Anda di halaman 1dari 48

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam sang pemilik langit dan
bumi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kita mampu
menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

Laporan kerja praktek yang berjudul “Pekerjaan Pile Cap pada proyek Jalan
Layang Kereta Api antara Medan-Kualanamu, Medan” merupakan salah satu
syarat yang harus dilaksanakan untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Teknik jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan untuk menambah wawasan, pengetahuan
dan pengalaman untuk setiap mahasiswa yang melakukan kerja praktek.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, dengan segenap hati penulis


mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
saran kepada penulis di dalam penyusun laporan ini, terutama kepada:

1. Kedua orang tua kami yang telah memberi kasih sayangnya yang tak
ternilai sehingga kami meyelesaikan laporan ini.
2. Bapak Dr. Ade Faisal selaku dosen pembimbing kerja praktek dan
kepala program srtudi teknik sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Ibu Irma Dewi, S.T, M.Si, selaku sekretaris program studi teknik sipil
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Bapak Rizky Fachriza Rachman, S.T, selaku pembimbing selama kami
melakukan kerja praktek di PT. Adhi Karya.
5. Bapak Rahmatullah, S.T, M.Sc, selaku dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Seluruh staf pengajar dan birokrasi Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
7. Seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam pembangunan proyek Jalan
Layang Kereta Api Medan-Kualanamu.

i
8. Rekan-rekan seperjuangan kerja praktek yang telah bekerja sama selama
kerja praktek ini dan menyelesaikan laporan ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa sipil ’15 atas segala masukan dan kritikan yang
berguna bagi kami.

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan


dan kekurangan baik dalam penulisan maupun susunan kalimat yang mana kami
mengaharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan
laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua
pihak terkhususnya teknik sipil.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Medan, Agustus 2017

Penyusun

penulis

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR i
Daftar Isi iii
Daftar Gambar iv
Daftar Tabel v
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan 2
1.4. Tujuan Kerja Praktek 3
1.5. Manfaat Kerja Praktek 3
BAB 2 4
KAJIAN PUSTAKA 4
2.1. Kereta Api Indonesia 4
2.2. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk 4
2.3. Struktur Organisasi Proyek 6
2.4. Pengertian Proyek 7
BAB 3 16
METODOLOGI PENELITIAN 16
3.1. Tahapan Penelitian 16
3.2. Lokasi Penelitian 17
3.3. Waktu Penelitian 17
3.4. Jenis Data 18
3.5. Alat Penelitian 19
3.6. Pelaksanaan Penelitian 19
3.7. Metode Analisa Data 19
3.8. K3 (Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja)
BAB 4 32
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 32
4.1. Gambaran Umum Proyek 32
4.2. Tahapan Pengerjaan Pile Cap 33

iii
Daftar Gambar
Gambar 3. 1 Denah Lokasi Penelitian. ................................................................. 17
Gambar 3. 2 Gayung (tongkat) Excavator ............................................................ 20
Gambar 3. 3 Rumah duduk Excavator .................................................................. 20
Gambar 3. 4 Truck Mixer...................................................................................... 22
Gambar 3. 5 Pompa Air ........................................................................................ 22
Gambar 3. 6 Bar Bender........................................................................................ 23
Gambar 3. 7 Bar Cutter ......................................................................................... 23
Gambar 3. 8 Tabung Gas untuk Pengelasan ......................................................... 24
Gambar 3. 9 Kepala Las ........................................................................................ 24
Gambar 3. 10 Total Station ................................................................................... 25
Gambar 3. 11 Prisma Total Station ....................................................................... 25
Gambar 3. 12 Mesin Vibrator ............................................................................... 26
Gambar 3. 13 Kepala Vibrator .............................................................................. 26
Gambar 3. 14 Campuran Beton ............................................................................. 27
Gambar 3. 15 Batang tulangan baja. ..................................................................... 29
Gambar 3. 16 Kawat Pengikat .............................................................................. 31

Gambar 4. 1 Denah Lokasi Proyek ....................................................................... 32


Gambar 4. 2 Proses Penggalian Tanah .................................................................. 34
Gambar 4. 3 Sheet Pile .......................................................................................... 35
Gambar 4. 4 Proses Pemindahan Tanah Galian .................................................... 35
Gambar 4. 5 Proses Pembobokan.......................................................................... 36
Gambar 4. 6 Stek Pondasi ..................................................................................... 36
Gambar 4. 7 PIT Test ............................................................................................ 37
Gambar 4. 8 Pemasangan Bekisting...................................................................... 39
Gambar 4. 9 Proses pengerjaan Pelat lantai .......................................................... 40
Gambar 4. 10 Proses Perakitan Tulangan Pile Cap .............................................. 40
Gambar 4. 11 Slump Test ..................................................................................... 41
Gambar 4. 12 Sampel Kubus Beton ...................................................................... 42

iv
Daftar Tabel
Tabel 3. 1. Spesifikasi Excavator .......................................................................... 21
Tabel 3. 2 Perhitungan harga satuan pekerjaan beton (SNI DT-91-0008-2007) .. 28
Tabel 3. 3 Kait standar untuk tulangan utama (SNI-03-2847-2002) .................... 29
Tabel 3. 4 .Kait standar untuk sengkang dan kait pengikat (SNI-03-2847 2002). 30
Tabel 3. 5 .Diameter bengkokan minimum (SNI 03-2847-2002). ........................ 31

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Teknik sipil adalah ilmu pengetahuan yang melayani kebutuhan masyarakat


dalam bidang sarana dan prasarana. Salah satu lingkup bidang ilmu teknik sipil
adalah pekerjaan manajerial pembangunan dimana didalamnya mempertimbangkan aspek
kelayakan teknis serta aspek kelayakan sosial dan ekonomis. Sementara dari sisi
lain, peran seorang engineer adalah sebagai pemecah masalah. Hal ini
menunjukkan bahwa seorang engineer teknik sipil tidak hanya dituntut sebagai
perekayasa dalam hal desain, namun juga sebagai pelopor, pengorganisir,
pelaksana, bahkan meliputi pengontrol kualitas dan pemberi solusi dalam suatu
permasalahan.
Perguruan tinggi sebagai instansi pendidikan dimasyarakat berusaha mendidik
mahasiswanya agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, tidak hanya
dengan pemberian konsep dan teori, tetapi juga memahami konsep dan teori
melalui kegiatan kerja praktek. Kerja praktek sebagai salah satu metode yang
dianggap representif, dimana mahasiswa yang berbekal ilmu teoritis didapat di
bangku perkuliahan bisa mengimplementasikan ilmu yang diperoleh pada kondisi
yang nyata.
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa teknik sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi S1. Oleh karena itu kerja praktek
merupakan media bagi mahasiswa untuk mengetahui kondisi lapangan di bidang
teknik sipil yang sesungguhnya. Dalam kerja praktek ini mahasiswa diharapkan
benar-benar memahami mengenai metode pelaksanaan pembangunan secara
langsung dan dapat membandingkannya dengan teori yang didapatkan di bangku
perkuliahan.
Syarat untuk mengikuti kerja praktek ialah mahasiswa yang bersangkutan
telah mencapai kredit kumulatif, serta tercantum dalam kurikulum mata kuliah
yang dijadwalkan pada semester yang bersangkutan. Waktu efektif mahasiswa

1
dalam aktivitas kerja praktek di lapangan dengan beban 2 sks adalah 2 bulan
(minimal 8 jam per hari).
Melalui kegiatan ini mahasiswa memiliki wawasan yang luas terhadap
perkembangan pembangunan di bidang konstruksi serta dapat melihat dan
mempelajari kebijakan cara kontraktor utama sebagai pembangun dalam
menghadapi permasalahan yang timbul secara tidak terduga. Sehingga pada
akhirnya setelah selesai menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan, lulus,
dan mendapat gelar, mahasiswa tidak hanya memiliki teori literatur saja namun,
telah memiliki pengalaman dan gambaran tentang pembangunan dan pelaksanaan
kegiatan di proyek yang dapat dijadikan bekal untuk kedepannya.
Laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan data serta pengamatan langsung
selama 2 bulan yang dilakukan pada Proyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA)
antara stastiun Bandar Khalifah- Kualanamu yang dikerjakan oleh PT. ADHI
KARYA , Tbk.

1.2.Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Pile Cap ?


b. Bagaimana tahapan pengerjaan konstruksi pile cap pada Proyek Jalan
Layang Kereta Api Medan ?
c. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pengerjaan pile cap pada Proyek
Jalan Layang Kereta Api Medan ?
d. Apa saja pekerjaan pendukung sebelum dilakukannya pengerjaan pile cap
pada Proyek Jalan Layang Kereta Api Medan ?

1.3.Ruang Lingkup Pembahasan


Dalam kerja praktek ini ruang lingkup pembahasan dibatasi pada:
a. Gambaran umum tahapan pengerjaan pile cap pada Proyek Jalan Layang
Kereta Api Medan.
b. Kendala yang terjadi dalam proses pengerjaan pile cap pada Proyek Jalan
Layang Kereta Api Medan.
c. Pekerjaan pendukung dalam proses pengerjaan pile cap pada Proyek
Jalan Layang Kereta Api Medan.

2
1.4.Tujuan Kerja Praktek
Tujuan diadakannya kerja praktek ini secara umum dan keseluruhan
diharapkan dapat menambah wawasan para mahasiswa dalam memahami
pelaksanaan pekerjaan di lapangan secara langsung. Secara khusus, tujuan kerja
praktek meliputi:
a. Sebagai syarat untuk memenuhi tujuan kelulusan S1 sebagai
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
b. Untuk mempelajari dan memahami proses pengerjaan pile cap pada
Proyek Jalan Layang Kereta Api Medan.
c. Untuk mempelajari lingkup pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi
di lapangan.
d. Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam
menemukan dan menganalisis kejadian-kejadian beserta permasalahan
yang terjadi di lapangan
e. Untuk memahami pola manajemen yang diaplikasikan pada suatu
proyek.
f. Untuk mempersiapkan mahasiswa secara intensif dalam memasuki
dunia kerja.

1.5.Manfaat Kerja Praktek


Manfaat yang diambil dari kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
a. Mahahsiswa dapat melihat dan membandingkan antara teori yang
diperoleh pada kegiatan perkuliahan dengan kebutuhan praktis di
lapangan.
b. Mahasiswa dapat menerapkan kreativitas dan daya pikir di lapangan
untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritisnya dan dapat memberikan
solusi cerdas atas permasalahan yang ada.
c. Mahasiswa memperoleh ilmu lapangan yang tidak pernah didapatkan
selama proses perkuliahan.
d. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman terhadap tahapan sebuah
manajemen proyek.

3
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kereta Api Indonesia


PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara
Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Pada awal
kemerdekaan Indonesia, karyawan perusahaan kereta api yang tergabung dalam
Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian
dari Jepang. Pada tanggal 28 September 1945, ditandai sebagai Hari Kereta Api
serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
Nama DKA pun berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA)
semasa orde lama. Kemudian pada tanggal 15 September 1971 berubah menjadi
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Lalu pada tanggal 2 Januari 1991, PJKA
berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) dan semenjak tanggal
1 Juni 1999, Perumka berubah menjadi PT Kereta Api (Persero) dan pada bulan
Mei 2010, nama PT KA berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (PT KAI)
hingga saat ini.
PT Kereta Api Indonesia mengoperasikan kereta api di wilayah provinsi Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung serta semua
provinsi di pulau Jawa. Rencananya PT KAI juga akan beroperasi di wilayah
Sulawesi.
PT Kereta Api Indonesia memberikan layanan kereta api penumpang dan
barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan kereta api
penumpang yang dijalankan secara teratur. Adapun yang sedang dalam masa
pembangunan di kota medan adalah Jalur Layang Kereta Api yang
menghubungkan Stasiun Bandar Khalifah dan Bandara Kualanamu yang
merupakan layanan kereta api bandara.

2.2.PT. Adhi Karya (Persero) Tbk


PT. Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan perusahaan publik yang bergerak
dibidang konstruksi yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1960 (bersamaan dengan berdirinya Wijaya Karya).
Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse

4
en de Vries N.V. (Assosiate N.V.) merupakan perusahaan milik Belanda yang
menjadi cikal bakal pendirian ADHI hingga akhirnya dinasionalisasikan dan
kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada tanggal 11 Maret 1960. Nasionalisasi
ini menjadi pemacu pembangunan infrastruktur di Indonesia. Berdasarkan
pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, pada tanggal 1 Juni 1974,
ADHI berubah status menjadi Perseroan Terbatas. Hingga pada tahun 2004 ADHI
telah menjadi perusahaan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Status Perseroan ADHI sebagai Perseroan Terbatas mendorong ADHI untuk
terus memberikan yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan, pada masa
perkembangan ADHI maupun industri konstruksi di Indonesia yang semakin
melaju. Adanya intensitas persaingan dan perang harga antar industri konstruksi
menjadikan Perseroan melakukan redefinisi visi dan misi: Menjadi Perusahaan
Konstruksi terkemuka di Asia Tenggara. Visi tersebut menggambarkan motivasi
Perseroan untuk bergerak ke bisnis lain yang terkait dengan inti bisnis Perseroan
melalui sebuah tagline yang menjadi penguat yaitu “Beyond Construction”.
Pertumbuhan yang bernilai dan berkesinambungan dalam Perseroan menjadi salah
satu aspek penting yang senantiasa dikelola ADHI untuk memberikan yang
terbaik kepada masyarakat luas.
Adapun Visi dan Misi PT. Adhi Karya (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:
Misi : “Menjadi Perusahaan Konstruksi Terkemuka di Asia Tenggara”
Visi : a. Berkinerja berdasarkan atas peningkatan corporate value secara incorporated
b. Melakukan proses pembelajaran (learning) dalam mencapai pertumbuhan
(peningkatan corporate value).
c. Menerapkan corporate culture yang simple tapi membumi atau dilaksanakan
(down to earth).
d. Proaktif melaksanakan lima lini bisnis secara profesional, governance,
mendukung pertumbuhan perusahaan
e. Partisipasi aktif dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
dan Corporate Social Responsibility (CSR) seiring pertumbuhan perusahaan.

5
2.3.Struktur Organisasi Proyek
Organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk
bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya
memanfaatkan suatu sumber daya tertentu misalnya lingkungan, cara atau metode,
material, mesin, uang, dan beberapa sumber daya lain dalam rangka mencapai
tujuan organisasi tersebut. Orang orang yang terkumpul dalam sebuah organisasi
sepakat untuk mencapai tujuan tertentu melalui sumber daya secara sistematis dan
rasional yang terkendali dan adanya pemimpin organisasi yang akan memimpin
operasional organisasi dengan terencana.
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua
komponen dalam rangka menciptakan sistem kerja yang efektif dan efesien.
Struktur organisasi merupakan deskripsi bagaimana organisasi membagi pekerjaan dan
melaksanakan tugas atau pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Struktur organisasi juga mengatur siapa yang melaksanakan tugas dan pekerjaan
itu. Selain membagi dan mengatur tugas dan pekerjaan yang diemban oleh
organisasi, struktur organisasi juga menggambarkan hubungan organisasi secara
internal maupun eksternal.
Adapun fungsi organisasi secara umum adalah :
a. untuk memberikan arahan dan pemusatan kegiatan organisasi, mengenai
apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan oleh organisasi.
b. untuk meningkatkan kemampuan anggota organsasi dalam mendapatkan
sumber daya dan dukungan dari lingkungan masyarakat.
c. Untuk memberikan pengetahuan yang baru kepada anggotanya.
d. Untuk membagi wewenang dan tanggung jawab sehingga tujuan dapat
tercapai.

6
2.4.Pengertian Proyek
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada
titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat lintas fungsi
organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari berbagai
profesi dan organisasi. Setiap proyek adalah unik, bahkan tidak ada dua proyek
yang persis sama. Dipohusodo (1995) menyatakan bahwa suatu proyek
merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang tersedia, yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu serta
harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan.
Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk
menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran (goals) proyek dalam kurun waktu
tertentu yang kemudian berakhir (PT. PP, 2003).
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi ) dalam batasan waktu,
biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber
daya) yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan),
method (metode pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time
(waktu).
Dalam suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang harus
diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner, 2006). Pada umumnya, mutu
konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai
dengan perencanaan. Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadi
pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan (Proboyo, 1999;
Tjaturono, 2004). Dengan demikian, seringkali efisiensi dan efektivitas kerja yang
diharapkan tidak tercapai. Hal itu mengakibatkan pengembang akan kehilangan
nilai kompetitif dan peluang pasar (Mora dan Li, 2001).
Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek konstruksi antara
lain:
a. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang memberikan pekerjaan
untuk membuat suatu bangunan dan menyediakan dana atau biaya bagi

7
pembangunan tersebut. Adapaun wewenang dari pemilik (owner) dalam proyek
adalah:
1) Menentukan konsultan perencana proyek
2) Menentukan kontraktor pelaksana proyek
3) Pemilik (owner) bertugas membiayai seluruh pekerjaan pembangunan
proyek baik perencanaan maupun pelaksanaan sesuai nilai kontrak pada
dokumen kontrak
4) Pemilik (owner) berwenang menentukan persyaratan dan pelaksanaan
administrasi dokumen proyek
5) Pemilik (owner) bertugas memperlancar jalannya pekerjaan agar proyek
dapat selesai tepat waktu tanpa adanya keterlambatan dengan
meningkatkan kemudahan pekerja dan menyediakan fasilitas pekerjaan.
6) Pemilik (owner) berwenang memberikan semua intruksi kepada
pemborong melalui direksi lapangan maupun secara langsung
Dalam hubungannya dengan pengawas, pemilik (owner) memiliki wewenang
sebagai berikut :
a) Menolak atau menerima laporan-laporan dari pengawas baik laporan yang
isidentil maupun laporan yang dibuat secara bertahap
b) Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan kepada pengawas
baik secara tertulis maupun secara lisan

b. Konsultan Manajemen
Pemilik proyek adalah badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun
swasta yang mempunyai kepentingan untuk mendirikan bangunan dan memiliki
kesanggupan untuk menyediakan dana untuk merealisasikan proyek tersebut.
Owner sebagai pemilik proyek sekaligus menjabat sebagai konsultan managemen
konstruksi. Tugas dan kewajibannya adalah menyediakan dana untuk perencanaan
dan pelaksanaan proyek, menyediakan lahan atau tanah yang akan digunakan
sebagai tempat pembangunan proyek, dan memberikan wewenang kepada pihak-
pihak tertentu untuk mengelola bangunan sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati serta ikut mengawasi dalam pelaksanaan pembangunan proyek.

8
Tugas dan wewenang dari konsultan manajemen, meliputi :
1) Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan
kepada pelaksana proyek baik secara lisan maupun tulisan.
2) Menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila dalam
pelaksanaan menyimpang dari spek yang telah ditentukan.
3) Mengesahkan adanya perubahan baik didalam desain maupun
pekerjaan.
4) Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan
mempertimbangan segala resiko yang akan dihadapi.
5) Mengarahkan, mengelola serta mengkoordinasikan pelaksanaan
kontraktor dalam aspek mutu, biaya, waktu dan keselematan kerja.
6) Mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh konsultan perencana
dan kontraktor. Rapat diadakan seminggu sekali.
7) Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing).
8) Membuat laporan kemajuan pekerjaan di lapangan

c. Konsultan Perencana
Konsultan perancana adalah pihak yang bergerak dalam bidang jasa, yang
memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan atau memberikan
konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan yang
sesuai dengan keinginan pemilik. Adapun tugas konsultan perencana antara lain
adalah :
1) Memberikan konsultasi kepada pemberi tugas (owner) saat perencanaan
mengenai desain, kekuatan konstruksi, dan scheduling.
2) Memberikan masukan dan usulan mengenai konstruksi pendukung
bangunan (pondasi) terhadap kondisi tanah setempat.
3) Membuat revisi atas perencanaan sebelumnya jika ada yang tidak sesuai
dengan kondisi di lapangan.
4) Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas
maupun pelaksana proyek tentang pelaksanaan pekerjaan.
5) Menghadiri rapat-rapat teknis dan koordinasi agar bila ada perubahan-
perubahan bisa cepat diketahui dan diantisipasi.

