Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA

Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Modul 3 Kuliah Daring PPG Dalam Jabatan

Disusun Oleh :
RESTI MAULAN SARI
KELAS : A

PROGRAM PPG DALAM JABATAN


PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan otak. Proses berpikir
merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana
otak bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan
dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Berpikir juga dapat
dikatakan sebagai proses pengorganisasian informasi dalam ingatan.berpikir mencakup
banyak aktivitas mental. Berpikir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan
sebagai menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu,
menimbang-nimbang dalam ingatan. Semua informasi yang kita peroleh terekam di
dalam ingatan. Akan tetapi tidak semua informasi tersebut dapat bertahan lama dalam
ingatan atau hilang karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika individu
memperoleh suatu informasi, secara tidak langung otak akan memproses informasi
tersebut. Apabila dalam pemrosesan tersebut terdapat perhatian (attention) pada
informasi yang diperoleh, maka akan menghasilkan suatu pemahaman. Teori
pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian
diolah sehingga menciptakan suasana yang terencana,dan suasana pembelajaran yang
mendukung. Teori pemrosesan informasi ini merupakan teori kognitif tentang
belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan
kembali pengetahuan dari otak. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh
sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama.oleh karena itu perlu
menerapkan model pembelajaran tertentu yang dapat memudahkan semua informasi
diproses dalam otak melalui beberapa indera.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia ?
2. Bagaimana model pembelajaran pemprosesan informasi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam
ingatan manusia
2. Untuk mengetahui model pembelajaran pemprosesan informasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia


Ingatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai alat (daya batin)
untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah diketahui (dipahami, dipelajari,
dan sebagainya). Informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan melalui proses
berpikir. Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan
kemampuan kognisi seseorang. Dengan kata lain, pemroresan informasi dipengaruhi
oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang. Resnick berpendapat
bahwa dalam psikologi pemroresan informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan
dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan
dari proses beberapa pemecahan masalah. Pemroresan informasi didalam pikiran
berlangsung terus-menerus selama adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran.
Struktur ingatan dapat dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu sistem ingatan sensorik
(sensory memory), sistem memori kerja (working memory), sistem ingatan jangka pendek
atau short term memory (STM), sistem ingatan jangka panjang atau long term memory
(LTM). Sistem ingatan tersebut dikenal sebagai model paradigma Atkinson dan Shiffrin
yang telah disempurnakan oleh Tulving dan Madigan (Solso, 1995). Memori sensori
mencatat informasi atau stimulus yang masuk melalui salah satu atau kombinasi dari
panca indra, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui
hidung, rasa melalui lidah, dan rabaan melalui kulit. Bila informasi atau stimulus tersebut
tidak diperhatikan akan langsung terlupakan, namun bila diperhatikan maka informasi
tersebut ditransfer ke sistem ingatan jangka pendek. Setelah berada di sistem memori
jangka pendek, informasi tersebut dapat ditransfer lagi dengan proses pengulangan ke
sistem ingatan jangka panjang untuk disimpan, atau dapat juga informasi tersebut hilang
atau terlupakan karena tergantikan oleh tambahan informasi baru (displacement) (Solso,
1995). Selanjutnya setelah berada di sistem memori jangka panjang, informasi tersebut
dapat diperoleh kembali melalui strategi tertentu, atau informasi tersebut terlupakan
(gagal atau tidak dapat diperoleh kembali) karena adanya kekurangan dalam sistem
pengarsipannya. Dengan kata lain, informasi atau stimulus yang masuk akan diproses
dan disimpan yang berkaitan erat dengan kemampuan kognisi seseorang, atau
pemrosesan informasi dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan
seseorang. Resnik (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan informasi
mempfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan
dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah.
Pemrosesan informasi pada pikiran berlangsung secara terus menerus selama manusia
tersebut menerima informasi baru yang masuk dalam pikirannya.
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,
bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah dijelaskan sebagai
berikut :
1) Sensory Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar.
Di dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu
singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti
2) Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi
perhatian oleh individu.karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi
hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat
disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
3) Short Term Memory (STM) atau memori jangka pendek memiliki kapasitas yang kecil
sekali, namun sangat besar peranannya dalam proses memori yang merupakan
tempat dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita. Memori
jangka pendek memiliki kapasitas yang kecil sekali, namun sangat besar peranannya
dalam proses memori, yang merupakan tempat dimana kita memproses stimulus yang
berasal dari lingkungan kita. Kemampuan penyimpanan informasi yang kecil tersebut
sesuai dengan kapasitas pemrosesan yang terbatas. Memori jangka pendek berfungsi
sebagai penyimpanan transitori yang dapat menyimpan informasi yang sangat
terbatas dan mentransformasikan serta menggunakan informasi tersebut dalam
menghasilkan respon atas suatu stimulus.
4) Long Term Memory (LTM) diasumsikan : (a) berisi semua pengetahuan yang telah
dimiliki individu; (b) mempunyai kapasitas tidak terbatas; (c) sekali informasi disimpan
di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Kemampuan untuk
mengingat masa lalu dan menggunakan informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat
ini merupakan fungsi dari memori jangka panjang. Sistem memori jangka panjang
memungkinkan kita untuk seolah‐olah hidup dalam dua dunia, yaitu dunia masa lalu
dan saat sekarang ini, dan oleh karenanya memungkinkan kita untuk memahami
mengalirnya tanpa henti dari pengalaman langsung. Hal‐hal yang paling istimewa dari
memori jangka panjang adalah kapasitasnya yang tidak terbatas dan durasinya yang
seolah‐olah tak pernah berakhir.
Teori proses masuknya rangsangan ke penyimpanan dan ingatan digambarkan
sebagai berikut :
Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh sensory memory, sensory
memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan
haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke dalam
kesadaran dan memori jangka pendek (Short Term Memory), sedangkan informasi yang
tidak lolos (attention) dilupakan.
Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja (working memory) masih
belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka
memori kerja adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya dengan rehearsal and
encoding, informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjang (Long Term
Memory).
Contohnya saat kita ingin mengingat rumus volume tabung. Sebagai stimulus awal
rumus tersebut ditangkap oleh panca indera (bias melalui telinga jika dalam bentuk suara
ataupun mata jika dalam bentuk tulisan). Rumus yang ditangkap melalui panca indera
disimpan di working memory. Saat kita mengingat rumus untuk sesaat berarti kita
menyimpannya di short term memory. Ketika mengulang secara verbal secara terus
menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali (recalling) rumus tersebut akan
disimpan di memori jangka panjang (long term memory).
.
B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari
otak. Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya
proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasana yang terencana, dan
suasana pembelajaran yang mendukung. Teori kognitif lebih menekankan pada proses
belajar daripada hasil belajarnya. Proses belajar tidak hanya sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya. Menurut Rehalat model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model
pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses
atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses
pembelajaran.
Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini
berdasarkan teori belajar kognitif sehingga model tersebut berorientasi pada kemampuan
siswa memperoleh informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan
tersebut. Model pemrosesan informasi ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan
berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat
memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk pad acara
mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan
masalah, menemukan konsep, dan menggunakan symbol verbal dan visual. Ilmu kognisi
(cognitive science) merupakan kajian mengenai inteligensi mannusia, program computer,
dan teori abstrak dengan penekanan pada perilaku cerdas, seperti perhitungan. Teori
pemrosesan informasi kognitif dipelopori oleh Robert Gagne. Asumsinya adalah
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Pembelajaran merupakan keluaran pemrosesan informasi yang berupa kecakapan
manusia.
Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a) Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar
bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai
dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang
mengikuti performa pembelajaran
b) Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama
pembelajaran berfungsi mendukung yang terjadi pada pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pemrosesan informasi di dalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya
informasi baru yang masuk dalam pikiran. Psikologi pemrosesan informasi memfokuskan
pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi,
ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Stimulus yang
masuk melalui panca indra diterima oleh sensory memory. Sensory memory menyimpan
semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode
yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui perhatian yang
selektif (selective attention) informasi dipindahkan kedalam kesadaran dan memori
jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi yang tidak lolos attention
dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja (working memory)
masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori sadar
maka memori kerja adalah setara dengan catatan pot-it. Selanjutnya dengan rehearsal
and encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjang (long
term memory). Memori pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran
yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau
pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses
pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai