Anda di halaman 1dari 19

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori
Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa tujuan
nasional bangsa Indonesia adalah membentuk suatu pemerintahan
Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa yang
diamanatkan tersebut, maka salah satu unsur yang memiliki peranan
besar adalah Aparatur Sipil Negara (ASN). Oleh karena itu
diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

1. Nilai- Nilai Dasar ASN


Berdasarkan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun
2014 dan Undang-Undang ASN No. 5 Tahun 2014 tentang nilai-
nilai dasar profesi ASN dalam penyelenggaraan diklat prajabatan
pola baru, peserta latsar diharapkan mampu memahami nilai-
nilai dasar profesi ASN dengan cara mengalami sendiri dalam
penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas sehingga peserta
latsar dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai-nilai
dasar tersebut merupakan prinsip yang menjadi landasan dalam

20
21

menjalankan profesi yang dikenal dengan istilah ANEKA. Nilai-


nilai dasar tersebut antara lain:
a. Akuntabilitas
Menurut (Kusumasari dkk, 2015) akuntabilitas adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PND adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut antara lain:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi.
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik.
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan
dapat diandalkan sebagai penyelenggara perintah.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain sebagai pondasi bagi Aparatur
Sipil Negara untuk mengaktualisasikan diri dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara.
Nasionalisme juga sering diartikan sebagai paham
kebangsaan (Latief dkk, 2015).
c. Etika Publik
Menurut Kumorotomo, dkk (2015) etika publik adalah
refleksi atas standar atau norma yang menentukan baik atau
22

buruk, benar atau salah tindakan keputusan, perilaku untuk


mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika
publik antara lain sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara
Pancasila.
2) Setia mempertahankan Undang-undang dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3) Menjalankan tugas secara Profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberi layanan kepada publik secara jujur, lengkap,
tanggap, cepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat karir.
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja yang berorientasi
mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik. Adapun uraian komponen dari bagian komitmen mutu
adalah sebagai berikut:
23

1) Efektivitas
Efektivitas menunjukan tingkat ketercapainan target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja.
2) Efisiensi
Efisien merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan sumber alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
3) Inovasi
Inovasi adalah perubahan yang terjadi karena
tuntutan lingkungan sekitar untuk beradaptasi.
4) Mutu
Menurut Goetsch dan Davis (2006) mutu merupakan
kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk atau
jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginanya, da bahkan melampaui
harapan.
e. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan dan perilaku sadar akan
bahaya korupsi dan berusaha untuk membentengi dan
melawan setiap tindakan yang mengacu maupun yang
terkait dengan tindakan korupsi. Tim penulis KPK (2015)
menulus nilai-nilai anti korupsi antara lain:
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi
landasan utama bagi penegakan integritas diri
seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang
24

bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang


dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta
tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang
lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan
seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang
memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan
tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada
diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak
pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan
daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-
pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
25

kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan


yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik
akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi
adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk
dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya.
Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak
akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya
kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-
baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang
yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena
hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
26

8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari
hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada
hal-hal yang menyimpang.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari
bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih
payahnya. Ia tidak akan menuntut untukmendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil
kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga
ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan


Republik Indonesia
Dalam melaksanakan tugasnya, PNS wajib mengetahui
peran dan kedudukannya dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) agar dapat memahami peran dan kedudukan
PNS dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN menurut Fatimah, dkk (2017) adalah
pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
27

nepotisme. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU


No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara antara lain:
1) Berdasarkan Jenis
Berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas:
a) PNS, merupakan pegawai berstatus tetap dan
memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP).
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK), merupakan pegawai dengan perjanjian kerja
sesuai kebutuhan instansi dalam jangka waktu
tertentu.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur
Negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar
negeri namun demikian merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi pegawai ASN
Fungsi pegawai ASN adalah sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa:
5) Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas.
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dengan baik, dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya
28

maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan


tanggung jawabnya.
b. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalamrangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Unsur
penting dalam pelayanan publik adalah:
1) Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara
pelayanan;
2) Unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan)
yaitu orang ataumasyarakat atau organisasi yang
berkepentingan;
3) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh
penerimalayanan (pelanggan).
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan yang prima yaitu:
1) Partisipatif
2) Transpran
3) Responsive
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan murah
6) Akuntabel
7) Efektif dan efisien
8) Aksesibel
9) Berkeadilan
(Purwanto dkk, 2017)
c. Whole of Goverment
Whole of Governemen atau disingkat WoG adalah
sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
29

menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari


keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagensi, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan - urusan yang
relevan. Praktek WoG dalam pelayanan publik:
1) Berdasarkan Jenis
a) Pelayanan yang bersifat administrative
b) Pelayanan jasa
c) Pelayanan barang
d) Pelayanan regulatif
2) Berdasarkan Pola
a) Pelayanan Teknis Fungsional
b) Pelayanan Satu Atap
c) Pelayanan Satu Pintu
(Suwarno dkk, 2017)