9
d. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang menerima dan menyelenggarakan pekerjaan
bangunan menurut biaya yang telah disepakati dan melaksanakan sesuai dengan
peraturan dan syarat-syarat serta gambar-gambar rencana yang telah
ditetapkan.Kontraktor berupa perseroan yang berbadan hukum atau badan hukum
yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan bangunan.
Adapun dalam Proyek Jalan Layang Kereta Api Medan, PT Adhi Karya
merupakan salah satu kontraktor.
Tugas dan wewenang dari kontraktor meliputi :
1) Menyiapkan sumber daya manusia dari tenaga ahli sampai dengan
mandor-mandor dan pekerja-pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan.
2) Mempelajari gambar kerja dengan seksama dan melaporkan kepada
pengawas setiap ada perubahan.
3) Menyediakan alat-alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila
rusak dan jika pekerjaan telah selesai wajib menyingkirkan alat-alat
tersebut dan membersihkan bekas-bekasnya.
4) Menyusun dan memperhitungkan keperluan dana untuk membiayai
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan.
5) Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk,
volume, mutu, dimensi dan lain-lainya dari bagian-bagian pekerjaan.
6) Memilih dan menetapkan Metode Pelaksanaan Konstruksi yang akan
dipakai.
7) Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan
rencana-rencana pendanaan (funding plan) serta sistem pengendalian
internal, baik bagi aspek keuangan maupun bagi operasional
pengendalian waktu dan mutu.
8) Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.

10
..\..\adhi karya\STRUKTUR_ORGANISASI_JLKA_7.pdf

11
Dari diagram struktur organisasi tersebut, berikut beberapa penjelasan tentang
Job Description dari PT. Adhi Karya, Tbk selaku kontraktor :
1) Project Manager bertugas untuk memimpin pelaksanaan proyek sesuai
dengan kontrak. Project manager bertanggung jawab untuk perencanaan,
manajemen, koordinasi dan kontrol keuangan dari proyek konstruksi.
2) Project Financial Manager adalah posisi jabatan penting sebagai ujung
tombak dalam kaitan dengan finance dalam suatu proyek dengan tujuan
merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan dan
akuntansi dalam sebuah proyek untuk memberikan informasi keuangan
secara komprehensif dan tepat waktu untuk membantu perusahaan dalam
proses pengambilan keputusan yang mendukung pencapaian target
financial perusahaan. Posisi ini membawahi 2 posisi lain yaitu Akuntansi
& Pajak serta Kasir
3) Project Engineering Manager bertugas untuk merencanaan pekerjaan dan
penyelesaian masalah pada hal-hal yang sifatnya teknis dalam suatu
pekerjaan proyek. Posisi ini membawahi 2 posisi lain yaitu :
a) Procurement management (manajemen pengadaan) adalah manajemen
dalam pengelolaan usaha memperoleh barang atau jasa yang merupakan
bagian dari mata rantai suatu sistem produksi.
b) Staff Engineer bertugas melaksanakan kegiatan penelitian terapan,
pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian seperti diinstruksikan
dalam Program Manual untuk spesifik bidang tertentu, dibawah
koordinasi Leader.
4) Project Production Manager adalah seorang yang terlibat perencanaan,
koordinasi dan kontrol dari proses manufaktur dan bertanggung jawab
memastikan barang dan jasa diproduksi secara efisien, jumlah produksi yang
benar & akurat, diproduksi sesuai dengan anggaran biaya yang tepat dan
berkualitas sesuai standar perusahaan. Posisi ini membawahi 3 posisi lain
yaitu:

12
a) Pelaksana Proyek memiliki tugas dan kewajibannya, antara lain:
1) Menyimpan gambar kerja dengan baik, tidak boleh merubah tanpa
izin.
2) Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana
mutu proyek (instruksi kerja), speksifikasi teknis dari pelanggan,
dan gambar kerja yang diterimanya dengan mengarahkan
tukang/sub kontraktor dan pekerjanya hingga didapat pekerjaan
yang bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien mungkin,
3) Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan,
4) Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan
program harian, mingguan atau bulanan yang ada serta melaporkan
prestasi kerja kepada kepala proyek,
5) Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek
dan sub kontraktor (bila ada) yang bersangkutan untuk keperluan
tagihan dan lain-lain,
6) Menyelenggarakan pencatatan-pencatatan atas tindakan yang telah
dikerjakan baik kualitatif maupun kuantitatif untuk dapat membuat
laporan mingguan mengenai: Pemakaian bahan, mesin-mesin/alat-
alat dalam pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
7) Melaporan kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

b) Surveyor memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:


1) Melakukan pelasanaan survey lapangan dan penyelidikan atau
pengukuran lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan
utama proyek tersebut.
2) Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak
koreksi dan pencegahannya,
3) Melaporkan dan bertanggung jawab atas hasil pekerjaan kepada
kepala proyek.

13
c) Mekanik memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugas-tugas khusus secara langsung berdasarkan
order dari kepala pelaksana.
2) Sebagai mekanik yang melaksanakan pekerjaan perbaikan mesin-
mesin motor dan harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya
kepada kepala pelaksana.
3) Melaksanakan pembelian suku cadang mesin-mesin motor
berdasarkan order dari kepala pelaksana.
4) Pengendalian pemakaian suku cadang mesin motor agar dapat
sehemat mungkin.
5) Memberikan petunjuk atau pengarahan kepada para montir didalam
melaksanakan tugasnya.
6) Mengajukan permintaan suku cadang mesin-mesin motor yang
diperkirakan sudah rusak (aus) kepada dirut sehingga tidak
merembet kesuku cadang lainnya.
7) Harus selalu siap untuk melaksanakan tugas apabila ada mesin-
mesin motor yang mendadak rusak untuk segera diperbaiki.
8) Melakukan pemeliharaan segala macam mesin-mesin motor agar
tidak mudah rusak.

