Anda di halaman 1dari 19

KENAKALAN REMAJA DAN SOLUSI

PERSPEKTIF ISLAM
Kamis, 05 Juli 2012

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di zaman era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini kenakalan
remaja semakin mengkhawatirkan. Perlu adanya bimbingan dan pendekatan secara psikologis
agar kenakalan remaja tidak semakin parah. Banyak hal yang menjadi penyebab kenakalan
remaja, salah satu di antaranya adalah mengenai latar belakang remaja itu sendiri. Setiap
remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang ekonomi yang berbeda-
beda, pergaulan, keluarga, pendidikan dan seterusnya. Pergaulan yang salah menjadi salah
satu penyebab terjadinya kenakalan remaja. Apalagi di zaman sekarang ini dengan alasan
modernisasi para remaja ingin mencoba sesuatu yang seharusnya tak pantas dikerjakan.
Misalnya penggunaan obat terlarang seperti narkoba, minum-minuman keras, pergaulan
bebas dan sebagainya. Apabila kenakalan remaja dibiarkan begitu saja, tentu akan merusak
masa depan mereka sendiri, terlebih masa depan bangsa ini. Kenakalan remaja di era modern
ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal
rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak
dapat dipungkuri lagi, kita dapat melihat brutalnya remaja zaman sekarang.
Hal-hal seperti ini telah menjadi sebuah kelaziman dikalangan remaja.
Padahal remaja atau pemuda adalah harapan agama dan bangsa. Merupakan sebuah tonggak
harapan , yang menjadi agent of change, social control dan iron stock.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Siapa remaja itu ? Kapan orang disebut remaja ?
2. Apa saja contoh kongrit kenakalan remaja ?
3. Adakah faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja ?
4. Bagaimana solusi perspektif Islam dalam menanggapi kenakalan remaja ?
5. Bagaimana sebaiknya etika pergaulan remaja itu ?
6. Apa andil remaja dalam pembangunan agama dan bangsa ?
1.3 TUJUAN
Tujuan pembahasan ini adalah untuk menggambarkan kehidupan dan kenakalan
remaja dewasa ini. Serta mendeskripsikan solusi perspektif Islam dalam menanggapi
berbagai macam integritas etika pergaulan remaja.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 REMAJA DAN KENAKALAN


2.1.1 Kenakalan Remaja
Remaja adalah usia yang dipenuhi dengan semangat yang sangat tinggi tetapi
adakalanya semangat tersebut mengarah ke sesuatu yang bersifat negatif sehingga sering
disebut dengan kenakalan remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah
mereka yang berusia 13-18 tahun. Masa remaja awal merupakan masa transisi atau yang
biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga
perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973).
Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai
dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku
menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu . Pada usia tersebut,
seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk
dapat dikatakan dewasa.

Seiring denga perubahan fisik dan psikis muncullah prilaku menyimpang atau
kenakalan. Kenakalan didefenisikan sebagai suatu perbuatan yang melanggar norma,
menyimpang dari hukum dalam masyarakat, peraturan sosial, adat, hukum dan agama. Oleh
karena itu setiap tindakan remaja yang dianggap salah atau tidak pada tempatnya dapat
dikatakan atau dikualifikasikan sebagai kenakalan. Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Definisi kenakalan remaja juga dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:


a. Kartono, ilmuwan sosiologi
“Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.
b. Santrock
“Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak
dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
c. Paul Moedikdo,SH
1). Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,
menganiaya dan sebagainya.
2). Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3). Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

2.1.2 Contoh, Faktor – Faktor, dan Dampak


a. Contoh Kongkrit
Meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang
dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan remaja sangat
beranekaragam dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan tindakan kriminal orang
dewasa. Juga motivasi para remaja sering lebih sederhana dan mudah dipahami misalnya:
pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja, hanya untuk memberikan hadiah kepada
mereka yang disukainya dengan maksud untuk membuat kesan impresif yang baik atau
mengagumkan.

Berikut ini adalah beberapa contoh atau jenis - jenis kenakalan remaja yang
sering timbul di masyarakat :
a. Membolos sekolah
b. Kebut-kebutan di jalanan
c. Geng motor
d. Penyalahgunaan narkotika
e. Perilaku seksual pranikah
f. Perkelahian antar pelajar
g. Melawan orang tua dan guru
h. Malas beribadah
i. Merusak fasilitas umum
j. Tawuran
k. Berkelahi dengan teman
l. Nonton majalah atau video porno
m. Main game berlebihan
n. Judi besar dan kecil-kecilan
o. Menghabiskan uang sekolah
p. Bersifat agresif
q. Bersifat pengangguran
r. Lari dari rumah
s. Informasi dan tehnologi yang negative
t. Pengaruh negatif perkembangan teknologi modern

