“FRAKTUR PATELLA”
Disusun Oleh :
Aulia Agma Darwis
N 111 17 081
PEMBIMBING KLINIK
dr. Haris Tata, Sp.B
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
I. ANATOMI
Stable Fracture (Fraktur Stabil). Pada fraktur jenis ini tidak terjadi
dislokasi. Pada jenis ini, tulang biasanya tetap berada di posisi nya selama
masa pemulihan.2
This x-ray of the knee
A vertical, stable fracture. taken from the front
shows the faint line of a
vertical, stable fracture
of the patella.
Displaced Fracture. Pada saat tulang tersebut patah dan terjadi
dislokasi, pecahan tulang tersebut tidak membentuk 1 garis.Fraktur jenis ini
sering memerlukan tindakan operasi untuk mengembalikan ke posisi semula. 2
Open Fracture (Fraktur terbuka). Pada fraktur jenis ini, kulit juga
terluka dan fragmen tulang dapat dilihat dari luar.Cedera ini sering melibatkan
kerusakan pada jaringan otot, tendon dan ligament sekitarnya.Fraktur terbuka
memiliki resiko tinggi terjadinya komplikasi dan memerlukan waktu yang
lebih lama dalam penyembuhannya. 2
III. ETIOLOGI
Gejala utama pada fraktur patella adalah nyeri dan bengkak pada
bagian depan lutut. Gejala lainnya adalah :
- Memar2
- Hemartrosis, karena fraktur patella merupakan kerusakan intra-artikular1
- Tidak dapat meluruskan lutut2
- Tidak dapat berjalan. 2
V. DIAGNOSIS
VI. TATALAKSANA
Nonsurgical Treatment.
A figure-of-eight tension
band holds the transverse
fracture together.
VII. KOMPLIKASI
Chronic pain. Nyeri pada bagian depan lutut dalam waktu yang lama
juga biasa ditemukan pada fraktur patella. 2
BAB III
KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn.Y
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
ANAMNESIS
.
Riwayat Penyakit Keluarga :
PEMERIKSAAN FISIK
VS : TD : 130/80mmHg RR : 20 x/menit
N : 74 x/menit S : 36,7ºC
Status generalis:
Kepala:
Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi, mukosa tidak pucat.
Leher:
Thoraks:
Cor:
A: S1S2 tunggal
Pulmo:
P: Sonor
Abdomen:
Ekstremitas:
Status Lokalis:
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
RESUME
Pasien laki – laki, usia 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada lutut
kanan sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan setelah pasien terpental sekitar 10 meter
akibat terkena ayunan batang pohon yang tumbang kemudian pasien terjatuh dengan posis
kaki terbentur batu. Setelah jatuh pasien bisa berjalan dan kaki terasa sakit jika digerakan.
Pasien mengaku tidak pingsan dan muntah setelah kejadian. Lutut kanan tidak terlihat
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, GCS 15, tekanan darah
130 / 80 mmHg. Nadi, suhu, dan pernapasan dalam batas normal. Pada pemeriksaan status
lokalis regiogenu dekstra didapatkan nyeri tekan (+), pergerakan pasif nyeri, sedangkan
pergerakan aktif nyeri hebat. Fungsi sensorik dan vaskularisasi baik. Pada pemeriksaan
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
-
RENCANA TATALAKSANA
- Medikamentosa :
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ranitidine 1 ampul/12 jam
Inj. Ketorolac 1 ampul/8 jam
- Rencana tindakan Hernioraphy
- Instruksi post op:
IVFD RL 28 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Inj. Ketorolac 1 ampul/8 jam
Inj. Ranitidin 1 ampul/ 12 jam
PROGNOSIS
Dubia et bonam
Gambar 5. Gambaran klinis pasien
LAPORAN OPERASI
FOLLOW UP
Teknik hernioplasti yang digunakan pada pasien ini adalah metode free
tension repair. Operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow) menggunakan
pendekatan awal yang sama dengan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit
lapisan fascia untuk memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah prosthesis, mesh
yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan
tegangan dan ditempatkan di sekitar fascia. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik
ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1%
DAFTAR PUSTAKA
Inkarserata yang Dirawat Inap di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2011.
USU Medan.
Retroperitoneum, dan Omentum. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. EGC. Jakarta.
615-629.
6. Snell RS. 2006. Abdomen: BAgian 1 Dinding Abdomen. Anatomi Klinik untuk
7. Brunicardi CF, et al. 2006. Inguinal Hernias. Schwartz’s Manual of Surgery 8th