5. Quantity Surveyor
Quantity surveyor atau estimator pada perusahaan kontraktor bertugas
menghitung volume dan kebutuhan material bangunan yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan proyek.
Adapun tugas dan tanggung jawab Quantity Surveyor antara lain :
a) Menghitung luas m² pekerjaan bangunan seperti pengecoran, plesteran,
pasangan keramik, pembesian dll.
b) Menghitung volume m³ pekerjaan seperti pekerjaan beton, screed lantai,
pekerjaan urugan tanah dll.
c) Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang,
alumunium, profil baja dll.

14
d) Bekerjasama dengan logistik atau pengadaan barak untuk memberikan
informasi kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek
pembangunan.
e) Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan
sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/pemborong
dan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan
pelaksanaan pembangunan.
f) Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item
pekerjaan bangunan.
g) Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang
dihitung oleh estimator.

15
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian yang dilakukan pada proyek jalan layang kereta api
(JLKA) Medan-Bandar Khalifah - Kualanamu di jalan Karantina, meliputi:
a. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kegiatan mencari, membaca dan menelaah
laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini, tinjauan
pustaka yang digunakan yaitu peraturan yang berlaku di Indonesia dan
penelitian terdahulu.
b. Survei Pendahuluan
Survei/pengamatan di lapangan dilakukan selama 2 bulan. Survei dimulai
pada tanggal 5 Juni 2017 sampai 4 Agustus 2017 dengan cara pengamatan
langsung di lokasi proyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA) P33’ mengenai
cara pengerjaan pile cap.
c. Pengumpulan Data
Sistem pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan melakukan survei
secara langsung pada lokasi untuk memperoleh data primer. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari pihak PT. Adhi Karya (persero) Tbk dan website
terkait alat beserta bahan yang digunakan dalam pembuatan pile cap.
d. Analisa Data
Analisa data yang dilakukan pada kerja praktek ini yaitu:
1) Mengetahui tahapan pengerjaan pile cap.
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui tahapan pengerjaan pile cap setelah
sebelumnya lokasi tersebut merupakan lokasi bored pile mulai dari
penggalian tanah, pemindahan material tanah, pembobokan pada bagian
beton, pembentukan bekisting, pembuatan lantai kerja sampai pemasangan
penulangan pile cap.

16
2) Mengetahui bahan material yang digunakan.
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui bahan material apa yang digunakan
untuk membangun pile cap sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu
yang lama.
3) Mengetahui beberapa Tes Uji
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan serta kesiapan dari
pondasi bored pile itu sendiri dalam menahan beban. Tes ini diperlukan
sebagai langkah awal proses pengerjaan pile cap.

3.2. Lokasi Penelitian


Lokasi kerja praktek ini dilakukan di Proyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA)
stasiun Bandar Khalifah (Medan)-Bandara Kualanamu di jalan Bambu II- jalan
Karantina, Medan yang terlihat pada (Gambar 3.1) sebagai berikut:

Gambar 3.1: Denah lokasi penelitian.

3.3. Waktu Penelitian


Survei di lapangan dilakukan selama 2 bulan yaitu pada tanggal 5 Juni 2017
sampai 4 Agustus 2017. Survei ini dilakukan untuk mengetahui tahapan

17
pengerjaan pile cap pada Proyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA) rute Bandar
Khalifah-Bandara Kualanamu di jalan Bambu II- jalan Karantina, Medan.

3.4. Jenis Data


Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi selama pembuatan pile cap
pada Proyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA) Bandar Khalifah-Bandara
Kualanamu di jalan Bambu II- jalan Karantina, Medan. Data yang dibutuhkan
terdiri dari:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang didapat melalui pengamatan langsung di
lapangan. Data primer yang di peroleh adalah:
1) Proses pengerjaan pile cap, meliputi:
a) Penggalian tanah yaitu sebagai tahap awal dalam proses pembuatan
pile cap dan membutuhkan waktu selama 1 hari untuk menyelesaikan
penggalian.
b) Pemindahan material tanah hasil galian.
c) Pembobokan pada bagian beton dilakukan menggunakan alat manual
seperti palu dan besi pahat sehingga pengerjaannya membutuhkan
waktu 3 hari untuk menyelesaikan satu lubang pile cap.
d) Melakukan Uji material seperti PIT test dan PDA.
e) Pembuatan bekisting, yaitu struktur non permanen yang digunakan
untuk menahan beton dan beban hidup bangunan.
f) Pembuatan lantai kerja (lean concrete), yaitu sebagai dudukan besi
lapis bawah dan memudahkan pekerja berdiri diatas lahan datar.
g) Pemasangan tulangan pile cap.
h) Pengecoran beton pile cap.

b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari website terkait pengerjaan pile
cap seperti alat dan bahan material yang digunakan di lapangan.

18
3.5. Alat Penelitian
Alat penelitian yang digunakan dalam kerja praktek ini meliputi:
a. K3 seperti helm safety, rompi dan juga sepatu safety, untuk menjaga
keselamatan diri selama melakukan proses pengamatan di lokasi Proyek
Jalan Layang Kereta Api (JLKA), Medan
b. Kamera handphone, untuk pengambilan gambar pengerjaan pile cap di
lokasi Proyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA), Medan.

3.6. Pelaksanaan Penelitian


Pelaksanaan penelitian untuk mendapatkan data primer, yaitu pengerjaan pile
cap dilakukan dengan cara pengamatan langsung selama 2 bulan di lokasi
pengerjaan pile cap Jalan layang kereta api (JLKA) sepanjang jalan Bambu II-
jalan Karantina.

3.7. Metode Analisa Data


Metode analisa data adalah metode yang digunakan untuk menyederhanakan data
sehingga mudah dibaca dan dipahami. Dari data yang telah terkumpul dilakukan
perhitungan data dan analisis.
3.7.1. Alat- alat yang digunakan untuk analisa data adalah sebagai berikut:
a. Excavator
Excavator adalah suatu alat berat yang diperuntukkan memindahkan suatu
material sehingga, dapat meringankan pekerjaan yang berat apabila dilakukan
dengan tenaga manusia dan juga mempercepat waktu pengerjaan untuk
menghemat waktu. Excavator (Hydraulic Excavator) adalah peralatan konstruksi
berat yang terdiri dari booming, gayung (tongkat), ember dan taksi pada platform
berputar dikenal sebagai “rumah” (Gambar 3.2-3.3).

19
Gambar 3.2: Gayung (tongkat) Excavator.

Gambar 3.3: Rumah duduk Excavator.

