Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA


“FILTRASI”

Kelompok 1
Disusun Oleh :
Adha Arum Cahyani (116002)
Ainninditya Noer (116005)
Dyionisius Yoga S (116016)
Dwi Muawanah (116018)
Fryitto Adi (116023)

POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA SEMARANG


2018
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
“FILTRASI”

Semarang , 10 September 2018


Pembimbing Praktikan

(Ir. Sri Sutanti, M.eng) Adha Arum Cahyani

Ainninditya Noer

Dyonisius Yoga S

Dwi Muawanah

Frittyo Adi
A. TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh jumlah plate dan frame yang digunakan
terhadap banyaknya filtrat yang keluar setiap satuan waktu dan residu yang
dapat tertahan juga membandingkan waktu fitrasi teoritis dengan waktu fitrasi
percobaan.Dan megentahui pengaruh konsentrasi slurry terhadap banyaknya
filtrat tiap satuan waktu dengan membandingkan waktu filtrasi teoritis dengan
waktu filtrasi percobaan.
B. DASAR TEORI
Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran heterogen dari fluida
dan partikel-partikel padatan yang dipisahkan dengan filter media dengan
menggunakan aliran fluida tetapi menahan partikel padatan. Oleh karena itu,
melibatkan aliran fluida primer melalui media berpori.(Anonym,2008.)
Tujuan dari filtrasi adalah :
1. Untuk memperoleh zat padatnya, sehingga zat padat yang
sudah dipisahkan perlu dicuci.
2. Untuk memperoleh zat cair (filtrat), dalam hal ini zat cair
yang tertinggal dalam zat padat diusahakan sekecil-kecilnya.
3. Untuk memperoleh kedua-duanya karena semua bermanfaat.
Untuk memperoleh hasil penyaringan yang lebih sempurna, terutama
apabila partikel-partikel yang akan dipisahkan berukuran halus, kita
pergunakan filter medium. Filter medium adalah berupa kain/kertas saring
yang berfungsi sebagai filter penolong (pembantu). Aliran sebelum melalui
filter medium disebut up stream, sedangkan aliran setelah melalui medium
disebut down stream. Setelah proses filtrasi berlangsung, maka akan terjadi
pengendapan oleh cake pada filter medium. Pengendapan cake ini
menyebabkan aliran zat cair/filtrat makin lama makin lambat karena tertahan
oleh cake. Untuk menghindari hal tersebut, diusahakan agar ada perbedaan
tekanan antara up stream dengan down stream. Cara memperoleh perbedaan
tekanan (∆P) dengan menggunakan:
1. Pompa tekan (padaup stream)
2. Pompa vacuum (padadown stream)
3. Gaya Sentrifugal
Up Stream

Berdasarkan cara memperoleh pressure dropnya, filter dibedakan menjadi :


1. filter vacuum
Filter vacuum, ∆P (pressure drop) disebabkan oleh isapan misalnya
dengan pompa vacuum pada discharge (down streamnya) dan akibat gaya
gravitasi. Filter vacuum digunakan untuk slurry yang zat padatnya
berbentuk jonjot-jonjot/slurry encer (viskositas rendah) yang zat padatnya
keras. Jenis yang banyak dijumpai adalah Rotary Drum Filter Vacuum
yang merupakan continue vacuum filter. Jenis filter ini untuk kapasitas
yang besar dan aliran feednya dituntut kontinyu.
2. filter pressure
Pressure dropnya (∆P) diperoleh dengan pompa tekan yang dipasang
pada up streamnya, bekerja secara batch/semi batch. Filter pressure
digunakan bila :
- Filtratnya mempunyai viscositas yang tinggi.
- Diperlukan daya dorong (driving force) yang besar.
- Untuk mendapatkan kecepatan filtrasi yang lebih tinggi.
- Filtratnya mudah menguap, dengan maksud untuk menahan
tekanan filtrat.
Plate and frame filter pressure, terdiridari plate dan frame yang
berbentukbujursangkar/lingkaran yang tersusunsecaraseri. Diantara
plate dan frame terdapatfilter cloth yang berupakain/kanvas. Setiap
frame merupakansuaturuangan yang dibatasidenganfilter cloth di
keduasisinya.(Brown,1978.)
Tahapan proses filtrasi menggunakan plate and frame filter :
1. Pengisian
Feed/slurry dialirkan dari samping sebelah bawah, kemudian
masuk kedalam ruang frame.Karena pada dinding frame terdapat
filter cloth, maka zat padatnya (cake) akan tertahan diruang frame
sedang filtratnya dapat menembus filter cloth kemudian melalui
plate teruskeluar.
2. Pencucian
Cake yang tertinggal di ruang frame kadang-kadang perlu dicuci
dahulu tergantung dari tujuan filtrasinya.
3. Pembongkaran dan pemasangan kembali
Apabila cake yang tertahan sudah cukup banyak sehingga filtrat
yang keluar sudah tidak ekonomis lagi maka proses filtrasi
dihentikan, bila perlu frame dibongkar agar cake bias
dicuci/ditiriskan baru kemudian dipasang kembali.
Variabel-variabel yang mempengaruhi kecepatan filtrasi :
a. Luas permukaan filter (filtering area), semakin luas permukaan filter maka
cake yang tertahan semakin tipis sehingga kecepatan filter semakin besar.
b. Perbedaan tekanan (pressure drop) yang tergantung dari driving forcenya.
c. Tahanan filter medium (luas filter medium, tebal filter medium, porositas
dari filter medium).
d. Viskositas dan konsentras islurry, semakin inggi viskositas dan
konsentrasinya maka semakin kecil kecepatan filtrasinya.
e. Tahanan pada cake, tahanan cake semakin besar maka kecepatan filtrasi
semakin lambat.
Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu filtrasi :
t = Cv (V2 + 2 VVe) (persamaan di buku Brown hal 245)
A2 (-∆P)
Dimana : t = Waktu yang dibutuhkan untuk proses filtrasi
Cv = Banyaknya kombinasi
V = Volume filtrate yang ditampung
A = Luas permukaan filter medium
V didapat dari nilai intercept dibagi slope.
Slope : 2 Cv/A2 (-∆P)
Intercept : Ve 2 Cv/A2 (-∆P)
dimana ∆P = tekanan pressure drop danVe = volume filtrate equivalen
Sehingga persamaan untuk meghitung t menjadi :
t = slope (V2/2 +VVe).(Brown, 1978.)

C. METODELOGI
1. Alat dan Bahan
Alat :
a. Plate and frame filter press
b. Tangki (ember)
c. Gelas plastik
d. Stopwatch
e. Gelas ukur
Bahan :
a. Kapur
b. Air

2. Gambar Rangkaian Alat

3. CARA KERJA
a. Memasang plate dan frame pada alat filtrasi.
b. Membuat slurry sebanyak 50L dengan konsentrasi sesuai dengan
perlakuan.
c. Memancing pompa pada alat filtrasi agar air yang keluar bisa
normal.
d. Setelah air keluar dengan normal, buka keran yang menuju plate and
frame.
e. Menghitung jumlah volume filtrat yang keluar melalui keran keluar.
f. Slurry yang terdapat pada filter cloth dikeringkan dengan cara
dijemur dan ditimbang beratnya.
g. Menghitung hasil praktek dan membandingkan dengan teori.
D. HASIL PRAKTIKUM

 Konsentrasi slurry 1%, 50 slurry , 3 frame 2 plate


Waktu (t) Volume (v)
No. ∆t ∆v
Menit X
1 0 0 3 0
2 3 3800 3 3800
3 6 8700 3 4900
4 9 13600 3 4900
5 12 19800 3 6200
6 15 25900 3 6100
7 18 31500 3 5600

 Konsentrasi slurry 1%, 50 liter slurry, 4 frame 3 plate


No. Waktu (t) Volume (v) ∆t ∆v
Menit X
1 0 0 3 0
2 3 2900 3 2900
3 6 7300 3 4400
4 9 10400 3 3100
5 12 13400 3 3000
6 15 17000 3 3800
7 18 20600 3 3600
8 21 24100 3 3500
9 24 27300 3 3200
10 27 30100 3 2800

 Konsentrasi slurry 1.5%, air 50 liter 3 pasang plate dan 4 frame

No Waktu (t) Volume (v)


Menit x Δt Δv
1 0 0 180 0
2 180 1900 180 1900
3 360 5400 180 3500
4 540 8100 180 2700
5 720 11400 180 3300
6 900 14400 180 3000
7 1080 17400 180 3000
8 1260 20500 180 3100
9 1440 23500 180 3000
10 1620 26000 180 2500
11 1800 28300 180 2300
12 1980 30900 180 2600

 Konsentrasi slurry 1%, air 50 liter 3 pasang plate dan 4 frame

No Waktu (t) Volume (V)