Masih banyak contoh kongkret yang biasa kita jumpai di lingkungan sekitar.
Hanya saja terkadang kita terlalu lalai untuk memperthatikan sekitar. Tidak terkecuali para
orang rua yang selalu disibukkan dengan pekerjaannya.

b. Faktor yang Mempengaruhi


Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke
dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial
terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial
ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap
sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan
konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku
yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu membedakan adanya
perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja, diantaranya karena
pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada, perilaku menyimpang yang disengaja,
bukan karena pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk memahami
bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan penyimpangan, padahal
ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Prilaku menyimpang yang muncul pada diri
remaja bukanlah sesuatu yang instan. Ada banyak factor yang menyebabkan prilaku itu
muncul, baik secara internal (factor dalam rumah dan psikologi) maupun eksternal (factor
lingkungan luar)
a. Faktor Internal
Masa remaja identik dengan keceriaan, kebingungan, persahabatan, pengenalan diri dan
sebagainya. Tidak jarang bila remaja mudah sekali tersinggung. Karena remaja lebih
cenderung memiliki sifat egosentris. Dalam factor internal penyebab penyimpangan prilaku
remaja, lebih cenderung kepada:
1) Psikologi Pribadi
Karena mental remaja yang masih tergolong labil dengan didukung
keingintahuan yang kuat, maka biasanya mereka cenderung melakukan apa
saja tanpa mempertimbangkan akibat yang akan ditimbulkan.
2) Keluarga
Rasulullah bersabda:
ْ ‫ « ُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَد ُ َعلَى ْال ِف‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬
ِ‫ط َرة‬ ُّ ِ‫ قَا َل قَا َل النَّب‬- ‫ رضى هللا عنه‬- َ ‫َع ْن أَبِى ه َُري َْرة‬
َ ‫َص َرانِ ِه أ َ ْو يُ َم ِج‬
‫سانِ ِه‬ ِ ‫ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِودَانِ ِه أ َ ْو يُن‬،
Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan firah. Maka bapaknyalah yang menjadikan ia
yahudi, atau nasrani, atau majusi (HR. Bukhori).
Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan akhlak dan
prilaku anaknya. Yahudi atau Nasrani anaknya tergantung dari orang tuanya, pembinaan dari
orang tua adalah factor terpenting dalam memperbaiki dan membentuk generasi yang baik.
Begitupu dengan kerusakan moral pada remaja juga tidak terlepas dari kondisi dan suasana
keluarga. Keadaan keluarga yang carut-marut dapat memberikan pengaruh yang sangat
negatif bagi anak yang sedang/sudah menginjak masa remaja. Karena, ketika mereka tidak
merasakan ketenangan dan kedamaian dalam lingkungan keluarganya sendiri, mereka akan
mencarinya ditempat lain. Sebagai contoh; pertengkaran antara ayah dan ibu yang terjadi,
secara otomatis akan memberikan pelajaran kekerasan kepada seorang anak. Bukan hanya
itu, kesibukan orang tua yang sangat padat sehingga tidak ada waktu untuk mendidik anak
adalah juga merupakan faktor penyebab moral anaknya bejat.

b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pembentukan
karakter moral generasi muda. Pertumbuhan remaja tidak akan jauh dari warna lingkungan
tempat dia hidup dan berkembang. Pepatah arab mengatakan “al insan ibnu biatihi”.
Lingkungan yang sudah penuh dengan tindakan-tindakan amoral, secara otomatis akan
melahirkan generasi yang durjana.
2) Teman Pergaulan
Perilaku seseorang tidak akan jauh dari teman pergaulannya. Pepatah arab
mengatakan, yang artinya: ” dekat penjual minyak wangi, akan ikut bau wangi, sedangkan
dekat pandai besi akan ikut bau asap”. Menurut beberapa psikolog, remaja itu cenderung
hidup berkelompok (geng) dan selalu ingin diakui identitas kelompoknya di mata orang lain.
Oleh sebab itu, sikap perilaku yang muncul diantara mereka itu sulit untuk dilihat
perbedaannya. Tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke dunia hitam, karena pengaruh
teman pergaulannya. Karena takut dikucilkan dari kelompok/gengnya, maka seorang remaja
cenderung menurut saja dengan segala tindak-tanduk yang sudah menjadi konsensus anggota
geng tanpa berfikir lagi plus-minusnya.

a. Dampak
Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila
tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok dengan bekepribadian buruk. Remaja
yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah dikucilkan
oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang
yang tidak berguna. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa
mengalami gangguan kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia
akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan
membenci orang-orang sekitarnya.
Tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat
merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan
menyadari tentang beban keluarganya. Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa
menunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang
kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa
depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.