B. Rencana Kegiatan Aktualsasi


Rencana aktualisasi yang akan dilakukan penulis dalam
implementasi nilai ANEKA sebagai perawat di RSUD Muara Teweh
Kabupaten Barito Utara selama masa habituasi yaitu :
1. Konsultasi dengan Kepala RSUD Muara Teweh (mentor)
mengenai rencana pelaksanaan kegiatan habituasi,
2. Membuat jadwal kegiatan proses habituasi,
3. Mengadakan pertemuan khusus dengan perawat di RSUD
Muara Teweh,
4. Melaksanakan pembuatan media penunjang kelengkapan
penegakan diagnosa keperawatan.
Diharapkan melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut
perawat di RSUD Muara Teweh dapat mengaplikasi dengan mudah
30

dan tepat dalam penegakan diagnosa keperawatan saat


melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan, kemudian
dengan ketepatan penegakan diagnosa keperawatan tersebut
perawat mampu memberikan tindakan dan terapi yang tepat,
kemudian melalui pendidikan kesehatan pasien mengetahui dan
mengerti dengan penyakit yang sedang dialami.

C. Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan-kegiatan yang termuat dalam rencana aktualisasi
tersebut akan dilaksanakan dengan tahapan-tahapan kegiatan
sebagaimana yang diuraikan dalam tabel berikut ini :
Unit Kerja : Ruang Perawatan RSUD Muara Teweh Kabupaten Barito Utara
Identifikasi Isu : 1. Kurang lengkapnya penegakan diagnosa pada pendokumentasian asuhan keperawatan
2. Rendahnya kesadaran mencuci tangan pada pengunjung ruang perawatan
3. Kurangnya kepatuhan pengunjung tehadap jam besuk di RSUD Muara Teweh
Isu yang Diangkat : Kurang lengkapnya penegakan diagnosa pada pendokumentasian asuahan keperawatan
Gagasan Pemecahan Isu : Menyediakan media penunjang kelengkapan penegakan diagnosa keperawatan pada ruang
perawatan RSUD Muara Teweh Kabupaten Barito Utara.

Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai
Substansi Mata Terhadap Visi Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Mengidentifikasi diagnosa 1. Menyiapkan kuesioner 1. Inform concent Akuntabilitas: Membuat diagnosa Mengidentifikasi
keperawatan yang sering “dichotomous choice” Bertanggung keperawatan yang diagnosa yang
muncul berupa data demografi 2. Daftar diagnosa jawab, konsisten, baik membutuhkan sering muncul
dan label diagnosa keperawatan yang tepat pemilihan pengetahuan empiris adalah kegiatan
keperawatan standar. sering muncul. media idenifikasi dan ilmiah, agar efisien dalam
pengetahuan diri, memberikan materi,
2. Membuat inform Nasionalisme: berpikir kritis dalam seoptimal mungkin
concent Menggunakan mengambil sesuai dengan
bahasa indonesia keputusan sehingga kemapuan yang
3. Membagikan dengan baik dan berkontribusi dalam dimiliki.
kuesioner kepada benar meningkatkan mutu
perawat ruangan. pelayanan terhadap
pasien.

31
32

4. Menjelaskan tata cara Etika Publik:


pengisian kuesioner. Menghormati hak,
Sopan
5. Pengolahan hasil
kuesioner menjadi Komitmen Mutu:
data. Profesional dan
ilmiah
6. Membuat daftar
diagnosa yang paling Anti Korupsi:
sering muncul. Jujur sesuai
literatur
2. Membuat flip chart 1. Menentukan tujuan Tersedianya flip chart Akuntabilitas: Meningkatkan mutu Tersedianya media
diagnosa keperawatan dari penerapan flip Konsisten dan pelayanan terhadap yang dapat
chart. bertanggung jawab pasien dengan mempermudah
menegakan penegakan
2. Menentukan bentuk Nasionalisme: diagnosa diagnosa, kegiatan
flip chart. Menggunakan keperawatan yang dokumentasi
bahasa indonesia tepat agar bisa asuhan
3. Merancang draf kasar dengan baik dan memberikan asuhan keperawatan lebih
pada skala kecil. benar keperawatan yang efisien waktu dan
pasti dan sesuai tepat dalam
4. Memilih warna sesuai Etika Publik: dengan tanggung membuat diagnosa.
dengan kesan yang Menggunakan jawab perawat
diinginkan. kalimat yang sopan profesional.
dan santun
5. Menentukan bentuk
huruf dan ukuran yang Komitmen Mutu:
sesuai. Sederhana,
Berkualitas
6. Membuat ilustrasi foto
atau kartun yang
sederhana dan mudah
dikenal khalayak.
33

7. Memastikan pesan Anti Korupsi:


jelas dan dinamis. Jujur, sesuai
standar diagnosa
8. Mencetak flip chart asuhan
pada kertas dengan keperawatan
warna yang sesuai
keinginan.