Menit x Δt Δv
1 0 0 180 0
2 180 2300 180 230
3 360 5600 180 330
4 540 8800 180 320
5 720 11700 180 290
6 900 14800 180 310
7 1080 17900 180 310
8 1260 20700 180 280
9 1440 23800 180 310
10 1620 26900 180 310
11 1800 30200 180 330
E. PEMBAHASAN
Filtrasi merupakan suatu proses pemisahan partikel zat padat dan
fluida dengan jalan melewatkan fluida tersebut melalui suatu medium
penyaring. Pada praktikum filtrasi ini digunakan alat filtrasi yang bernama
plate and frame filter press. Alat ini terdiri dari plate dan frame yang tersusun
berselang-seling yang pada setiap framenya dilengkapi dengan filter cloth
yang berupa kain. Pada praktikum filtrasi menggunakan 2variabel yaitu
banyaknya slurry (1% dan 1,5%) dan banyaknya plate dan frame (2 dan 3
pasang plate dan frame) . Dalam prosesnya, cake tertahan di dalam frame
yang telah dilingkupi oleh filter cloth.
Dari data pengamatan dapat terlihat bahwa proses filtrasi dengan
konsentrasi slurry 1% yang menggunakan 2 pasang plate dan frame
membutuhkan waktu yang lebih cepat dan cake yang tetahan lebih sedikit
dari 3 pasang plate dan frame. Sedangkan 3 pasang plate dan frame
mebutuhkan waktu lebih lama tetapi lebih banyak cake yang tertinggal, tetapi
dalam praktikum kali ini ada kekeliruan pada 2 pasang plate dan frame
dengan slurry 1% yaitu waktu yang dibutuhkan lebih banyak karena air yang
yang mengalir pada alat tidak konstan dan banyak kebocoran.
Sedangkan dengan 3 pasang plate dan frame yang konsentrasi slurry 1,5%
membutuhkan waktu lebih lama dan lebih banyak cake yang tertinggal
daripada konsentrasi slurry 1%.

F. KESIMPULAN
a. Semakin banyak plate dan frame yang dipasang maka semakin lama
waktu yang dibutuhkan waktu filtrasi dan cake yang tertahan lebih
banyak.
b. Semakin banyak konsentrasi slurry dalam campuran maka semakin lama
waktu filtrasi tetapi cake yang tertahan lebih banyak.
G. DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2008. Modul Filtrasi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Cilegon-Bantem. Jurnal Praktikum
Brown.1978.unit operation.John Willey & Sons,inc.

LAMPIRAN

PERHITUNGAN
 Konsentrasi slurry 1%, air 50 liter 3 frame 2 plate
Waktu (t) Volume (v) ∆t/∆v
No. ∆t ∆v
menit x y
1 0 0 3 0 0
2 3 3800 3 3800 0.00079
3 6 8700 3 4900 0.00061
4 9 13600 3 4900 0.00061
5 12 19800 3 6200 0.00048
6 15 25900 3 6100 0.00049
7 18 31500 3 5600 0.00054

Grafik Volume vs Δt/Δv pada slurry 1% dengan 3 frame dan 2 plate


50
45
40
35
30 f(x) = 0.28x + 26.02
R² = 0.05
25
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35

 Konsentrasi slurry 1% dalam 50liter air 3frame 2 plate


Kebutuhan CaCO3
1% x 50liter = 0.5liter = 0,5kg = 500gram
Persamaan Garis Lurus
y = ax + b
a ( slope ) = 0.2846
b ( intersep ) = 26.017

intersep
Ve =
slope
0.2846
= = 91.42
26.017
V2
Waktu teoritis = slope ( +V ×Ve)
2
31.5 2
= 0.9765 ( +31.5 ×91.42)
2
= 960.77 detik
T teoritis = 16 menit
T praktik = 31.5 menit
Berat cake = 82 gram

 Konsentrasi slurry 1%, air 50 liter 4 frame 3 plate


No. Waktu (t) Volume (v) ∆t ∆v ∆t/∆v
Menit y y
1 0 0 3 0 0
2 3 2900 3 2900 0.00010
3 6 7300 3 4400 0.0007
4 9 10400 3 3100 0.00097
5 12 13400 3 3000 0.001
6 15 17000 3 3800 0.0008
7 18 20600 3 3600 0.0008
8 21 24100 3 3500 0.00086
9 24 27300 3 3200 0.00094
10 27 30100 3 2800 0.0011

Grafik Volume vs Δt/Δv pada slurry 1% dengan 4 pasang frame 3 plate


70
60 f(x) = 0.98x + 34.35
R² = 0.29
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35

 Konsentrasi slurry 1% dalam 50liter air 4 frame 3 plate


Persamaan Garis Lurus
y = ax + b
a ( slope ) = 0.9765
b ( intersep ) = 34.35
intersep
Ve =
slope
34.35
= = 35.18
0.9765
V2
Waktu teoritis = slope ( +V ×Ve)
2
30.12
= 0.9765 ( +30.1× 35.18)
2
= 1476.39 detik
T teoritis = 24.61 menit
T praktik = 27 menit
Berat cake = 69 gram

 Konsentrasi slurry 1.5%, air 50 liter 3 pasang plate dan 4 frame


No Waktu (t) Volume (v) Δt/Δv
Menit x Δt Δv Y
1 0 0 180 0 0
2 180 1900 180 1900 0.09473
3 360 5400 180 3500 0.05142
4 540 8100 180 2700 0.06667
5 720 11400 180 3300 0.0545
6 900 14400 180 3000 0.06
7 1080 17400 180 3000 0.06
8 1260 20500 180 3100 0.05806
9 1440 23500 180 3000 0.06
10 1620 26000 180 2500 0.072
11 1800 28300 180 2300 0.07826
12 1980 30900 180 2600 0.06923
Grafik Volume vs Δt/Δv pada slurry 1,5% dengan 3 pasang plate dan 4 frame

100
90
80
70 f(x) = 0.84x + 47.3
60 R² = 0.15
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35

 Konsentrasi slurry 1.5%, air 50 liter 3 pasang plate dan 4 frame


Persamaan Garis Lurus
y = ax + b
a ( slope ) = 0.838
b ( intersep ) = 47.295
intersep
Ve =
slope
47.296
= = 57.23
0.838
V2
Waktu teoritis = slope ( +V ×Ve)
2
2
30.9
= 0.838 ( +30.9 ×57.23)
2
= 1881.99 detik
T teoritis = 31.37 menit
T praktik = 30.9 menit
Berat cake = 92 gram

 Konsentrasi slurry 1%, air 50 liter 3 pasang plate dan 4 frame


No Waktu (t) Volume (V) Δt Δv Δt/Δv
Menit x y
1 0 0 180 0 0
2 180 2300 180 2300 0.07826
3 360 5600 180 3300 0.0545
4 540 8800 180 3200 0.05625
5 720 11700 180 2900 0.06207
6 900 14800 180 3100 0.05806
7 1080 17900 180 3100 0.05806
8 1260 20700 180 2800 0.06428
9 1440 23800 180 3100 0.05806
10 1620 26900 180 3100 0.05806
11 1800 30200 180 3300 0.05454

Grafik Volume vs Δt/Δv pada slurry 1% dengan 3 pasang plat dan 4 frame

90
80
70
60 f(x) = 0.61x + 45.71
R² = 0.1
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35

 Konsentrasi slurry 1%, air 50 liter 3 pasang plate dan 4 frame


Persamaan Garis Lurus
y = ax + b
a ( slope ) = 0.611
b ( intersep ) = 45.709
intersep
Ve =
slope
45.709
= = 74.81
0.611
2
V
Waktu teoritis = slope ( +V ×Ve)
2
30.22
= 0.611 ( +30.2× 74.81)
2
= 1659.04 detik
T teoritis = 27.65 menit
T praktik = 30.2 menit
Berat cake = 86 gram

KEGUNAAN FILTRASI DALAM INDUSTRI

Pemisahan dengan Membran Ultrafiltrasi dalam Industri


Bioproses
Aplikasi Ultrafiltrasi dalam Pemisahan Single Cell Protein
Aplikasi Ultrafiltrasi dalam Pemisahan Single Cell Protein Single Cell
Protein (SCP) merupakan mikroorganisme yang mengalami pengeringan yang
ditumbuhkan dalam medium yang berbeda-beda dan menghasilkan kandungan
protein berkualitas tinggi lebih dari 50% dan kandungan kecil lainnya seperti
asam nukleat, karbohidrat, lemak, makromolekul dan mikromolekul lainnya.
Beberapa mikroba yang telah diketahui memiliki kandungan gizi telah dikonsumsi
oleh orang-orang seperti penambahan ragi dalam pembuatan roti, penambahan
bakteri dalam produk sosis dan yogurt, alga biru berupa Spirulina
Hardono Japonika, Pemisahan dengan Membran Ultrafiltrasi dalam Industri
Bioproses, 2015, 1-8