2.2 ANTISIPATIF DAN SOLUSI PERSPEKTIF ISLAM


Lingkungan memiliki hubungan dengan manusia. Lingkungan mempengaruhi sikap
dan prilaku manusia, demikian pula kehidupan manusia akan mempengaruhi lingkunga n
setempatnya. Hubungan antara lingkungan dan kehidupan manusia sudah diakui para pemikir
dan tokoh dunia sejak dahulu.
Lingkunga adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang mempunyai peran yang lebih
kompleks dan riil.
Telah disampaikan bahwa terciptanya manusia dimuka bumi ini adalah menjadi
kholifah bagi ummat. Realitanya banyak remaja yang kehilangan jati dirinya, dikarenakan
berbgai macam alasan. Sehingga berdampak sangat fatal, mulai dari integritas moral samapi
dengan tindak kriminalitas yang mengkhawatirkan. Kegagalan mencapai identitas peran dan
lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus
bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang mampu menjadi suri
tauladan yang baik. Pastinya yang tidak memiliki penyimpangan moral. Rasulullah bersabda:
“ Innama buitstu li utammima makarima al-akhlaq”, “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlaq ummat”. Rasulullah merupakan figur terhebat dalam Islam. Yang
memiliki

2.2.1 Cara Islam Mengatur Pergaulan Manusia


Hakikat manusia menurut Islam adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat
wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh
pembawaan dan lingkungan. Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal,
dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan
dalam surah al Qashash: 77.
Pergaulan secara sehat menurut syariat Islam ialah pergaulan yang
diidentifikasikan secara sehat dan menurut syariat Islam pergaulan ini sangat bagus
dan tidak merugikan siapa pun terutama diri kita sendiri. Karena secara fisik ialah
pergaulan yang sangat luar biasa yang ditanamkan kepada semua umat Islam agar
tidak salah pilih terhadap pergaulan. Banyak keuntungan yang bisa kita rasakan dari
pergaulan sehat.
Islam telah mengatur perilaku remaja. Perilaku tersebut merupakan
batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut
harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang
menjadi batasan dalam pergaulan adalah:
a. Menutup Aurat
Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat demi
menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurat merupakan anggota tubuh yang
harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya,
terutama kepada lawan jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta tidak
menimbulkan fitnah.
Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan bagi
perempuan yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Disamping
aurat, pakaian yang dikenakan jug a tidak boleh ketat, transparan atau tipis sehingga
tembus pandang tidak memperlihatkan lekuk tubuh.
Dalam (QS. An Nur [24] : 31): "Janganlah mereka menampakkan perhiasannya
selain yang biasa tampak pada dirinya. Hendaklah mereka menutupkan kerudung (khimar) ke
bagian dada mereka"

b. Menjauhi Perbuatan Zina


Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak
membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian.
Pergaulan di dalam Islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam
pergaulan denngan lawan jenis haruslah ada jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya
kejahatan seksual yang pada akhirnya akan merusak pridasi pelaku sendiri maupun
masyarakat umum. Allah berfirma dalam surat Al-Isra’ ayat 32:
artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan buruk”
dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agarterhindar dari
perbuatan zina, Islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut:
1) Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya.
Jikalaki-laki dan perempuan di tempat yang sepi maka yang ketiga adalah syetan.
2) Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik.
Saling besentuhan yang dilarang dalam Islam adalah sentuhan yang disengaja dan
disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja dan tidak disertai
nafsu.

2.2.2 Etika Pergaulan yang Baik


Semua agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan remaja.
Ajaran islam sebagai pedoman hidup ummatnya juga telah mengatur tata cara
pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi:
a. Mengucapkan Salam
Mengucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang
lain sesama muslim. Ucapan salam merupakan doa, dengan kata lain kita
telah mendoakan orang tersebut.
b. Meminta Izin
Meminta izi disini berarti tidak boleh meremehkan hak -hak orang lain.
Karna setiap hak yang kita miliki pasti dibatasi juga dengan hak -hak orang sekitar
kita.

c. Menghormati Orang yang Lebih Tua dan Menyayangi yang Muda


Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih
tua dan bisa mengambil hikmah dari sejarah kehidupan mereka. Ini semua tidak
hanya berlaku untuk orang yang lebih tua, kepada orang yang lebih muda dari
merekapun remaja harus memberi tuntunan dan bimbingan untuk selalu berada di
jalan yang benar.