9. Lubangi kertas flip


chart.

10. Jilid dengan


penjilid spiral.
3. Membuat poster 1. Menetukan tujuan dan Tersedianya poster Akuntabilitas: Dengan Memberikan
topik dari poster yang Tepat, teliti, terlaksananya pelayanan terbaik
akan dibuat. bertanggung jawab. kegiatan membuat untuk kesembuhan
2. Menetapkan pesan media untuk dan kebahagiaan
yang akan Nasionalisme: membantu pasien.
disampaikan di poster. Menggunakan menegakan
bahasa indonesia diagnosa
3. Merangkai kalimat dan dengan baik dan keperawatan yang
slogan yang menarik, benar, tidak tepat, karena dengan
singkat, jelas, padat, diskriminatif, dan diagnosa
dan mudah dipahami. peduli. keperawatan yang
tepat perawat bisa
4. Menyusun kalimat Etika Publik: memberikan
dengan bahasa Sopan dan ramah perawatan dengan
persuasif (mengajak), tepat. Maka misi
sehingga ada daya Komitmen Mutu: Rumah Sakit untuk
sugesti. Mengerjakan meningkatkan mutu
sesuai standar, pelayanan dapat
5. Menentukan ilustrasi efektif, dan efisien, terwujud.
gambar dan latar serta bermutu
belakang yang
34

menarik. Anti Korupsi:


Jujur, adil, mandiri,
6. Mencetak poster tanggung jawab

7. Memasang bingkai
poster
4. Mendemonstrasikan cara 1. Merumuskan tujuan 1. Perawat mampu Akuntabilitas: Melalui kegiatan Melalui
penegakan diagnosa yang harus dicapai menegakkan Tepat, teliti, demonstrasi proses demonstrasi yang
keperawatan yang lengkap. saat proses diagnosa bertanggung jawab. penegakan diagnosa tepat dan bermutu ,
demontrasi berakhir. keperawatan keperawatan yang nantinya perawat
dengan lengkap. Nasionalisme: tepat, karena dengan terbiasa dan
2. Mempersiapkan garis Menggunakan diagnosa mampu
besar langkah – 2. Daftar hadir bahasa indonesia keperawatan yang mendiagnosa
langkah demonstrasi demostrasi. dengan baik dan tepat perawat bisa keperawatan
yang akan dilakukan. benar, tidak memberikan dengan tepat dan
3. Foto kegiatan diskriminatif, dan perawatan dengan lengkap sehingga
3. Melakukan uji coba demostrasi. peduli. tepat baik sehingga intervensi
demonstrasi. bisa mempercepat keperawatannya
4. Video kegiatan Etika Publik: proses kesembuhan pun yang diberi
4. Mengatur lingkungan demostrasi. Sopan dan ramah pasien. Maka misi tepat. Karena
yang kondusif Rumah Sakit untuk intervensi yang
sehingga dapat meningkatkan mutu tepat mambantu
memperhatikan Komitmen Mutu: pelayanan dapat kesembuhan dan
dengan jelas apa yang Mengerjakan terwujud. kebahagiaan
didemonstrasikan. sesuai standar, pasien.
efektif, dan efisien,
5. Mengemukakan serta bermutu.
tujuan apa yang harus
dicapai. Anti Korupsi:
Jujur, adil, mandiri,
6. Memulai kegiatan tanggung jawab
demostrasi.
35

7. Menciptakan suasana
yang nyaman.

8. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
berargumen.

9. Mengakhiri
demonstrasi dengan
evaluasi bersama.
5. Membuat form kontrol 1. Menyiapkan bahan Tersedianya form Akuntabilitas: Melalui form kontrol Tersedianya form
kelengkapan diagnosa seperti kertas, laptop, kontrol diagnosa Tanggung jawab, ini perawat bisa untuk mengontrol
keperawatan dan printer. keperawatan kejelasan target, memvalidasi apakah kelengkapan
dan konsisten isi dari diagnosa diagnosa
2. Menyiapkan data yang keperawaatan sudah keperawatan
akan dimasukkan ke Nasionalisme: lengkap. Harapannya berkontribusi
dalam form. Transparan, dengan pekerjaan terhadap sendi-
menggunakan yang lengkap dan sendi pelayanan
3. Membuat keterangan bahasa Indonesia rapi bisa Rumah Sakit yaitu
istilah-istilah yang dengan baik dan berkontribusi kejelasan dan
terdapat dalam form. benar terhadap visi dan kepastian, serta
misi RSUD Muara efisien.
Etika Publik: Teweh yaitu
Bertanggung konsolidasi internal
jawab, cermat, dan peningkatan
sopan, integritas mutu pelayanan.

