Anda di halaman 1dari 4

CHALAZION

Gol Penyakit SKDI : 3A


Syifa Munawarah
0907101010121
syifamunawarah@gmail.com

1. Definisi
Chalazion adalah radang granulomatosa menahun steril dan idiopatik pada
kelenjar meibom (Vaughan et al., 2009).

2. Insidensi
Chalazion bisa terjadi pada semua umur, sementara pada umur yang
ekstrim sangat jarang. Kasus pada anak-anak mungkin juga bisa terjadi. Pengaruh
hormonal terhadap sekresi sebaseous dan viskositas mungkin menjelaskan
terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan (Ilyas, 2009).

3. Patofisiologi
Beberapa literature menyebutkan bahwa penyebab chalazion adalah
idiopatik (Lang, 2000). Tetapi ada yang menyebutkan bahwa penyebabnya adalah
berhubungan dengan blefaritis kronik. Blefaritis adalah peradangan palpebra
dengan gejala utama tepi kelopak meradang yang disebabkan oleh infeksi dan
alergi yang berjalan kronis atau menahun (Ilyas, 2009)
Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar,
kemungkinan karena enzim dari bakteri akan membentuk jaringan granulasi dan
mengakibatkan inflamasi.

4. Gambaran Klinis
Umumnya ditandai dengan pembengkakan terbatas yang tidak terasa sakit
dan berkembang dalam beberapa minggu. Awalnya dapat berupa radang ringan
dan nyeri tekan mirip hordeolum, dibedakan dari hordeolum karena tidak ada
tanda-tanda radang akut. Kebanyakan chalazion mengarah ke permukaan
konjungtiva, yang mungkin sedikit merah atau meninggi. Jika cukup besar,
sebuah chalazion dapat menekan bola mata dan menimbulkan astigmatisme.
(Vaughan et al.,2009).
Menurut Ilyas (2009) gejala klinis dari chalazion adalah sebagai berikut:
- Benjolan pada kelopak mata
- Tidak hiperemi
- Tidak ada nyeri tekan
- Pseudoptosis
- Tidak ada pembesaran Preaurikuler
- Kadang-kadang terjadi kelainan refraksi pada mata karena penekanan yang
mengakibatkan perubahan bentuk bola mata.

Chalazion palpebra Superior Chalazion Palpebra Inferior

5. Diagnosa
Diagnosa Chalazion yaitu dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik pada mata seperti pemeriksaan visus, pemeriksaan tekanan intraokular,
pemeriksaan kedudukan bola mata, pergerakan bola mata, palpebra, konjungtiva,
sklera, kornea, Camera Okuli anterior, iris, pupil dan lensa. Pemeriksaan
laboratorium jarang diminta, namun pemeriksaan patologik menunjukkan
proliferasi endotel asinus dan respon radang granulomatosa yang mencakup sel-
sel kelenjar mirip Langerhans. Biopsi diindikasikan untuk chalazion yang
kambuhan, karena tampilan karsinoma kelenjar meibom dapat mirip chalazion
(Vaughan et al.,2009).

6. Diagnosa banding
- Hordeolum
- Dermoid Cyst
- Tear Gland Adenoma
(Ilyas,2009;Lang,2000)
7. Penanganan
Penatalaksanaan Chalazion menurut Ilyas (2009) adalah:
1) Penanganan konservatif chalazion adalah dengan kompres air hangat 15
menit (4 kali sehari). Lebih dari 50% Chalazion sembuh dengan pengobatan
konservatif.
2) Obat tetes mata atau salep mata jika infeksi diperkirakan sebagai
penyebabnya.
3) Injeksi steroid ke dalam chalazion untuk mengurangi inflamasi, jika tidak ada
bukti infeksi.
Jika cukup besar sehingga mengganggu penglihatan atau secara kosmetik
mengganggu, dianjurkan eksisi lesi (Vaughan et al., 2000). Eksisi chalazion
dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1) Jika perlu dibuat insisi vertikal pada permukaan konjungtiva palpebra.
2) Untuk chalazion yang kecil, dilakukan kuretase pada granuloma inflamasi
pada kelopak mata.
3) Untuk chalazion yang besar, iris granuloma untuk dibuang seluruhnya
4) Cauter atau pembuangan kelenjar meibom (yang biasa dilakukan)
5) Untuk chalazion yang menonjol ke kulit, insisi permukaan kulit secara
horizontal lebih sering dilakukan daripada lewat konjungtiva untuk
pembuangan seluruh jaringan yang mengalami inflamasi. (Ilyas, 2009)

8. Komplikasi
Rusaknya sistem drainase pada chalazion dapat menyebabkan Trichiasis
dan kehilangan bulu mata. Chalazion yang rekuren atau di tempat atipik perlu di
biopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika
massa pada palpebra sudah mebngubah kontur kornea. Chalazion yang
drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi
prolapsus di atas konjungtiva atau kulit (Ilyas,2009; Lang,2000).
9. Prognosis
Pengobatan yang kurang adekuat mungkin mengakibatkan local rekurensi.
Chalazion yang tidak diobati kadang-kadang terdrainase secara spontan, namun
biasanya lebih sering persisten menjadi inflamasi akut intermitten. Bila terjadi
chalazion berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik
untuk menghindari kesalahan diagnosis dengan kemungkinan keganasan. (Ilyas,
2009)

Daftar Pustaka

Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. FKUI Press. Jakarta Lang, G. 2000.
Ophtalmolofy-A short Text Book. Thieme. Stuttgart. Newyork
Vaughan, Daniel G; Taylor Asvury; Paul riordan-Eva. 2009. Oftalmologi Umum.
Widya Medika. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai