Makalah Biodiesel
Makalah Biodiesel
Makalah Biodiesel
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta
hidayah-Nya, makalah sederhana ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perkembangannya di Indonesia, serta contoh teknologi Biodiesel yang ada di
Indonesia.
2.1.Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Biodiesel itu?
1.2.2 Bagaimana perkembangan Biodiesel di Indonesia?
1.2.3 Apa contoh teknologi Biodiesel di Indonesia?
1.2.4 Apa keunggulan dan kelemahan penggunaan Biodiesel?
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian Biodiesel.
1.3.2. Untuk mengetahui perkembangan Biodiesel di Indonesia.
1.3.3. Untuk mengetahui contoh teknologi Biodiesel di Indonesia.
1.3.4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan penggunaan Biodiesel.
1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi masyarakat, makalah ini bisa digunakan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang Biodiesel.
2
1.4.2. Bagi lingkungan, makalah ini bisa digunakan untuk menggantikan
bahan bakar fosil sebagai sumber energy utama.
1.4.3. Bagi penulis, melatih kemampuan ,menulis dan keterampilan dalam
membuat karya ilmiah.
3
BAB II
ISI
4
Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan bahwa dengan persediaan
minyak mentah di Indonesia, yaitu sekitar 9 milyar barrel, dan dengan laju
produksi rata-rata 500 juta barrel per tahun, persediaan tersebut akan habis
dalam 18 tahun. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan
memenuhi persyaratan lingkungan global, satu-satunya cara adalah dengan
pengembangan bahan bakar alternatif ramah lingkungan.
Pemilihan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif berbasis pada
ketersediaan bahan baku. Minyak rapeseed adalah bahan baku untuk biodiesel
di Jerman dan kedelai di Amerika. Sedangkan bahan baku yang digunakan di
Indonesia adalah crude palm oil (CPO). Selain itu, masih ada potensi besar
yang ditunjukan oleh minyak jarak pagar (Jathropa Curcas) dan lebih dari 40
alternatif bahan baku lainnya di Indonesia.
Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar kedua setelah
Malaysia dengan produksi CPO sebesar 8 juta ton pada tahun 2002 dan akan
menjadi penghasil CPO terbesar di dunia pada tahun 2012. Dengan
mempertimbangkan aspek kelimpahan bahan baku, teknologi pembuatan, dan
independensi Indonesia terhadap energi diesel, maka selayaknya potensi
pengembangan biodiesel merupakan potensi pengembangan biodiesel sebagai
suatu alternatif yang dapat dengan cepat diimplementasikan.
Walaupun pemerintah Indonesia menunjukkan ketertarikan yang besar
terhadap pengembangan biodiesel, pemerintah tetap bergerak pelan dan juga
berhati-hati dalam mengimplementasikan hukum pendukung bagi produksi
biodiesel. Pemerintah memberikan subsidi bagi biodiesel, bio-premium, dan
bio-pertamax dengan level yang sama dengan bahan bakar fosil, padahal biaya
produksi biodiesel melebihi biaya produksi bahan bakar fosil. Hal ini
menyebabkan Pertamina harus menutup sendiri sisa biaya yang dibutuhkan.
Sampai saat ini, payung hukum yang sudah disediakan oleh
pemerintah untuk industri biofuel, dalam bentuk Keputusan Presiden ataupun
Peraturan Perundang-undangan lainny, adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijaksanaan Energi Nasional
2. Instruksi Presiden No. 1/2006 tentang Pengadaaan dan Penggunaan
Biofuel sebagai Energi Alternatif
5
3. Dektrit Presiden No. 10/2006 tentang Pembentukan team nasional untuk
Pengembangan Biofuel
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional menyebutkan pengembangan biodiesel sebagai energi terbarukan
akan dilaksakan selama 25 tahun, dimulai dengan persiapan pada tahun 2004
dan eksekusi sejak tahun 2005. Periode 25 tahun tersebut dibagi dalam tiga
fasa pengembangan biodiesel. Pada fasa pertama, yaitu tahun 2005-2010,
pemanfaatan biodiesel minimum sebesar 2% atau sama dengan 720.000 kilo
liter untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak nasional dengan produk-
produk yang berasal dari minyak castor dan kelapa sawit.
Fasa kedua (2011-2015) merupakan kelanjutan dari fasa pertama akan
tetapi telah digunakan tumbuhan lain sebagai bahan mentah. Pabrik-pabrik
yang dibangun mulai berskala komersial dengan kapasitas sebesar 30.000 –
100.000 ton per tahun. Produksi tersebut mampu memenuhi 3% dari konsumsi
diesel atau ekivalen dengan 1,5 juta kilo liter. Pada fasa ketiga (2016 – 2025),
teknologi yang ada diharapkan telah mencapai level ‘high performance’
dimana produk yang dihasilkan memiliki angka setana yang tinggi dan casting
point yang rendah. Hasil yang dicapai diharapkan dapat memenuhi 5% dari
konsumsi nasional atau ekivalen dengan 4,7 juta kilo liter. Selain itu juga
terdapat Inpres Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan
Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain. Hal-hal ini
menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam penyediaan dan pengembangan
bahan bakar nabati. (Rahayu, 2006)
Hingga Mei 2007, Indonesia telah memiliki empat industri besar yang
memproduksi biodiesel dengan total kapasitas 620.000 ton per hari. Industri-
industri tersebut adalah PT Eterindo Wahanatama (120.000 ton/tahun – umpan
beragam), PT Sumi Asih (100.000 ton/tahun – dengan RBD Stearin sebagai
bahan mentah), PT Indo BBN (50.000 ton/tahun – umpan beragam), Wilmar
Bioenergy (350.000 ton/tahun dengan CPO sebagai bahan mentah), PT Bakrie
Rekin Bioenergy (150.000 ton/tahun) dan PT Musim Mas (100.000 ton/tahun).
Selain itu juga terdapat industri-industri biodiesel kecil dan menengah dengan
6
total kapasitas sekitar 30.000 ton per tahun, seperti PT Ganesha Energy, PT
Energi Alternatif Indonesia, dan beberapa BUMN.
Peluang untuk mengembangkan potensi pengembangan biodiesel di
Indonesia cukup besar, mengingat saat ini penggunaan minyak solar mencapai
sekitar 40 % penggunaan BBM untuk transportasi. Sedang penggunaan solar
pada industri dan PLTD adalah sebesar 74% dari total penggunaan BBM pada
kedua sektor tersebut. Bukan hanya karena peluangnya untuk menggantikan
solar, peluang besar biodiesel juga disebabkan kondisi alam Indonesia.
Indonesia memiliki beranekaragam tanaman yang dapat dijadikan sumber
bahan bakar biodiesel seperti kelapa sawit dan jarak pagar. Pada saat ini,
biodiesel (B-5) sudah dipasarkan di 201 pom bensin di Jakarta dan 12 pom
bensin di Surabaya.
7
2.3 Contoh teknologi Biodiesel di Indonesia
Di Indonesia banyak tumbuh tanaman penghasil minyak nabati yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku pembuatan biodesel. Dari
sekian banyak tanaman, dimakalah ini akan dibahas pembuatan biodiesel dari
tanaman jarak dan juga pemanfaatan minyak jelantah.
1. Pemanfaatan tanaman jarak sebagai bahan pembuatan biodiesel
Tanaman jarak pagar merupakan salah satu tumbuhan yang dapat
digunakan untuk menghasilkan sumber energi alternatif. Sumber energi
yang dihasilkan dari tanaman ini berupa biodiesel yang berguna untuk
menggantikan fungsi solar pada mesin diesel. Saat ini pemerintah tengah
mencanangkan program penggunaan minyak jarak pagar (Jathropa
Curcas) sebagai pengganti minyak solar secara nasional.
Minyak dari tanaman jarak pagar termasuk minyak lemak.
Biodiesel merupakan bahan bakar yang berpotensi menggantikan solar,
karena berasal dari tumbuh-tumbuhan. Potensi terbesar tanaman Jarak
Pagar terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan cangkang (kulit). Pada
biji terdapat inti biji dan kulit biji. Inti biji ini yang menjadi bahan dasar
pembuatan biodiesel, sumber energi pengganti solar. Setelah melalui
proses pemerahan, dari inti biji akan dihasilkan bungkil perahan, yang
kemudian diekstraksi. Hasilnya berupa minyak Jarak Pagar dan bungkil
ekstraksi. Minyak jarak pagar digunakan untuk penyabunan dengan hasil
akhir berupa sabun dan metanolisis/etanolisis yang kemudian diproses
menjadi biodiesel dan gliserin.
Minyak yang dihasilkan dari biji Jarak Pagar termasuk dalam
minyak lemak (fatty oil). Minyak ini berwujud cairan bening berwarna
kuning dan tidak menjadi keruh meski disimpan dalam waktu yang lama.
Minyak Jarak Pagar bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Pertama,
melalui thermal atau catalytic cracking akan dihasilkan gas, gasoline,
kerosin dan diesel, yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Kedua,
melalui esterifikasi transesterifikasi akan dihasilkan produk berupa
biodiesel yang digunakan untuk pembangkit genset, kendaraan diesel dan
kompor jarak pagar.