Rumah duduk di atas, adalah sebuah undercarriage dengan trek atau roda.
Rumah duduk adalah perkembangan alami dari sekop uap dan sering keliru
disebut sebagai power shovel. Semua gerakan dan fungsi dari excavator hidrolik
dihasilkan menggunakan cairan hidrolik, dengan silinder hidrolik dan motor
hidrolik. Karena aktuasi linear silinder hidrolik, modus operasi secara

20
fundamental berbeda dari excavator kabel dioperasikan yang menggunakan derek
dan tali baja untuk mencapai gerakan. Spesifikasinya ditunjukkan pada ( Tabel
3.1) sebagai berikut:

Tabel 3.1: Spesifikasi Excavator.

b. Truk Mixer
Mixer truck adalah kendaraan pengakut adukan beton ready mix dari
tempat pembuatannya ke lokasi proyek (Gambar 3.3). selama proses
pengangkutan tabung truk mixer harus selalu berputar agar tidak terjadi
pengerasan ataupun pemisahan agregat, sehingga mutu beton yang dibawa tidak

21
berubah dari mutu yang dikehendaki. Kapasitas adonan yang dibawa oleh alat ini
berkapasitas 7.5 m3.

Gambar 3.4: Truck Mixer.

c. Pompa Air
Pompa air digunakan untuk membuang air dari lokasi pengerjaan pile cap,
sehingga mempermudah pengerjaan pile cap (Gambar 3.5).

Gambar 3.5: Pompa air.

22
d. Bar Bender
Bar bender merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan
baja dengan ukuran yang dikehendaki (Gambar 3.6).

Gambar 3.6: Bar bender.

e. Bar Cutter
Bar cutter merupakan alat yang digunakan untuk memotong tulangan baja
dengan ukuran yang dikehendaki (Gambar 3.7).

Gambar 3.7: Bar cutter.

23
f. Mesin Las
Mesin las digunakan untuk mengelas rangka tulangan baja yang telah dirakit
dalam sebuah lubang pile cap (Gambar 3.8-3.9). Mesin las juga digunakan untuk
mengelas spiral pada bagian ujung-ujung tulangan baja.

Gambar 3.8: Tabung gas untuk pengelasan.

Gambar 3.9: Kepala las.

24
g. Total Station & Waterpass
Total station adalah alat pengukur sudut yang sudah dilengkapi dengan alat
pengukur Jarak yang bekerja dengan system elektrolis atau dengan kata lain total
station adalah theodolite yang sudah dilengkapi dengan EDM (electric distance
meter) (Gambar 3.10- 3.11).
Waterpass digunakan untuk menetukan elevasi untuk lantai, balok, dan
lain-lain yang membutuhkan elevasi berdasarkan ketinggian titik yang
diketahui.Alat ini digunakan untuk mengecek ketebalan lantai saat pengecoran,
sehingga lantai yang dihasilkan datar.

Gambar 3.10: Total station.

Gambar 3.11: Prisma total station.

25
h. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang digunakan saat pengecoran dimana alat
ini berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan dalam bekisting, dimana
hal ini ditujukan untuk mengeluarkan kandungan udara yang terjebak dalam air
campuran beton sehingga dengan getaran yang dihasilkan oleh vibrator maka
beton akan mengeluarkan gelembung udara dari beton sehingga beton yang dihasilkan
akan mendapatkan kekuatan yang merata dan juga untuk menghindari adanya
keropos atau sarang labah pada beton.

Gambar 3.12: Mesin vibrator.

Gambar 3.13: Kepala vibrator.

26
3.7.2. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisa data adalah sebagai berikut:
a. Campuran Beton
Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar (kerikil atau split),
agregat halus (pasir), dan air (Gambar 3.14). biasa juga ditambah dengan
addictive sebagai komponen ke 5, yaitu bahan tambah berupa cairan kimia yang
memiliki fungsi yang bermacam-macam, seperti mempercepat pengerasan beton,
memperlambat dan lainnya.

Gambar 3.14: Campuran beton.

Keempat komponen dasar ini dicampur sedemikian rupa dengan


perbandingan yang bermacam-macam, disesuaikan dengan target mutu kekuatan
beton yang diinginkan. Mutu beton ini maksudnya kekuatan beton dalam
menerima gaya tekan sampai beton tersebut mengalami pecah (crash).
Pengukuran mutu beton ini dapat diketahui dengan beberapa macam alat seperti,
mesin Penetration Test (di laboratorium) atau dengan alat sederhana Hammer
Test.
Komposisi bahan baku yang berbeda-beda akan mempengaruhi sifat beton
yang dihasilkan nantinya (Tabel 3.2). Pada proyek ini mutu beton yang digunakan
adalah K-350 untuk beton pile cap dengan slump 12 dan K-175 untuk plat lantai.

27
Tabel 3.2: Perhitungan harga satuan pekerjaan beton (SNI DT-91-0008-2007).

2) Air
Air yang digunakan untuk membuat beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat organik, atau bahan lain yang
bersifat merusak beton dan baja tulangan. Sebaiknya menggunakan air tawar yang
dapat diminum (Istimawan, 1993).
Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta utuk menjadi bahan
pelumas antara butir-butir agregat agar dapat dengan mudah dikerjakan dan
dipadatkan. Untuk bereaksi dengan semen, air yang dibutuhkan hanya sekitar 25%
berat semen saja, namun kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit
kurang dari 0,35.

3) Baja Tulangan
Baja tulangan dalam beton berfungsi untuk menahan gaya tarik. Tetapi
untuk mencapai tujuan yang diharapkan, batang tulangan tidak boleh dipasang
sembarangan melainkan harus dibentuk menjadi suatu jaringan tulangan yang
masing-masing batang tulangan saling dikaitkan.
Baja tulangan yang dapat digunakan adalah jenis baja yang terkenal dan
mempunyai standart mutu tertentu.Pada proyek ini digunakan batang deformasian
(BJTD), yaitu batang tulangan baja yang permukaannya dikasarkan secara khusus
dan diberi sirip teratur dengan pola tertentu (Gambar 3.15).

28
Gambar 3.15: Batang tulangan baja.

Pemotongan dan pembengkokkan batang tulangan dilakukan dengan


menggunakan mesin Bar Cutter dan Bar Bender. Batang tulangan harus dipotong
sesuai dengan gambar kerja.
1) Kait Standar
Pembengkokkan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Bengkokan 180° ditambah perpanjangan 4db, tetapi tidak kurang dari 60
mm, pada ujung bebas kait (Tabel 3.3).
2. Bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6 db, tetapi tidak kurang dari 75
mm, pada ujung bebas kait (Tabel 3.3).
3. Bengkokan 90° ditambahkan 12 db pada ujung bebas kait (Tabel 3.3)

Tabel 3. 3 Kait standar untuk tulangan utama (SNI-03-2847-2002)

29
2) Kait pengikat dan sengkang
Ketentuan untuk sengkang dan kait pengikat adalah sebagai berikut:
1. Batang D-8 sampai D-25 bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6 ds
atau tidak kurang dari 75 mm pada ujung bebas kait (Tabel 3.4).
2. Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan
6 ds pada ujung bebas kait (Tabel 3.4).
3. Batang D-19, D-22, dan D-25 bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12
ds pada ujung bebas kait (Tabel 3.4).

