Pedoman Tata Naskah Puskesmas Murung Pudak Fix
Pedoman Tata Naskah Puskesmas Murung Pudak Fix
Pedoman Tata Naskah Puskesmas Murung Pudak Fix
PENDAHULUAN
1
BAB II
2
5. Kerangka Acuan Kegiatan pada tiap-tiap UKM,
C. Penyelenggaraan Pelayananan Klinis/Mutu Pelayanan Kesehatan
Perorangan
1. Kebijakan tentang pelayanan klinis,
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis,
3. Pedoman Pelayanan Klinis,
4. Kerangka Acuan terkait dengan Program/Kegiatan Pelayanan Klinis
dan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
3
BAB III
4
a. Judul : Judul keputusan diketik dengan huruf secara simetris
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan di
Puskesmas Murung Pudak,
c. Nama Keputusan yang diketik dibawah tulisan TENTANG
dengan huruf kapital secara simetris
d. Pembukaan Keputusan terdiri atas :
Kepala Puskesmas Murung Pudak diketik dengan huruf kapital
secara simetris
2. Konsideran, meliputi
a. Menimbang :
1) memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan.
2) Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf capital
diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan di
bagian kiri,
3) konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata
bahwa dengan “b” huruf kecil;
b. Mengingat:
1) memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuat keputusan tersebut.
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi.
3) Kata “mengingat” diletakan di bagian kiri sejajar kata
menimbang
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan
diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan dengan
tahun yang lebih awal disebut lebih dulu diawali dengan
nomor 2, 2, dst dan diakhiri dengan tanda baca (;).
3. Diktum:
a. Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, seluruhnya
dengan huruf capital, serta diletakkan di tengah margin;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
disejajarkan ke bawah dengan kata menimbang dan mengingat,
5
huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf capital, dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya
ditulis dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik
( . ).
4. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang
dirumuskan dalam dictum-diktum, misalnya:
KESATU :
KEDUA :
Dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan,
perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan, dan
peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
peraturan/keputusan, dan pada halaman terakhir
ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.
5. Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tangan penerapan
peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang
terdiri :
a. tempat dan tanggal penetapan,
b. tanda tangan pejabat, dan
c. nama lengkap pejabat yang menanda tangani
6. Penandatanganan:
Kebijakan/Keputusan Kepala Puskesmas Murung Pudak
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas Murung Pudak, dituliskan
nama tanpa gelar.
7. Lampiran peraturan/keputusan:
6
a. Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan/keputusan
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas Murung Pudak.
7
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TABALONG
2 spasi
Konsideran
Font:
Bookman Old style 12 pt
Spasi 1,15
Rata Kanan-Kiri (Justify).
Menimbang:
Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca titik koma (;)
dan diletakkan di bagian kiri
Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil abjad a, b, dst.
Dimulai dengan kata “bahwa dengan”huruf kecil.
Mengingat: 8
Diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang
Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hierarki tata
perundangan diawali dengan nomor dengan huruf angka 1, 2, dst.
Diktum “Memutuskan”
Font:
Bookman old style 12 pt
Spasi 1,15
Keseluruhan huruf kapital.
1 spasi MEMUTUSKAN Rata tengah (center).
Ba Nama keputusan sesuai dengan
tan Menetapkan : judul (kepala), seluruhnya ditulis
g 1 spasi dengan huruf capital
tu KESATU : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
bu
h
1 spasi
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dik dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
tu
kekeliruan akan diadakan perbaikan atau
m
perubahan sebagaimana mestinya.
Diktum Menetapkan
Font:
Bookman Old Style 12 pt Ditetapkan di : Murung Pudak
Spasi 1,15
Dicantumkan setelah kata Pada tanggal : XX Bulan 20XX
“memutuskan” disejajarkan ke 2 spasi
bawah dengan kata menimbang dan
mengingat.
Isi diktum “menetapkan” ditulis KEPALA PUSKESMAS
dengan huruf kapital secara
keseluruhan dan diakhiri dengan
tandan baca titik ( . ) ;
MURUNG PUDAK
Font:
Spasi 1,15
9
Lampiran
Font: Bookman Old
style 12 pt
Spasi 1,15 LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA
Keseluruhan huruf PUSKESMAS MURUNG PUDAK
kapital. NOMOR : 001/PKM-MP/SK/I/ADMEN-
Diletakkan di bagian U/01/2019
kanan. TENTANG : ..............................................