8
Cara pembuatan Biodiesel dari Pohon Jarak cukup mudah, untuk
menghasilkan minyak dalam skala kecil (0,5 - 0,6 ton perawatan hari)
cukup dengan mengepres biji jarak yang sudah kering menggunakan
mesin diesel satu silinder, sehingga menghasilkan minyak jarak kasardan
bungkil.
Tahap selanjutnya adalah menyaring menggunakan mesin
penyaring sehingga dihasilkan minyak jarak bersih. Kemudian dilakukan
proses pemurnian terhadap minyak jarak yang sudah bersih sampai
menghasilkan minyak jarak murni yang siap dijual.
Biodiesel yang diperoleh dari tanaman jarak berupa minyak jarak
yang diperoleh dari biji jarak. Biodiesel yang dihasilkan dari tanaman
Jarak Pagar merupakan minyak lemak semimulus (semi refined fatty oil),
yang telah dibersihkan dari fosfor dan asam-asam lemak. Dalam hal ini
fosfor merupakan zat yang merugikan karena mesin diesel dapat
mengubah fosfor ini menjadi garam atau asam fosfat yang mengendap
menjadi kerak di dalam kamar pembakaran atau terbawa keluar sebagai
pencemar udara oleh emisi gas buang.
9
Gambar pohon Jarak Pagar
10
menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan,
kegunaan lain dari minyak jelantah adalah bahan bakar biodiesel.
Menurut BPPT, limbah minyak goreng (waste of vegetable oil)
memiliki potensi sebagai alternatif energi bahan bakar nabati bisa
menurunkan 100% emisi gas buangan Sulfur dan CO2 serta CO sampai
dengan 50%, dan sekaligus mampu mengurangi pencemaran air, tanah,
dan udara. Minyak jelantah berdampak positif daripada dibuang, karena
minyak jelantah dapat mencemari lingkungan. Lebih parahnya, jika terjadi
penggunaan lebih dari dua kali, maka minyak jelantah ini dapat
menyebabkan penyakit kanker. Penyakit hipertensi dan kolesterol juga
dapat terjadi akibat kandungan asam lemak jenuh yang tinggi dari minyak
jelantah. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak
jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek
kesehatan manusia dan lingkungan, kegunaan lain dari minyak jelantah
adalah bahan bakar biodiesel
Minyak jelantah sendiri memiliki kadar karbondioksida yang
seimbang sehingga memiliki kemungkinan kecil resiko meledak,
walaupun ketika pembakaran tidak terkendali, api bisa langsung membesar.
Namun, menurut BPPT, minyak jelantah dapat meledak jika suhunya
mencapai lebih dari 300 derajat Celcius. Diharapkan BPPT, teknologi baru
ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat nantinya di tengah kelangkaan
elpiji dan harga minyak tanah yang melambung.
Adapun secara teknis tahapan dan langkah-langkah produksi
(resep) pembuatan biodiesel minyak jelantah adalah sebagai berikut :
1) Bahan pelarut (metoxida) dibuat dengan mencampurkan 900 ml
methanol dan 21 gram NaOH hingga larut selama 15 menit.
2) Campurkan metoxida ke dalam ember berisi 3 liter minyak jelantah
dan aduk memakai sendok plastik selama 30 menit atau campuran
sudah rata.
3) Biarkan 4-12 jam sampai terjadi pengendapan.
11
4) Pengendapan ditandai dengan dua lapisan berbeda warna dengan
lapisan gelap berada di bawah yang disebut crude gliserin, sedangkan
lapisan atas berwarna bening, crude BD.
5) Pisahkan crude biodiesel dari crude gliserin lalu masukkan ke ember
untuk dicuci dengan cara mencampurkan air bersih sebanyak dua liter.
6) Pompakan udara melalui pompa udara akuarium dan biarkan beberapa
saat sehingga muncul warna putih susu.
7) Pisahkan crude biodiesel yang berwarna kuning dengan air warna
putih melalui selang
8) Biodiesel yang telah bening dimasukkan ke panci lalu panaskan hingga
100 derajat beberapa menit agar air dan sisa methanol menguap.
9) Biodiesel yang telah dipanaskan dan didinginkan dapat langsung
dipergunakan untuk mobil maupun mesin diesel industri.
Biodiesel minyak jelantah ini telah digunakan di bogor oleh
angkutan umum trans pakuan, biodiesel minyak jelantah ini hasil dari uji
coba yang dilakukan oleh Dr. Erliza Hambali beserta rekannya dalam
organisasi Surfactant & Bioenergy Research Center (SRBC), dan masih
kurang sosialiasai kepada masyarakat luas tentang ini, jadi perlu peran
pihak ketiga sebagai sarana untuk mensosialisaikan biodiesel ini, agar
pemakaian BBM fosil dapat diatasi, dan menjaga ketersedian SDA di
Indonesia.
12
2.4 Keunggulan dan kelemahan penggunaan Biodiesel
Semua produk pasti memiliki kelebihan dan juga diimbangi dengan
kekurangan. Begitu pula dengan biodiesel yang memiliki kelebihan dan
kekurangan. Berikut akan disebutkan kelebihan dan kekurangan dari
penggunaan biodiesel itu sendiri.
Kelebihan:
a. Bahan bakar ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang jauh
lebih baik (free sulphur, smoke number rendah) sesuai dengan isu-isu
global.
b. Cetane number lebih tinggi (>57) sehingga efisiensi pembakaran lebih
baik dibandingkan dengan minyak kasar.
c. Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai
(biodegradable).
d. Merupakan renewable energy karena terbuat dari bahan alam yang
dapat diperbaharui.
e. Meningkatkan independensi suplai bahan bakar karena dapat
diproduksi secara local.
f. Titik kilat tinggi, yakni temperatur tertinggi yang dapat menyebabkan
uap biodiesel dapat menyala. Sehingga, biodiesel lebih aman dari
bahaya kebakaran.
g. Tidak mengandung belerang dan benzena yang mempunyai sifat
karsinogen, serta dapat diuraikan secara alami. Sehingga ramah
lingkungan.
h. Dilihat dari segi pelumasan mesin, biodiesel lebih baik daripada solar
sehingga pemakaian biodiesel dapat memperpanjang umur pakai mesin.
i. Dapat dengan mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai
komposisi dan tidak memerlukan modifikasi mesin apapun.
j. Dan masih banyak sebagainya.
Kekurangan:
a. Memberikan emisi oksida nitrogen lebih lanjut (emisi Nitrogen oksida
dari campuran biodiesel mungkin bisa dikurangi dengan pencampuran
dengan minyak tanah atau Fischer-Tropsch diesel).
13
b. Transportasi & penyimpanan biodiesel memerlukan manajemen
khusus.
c. Biodiesel karena sifatnya, tidak dapat diangkut dalam pipa. Ini harus
diangkut dengan truk atau kereta api, yang meningkatkan biaya.
d. Biodiesel kurang cocok untuk digunakan dalam suhu rendah, dari
petrodiesel. Pada suhu rendah, bahan bakar diesel membentuk kristal
lilin, yang dapat menyumbat saluran bahan bakar dan filter dalam
sistem bahan bakar kendaraan. Kendaraan berjalan pada campuran
biodiesel karena itu mungkin menunjukkan masalah drivability lebih
kurang suhu musim dingin yang parah daripada kendaraan berjalan
pada minyak solar.
e. Properti pelarut biodiesel juga dapat menyebabkan bahan bakar
lainnya-sistem masalah. Biodiesel mungkin tidak kompatibel dengan
segel yang digunakan dalam sistem bahan bakar kendaraan yang lebih
tua dan mesin, memerlukan penggantian bagian-bagian jika campuran
biodiesel digunakan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biodiesel merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan,
karena sisa pembakaran mesin yang menggunakan biodiesel menghasilkan
emisi gas buang, asap dan partikel yang lebih rendah daripada solar.
Perkembangan biodiesel di Indonesia sudah cukup diupayakan bahkan sudah
ada peraturan perundang-undangan. Hanya saja memerlukan kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan biodiesel sebagai bahan bakar
pengganti solar dengan memaksimalkan kelebihan dan meminimalisir
kekurangan. Banyak bahan yang bisa digunakan untuk biodiesel, diantaranya
yaitu tanaman jarak pagar, minyak jelantah, dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Untuk mengurangi angka ketergantungan masyarakat terhadap sumber
energi yang berasal dari sumber daya alam tidak dapat diperbarui, maka
alangkah baiknya bila pemerintah mendukung serta memproduksi sumber
energi biodiesel sehingga dapat berguna bagi masyarakat luas. Masyarakat
juga harus mendukung program ini untuk memperoleh manfaat yang
maksimal. Selain itu penggunaan biodiesel juga bisa menyelamatkan
lingkungan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.-. Cara Membuat Biodiesel dari Buah Jarak Pagar. Online Tersedia:
http://ponorogozone.com/umum-zone/cara-membuat-minyak-jarak/ [24 April
2015]
Anonim. 2008. Biodiesel dari Tanaman Jarak Sebagai Energi Alternatif Pengganti
Solar. Online Tersedia:
http://gbioscience05.wordpress.com/2008/04/20/biodiesel-dari-tanaman-jarak-
sebagai-energi-alternatif-pengganti-solar/ [24 April 2015]
16