maxima telah dikonsumsi oleh Republic of Chad selama berabad-abad, beberapa


tipe alga dalam laut untuk konsumsi dalam sup, dan jamur yang telah biasa
dikenal sebagai bahan masakan. Single Cell Protein dapat diperoleh dari berbagai
jenis mikroorganisme seperti bakteri, ragi, fungi dan alga yang tidak patogen. SCP
dapat dikonsumsi oleh manusia ataupun hewan tetapi melalui pemrosesan yang
berbeda. SCP biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi terutama
protein sebagai suplemen makanan. Salah satu makanan yang digunakan sebagai
substrat bagi mikroorganisme untuk diolah menjadi SCP adalah cheese whey atau
whey dari keju. Cheese whey adalah sisa cairan berwarna kuning transparan yang
tertinggal karena tidak mengalami pengendapan dan tidak terhilangkan ketika
pemisahan dari kasein dalam pembuatan keju. Di dalam whey, masih terdapat
kandungan nutrisi berupa laktosa (4.5-5% w/v), protein terlarut (0.6-0.8% w/v),
lemak (o.4-0.5% w/v) dan garamgaram mineral (8-10% ekstrak kering).

Mikroorganisme yang biasa digunakan untuk menggunakan substrat cheese whey


dengan kandungan kayu lakttosa adalah species ragi Kluyveromyces lactic,
K.gragilis, atau K. marxianus. Mikroba diatas dapat menggunakan substrat laktosa
dari whey sebagai sumber
karbon akan tetapi tidak dapat memanfaatkan protein di dalamnya. Setelah ragi
tersebut ditumbuhkan di dalam medium dengan kandungan whey yang
sebelumnya telah mengalami pretreatmenti, dapat dilakukan ultrafiltrasi untuk
memisahkan antara ragi tersebut dengan sisa-sisa mediumnya. Selain itu, perlu
diperhatikan kandungan asam nukleat dalam ragi karena terdapat batasan
konsumsi pada manusia. Oleh karena itu dapat dilakukan cara-cara seperti
pengontrolan kecepatan pertumbuhan, hidrolisis dengan katalis basa, ekstraksi
kimia, cell disruption, dan perlakuan dengan enzim eksogenous atau endogenous.
Process Flow Diagram produksi SCP secara singkat dapat dilihat gambar berikut :
Substrat (Whey Cheese)
Nutrien

Fermentor

Filtrasi

Ultrafikasi

pengerinan

Single Cell Protein


Gambar 5. Process Flow Diagram produksi Single Cell Protein secara singkat
Kesimpulan Dalam melakukan proses pemisahan, filtrasi merupakan salah
satu metode yang paling banyak digunakan. Filtrasi dapat dibeda-bedakan
berdasarkan ukuran poriporinya. Pori pada filter tersebut yang kemudian akan
menentukan ketersaringan suatu zat dalam filter tersebut. Berdasarkan
tingkatannya, filtrasi menggunakan membran ultrafiltrasi berada di antara
membran mikrofiltrasi dan nanofiltrasi. Membran ultrafiltrasi banyak dipakai di
dalam industri bioproses untuk meningkatkan kemurnian produk, mendapatkan
kembali enzim dalam campuran produk setelah diproses, memisahkan enzim hasil
biokonversi mikroorganisme, ataupun pemisahan single cell protein dari sisa-sisa
mediumnya. Secara umum, pengolahan produkproduk tersebut bergantung kepada
jenis membran dengan ukuran pori tertentu yang sesuai dengan sifat feed in,
temperatur operasi, transmembrane pressure operasi, jenis aliran (dead-end atau
cross flow) , dan laju alir yang diatur kondisinya untuk mencapai keadaan
optimum. Selain itu, perlu juga diperhatikan terjadinya membrane fouling
dikarenakan dalam industri bioproses, filtrasi dengan menggunakan membran
terutama dalam ultrafiltrasi, protein dapat teradsorbsi ke dalam pori-pori
membran. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya fluks filtrasi yang dihasilkan
dan lamakelamaan dapat menyebabkan polarisasi konsentrasi sehingga
menyebabkan fouling dan menyebabkan bahkan kerusakan membran sehingga
tidak dapat dipakai lagi, Dengan mengetahui kegunaan-kegunaan membran
ultrafiltrasi dalam beberapa bidang bioproses, hal ini dapat menjadi pertimbangan
dalam menggabungkan metode ultrafiltrasi dengan metode lain untuk mencegah
terjadinya hal tersebut, seperti menggunakan elektrofiltrasi.

Anda mungkin juga menyukai