Judul, nomor, dan
perihal lampiran harus 2 spasi
sesuai dengan judul
(kepala). Judul
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Donec elit magna,
pretium ac risus id, luctus placerat turpis.Donec vitae ornare dolor, eu
semper eros.Curabitur finibus volutpat tempus.Donec in mi sem. Proin
pellentesque ultricies nibh, id commodo nulla tempus a. Proin dapibus
porttitor convallis.Maecenas fringilla sodales ex sit amet pulvinar.Nulla
facilisi. Nam pulvinar et nunc quis gravida. Sed vitae libero ut diam luctus
fringilla.
Isi Lampiran
dst Font:
Bookman Old Style 12 pt
Spasi 1,15
Format isi disesuaikan dengan kebutuhan.
2 spasi
10
B. Manual Mutu,
Manual Mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten
ke dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual
mutu disusun, ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi, yang meliputi:
1. Pendahuluan
a) Latar belakang
1) Profil organisasi
2) Kebijakan mutu
3) Proses pelayanan (proses bisnis)
b) Ruang lingkup
c) Tujuan
d) Landasan hukum dan acuan
e) Istilah dan definisi
4. Tinjauan Manajemen:
a) Umum
b) Masukan tinjauan manajemen
c) Luaran tinjauan
11
c) Infrastruktur
d) Lingkungan kerja
6. Penyelenggaraan pelayanan:
a) Pelayanan Usaha kesehatan masyarakat
b) Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perorangan)
7. Penutup
12
sehingga dapat menyusun program kerja lima tahunan yang dijabatkan
dalam kegiatan dan rencana anggaran.
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
C. Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan
upaya Puskesmas
Bab II. Analisis Kinerja
A. Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya
Puskesmas
B. Analisis Kinerja: menganalisis factor pendukung dan
penghambat pencapaian kinerja
Bab III. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja
yang akan dilakukan yang meliputi antara lain:
1. Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan
dalam kegiatan-kegiatan, misalnya: pelatihan, pengusulan
penambahan SDM, seminar, workshop, dsb
2. Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan
dalam kegiatan-kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana,
pengadaan alat-alat kesehatan, dsb
3. Program Kerja Pengembangan Manajemen, dan
seterusnya,.
B. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk
tiap-tiap program kerja dan kegiatan-kegiatan yang
direncanakan secara garis besar
Bab IV. Penutup
Lampiran : matriks rencana kinerja lima tahunan Puskesmas/
Klinik
13
a. Nomor : diisi dengan nomor urut
b. Pelayanan Puskesmas: diisi dengan Pelayanan Klinis (Upaya
Kesehatan Perseorangan), dan Upaya Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan di Puskesmas tersebut, misalnya Pelayanan KIA,
Pelayanan KB, dan seterusnya,
c. Indikator: diisi dengan indikator-indikator yang menjadi tolok ukur
kinerja Pelayanan
d. Standar : diisi dengan standar kinerja untuk tiap indikator
e. Pencapaian : diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir
f. Target pencapaian: diisi dengan target-target yang akan dicapai pada
tiap tahap tahunan
g. Program Kerja : diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan
untuk mencapai target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis
kinerja, misalnya program kerja pengembangan SDM, program kerja
peningkatan mutu, program kerja pengembangan SDM, program
kerja pengembangan sarana, dsb
h. Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang
direncanakan, misalnya untuk program pengembangan SDM,
kegiatan Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.
i. Volume : diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk
tiap tahapan tahunan
j. Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan,
k. Perkiraan Biaya : diisi dengan perkalian antara volume dengan harga
satuan.
4. Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala
Puskesmas dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang
kemudian diuraikan dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana
Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.
Lampiran:
Lampiran 1. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas
14
4. Spasi 1,15
5. Batas kertas:
a. Batas kanan : 2,5 cm
b. Batas kiri : 3 cm
c. Batas atas : 2,5 cm
d. Batas bawah : 2,5 cm
15
pembiayaan dan dukungan politis. Secara rinci RUK dijabarkan
kedalam rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).
Setelah menapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke
Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota maka disusun
secara rinci rencana pelaksanaan kegiatan dengan menyesesuaikan
anggaran yang telah turun.