Tabel 3.4: Kait standar untuk sengkang dan kait pengikat (SNI-03-2847 2002).

3) Diameter bengkokan minimum


Diameter bengkokan minimum tulangan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan
tidak boleh kurang dari nilai dalam (Tabel 3.5). Ketentuan ini tidak
berlaku untuk sengkang dan sengkang ikat dengan ukura D-10 sampai D-
16.

30
2) Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak
boleh kurand dari 4 db untuk batang D-16 dan yang lebih kecil. Untuk
batang yang lebih besar daripada D-16, diameter bengkokan harus
memenuhi (Tabel 3.5).
3) Diameter dalam untuk bengkokan jaring kawat baja las (polos atau ulir)
yang digunakan untuk sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4 db untuk
kawat ulir yang lebih besar dari D-7 dan 2 db untuk kawat lainnya.

Tabel 3.5: Diameter bengkokan minimum (SNI 03-2847-2002).

4) Kawat baja
Kawat baja pengikat yang dimaksud disini adalah kawat baja yang
digunakan untuk mengikat atau merangkai tulangan pada beton bertulang. Kawat
baja pengikat ini digunakan untuk mengikat tulangan dengan sengkang pada balok
maupun kolom dan juga mengikat pada pelat lantai agar jarak tulangan dapat
diatur sesuai gambar kerja. Kawat pengikat ini terbuat dari besi lunak yang lebih
dahulu dipijarkan dan biasanya berukuran 1 mm (Gambar 3.16).

Gambar 3.16: Kawat pengikat.

31
BAB 4
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

4.1. Gambaran Umum Proyek

Kemacetan masih menjadi masalah utama kota-kota besar tak terkecuali kota
Medan. Ditengah mobilitas masyarakat kota Medan yang semakin tinggi maka
diperlukan solusi nyata untuk mengatasi kemacetan tersebut. Salah satunya adalah
pembangunan proyek Jalan Layang Kereta Api di kota Medan. Hal ini
dilatarbelakangi karena banyaknya penumpukan kendaraan di lokasi perlintasan
kereta api sebidang.
Jalan Layang Kereta Api ini dibangun tepat berada di pusat kota Medan
dengan rute Stasiun Bandar Khalifah (Medan)- Bandara Kualanamu. Lokasi
proyek yang penulis amati berada di Jln Bambu II – Jln Karantina kota Medan
(JLKA-7).

Gambar 4.1: Denah lokasi proyek.

Pelaksanaan pembangunan dimulai dengan melakukan pembebasan lahan


milik PT Kereta Api Indonesia yang ditempati masyarakat disekitar lokasi proyek,
setelah pembebasan lahan selesai maka pihak kontraktor melakukan netralisasi

32
lahan agar menjadi lahan yang siap untuk memulai proses awal dari pembangunan
itu sendiri seperti melakukan pengujian terhadap sampel tanah serta analisis
struktur tanah di dalam permukaan tanah untuk mengetahui daya dukung tanah
sebagai acuan dalam merencanakan struktur pondasi dari jalur layang kereta api
tersebut.

4.2.Tahapan Pengerjaan Pile Cap

Pada proyek ini penulis memilih berfokus kepada pengerjaan pile cap saat
melakukan kerja pratek di lapangan. Ini adalah proses lanjutan dari pengerjaan
bored pile yang sebelumnya telah selesai dilakukan. Pile cap yang direncanakan
memiliki dimensi 8 meter x 5 meter dengan tebal 2 meter disokong oleh 6 bored
pile.
Pile cap merupakan konstruksi penggabung antara tiang-tiang pancang
sehingga menjadi tiang kelompok (pile group) dan penghubung antara tiang
pancang dengan kolom. Pile cap mempunyai fungsi untuk menyebarkan beban ke
pile grup. Pile cap digunakan sebagai pondasi untuk mengikat tiang pancang yang
sudah terpasang dengan struktur di atasnya yaitu tie beam dan slab. Setelah
pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile yang tersisa di
permukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk membuat pile cap.
Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16 mm, 19 mm dan 25 mm
yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50 mm dan lebar yang berbeda-
beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam. Fungsi dari pile cap adalah
untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang
pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan
harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi
beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah
sebesar N x (Y ton).
Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat
pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan
beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile
cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.

33
Adapun tahapan pengerjaan pile cap yang penulis amati di lapangan adalah
sebagai berikut :
a. Penggalian tanah
Penggalian tanah ini merupakan tahap awal pengerjaan pile cap, dimana
sebelumnya lokasi tanah tersebut merupakan titik pengerjaan bored pile yang
sebelumnya telah selesai. Penggalian dilakukan mengunakan alat berat yaitu
Excavator yang dioperasikan oleh operator. Dalam satu titik lokasi, Operator
mampu menyelesaikan penggalian selama 1 hari. Adapun kendala yang dihadapi
adalah lahan yang sempit sehingga terjadi penumpukan tanah galian menyebabkan
terhambatnya mobilitas alat berat itu sendiri (Gambar 4.2).
Pada proyek ini juga menggunakan sheet pile sebagai Dinding Penahan Tanah
(DPT), adapun fungsi sheet pile disini untuk mencegah terjadinya longsoran pada
galian akibat beban yang ada diatas galian seperti beban alat berat dan lokomotif
yang berada tidak jauh dari lokasi penggalian (Gambar 4.3).

Gambar 4.2: Proses penggalian tanah.

34
Gambar 4.3: Sheet pile.

b. Pemindahan material tanah


Tahap selanjutnya adalah pemindahan material tanah hasil pengerukan oleh
excavator dimana tanah tersebut akan dipindahkan ketempat lain mengunakan
dump truk. Hal ini bertujuan untuk membersihkan lokasi dari tumpukan tanah
hasil pengerukan.

Gambar 4.4: Proses pemindahan tanah galian.

35
c. Pembobokan pada bagian beton bored pile
Pada tahap ini, para pekerja melakukan pembobokan pada beton mengunakan
alat manual seperti palu dan besi pahat yang telah dimodifikasi untuk
memudahkan pekerjaan. Tidak digunakannya jack hammer dalam proses ini karna
dalam penggunaanya memerlukan tenaga yang besar untuk memegang alat
tersebut, sehingga pekerja lebih memilih memakai alat manual. Adapun
pembobokan dilakukan hingga tersisa tulangan besi yang nantinya akan
digunakan sebagai stek pondasi sebagai pengikat pile cap. Waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pembobokan adalah 3 hari pengerjaan.

Gambar 4.5: Proses pembobokan.