Komitmen Mutu:
Efektif dan efisien

Anti Korupsi:
Jujur, tanggung
jawab, berani.
36

6. Pemberian penyuluhan 1. Menyiapkan inform 1. Pasien mengerti Akuntabilitas: Melalui kegiatan Memberikan
tentang penyakit yang concent dengan penyakit Tepat, teliti, penyuluhan kepada penyuluhan
diderita pasien. yang sedang bertanggung jawab. pasien tentang dengan tepat, teliti,
2. Mengkaji pasien yang dideritanya. penyakit yang bertanggungjawab,
paling tepat untuk Nasionalisme: sedang dialaminya, sesuai standar,
diberikan penyuluhan. 2. Daftar hadir Menggunakan pasien dapat serta sopan dan
penyuluhan. bahasa indonesia memahami ramah membuat
3. Menetapkan masalah dengan baik dan kondisinya. Sehingga pasien mudah
dari pasien tersebut. 3. Foto atau video benar, tidak pasien bisa mengerti dan
kegiatan diskriminatif, dan bekerjasama dan menerima dengan
4. Memprioritaskan penyuluhan. peduli. kooperatif dengan penyakitnya.
masalah yang harus perawat yang Pasien bisa
terlebih dahulu 4. Inform concent Etika Publik: memberikan terapi bekerjasama
ditangani. Sopan, ramah, dan perawatan. dengan perawat
akurat Karena dengan yang memberikan
5. Menyusun kerjasama yang baik pelayanan terbaik
perencanaan Komitmen Mutu: dapat mempercepat untuk kesembuhan
penyuluhan: Mengerjakan proses kesembuhan dan kebahagiaan
a. Menetapkan tujuan sesuai standar, pasien. Maka misi pasien.
penyuluhan efektif, dan efisien, Rumah Sakit untuk
b. Menentukan serta bermutu. meningkatkan mutu
sasaran pelayanan dapat
c. Menyusun Anti Korupsi: terwujud.
materi/isi Jujur, adil, mandiri,
penyuluhan tanggung jawab
d. Memilih metode
penyuluhan yang
tepat
e. Menenukan jenis
alat peraga yang
tepat
f. Menentukan jenis
alat peraga yang
akan digunakan
37

g. Menentukan
kriteria evaluasi

6. Pelaksanaan
penyuluhan

7. Penilaian hasil
penyuluhan

8. Tindak lanjut
penyuluhan
Pengantar kegiatan min 6, harus berdasarkan skp
Jika salah satu kegiatan tidak terlaksana maka harus ada kegiatan inisiatif sendiri
4 indikator penilaian dlm seminar
Tahapan kegiatan harus jelas
Bahasa harus tegas dan singkat

Kegiatan: diawali kata kerja


Tahapan Kegiatan: Buat tahap-tahap secara rinci dan jelas
Hasil: harus bisa diukur (dokumen, foto, video, audio, master kegiatan,
absensi, rundown)
Kertaitan substansi mata diklat : ANEKA ex: membuat kue bulo dari
kelakai (Nas: mencintai bahan lokal)
Kontribusi terhadap visi misi : dari visi misi RS ( Hubungkan kegiatan
dengan salah satu dari misi yang paling dekat kaitannya)
Penguatan nilai organisasi: jika tidak ada value RS cari dri dinkes kab,
dinkes prov, kemenkes)

38

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I Icu
    Bab I Icu
    Dokumen5 halaman
    Bab I Icu
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Proposal Rancangan Aktualisasi Suhairon
    Proposal Rancangan Aktualisasi Suhairon
    Dokumen34 halaman
    Proposal Rancangan Aktualisasi Suhairon
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Proposal Penyluhan Diare
    Proposal Penyluhan Diare
    Dokumen6 halaman
    Proposal Penyluhan Diare
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Bab I, II, III, IV, Dapus
    Bab I, II, III, IV, Dapus
    Dokumen93 halaman
    Bab I, II, III, IV, Dapus
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Fixs
    BAB IV Fixs
    Dokumen5 halaman
    BAB IV Fixs
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • BAB I Fixs
    BAB I Fixs
    Dokumen6 halaman
    BAB I Fixs
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Lanjutan III
    Lanjutan III
    Dokumen8 halaman
    Lanjutan III
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Yettini Fransiska
    Belum ada peringkat