2. Tahap penyusunan RUK.
a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam
proses penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan
dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap- tahap perencanaan.
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimkasudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui
proses analisis terhadap data yang dikumpulkan tim yang telah
ditunjuk oleh Kepala Puskesmas. Data- data tersebut mencakup
data umum, data khusun (hasil penilaian kinerja Puskesmas.
3. Tahap penyusunan RUK.
Penyusunan RUK memperhatikan hal- hal untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelmnya dan
memperhatikan program/ upaya yang masih bermasalah, menyusun
rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan
diwilayan tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui
kesepakatan tim penyusun dan lintas sektoral Puskesmas melalui:
1) Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan, melalui analisis kesehatan masyarakat
(community health analysis)
2) Menetapkan urutan prioritas masalah,
3) Merumuskan masalah,
4) Mencari akar penyebab, dapat mepergunakan diagram sebab
akibat, pohon masalah, curah pendapat, dan alat lain yang
dapat digunakan.
16
b. Penyusunan RUK
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan upaya wajib,
pengembangan dan upaya khusus setempat yang meliputi:
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
17
E. Pedoman/ Panduan
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar
untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat
diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan
dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka
Puskesmenyusun/membuat sistematika buku pedoman/ panduan
sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau
panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan
atau keputusan Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/
panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala Puskesmas.
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal
setiap 2-3 tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan
untuk suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmasdalam
membuat pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/
panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan
sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
18
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
19
Bagi Puskesmas yang telah menggunakan e-file tetap harus mempunyai
hardcopy pedoman/panduan yang dikelola oleh tim akreditasi
Puskesmas atau bagian Tata Usaha Puskesmas.
Aturan penulisan panduan adalah sebagai berikut
1. Kertas ukuran F4 70grm
2. Jenis huruf Bookman Old Style
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,15
5. Batas kertas:
a. Batas kanan : 2,54 cm
b. Batas kiri : 3 cm
c. Batas atas : 2,54 cm
d. Batas bawah : 2,54 cm
20
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai
kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana
pembiayaan dan anggaran
Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum
yang masih terkait dengan upaya/ kegiatan
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan
umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan
khusus adalah tujuan secara rinci
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan
Program/kegiatan. Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan
harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara
lain dengan membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit,
dan lain-lain
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur
untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan .
Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara yang
diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran
program perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
1) Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus
memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat
21
dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan
yang spesifik.
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan
untuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas
harus ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh
karenanya meetodologi untuk mengukur pencapaian sasaran
(keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum
kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan
standar keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun
tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikkan hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi
komplain masyarakat terhadap pelayanan rawat inap sebesar
50%
5) Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu
yang relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai
beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada
Program/kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara.
Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi
dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-
batas tahun anggaran di Puskesmas.
22
kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan
kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat
laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan
tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka
acuan adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan
laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
i. Penutup
23
adalah kerjakan yang ditulis, tulis yang dikerjakan, buktikan dan
tindak-lanjut, serta dapat ditelusur hasilnya.
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat
instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu. Istilah ini digunakan di Undang-undang No.
29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran dan Undang-undang No.
44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit,
Beberapa Istilah Prosedur yang sering digunakan yaitu :
Prosedur yang telah ditetapkan disingkat Protap,
Prosedur untuk panduan Kerja (prosedur kerja, disingkat PK),
Prosedur untuk melakukan tindakan,
Prosedur Penatalaksanaan
Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak,
Petunjuk pelaksanaan secara tehnis, disingkat Juknis,
Prosedur untuk melakukan tindakan klinis: protokol klinis,
Algoritma/Clinical Pathway
Walaupun banyak istilah tentang pengertian prosedur agar tidak
menjadikan salah tapsir maka yang dipergunakan didalam dokumen
akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
didalam buku panduan ini adalah “Standar Prosedur Operasional
(SOP)”. Sedangkan pengertian SOP adalah : Suatu perangkat
instruksi/ langkah-langkah yang di bakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu.
a. Tujuan Penyusunan SOP,
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
b. Manfaat SOP
c. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
d. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
e. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
Contoh :
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP
Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong,
24
f. Format SOP
1) Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan, contoh pada lampiran, dan diberlakukan sesuai
dengan akreditasi Puskesmas ini diberlakukan,
2) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini
dapat diberi tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun
SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar
memudahkan didalam melihat langkah- langkahnya dengan
bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak
boleh mengurangi item-tem yang ada di SOP.