d. Bersikap Santun dan Tidak Sombong


Dalam bergaul, penekanan prilaku yang baik sangat dicamkan, agar orang
lain bisa merasa nyaman bersama kita.kemudian sikap dasar remaja yang biasanya
ingin terlihat lebih dari temannya. Hal seperti ini tidak pernah diterapkan dalam
Islam. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.

e. Berbicara dengan Sopan


Islam mengajarkan untuk bertutur sopan dan lembut, mengutamakan
perkataan yang bermanfaat dengan gaya yang wajar dan tidak bual.

f. Tidak saling Menghina


Adalah sebuah kebiasaan yang tidak baik untuk remaja pada dewasa ini.
Mengumpat hukumnya dilarang dlam Islam, sehinggadalam pergaulan antar sesama
sebaiknya selalu menjaga perkataan.

g. Tidak Saling membenci dan Iri Hati


Rasa iri akan berdampak dan berkembang menjadi kebencian yang pada
akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik antar sesame. Iri hati merupakan
penyakit hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketidaktenangan serta
merupakan sifat tercela baik di hadapan Allah dan manusia.
h. Mengisi Waktu luang dengan Kegiatan yang Bermanfaat
Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan -kegiatan yang
bermanfaat. Remaja harus membagi waktunya dengan subjektif dan efesien, dengan
cara membagi waktunya menjadi 3 bagian, yaitu: sepertiga untuk beribadah kepada
Allah, sepertiga untuk dirinya, dan sepertiga terakhir untuk orang lain.

i. Mengajak Orang Lain untuk berbuat Kebaikan


Orang yang memberi petunjuk kepada orang lain menuju jalan kebenaran
akan mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu.

2.2.3 Solusi
Dari berbagai permasalahan yang terjadi dikalangan remaja masa kini, maka
tentunya ada beberapa solusi yang saya tawarkan dalam pembinaan dan perbaikan remaja
masa kini.

a. Membentuk Lingkungan yang Baik.


Sebagaimana disebutkan di atas lingkungan merupakan factor terpenting yang
mempengaruhi prilaku manusia, maka untuk menciptakan generasi yang baik kita harus
menciptakan lingkungan yang baik dengan cara lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan
orang-orang yang sholeh, memilih teman yang dekat dengan sang Khalik dan masih banyak
cara lain yang bisa kita lakukan, jika hal ini mampu kita lakuakan, maka peluang bagi remaja
atau anak untuk melakuakan hal yang negative akan sedikit berkurang.

b. Pembinaan dalam Keluarga.


Sebagaimana disebut diatas bahwa keluarga juga punya andil dalam
membentuk pribadi seorang anak, jadi untuk memulai perbaikan, maka kita harus mulai dari
diri sendiri dan keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Mulailah perbaikan
dari sikap yang paling kecil, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan. Jangan sampai
ada kata-kata bohong, membaca do’a setiap malakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan
agama yang baik kepada keluarga dan masih banyak hal lagi yang bisa kita lakukan, memang
tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik tetapi kita bisa lakukan itu
dengan perlahan dan sabar.

c. Sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat
terhadap perkembangan remaja, ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk
memulai perbaikan remaja, diantaranya melakukan program mentoring pembinaan remaja
lewat kegiatan keagamaan seperti rohis, sispala, patroli keamanan sekolah dan lain
sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen organisasi ini maka kemungkinan terjadinya
kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.

2.3 REMAJA, AGAMA DAN BANGSA


Remaja, agama dan bangsa pada hakikat memiliki hubungan yang sepadan. Remaja
bisa juga disebut dengan pemuda. Pemuda (manusia) adalah salah satu makhluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna keadaannya. Selain diberi bentuk atau rupa yang sempurna, ia
masih juga dibekali dengan kemammpuan akalnya. Dengan dibekali kemampuan akal inilah
manusia menciptakan berbagaimacam peralatan hidup, pengetahuan, membentuk masyarakat,
menyelenggarakan pemerintahan dan bahkan menciptakan kerusuhan.

