PENDAHULUAN
Menurut laporan, abortus spontan terjadi dalam 2-5% dari seluruh kejadian
kebuntingan pada sapi. Dalam sebuah survei terhadap 83 ekor ternak laktasi di
Virginia barat, rata-rata kejadian abortus terjadi sebesar 2,9% per tahun.
1. Kehilangan pedet
2. Kehilangan heifer atau induk pengganti
3. Kehilangan biaya pakan/hari
Kasus abortus pada masa kebuntingan tua, situasinya akan menjadi sangat
kompleks. Tidak hanya permasalahan abortus pada umur kebuntingan tua, tetapi
akan mengikuti permasalahan medis dan peningkatan pengeluaran biaya
pengobatan serta masa pemulihan yang lama. Untuk beberapa alasan
pengulangan inseminasi tidak disarankan,
DIAGNOSA
PENUTUP
Abortus merugikan dan harus dilakukan tindakan untuk meminimalisir
kasus tersebut. Sanitasi yang baik, pemberian pakan yang benar, melakukan IB
atau penggunaan pejantan yang sehat, dan program vaksinasi sapi yang memadai
akan membantu mengurangi kejadian abortus dan meninkatkan keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
Prihatno,A. 2006. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. PT. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Toelihere, M.R. 1985. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. Penerbit
Universitas Indonesia Press, Jakarta.