25
Format SOP sebagai berikut :
JUDUL
A KOP SOP
Jenis Font:
:
No. Dokumen LOGO
C PUSKESMAS
Bookman Old
Style
No. Revisi :
LOGO SOP D Spasi 1,5
Tanggal Terbit :
Bold (huruf tebal)
KABUPATEN
Halaman : kapital
B Nama
Tanda Tangan Kepala FKTP Nama Ka.
Puskesmas
Puskesmas E NIP Ukuran Font :
A dan C = 14 pt
1. Pengertian B, D, E = 11 pt
2. Tujuan E = 8pt
Isi SOP
Isi dari SOP minimal adalah sebagai berikut:
a) Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci :
“Sebagai acuan……”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SOP
tersebut, contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan
26
dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No ...........tentang Pelayanan
Imunisasi.
d) Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SOP,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk
lain sebagai bahan pustaka.
e) Langkah- langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses
kerja tertentu.
f) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat ditambahkan
antara lain: bagan alir, dokumen terkait.
g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah- langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir
untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun
bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram
alir makro dan diagram alir mikro.
(1) Diagram alir makro/ Macro flow chart, menunjukkan kegiatan-kegiatan
secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya
mengenal satu simbol.
Bentuk balok :
(2) Diagram alir mikro/ micro flow chart, menunjukkan rincian kegiatan-
kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk simbul sebagai
berikut:
o Awal kegiatan :
o Akhir kegiatan :
o Keputusan : Ya
?
Tidak
27
o Penghubung :
o Dokumen : , Arsip :
28
BAB IV
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
PUSKESMAS MURUNG PUDAK
A. Latar Belakang
Pedoman ini disesuaikan sebagai acuan untuk melaksanakan
pengedalian dokumen dan rekaman agar terjadinya proses perubahan,
penerbitan, distribusi dan sirkulasi dokumen yang ada di Puskesmas
Murung Pudak sesuai dengan Perundangan dan Peraturan yang berlaku
serta memenuhi Persyaratan Akreditasi Puskesmas.
C. Uraian Umum
Dokumen puskesmas adalah seluruh dokumen resmi yang berlaku di
Puskesmas Murung Pudak yang digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, meliputi:
a. Dokumen Internal
1. Surat Keputusan/Kebijakan (SK)
2. Manual Mutu (MM)
3. Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
4. Standar Operasional Prosedur (SOP)
b. Dokumen Eksternal
1. Dasar Hukum berupa Undang-Undang, Peraturan dan
Keputusan yang berasal dari supra sistem.
- Undang-Undang (UU)
- Keputusan Menteri Kesehatan (KMK)
- Peraturan Menteri Kesehatan (PMK)
- Lain-lain (X)
2. Buku-buku Pedoman atau buku lainnya yang menjadi
referensi.
- Buku Pedoman atau panduan lain (
29
1. Proses penyusunan Dokumen
Langkah – langkah penyusunan Dokumen :
Menyiapkan bahan (UU, PP dan referensi lain) terkait dengan
dokumen yang akan dibuat.
Membuat draf dokumen (kebijakan, pedoman, SOP, instruksi
kerja, kerangka acuan kegiatan) sesuai standar penyusunan
dokumen yang berlaku.
Draf dokumen tersebut diajukan ke rapat pokja masing-
masing untuk dilakukan pembahasan.
Draf dokumen jika ada revisi maka dikembalikan ke
penanggung jawab program untuk diperbaiki dan apabila tidak
ada revisi diserahkan ke koordinator admen untuk dilakukan
verifikasi oleh ketua tim akreditasi kemudian diberi
penomoran sesuai aturan yang berlaku.