2.3.1 Remaja dan Agama


Allah SWT telah menyeru kepada kita sebagai manusia dengan berbagai
macam taklif. Allah telah menjadikan kita sebagai sasaran seruan dan taklif melalui syariat-
Nya. Allah akan membangkitkan manusia dan menghisab amal perbuatannya. Allah SWT
menciptakan manusia, baik pria maupun wanita, dengan suatu fitrah yang khas. Wanita
adalah manusia, sebagaimana halnya pria. Masing-masing tidak dapat dibedakan dari segi
kemanusiaannya. Yang satu tidak melebihi yang lainnya dalam hal ini. Diwajibkan kepada
wanita untuk menjalankan sholat lima waktu, puasa ramadhan, zakat, dan haji sebagaimana
diwajibkan pula kepada pria.
Allah berfirman dalam QS. Al Hujurat:49 yang artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, lalu menjadikan kalian berbangsa dan bersuku-suku agar kalian saling
mengenal”
Dalam hal ini Allah menyediakan tantangan sebagai stimulan kehidupan yang
untuk merangsang munculnya semangat perubahan sekaligus nurani kepahlawanan dalam diri
manusia. Orang-orang yang tidak memiliki nurani akan melihat tantangan sebagai beban
berat, mereka menghindarinya dan dengan sukarela menerima posisi kehidupan yang tidak
terhormat. bagi orang yang mempunyai nurani kepahlawanan akan mengatakan kepada
tantangan tersebut “Ini untuk ku”.
Pemuda Islam akan selalu berjuang untuk menjadikan tantangan sebagai
motifasi demi kesejahteraan umat manusia. Dalam beragama mereka tidak memahaminya
sebagai ritual belaka, melainkan sebuah kerja, sebuah aksi nyata. Tidak sedikit yang
memahami agama merupakan ritual belaka, paradigma harus segera diubah karena agama
tidak seperti itu.
Agama merupakan pranata untuk menyempurnakan kemanusiaan manusia,
dan pada waktu yang bersamaan berfungsi untuk mengangkat harkat dan derajat manusia.
Dengan demikian, pemahaman yang komperhensif terhadap agama akan mampu membangun
moral force yang tangguh dan compatible, sebagai salah satu syarat membangun bangsa yang
telah sekian lama dihimpit dan terjerumus dalam kemunduran.
Untuk membangun bangsa menuju kepada kemajuan dan kejayaan, tidak
hanya menitik beratkan pada pembangunan “fisik”, tetapi ada yang lebih penting untuk
dibangun, yaitu pembangunan kristal nilai dan rasa yang terdapat pada wilayah yang
transenden. Pendekatannyapun menggunakan pendekatan yang berorientasi pada wilayah
spiritual. Maka tugas penting daripada orang tua yaitu menanamkan pendidikan agama sejak
dini kepada anak-anaknya.

2.3.2 Remaja dan Bangsa


Para pemuda ibarat ruh dalam setiap tubuh komunitas atau kelompok, baik itu
dalam lingkup kecil ataupun luas seperti negara. Mereka merupakan motor penggerak akan
sebuah kemajuan bangsa. Makanya tidak heran, jika ada yang mengatakan bahwa sebuah
negara akan menjadi kuat eksistensinya, ketika para pemudanya mampu tampil aktif dan
dinamis di tengah masyarakat.
Ketika kita membicarakan sosok seorang pemuda, maka sebenarnya sama
halnya kita sedang berbicara mengenai dunia remaja. Menurut beberapa pakar psikologi yang
telah disebut di atas, masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan. Oleh sebab itu
di sinilah mental remaja itu akan benar-benar diuji. Berbagai fenomena yang syarat akan
jawaban dan persoalan yang menuntut sebuah solusi akan terus senantiasa mengiringinya.
Tongkat estafet pembangunan karekter bangsa dan negera ini akan terus
berganti dari masa ke masa, seiring dengan pergantian generasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan
sosok generasi yang tangguh dan ulet untuk mengemban amanah besar ini. Pemuda, dengan
segala kelebihan dan keistimewaannya sangat diharapkan untuk dapat mewujudkan cita-cita
nasional menuju bangsa yang bermartabat dan berdaulat secara utuh. Tentunya pemuda yang
dimaksud adalah mereka-mereka yang mempunyai jiwa nasionalisme, patriotisme serta
didukung dengan komitmen moral yang kokoh.
Dalam sejarah kemerdekaan negara republik Indonesia, remaja atau pemuda
telah ikut andil dalam menciptakan sebuah cita-cita bangsa, yaitu memerdekakan bangsa
Indonesia. Teks sumpah pemuda menjadi bukti eksistensi pemuda Indonesia.

Demikianlah Sumpah Pemuda yang diikrarkan 83 tahun yang lalu. Sejarah nasional telah
membuktikan bahwa pemuda merupakan penggerak roda sejarah yang mampu membawa
masyarakat yang tertindas menuju cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya. Bangsa ini
lepas dari cengkeraman kolonial karena jasa kaum muda. Catatan sejarah gerakan
kepemudaan di Indonesia sudah membuktikannya. Mereka, para pemuda ini, muncul atas air
mata, keringat dan darah rakyat Indonesia. Kurang lebih 350 tahun, selama itu, Indonesia
hidup dalam kesengsaraan. Kebebasan yang terampas, dan pergerakkan perjuangan dibawah
tekanan penjajah. Hingga ketika pada tanggal 28 oktober 1928 sebelum kemerdekaan, para
pemuda ini menggetarkan hati rakyat Indonesia, “Kami Putra-putri Indonesia, mengaku
bertumpah darah yang satu, darah Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Semangat mereka mewakili cita-cita
perjuangan bangsa, yang kemudian dikenal dengan peristiwa “Sumpah Pemuda”. Para
pemuda ini bekerja tanpa pamrih. Yang diinginkannya hanyalah kemerdekaan , kebebasan,
keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sampai kerja keras mereka
berbuah dengan indah, cita-cita yang diperjuangkan, mengenai kebebasan, sampai kini
dinikmati oleh semua kalangan rakyat Indonesia.
Sekali lagi, sejarah membuktikan pentingnya peran pemuda dalam mengubah
bangsa. Tinta emas yang ditorehkan selalu menyita perhatian dari berbagai jenis kalangan
dan golongan. Tidak peduli dari warna mana pemuda itu berasal, langkah tegapnya selalu
dinanti-nanti. Karena geraknya merupakan manifestasi pembangunan bangsa.

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dewasa ini banyak hal-hal yang terlupakan oleh kita sebagai manusia, khususnya
orang tua dan remaja. Sering sekali terjadi kelalaian dalam proses pendidikan. Hingga tidak
heran banya remaja yang tidak tebentuk sesuai dengan ajaran agama. Hal ini tentu tidak
hanya disebabkan oleh kelalaian dalam peroses pendidikan saja, terdapat banyak faktor yang
menunjang penyimpangan tersebut, misalkan keluarga yang tidak harmonis, teman
sepergaulan, teknologi modern dan lain sebagainya.
Remaja yang menjadi obyek disini merupakan iron stock bagi agama dan bangsa.
Maka apabila terjadi kegagalan dalam proses pendidikan remaja, tidak hanya berdampak
pada keluarga, agama dan bangsa saja tetapi akan lebih berdampak pada spikologi remaja itu
sendiri. Remaja yang sering melakukan penyimpangan akan menjadi terbiasa oleh hal-hal
buruk. Sangat berbeda dengan remaja yang telah ditanamkan pendidikan agama dalam
hidupnya. Sehinggga satu yang harus dicamkan kepada para orang tua yaitu, penanaman
pendidikan agama sejak dini. Karena sangat dikhawatirkan kepada remaja yang tidak
memiliki rasa takut terhadap tuhannya akan mempunyai peluang besar untuk melakukan
penyimpangan moral bahkan sampai dengan tindakan kriminal.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mendidik remaja. Terlebih dalam mendidik
remaja yang telah terjerumus lebih dulu. Dalam ini para orang tua harus lebih menciptakan
suasana keluarga diniyah yang harmonis dan memperhatikan teman sepergaulannya. Masih
banyak hal lain yang bisa kita lakukan dalam memperbaiki kenakalan yang terjadi saat ini.
Semuanya adalah tanggung jawab kita, orang bijak tidak meyalahkan keadaan tetapi mecari
solusi untuk mengahadapi kenyataan.

3.2 SARAN
Marilah kita bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk memperbaiki masa depan
generasi kita, karena hitam dan putih bangsa ini ada di tangan mereka semua. Jika kita tidak
memulai dari sekarang dan dari kita sendiri, maka siapa lagi yang akan memulai dan
memperbaikinya. Tidak ada lagi kata untuk saling menyalahkan. Untuk memulai perbaikan
ini butuh keseriusan semua pihak. Marilah kita sama-sama serius untuk memperbaiki masa
depan bangsa ini. Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok. Marilah kita memulai tidak
hanya dengan bermimpi tetapi dengan usaha yang nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannaya, Syaamil, Bandung

Darussalam,Burhanuddin “Sistem Islam: Solusi Terbaik Bagi Tata Pergaulan Manusia”


(Online) http://www.islamuda.com/?imud=rubrik&menu=cetak&kategori=3&id=210
Publikasi: Admin (04-07-2003) Sumber: ISLAMUDA [http://www.islamuda.com]. (diakses
22 Januari 2010)

Sidik,Muhammad.’Melibatkan Peran Pemuda dalam Mewujudkan Harapan’ (Online)

“Peran dan Tantangan Pemuda dalam Membangun Jati Diri Bangsa” (Online)
http://antisains.blogdetik.com/2009/12/30/peran-dan-tantangan-pemuda-dalam-membangun-
jati-diri-bangsa-refleksi-hari-peringatan-hari-sumpah-pemuda-ke-81/. (diakses 30 desember
2009)

“Peran Agama dalma Pembangunan Bangsa” (Online)


http://Bangrahmat.Wordpress.Com/2010/06/15/Peran-Agama-Dalam-Rencana-
Pembangunan-Karakter-Bangsa/

“Mentoring Agama Islam; Solusi Antisipatif Maraknya Tawuran Pelajar” (Online)


http://fuadbawardi.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fite
m. (diakses 13 Mei 2004)

“Latar Belakang Kenakalan Remaja” (online)


http://masrifatinanani.student.umm.ac.id/2010/07/29/latar-belakang-kenakalan-remaja/.
(diakses 29 Juli)
“Kenakalan Remaja Dan Solusinya Dalam Islam” (Online)
http://www.annajah.net/index.php?option=com_content&view=article&id=294:kultum&catid
=62:sslam&Itemid=107. (diakses 17 Oktober 2011)

Unsilter,“Isi Makalah tentang Kenakalan Remaja” http://unsilster.com/2011/02/isi-makalah-


tentang-kenakalan-remaja/. (diakses 12 Februari 2011)

“Hal – Hal Yang Mempengaruhi Timbulnya Kenakalan Remaja” (Online)


http://h4b13.wordpress.com/2008/01/14/hal-hal-yang-mempengaruhi-timbulnya-kenakalan-
remaja/. (diakses 14 januari 2008)

Assorfillah,Zenar,“Etika Pergaulan Remaja dalam Pandangan Islam” (Online)


http://meetabied.wordpress.com/2009/11/02/etika-pergaulan-remaja-dalam-pandangan-islam/

http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/09/contoh-kenakalan-remaja.html#ixzz1fotRd8MB

Bashir“Cara Mengatasi Kenakalan Remaja” (Online)


http://bashir09.student.umm.ac.id/2010/02/05/cara-mengatasi-kenakalan-remaja/. (diakses 2
Mei 2010)
Kenakalan Remaja dan Solusinya dalam Islam
Posted By: Remaja Mesjid Balige on 5:02 PM
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca tentang perbuatan
kriminalitas yang tejadi di negeri yang kita cintai ini. Ada orang tua kandung yang tega
meniduri anaknya sendiri, ada seorang anak yang meniduri ibu kandungnya sendiri, ada guru
yang melakukan kekerasan dalam mendidik siswa-siwanya dan masih banyak lagi
kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Kerusakan moral sudah merebak diseluruh lapisan
masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa serta orang yang sudah lanjut usia.
Semua kalangan tidak mau disalahkan, pemerintah menyatakan diri telah berusaha
memperbaiki dekadensi moral ini dengan berbagai program yang hanya tertulis dalam kertas-
kertas, ulama’ menyatakan diri sama dengan pemerintah telah melakukan berbagai usaha
untuk memperbaikinya, berbagai organisasi dan gerakan dideklarasikan tetapi hanya sebatas
wacana belaka kenyataannya tetap saja moral negeri ini tidak bisa di perbaiki.
Lantas jika semuanya merasa telah berbuat kenapa semua ini masih saja terjadi?
Lantas siapa yang harus disalahkan? Apakah pemerintahan yang memiliki kuasa yang
bersalah? Atau para ulama’ ? saya rasa terlalu sempit pemikiran kita jika kita hanya
menyalahkan pemerintah atau ulama’. Semua kita bertanggung jawab atas dekadensi moral
yang terjadi dinegeri ini, kita adalah orang-orang yang akan bertanggung jawab atas musibah
moral ini. Dalam tulisan sederhana ini saya mencoba mengajak pembaca untuk lebih
menyorot masalah kenakalan remaja yang terjadi di negeri ini. Ada banyak kriminalitas
remaja yang sangat memiris hati
Ada banyak factor yang menyebabkan kenakalan ini terjadi, setidaknya ada tiga
factor yang mempegaruhi prilaku seorang anak remaja.
Pertama, factor lingkungan. Lingkungan adalah factor yang paling mempengaruhi
prilaku dan watak anak, jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk maka
akhlanyapun akan seperti itu adanya sebaliknya jika dia berada di lingkungan yang baik maka
ia akan menjadi baik pula. Rasulullah r bersabda :
ِ ‫ قَا َل « ْال َم ْر ُء َعلَى د‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َع ْن أ َ ِبى ُه َري َْرة َ َع ِن النَّ ِب ِى‬
‫ِين‬
ُ ‫َخ ِلي ِل ِه فَ ْل َي ْن‬
» ‫ظ ْر أ َ َحدُ ُك ْم َم ْن يُخَا ِل ُل‬
Dari Abu Hurairah t dari nabi r bersabda : seseorang itu atas din saudaranya. Maka
lihatlah salah seorang diantara kalian, siapa yang ditemani. (HR. Ahmad)

Kedua,pedidikan dan pembinaan dari orang tua.


Rasulullah r bersabda :
- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ ُّ ِ‫ قَا َل قَا َل النَّب‬- ‫ رضى هللا عنه‬- َ ‫َع ْن أَبِى ُه َري َْرة‬
َ ‫َص َرانِ ِه أ َ ْو يُ َم ِج‬
‫سانِ ِه‬ ْ ‫« ُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَدُ َعلَى ْال ِف‬
ِ ‫ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِودَانِ ِه أ َ ْو يُن‬، ِ‫ط َرة‬
Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan firah. Maka bapaknyalah yang menjadikan
ia yahudi, atau nasrani, atau majusi (HR. Bukhori)
Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan akhlak dan prilaku
anaknya. Yahudi atau Nasrani anaknya tergantung dari orang tuanya, pembinaan dari orang
tua adalah factor terpenting dalam memperbaiki dan membentuk generasi yang baik.
Ketiga,Pemerintahan dalam hal ini yang lebih spesfiknya adalah lembaga
pendidikan atau sekolah.
Seorang tabi’in terkenal Muhammad bin sirin berkata :
.‫ع َّم ْن تَأ ْ ُخذُونَ دِي َن ُك ْم‬ ٌ ‫ِإ َّن َهذَا ْال ِع ْل َم د‬
ُ ‫ِين فَا ْن‬
َ ‫ظ ُروا‬
“Sesungguhnya ilmi ini ( ilmu sanad) adalah agama maka lihatlah dari siapa kamu
mengambil agama kamu”.[ muqoddimah sohih muslim]
Sekolah yang kita lihat hari ini jarang yang mendidik untuk menjadi orang yang
bertaqwa. Mereka hanya mengajarkan ilmu-ilmu dunia dan tidak mengajarkan ilmu-ilmu
agama. Maka sangat penting bagi para orang tua untuk memilihkan lingkungan sekolah yang
baik untuk anak-anaknya.

SOLUSI
Dari berbagai permasalahan yang terjadi dikalangan remaja masa kini, maka
tentunya ada beberapa solusi yang saya tawarkan dalam pembinaan dan perbaikan remaja
masa kini.
Pertama,membentuk lingkungan yang baik. Sebagaimana di sebutkan diatas
lingkungan merupakan factor terpenting yang mempengaruhi prilaku manusia, maka untuk
menciptakan generasi yang baik kita harus menciptakan lingkungan yang baik dengan cara
lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang sholeh, memilih teman yang
dekat dengan sang Khalik dan masih banyak cara lain yang bisa kita lakukan, jika hal ini
mampu kita lakuakan, maka peluang bagi remaja atau anak untuk melakuakan hal yang
negative akan sedikit berkurang.
Kedua, Pembinaan dalam Keluarga. Sebagaimana disebut diatas bahwa kelurga
juga punya andil dalam membentuk pribadi seorang anak, jadi untuk memulai perbaikan,
maka kita harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama bagi
anak. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling kecil, seperti selalu berkata jujur meski
dalam gurauan. Jangan sampai ada kata-kata bohong, membaca do’a setiap malakukan hal-
hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada keluarga dan masih banyak hal
lagi yang bisa kita lakukan, memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang
baik tetapi kita bisa lakukan itu dengan perlahan dan sabar.
Ketiga, sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki
pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, ada banyak hal yang bisa kita lakukan di
sekolah untuk memulai perbaikan remaja, diantaranya melakukan program mentoring
pembinaan remaja lewat kegiatan keagamaan seperti rohis, sispala, patroli kemanan sekolah
dan lain sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen organisasi ini maka kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.
Masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan dalam memperbaiki kenakalan yang
terjadi saat ini. Semuanya adalah tanggung jawab kita, orang bijak tidak meyalahkan keadaan
tetapi mecari solusi untuk mengahadapi kenyataan. Marilah kita bekerja sama dan sama-sama
bekerja untuk memperbaiki masa depan generasi kita, karena hitam dan putih bangsa ini ada
di tangan mereka semua. Jika kita tidak memulai dari sekarang dan dari kita sendiri, maka
siapa lagi yang akan memulai dan memperbaikinya. Tidak ada lagi kata untuk saling
menyalahkan. Untuk memulai perbaikan ini butuh keseriusan semua pihak. Marilah kita
sama-sama serius untuk memperbaiki masa depan bangsa ini. Mimpi hari ini adalah
kenyataan hari esok. Marilah kita memulai tidak hanya dengan bermimpi tetapi dengan usaha
yang nyata.

Anda mungkin juga menyukai