Gambar 4.6: Stek pondasi.

36
d. Pengujian PIT dan PDA
PIT (Pile Integrity Test) adalah uji rendah ketegangan dinamis , uji gema
sonik, dan uji integritas strain rendah yang merupakan salah satu metode untuk
menilai kondisi poros. Tes ini didasarkan pada teori perambatan gelombang
dampaknya menghasilkan gelombang kompresi yang bergerak ke bawah
tumpukan pada kecepatan gelombang konstan ( mirip dengan apa yang terjadi
dalam pengujian dinamis regangan tinggi ). Tujuan dilakukan tes ini adalah untuk
mengetahui kondisi bored pile apakah mengalami decking atau lendutan.
Prosedur ini dilakukan dengan tangan memegang palu untuk menghasilkan
dampak, accelerometer atau geophone diletakkan di atas tumpukan yang akan
diuji untuk mengukur respon terhadap dampak palu, dan akuisisi data dan
interpretasi alat elektronik. Sebelum melakukan PIT, permukaan pondasi bored
pile harus dipotong dan diratakan terlebih dahulu karena tes uji ini hanya berlaku
pada beton murni, sedangkan permukaan bored pile telah tercampur dengan tanah
dan lumpur saat proses pengeboran.

Gambar 4.7: PIT test.

PDA (Pile Driving Analyzer) termasuk salah satu jenis pengujian dinamik
dengan menggunakan metode wave analysis dan sering disebut dengan re-strike

37
test sesuai dengan sifat pengujiannya yang melakukan re-strike atau pemukulan
ulang pondasi tiang yang diuji. Analisa data PDA dilakukan dengan prosedur
Case Method, yang meliputi pengukuran data kecepatan (velocity) dan gaya
(force) selama pelaksanaan pengujian (re-strike) dan perhitungan variabel
dinamik secara real time untuk mendapatkan gambaran tentang daya dukung
pondasi tiang tunggal.
Adapun tujuan dilakukannya tes PDA adalah untuk mendapatkan data
mengenai:
1) Daya dukung aksial tiang
2) Keutuhan atau integritas tiang
3) Efisiensi energi yang ditransfer
Prosedur pelaksaan PDA tes diawali dengan:
a) Pemasangan instrumen, perlu dilakukan pemasangan strain transducer
pada garis netral dan accelerometer pada lokasi berlawanan secara
diametral, posisi dari palu pancang harus sejajar terhadap garis strain
transducer
b) Persiapan Pengujian PDA tes, perlu dilakukan penggalian tanah disekitar
kepala tiang dan penggeboran lubang kecil pada tiang untukk pemasangan
strain transducer.

e. Pembuatan Bekisting
Bekisting ialah struktur non permanen yang berfungsi untuk menahan beban
beton dan beban hidup bangunan. Bekisting juga berguna sebagai cetakan untuk
membentuk beton dengan model dan ukuran tertentu. Bisa dibilang bekisting
berperan penting dalam mendukung kelancaran proses pekerjaan pengecoran
beton. Pada proyek ini bekisting langsung dibuat di lokasi proyek pembangunan
mengunakan material kayu dan plat besi.

38
Gambar 4.8: Pemasangan bekisting.

f. Pembuatan Lantai Kerja (Lean Concrete)


Pembuatan Lantai Kerja (LC) bertujuan antara lain:
1) untuk memudahkan pekerja berdiri diatas lahan datar,
2) merupakan dudukan besi lapis bawah (untuk pondasi rakit atau pile-cap).
3) Menahan gaya angkat (up-lift force) tanah di bawahnya.
4) Untuk memisahkan air tanah dan tulangan besi agar tidak terjadi
pengeroposan.
Pada pembuatan lantai kerja di proyek ini direncanakan memiliki ketebalan
10 cm dan menggunakan semen portland dengan mutu K-175 sebanyak 4 kubik
beton menggunakan truk molen. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk
pengerjaan lantai kerja ini adalah 1 jam pengerjaan menggunakan 3 orang pekerja
yang diawasi langsung oleh pelaksana. Kendala yang dihadapi adalah banyaknya
lumpur menyebabkan pekerja kesulitan meratakan beton.

39
Gambar 4.9: Proses pengerjaan pelat lantai.

g. Pemasangan Tulangan Pile Cap


Proses pemasangan tulangan pile cap dilakukan oleh para pekerja selama 4
hari. Kendala yang dihadapi pekerja adalah meluruskan besi stek yang bengkok
agar tulangan dapat diposisikan sesuai dengan rencana. Kendala lain yaitu cuaca
apabila turun hujan maka pekerjaan menjadi terhenti. Adapun keterangan
mengenai detail tulangan telah terlampir dalam lembar kerja penulangan pile cap.

Gambar 4.10: Proses perakitan tulangan pile cap.

40
h. Pengecoran Beton Pile Cap
Proses pengecoran dilakukan menggunakan beton mutu K-350 sebanyak 80
kubik. Sebelum melakukan proses pengecoran perlu dilakukan uji slump yang
bertujuan untuk mengetahui workability beton segar sebelum diterima dan
diaplikasikan dalam pekerjaan pengecoran (Gambar 4.11). Workability beton segar pada
umumnya diasosiasikan dengan :
1) Homogenitas atau kerataan campuran adukan beton segar (homogenity)
2) Kelekatan adukan pasta semen (cohesiveness)
3) Kemampuan alir beton segar (flowability)
4) Kemampuan beton segar mempertahankan kerataan dan kelekatan jika
dipindah dengan alat angkut (mobility)
5) Mengindikasikan apakah beton segar masih dalam kondisi plastis (plasticity)

Gambar 4.11: Slump test.

Adapun proses berikutnya adalah pembuatan sampel kubus beton yang


bertujuan sebagai sampling pada saat tes uji tekan (compression test) (Gambar
4.12). Kendala yang dihadapi saat proses pengecoran adalah meratakan campuran
beton diantara tulangan baja. Selain itu proses pemadatan beton juga merupakan
hal yang perlu diperhatikan. Pemadatan cor beton adalah kegiatan menghilangkan

41
udara yang terjebak dalam cor-coran beton yang dapat mengakibatkan keropos
beton dengan cara pengetaran atau penusuk-nusukan cor-coran beton. Pemadatan
dilakukan segera setelah campuran beton dituang, dimana pada keadaan tersebut
sifat beton masih plastis. Selain untuk menghasilkan beton yang kuat dan tahan
lama, pemadatan beton juga akan memberikan hasil permukaan beton halus.
Pemadatan beton seharusnya dilakukan dengan mengunakan alat vibrator beton
(concrete vibrator).

Gambar 4.12: Sampel kubus beton.

42
43

Anda mungkin juga menyukai