30
5. Perencanaan 5. ADM-PRC
Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP) UKP
1. Pemeriksaan Umum 1. UKP-RU
2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 2. UKP-GILUT
3. Pelayanan KIA-KB bersifat UKP 3. UKP-KIA-KB
4. Pelayanan gizi bersifat UKP 4. UKP-GIZI
5. Pelayanan kefarmasian 5. UKP-FAR
6. Pelayanan laboratorium 6. UKP-LAB
Upaya Kesehatan Masyarakat UKM
1. Upaya Kesehatan Masyarakat 1. UKM Esensial
Essensial
a. Pelayanan Promosi Kesehatan a. UKM-PROMKES
termasuk UKS
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan b. UKM-KESLING
c. Pelayanan KIA-KB bersifat UKM c. UKM-KIA-KB
d. Pelayanan gizi bersifat UKM d. UKM-GIZI
e. Pelayanan, pencegahan dan e. UKM-P2P
Pengendalian penyakit (P2P) bersifat
UKM
f. Pelayanan Keperawatan Kesehatan f. UKM-PERKESMAS
Masyarakat
31
Urutan penomeran meliputi : No. Urut Dokumen menggunakan 3 digit,
Nama Puskesmas, Kode dokumen, Bab, Kode Pelayanan, Bulan dan Tahun
Contoh :
No.001/PKM-MP/SK/IV/UKM-PROMKES/01/2018
Tahun
Bulan
Kode Pelayanan
BAB
Kode Dokumen
Nama Puskesmas
No urut
dokumen
Wakil
PEDOMAN/ Kepala
Manajemen
MANUAL MUTU Tim Mutu Puskesmas
Mutu
32
STANDAR
Penanggung Kepala
OPERASIONAL Koordinator
jawab program / Puskesmas
PROSEDUR Mutu
kegiatan
3. Pengendalian Dokumen
Dalam melakukan pengendalian dokumen di Puskesmas Murung
Pudak meliputi :
a. Dokumen Induk
1). Dokumen asli.
2). Telah disahkan oleh Kepala Puskesmas Murung Pudak.
3). Didokumentasikan oleh Pengendali Dokumen.
4). Tidak memiliki cap “TERKENDALI” atau “TIDAK
TERKENDALI” maupun “KADALUARSA”.
b. Dokumen Terkendali
1). Dokumen yang didistribusikan kepada setiap unit kerja.
2). Terdaftar dalam Daftar Distribusi Dokumen.
3). Menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
4). Ditarik bila ada perubahan (revisi).
5). Pada dokumen ini harus ada tanda/stempel
“TERKENDALI”.
33
2). Tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan.
3). Dokumen ini harus ditarik dari seluruh unit dan dicatat
dalam Lembar Distribusi/Penarikan Dokumen.
4). Dokumen induk diberi stempel “KADALUARSA” dan
dokumen sisanya dimusnahkan.
6. Rekaman
a. Dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi
bukti pelaksanaan kegiatan.
b. Dapat dipakai untuk mendokumentasikan ketelusuran dan
memberi bukti verifikasi, tindakan pencegahan dan tindakan
perbaikan.
c. Tidak perlu terkena pengendalian revisi.
d. Formulir yang diisi dan atau semua catatan yang merupakan
bukti melaksanakan pekerjaan menjadi rekaman.
34
e. Rekaman yang muncul dari setiap kegiatan diidentifikasi dan
dikelompokkan sesuai klasifikasi
f. Menentukan referensi rekam dan metode penyimpanan rekam
g. Memberikan pengesahan terhadap data induk rekam
h. Rekaman disimpan dan dipelihara sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bukti pelaksanaan kegiatan, bahan
analisa dan pengukuran kinerja.
i. Membuat daftar rekam habis masa simpan
j. Rekaman yang telah habis masa simpan dilaporkan ke atasan
terkait untuk dilakukan pemusnahan
k. Data rekam yang akan dimusnahkan dicek dan direview
kemudian disetujui pemusnahan rekam sesuai dalam aturan
yang berlaku
l. Memerintahkan staf untuk melakukan pemusnahan
m. Memisahkan rekam dan melakukan pemusnahan rekam dan
membuat berita acara pemusnahan rekam
n. Pemusnahan rekaman diarsipkan dalam Berita Acara
Pemusnahan Rekaman
7. Stempel Dokumen
TERKENDALI
SALINAN NO. :
BERLAKU
KADALUARSA
TIDAK TERKENDALI
PUSKESMAS MURUNG PUDAK
35
Format- format
36
BAB V
PENUTUP
37