Anda di halaman 1dari 2

Nama : Naila Noor Aini

Nim : 1710110135
PAI-D / Semester 2

Pendidikan Itu Peka Rasa dan Mandiri, Bukannya Sok Kuat tapi Sadar
Hidup!!!
Hakikatnya pendidikan adalah persoalan masa depan, generasi mendatang, penerus
dan peradaban sebuah bangsa. Tak ada satupun bangsa yang ingin tertinggal. Oleh karena itu,
pentingya pendidikan sebagai tumpuan dalam hidup. Mereka berlomba-lomba untuk terus
bereksistensi melalui pembenahan di bidang pendidikan.
Bertahun-tahun yang lalu, tertulis fakta dalam sejarah bahwa bangsa yang
berperadaban maju dan berhasil adalah bangsa yang mengedepankan ilmu yakni mereka yang
serius memperhatikan dan mengelola pendidikannya. Meletakkan kepentingan pendidikan
diatas segalanya, dan dihayati sebagai hajat semua anggota masyarakat. Pendidikan dimana
merupakan fitrahnya hidup seorang manusia. Maka semua akan bergotong royong
membangun pendidikan yang baik, sehingga melahirkan kader bangsa yang cakap melalui
lulusan yang berkualitas. Baik itu pendidikan formal, informal ataupun non formal, semuanya
melalui proses penggulawentahan yaitu mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan
perasaan, pikiran, dan watak, mengubah kepribadian seseorang menjadi lebih baik. Agar
menjadi seorang manusia yang siap hidup dengan segala resiko yang akan di hadapinya.
Semua itu merupakan proses pemanusiaan manusia secara utuh. Selebihnya,
pendidikan juga langkah nyata terjun di masyarakat. Sebagai tindakan untuk menjadikan
peserta didik bagian dari unsur masyarakat, berbangsa dan juga bernegara. Sehingga setelah
itu akan tumbuh dan ternanam sikap cinta tanah air dan berjiwa sosial. Dengan kata lain,
pendidikan adalah proses penggulawentahan yang terus menerus dan tidak akan berakhir
sepanjang bangsa itu ada dan selagi udara masih terhirup. Maka pendidikan itu akan selalu
ada kapanpun dan dimanapun.
Akhlak dan karakter bangsa Indonesia adalah akhlak yang dimiliki warga negara
bangsa Indonesia atas tindakan-tindakan yang dinilai sebagai kebajikan budaya ketimuran
dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, pendidikan penguatan jiwa dan karakter islami
merupakan nilai inti dari proses pendidikan.
Kesamaan nilai-nilai dasa dharma juga tri satya dengan nilai hidup terbukti sangat
cocok untuk membentuk jiwa yang tangguh. Oleh karena itu, sangat pas apabila pemerintah
lebih serius menekankan kepramukaan dalam hal ini, dengan disahkannya Undang-Undanng
RI No. 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. Mengawali pendidikan pada usia peserta
didik 7 tahun hingga 25 tahun yang di sebut anggota muda yang di bagi lagi menjadi tiga
jenjang atau golongan yaitu pramuka siaga (7-10), pramuka penggalang (11-15), pramuka
penegak (16-20), pramuka pandega (21-25), sementara 26 tahun keatas disebut sebagai
pramuka dewasa. Pembagian tersebut berdasarkan pada perkembangan dan karakteristik fisik
maupun psikis manusia.
Melalui pramuka seorang manusia digembleng menjadi seorang insan yang cakap
hidup dan terampil dalam segala hal. Terlebih lagi pendewasaan melalui sikap disiplin, semua
itu ada dalam pramuka. Salah satunya adalah melalui berkemah.
Berkemah merupakan kegiatan di luar ruangan, dimana seseorang diajarkan untuk
belajar hisup mandiri, memaknai kahidupan secara utuh, cara bertahan hidup di alam.
Berkemah yang biasanya dilakukan di alam bebas seperti di area pegunungan atau di bumi
perkemahan (Buper). Dengan demikian sudah, seseorang diajarkan dan dilatih untuk lebih
bersyukur lagi dan memiliki jiwa peduli sosial terhadap sesama teman berkemahnya. Oleh
karena itu pendidikan ibarat kita berpramuka. Melalui pramuka kita tahu segalanya dan
terampil dalam segala hal kehidupan.
Jadi kesimpulannya, pendidikan adalah mempelajari dan memaknai kehidupan.
Pendidikan itu mandiri, bukan berarti sok kuat tetapi sadar kalau kita berkehidupan.

*Gambar dokumentasi pribadi saat perkemahan di buper pesanggrahan colo

Anda mungkin juga menyukai