakan pada tes kemampuan awal Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
terdiri dari 6 soal uraian dan tes akhir kemampuan siswa menyelesaikan soal-
terdiri dari 6 soal uraian yang berbeda. soal High Order Thinking dan mengetahui
Tes kemampuan awal matematis faktor-faktor yang menyebabkan siswa
merupakan tes yang dilakukan sebelum keliru dalam menyelesaikan soal-soal High
memperoleh perlakuan, hal ini bertujuan Order Thinking maka peneliti
untuk mengetahui kemampuan awal menggunakan analisis jawaban siswa,
siswa. Tes akhir diberikan kepada kelas observasi, angket dan wawancara.
eksperimen yang telah memperoleh
perlakuan, yang dimaksudkan untuk III. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui kemampuan siswa dalam Dalam penelitian yang dilakukan dari
menyelesaikan soal-soal high order 37 siswa yang menjadi subjek penelitian,
thinking. 36 siswa yang memberikan datanya secara
2. Angket lengkap dan sesuai penelitian yang
Angket ini dibuat berdasarkan pedoman dibutuhkan. Diambil 6 siswa yang menjadi
wawancara, untuk melihat validitas dari fokus penelitian, 2 siswa berkemampuan
instrumen pedoman wawancara yang tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang dan
2 siswa berkemampuan rendah. Sebanyak Ltabel tes prasyarat dan posttest adalah
1 siswa yang berkemampuan tinggi tidak 0,1476 dan 0,1497. Dengan kriteria suatu
diikutsertakan data-datanya secara data dikategorikan berdistribusi normal
lengkap dalam penelitian ini, dikarenakan adalah Lmaks < Ltabel, maka dapat
siswa tersebut tidak mengikuti Posttest, disimpulkan bahwa untuk data tes
tidak mengisi lembar angket dan tidak prasyarat dan posttest berdistribusi
mengikuti wawancara, hanya mengikuti normal.
tes prasyarat dan proses pembelajaran Analisis korelasi yang dilakukan adalah
saja. terhadap 4 aspek, yaitu secara umum,
Tabel 2. pada aspek analisis, aspek evaluasi dan
Hasil Data Tes Kemampuan Awal (Prasyarat) dan
Posttest
aspek mencipta. Pada aspek analisis, aspek
Keterangan Prasyarat Posttest evaluasi dan aspek mencipta digunakan
Jumlah siswa 37 36 dua jenis data awal, data kemampuan
Skor Ideal 60 72 awal secara keseluruhan dan data
Skor Terkecil 23 28 kemampuan awal hanya aspek yang
Skor Terbesar 54 69
digunakan saja.
Rata-rata 36,78 54,31
Tabel 4.
Simpangan Baku 6,70 9,75 Uji Pearson/ Product Moment
Jumlah Siswa Keterangan Nilai r thitung ttabel Ho
9 15
Berkemampuan Tinggi Secara
Jumlah Siswa rXY 0,56 3,95 2,03 Ditolak
14 13 Umum
Berkemampuan Sedang rXA Aspek 0,54 3,81 2,03 Ditolak
Jumlah Siswa Soal
14 8 rA1A 0,45 2,93 2,03 Ditolak
Berkemampuan Rendah Analisis
rXE Aspek 0,48 3,22 2,03 Ditolak
Dari Tabel 2 diperoleh bahwa rata-rata Soal
rE1E 0,47 3,16 2,03 Ditolak
posttest lebih besar dari pada prasyarat, Evaluasi
rXM Aspek 0,41 2,63 2,03 Ditolak
juga nampak bahwa siswa yang
Soal
berkemampuan tinggi bertambah. rM1M
Mencipta
0,35 2,18 2,03 Ditolak
Tabel 3.
Data Hasil Uji Normalitas
Dari tabel 4 setiap Ho ditolak, maka
Tes Lmaks Ltabel Keterangan terdapat pengaruh kemampuan awal
Berdistribusi matematis siswa terhadap penyelesaian
Prasyarat 0,1099
Normal soal high order thinking secara umum,
Berdistribusi
Posttest 0,1016 0,1497 aspek soal analisis, aspek soal evaluasi dan
Normal
aspek soal mencipta.
Untuk menjawab rumusan masalah
Dari Tabel 3 diperoleh bahwa Lmaks tes
mengenai bagaimana kemampuan siswa
prasyarat dan posttest berturut-turut
adalah 0,1099 dan 0,1016. Sedangkan
Untuk S-6 faktor yang menyebabkan pemahaman siswa terhadap soal, ketidak
kekeliruan dalam pengerjaan soal adalah lengkapan dalam membaca soal dan
kekurang lengkapan dalam membaca soal kurangnya perhatian dari orang tua.
sehingga pengerjaan soalnya menjadi Faktor-faktor ini terrangkum dalam tabel
berantakan. Sebenarnya jawaban yang 7.
disampaikan S-6 telah mengarah pada Tabel 7.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Siswa Keliru
jawaban akhir yang sesuai namun ada
Hasil Data Faktor Kekeliruan
bagian-bagian yang tidak dituliskannya Pengerjaan Kurang teliti dalam proses
atau hanya ada di otaknya saja. Karena Soal pengerjaan soal
soal yang digunakan adalah soal analisis Kemampuan awal matematis siswa
dan evaluasi sehingga mengharuskan Observasi yang rendah
Proses yang dilalui selama
jawaban menggunakan penjelasan namun
pembelajaran tidak maksimal
S-6 kurang dalam menjelaskan analisis dan Kurangnya pemahaman siswa
evaluasi yang dilakukannya sehingga terhadap soal
Angket dan
mengakibatkan kemampuannya menjadi Ketidaklengkapan dalam membaca
Wawancara
rendah. Serta faktor lainnya yaitu faktor soal
Kurangnya perhatian dari orang tua
perhatian dari orang tua terhadap nilai
siswa yang kurang, hal tersebut cukup
IV. PENUTUP
berpengaruh terhadap sikap pada
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembelajaran dan juga hasil akhir
pembahasan secara keseluruhan, sehingga
pembelajaran. Sehingga faktor kekeliruan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
yang dialami S-6 adalah tidak membaca
1. Pengaruh kemampuan awal matematis
soal dengan lengkap dan kurang perhatian
siswa terhadap pengerjaan soal-soal
dari orang tua.
high order thinking ditinjau:
Faktor-faktor yang menyebabkan siswa
a. Secara umum, terdapat pengaruh
keliru dalam menyelesaikan soal-soal high
kemampuan awal siswa terhadap
order thinking dapat terlihat dari hasil data
penyelesaian soal high order
pengerjaan soal siswa, observasi, angket
thinking secara umum.
dan wawancara. Dari hasil data pengerjaan
b. Berdasarkan aspek analisis,
soal diperoleh faktor kekeliruan berupa
terdapat pengaruh kemampuan
kurang telitinya siswa dalam proses
awal siswa terhadap penyelesaian
pengerjaan soal. Dari hasil data observasi
aspek soal menganalisis.
didapat faktor kekeliruan berupa
c. Berdasar aspek evaluasi, terdapat
kemampuan awal matematis siswa yang
pengaruh kemampuan awal siswa
rendah dan proses yang dilalui selama
terhadap penyelesaian aspek soal
pembelajaran tidak maksimal. Dan dari
mengevaluasi.
hasil data angket dan wawancara didapat
d. Berdasarkan aspek mencipta,
faktor kekeliruan berupa kurangnya
terdapat pengaruh kemampuan