Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembang pesatnya populasi penduduk, maka kebutuhan
terhadap tenaga listrik sangat tinggi. Hal tersebut dibuktikan pada RUPTL
(Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) PLN 2016 – 2025 yaitu
pengembangan sarana kelistrikan PLN listrik di wilayah usahanya secara
lebih efisien, lebih terencana dan berwawasan lingkungan berdasar asumsi
RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)2015-2019
pertumbuhan jumlah penduduk dan pengembangan EBT (Energi Baru
Terbaharukan)yang semakin besar. Oleh karena itu, suatu sistem tenaga
listrik sangat diharapkan untuk dapat menyalurkan energi listrik secara terus
menerus (kontinyu) serta dengan kualitas yang baik kepada konsumen.
Jaringan distribusi memegang peran penting untuk menyalurkan
energi listrik untuk sampai ke pelanggan. Namun sebelum sampai
pelanggan, energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit akan terlebih
dahulu disalurkan melalui sistem transmisi gardu induk tegangan tinggi
yang fungsinya untuk menaikkan tegangannya agar tidak terjadi rugi daya
pada saat penyaluran energi listrik. Setelah melalui sistem transmisi
tegangan tinggi, tegangan diturunkan kembali dan masuk melalui input trafo
tenaga pada Gardu Induk untuk diturunkan tegangannya dari 150 kV
menjadi 20 kV untuk jaringan distribusi tegangan menengah. (Suhadi
dkk,2008)
Untuk sampai ke pelanggan, Jaringan Tegangan Menengah 20 kV
tersebut disalurkan melalui penyulang – penyulang. Penyulang tersebut
mengalirkan listrik yang berasal dari outgoing trafo tenaga untuk sampai
pada setiap GTT. Dalam menyalurkan energi listrik trafo tenaga dan
penyulang rawan terhadap terjadinya gangguan. Masalah gangguan yang
sering terjadi adalah gangguan hubung singkat arus lebih dan gangguan
hubung singkat ke tanah. Untuk diperlukannya proteksi yang handal agar
listrik dapat tersalurkan pada masyarakat dengan baik. (Suhadi dkk, 2008)

1
2

Pada Gardu Induk Banaran menggunakan 7 buah trafo yang memasok


beberapa penyulang. Salah satunya adalah trafo V 150/20 kV 60 MVA yang
menyulang hingga 8 penyulang yaitu penyulang Pare, Ngadiluwih,
Gringging, Joyoboyo, Gumul, Papar, Doho, dan Veteran. Pada penyulang
Gringging masih sering terjadi gangguan seperti yang telah dipaparkan pada
tabel gangguan, yaitu dalam kurun waktu 3 bulan antara bulan Januari
hingga Maret 2017 telah terjadi gngguan sebanyak 17 kali. Untuk itu perlu
dilakukannya pengkajian terhadap setting rele arus pada penyulang
Gringging agar rele dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Pengkajian yang
dilakukan diantaranya ,penghitungan impedansi transformator, sumber dan
ekivalen penyulang ; penghitungan arus gangguan hubung singkat;
penyettingan nilai arus dan TMS pada sisi penyulang 20 kV, dan sisi
incoming outgoing transformator (Mega Firdausi, 2015)
Dengan mempertimbakan latar belakang tersebut penulis akan
mengangkat laporan akhir dengan judul “Kajian Koordinasi Rele Proteksi
pada Transformator 150/20 kV 60 MVA dan Proteksi Penyulang
Gringging GI Banaran ”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana setting rele arus lebih (OCR) dan rele gangguan ke tanah
(DGR) pada penyulang Gringging GI Banaran?
2. Bagaimana setting rele OCR, GFR, REF, DIFF pada incoming dan
outgoing trafo 5 GI Banaran?
3. Bagaimana koordinasi rele penyulang dan rele proteksi trafo dari hasil
perhitungan ?
4. Bagaimana hasil dan simulasi koordinasi setting rele dengan
menggunakan aplikasi ETAP terhadap kinerja relai ?
3

1.3 Tujuan
1. Menganalisa setting relai arus lebih (OCR) dan relai gangguan ke tanah
(DGR) pada penyulang Gringging GI Banaran.
2. Menganalisa setting relai OCR, GFR, REF, DIFF pada incoming dan
outgoing trafo.
3. Menganalisa koordinasi rele penyulang dan rele proteksi trafo.
4. Menganalisa simulasi koordinasi setting rele dengan menggunakan
aplikasi ETAP

1.4 Batasan Masalah


Agar laporan akhir ini menjadi pembahasan yang terarah dan fokus
pada pokok pembahasan sesuai dengan judul, maka diberikan batasan –
batasan sebagai berikut:
1. Studi kasus dilaksanakan di jaringan SUTM 20 kV pada penyulang
Gringging GI Banaran.
2. Losses, drop tegangan, harmonisa, gelombang berjalan tidak dibahas
dalam laporan akhir ini.
3. Tidak membahs proteksi terhadap sambaran petir
4. Peralatan yang disetting dan dikoordinasi adalah rele arus lebih (Over
Current Relai) dan rele gangguan ke tanah (Directional Ground Relai)
pada penyulang Gringging
5. Peralatan yang di setting dan di koordinasi adalah rele Differential , rele
Restricted Earth Fault (REF) , Ground Fault Rele (GFR), dan Over
Current Rele (OCR)
4

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan laporan akhir ini


adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi dasar-dasar teori dan referensi yang berkaitan dengan teori
tentang koordinasi proteksi pada penyulang , dan system proteksi pada
transformator tenaga.
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi waktu dan tempat penelitian, metode pengambilan data,
flowchart penyelesaian laporan akhir, dan deskripsinya.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan data yang didapat dari hasil
penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran-saran terkait hasil penelitian
yang telah diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai