KETENAGAAN DAN
PERENCANAAN KEBUTUHAN STAF
LEMBAR PENGESAHAN
ii
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASIRIAN
NOMOR: 445//427.78/2018
TENTANG
iii
Kerja;
12. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
nomor 26 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
22 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktik Ortotis Prostetis.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
23 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktik Okupasi Terapis.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit.
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Bidan;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 373/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Sanitarian;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Gizi;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 375/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Radiografer;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 376/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Fisioterapi;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan;
24. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 378/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Perawat Gigi;
25. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 573/Menkes/SK/VII/2008 tentang Standar Profesi
Asisten Apoteker;
26. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta
Rumah Sakit;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 4 Tahun
2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian Kabupaten
Lumajang;
28. Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2017 tentang
Peraturan Internal Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian;
29. Keputusan Bupati Lumajang Nomor 821/71/427/61/2016
tentang Pengangkatan dr. Wawan Arwijanto sebagai
iv
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG
PANDUAN PENGHITUNGAN POLA KETENAGAAN DAN
PERENCANAAN KEBUTUHAN STAF
Pertama : Panduan Penghitungan Pola Ketenagaan dan Perencanaan
Kebutuhan Staf di Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Pasirian sebagaimana terlampir dalam Peraturan ini.
Kedua : Panduan Penghitungan Pola Ketenagaan dan Perencanaan
Kebutuhan Staf di Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Pasirian digunakan dalam perencanaan kebutuhan staf di
Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :LUMAJANG
Pada Tanggal : 15 Agustus 2018
DIREKTUR
RSUD PASIRIAN
v
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian
Nomor : 445//427.78/2018
Tanggal : 15 Agustus 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat-Nya Panduan Penghitungan Pola Ketenagaan dan Perencanaan
Kebutuhan Staf di Rumah Sakit ini dapat terselesaikan. Panduan
Penghitungan Pola Ketenagaan dan Perencanaan Kebutuhan Staf ini berisi
acuan dalam melaksanakan penghitungan Pola Ketenagaan dalam rangka
perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit,
berdasarkan metode Workload Indicators on Staffing Needs (WISN).
Kami menyadari bahwa isi dari Panduan Penghitungan Pola Ketenagaan
dan Perencanaan Kebutuhan Staf di Rumah Sakit ini masih belum
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan, sehingga akan lebih sempurna di masa mendatang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Panduan Penghitungan Pola Ketenagaan dan Perencanaan Kebutuhan Staf
di Rumah Sakit, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi.
Semoga amal kebaikan diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa.
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang telah melalui proses
seleksi dan rekrutmen sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi yang
ditetapkan untuk menjamin tersedianya sumber daya manusia (karyawan)
yang profesional dan memiliki kompetensi yang sesuai di bidangnya
masing-masing.
Sebagaimana kita ketahui bahwa situasi pelayanan kesehatan
mengalami perubahan mendasar dalam memasuki abad ke-21 ini.
Perubahan tersebut sebagai dampak dari perubahan sosial, politik,
ekonomi, kependudukan serta pengembangan IPTEK. Dari ketiga
perubahan membawa implikasi terhadap perubahan sistim pelayanan
kesehatan dan tantangan bagi tenaga kesehatan dalam proses
profesionalisme. Dalam merespon hal tersebut diatas, harus bersifat
kondusif, dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan SDM dan
menentukan langkah–langkah kongkrit dalam pelaksanaannya. Langkah
tersebut dapat berupa penataan sistim pemberdayaan SDM profesional
dan ketenagaan di lingkungan Rumah Sakit.
Kegiatan pelayanan kesehatan tergantung pada kualitas dan kuantitas
tenaga SDM yang bertugas selama 24 jam terus menerus. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan diperlukan dukungan sumber daya
manusia yang mampu mengemban tugas dan mengadakan perubahan.
Agar pelayanan yang diberikan bisa optimal perlu adanya perencanaan,
baik jumlah maupun klasifikasi tenaga serta pendayagunaan tenaga
sesuai dengan sistim pengelolaan yang ada. Sehubungan dengan hal
tersebut diatas, maka disusunlah pedoman managemen SDM Rumah
Sakit yang diharapkan dapat digunakan untuk menetapkan kebutuhan
tenaga medis, para medis dan non medis berdasarkan kualifikasi dan
jenis pelayanan di Rumah Sakit.
1
B. DEFINISI
1. Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa: “Perencanaan
sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan
sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti
mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya
berinteraksi dengan rencana organisasi”.
2. George Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder, 1981:173)
mendefinisikan bahwa: “Perencanaan tenaga kerja adalah proses
peramalan, pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan
yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai,
penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat, yang secara
otomatis lebih bermanfaat”.
3. Analisis kebutuhan pegawai adalah proses yang dilakukan secara
logic, teratur, dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah dan
kualitas pegawai yang diperlukan. Analisis kebutuhan pegawai
dilakukan agar pegawai memiliki pekerjaan yang jelas sehingga
pegawai secara nyata terlihat sumbangan tenaganya terhadap
pencapaian misi organisasi atau program yang telah ditetapkan
(Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).
4. Faktor internal adalah kondisi persiapan dan kesiapan SDM sebuah
organisasi/perusahaan dalam melakukan operasional bisnis pada
masa sekarang dan untuk mengantisipasi perkembangannya dimasa
depan. Dengan kata lain faktor internal adalah alasan permintaan
SDM, yang bersumber dari kekurangan SDM didalam
organisasi/perusahaan untuk melaksanakan bisnisnya, yang
menyebabkan diperlukan penambahan jumlah SDM.
5. Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan bisnis yang berada diluar
kendaliperusahaan yang berpengaruh pada rencana strategic dan
rencana operasional, sehingga langsung atau tidak langsung
berpengaruh pada perencanaan SDM.Faktor eksternal tersebut pada
dasarnya dapat dikategorikan sebagai sebab atau alasan permintaan
SDM dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan.
6. Faktor Ketenagakerjaan merupakan kondisi tenaga kerja (SDM) yang
dimiliki organisas/perusahaan sekarang dan prediksinya dimasa
depan yang berpengaruh pada permintaan tenaga kerja baru. Kondisi
tersebut dapat diketahui dari hasil audit SDM dan Sistem Informasi
2
SDM (SISDM) sebagai bagian dari Sistem Informasi manajemen
(SIM) sebuah organisasi/perusahaan.
7. Perencanaan Organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi
perkembangan organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara
drastis oleh tingkat produksi, baik dari perusahaan penyedia (suplier)
maupun pesaing.
8. Analisis jabatan adalah suatu kegiatan untuk mencatat, mempelajari
dan menyimpulkan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang
berhubungan dengan masing-masing jabatan secara sistematis dan
teratur, agar bisa menerapkan motto "the right man on the right place
at the right time" ada beberapa hal yang harus diketahui.
9. Uraian jabatan adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas
dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan
fakta-fakta yang ada.Penyusunan uraian jabatan ini adalah sangat
penting, terutama untuk menghindarkan terjadinya perbedaan
pengertian, untuk menghindari terjadinya pekerjaan rangkap, serta
untuk mengetahui batas-batas tanggung jawab dan wewenang
masing-masing jabatan.
10. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang
harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Teknik penghitungan
yang baru harus melalui cara yang lebih mudah dan dapat
diaplikasikan dalam semua unit pelayanan yang ada di Rumah Sakit,
sehingga penyebaran dan penyamaan perhitungan dalam masing-
masing unit mempunyai standar yang sama dengan pola
pengembangan yang berbeda di masing-masing unit pelayanan.
3
BAB II RUANG LINGKUP
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk
kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang dan
menghindari kesalahan manajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas.
2. Tujuan Khusus
a. Dasar bagi penyusunan kebutuhan pegawai dan proses
perhitungan secara logis dan teratur untuk menentukan jumlah dan
kualifikasi tenaga yang dibutuhkan organisasi, sehingga mampu
melaksanakan tugasnya secara berdayaguna, berhasil guna dan
berkelanjutan.
b. Sebagai dasar bagi penyusunan program kerja dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan
ditetapkan organisasi.
c. Memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi
secara lebih baik.
d. Meningkatkan efektivitas kerja apabila sumber daya manusia yang
ada telah sesuai dengan kebutuhan organisasi.
e. Meningkatkan produktivitas kerja apabila memiliki data tentang
pengetahuan, pekerjaan, pelatihan yang telah diikuti oleh sumber
daya manusia.
f. Dapat menentukan kebutuhan tenaga kerja di masa depan, baik
dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk mengisi berbagai
jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas baru kelak.
g. Ketenagaan makro di rumah sakit.
B. PERENCANAAN KETENAGAAN/SDM
Perencanaan ketenagaan/SDM merupakan aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi
perkembangan organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis
oleh tingkat produksi, baik dari perusahaan penyedia (suplier) maupun
pesaing. Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahan teknologi,
kondisi permintaan dan penawaran, serta perencanaan karir.
Kesimpulannya, perencanaan sumber daya manusia (PSDM)
4
memberikan petunjuk masa depan, menentukan dimana tenaga kerja
diperoleh, kapan tenaga kerja dibutuhkan, dan pelatihan dan
pengembangan jenis apa yang harus dimiliki tenaga kerja. Melalui
rencana suksesi, jenjang karier tenaga kerja dapat disesuaikan dengan
kebutuhan perorangan yang konsisten dengan kebutuhan suatu
organisasi.
Syarat–syarat yang harus diketahui dalam perencanaan SDM antara lain:
1. Harus mengetahui secara jelas masalah yang akan direncanakannya.
2. Harus mampu mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang
SDM.
3. Harus mempunyai pengalaman luas tentang job analysis, organisasi
dan situasi persediaan SDM.
4. Harus mampu membaca situasi SDM masa kini dan masa
mendatang.
5. Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
6. Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan perburuhan
pemerintah
5
rencana operasional, sehingga langsung atau tidak langsung
berpengaruh pada perencanaan SDM. Faktor eksternal tersebut pada
dasarnya dapat dikategorikan sebagai sebab atau alasan permintaan
SDM dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan. Sebab atau alasan
tersebut terdiri dari:
Faktor Ekonomi Nasional dan Internasional (Global)
Faktor Sosial, Politik dan Hukum
Faktor Teknologi
Faktor Pasar Tenaga Kerja dan Pesaing
3. Faktor Ketenagakerjaan
Faktor ini merupakan kondisi tenaga kerja (SDM) yang dimiliki
organisas/perusahaan sekarang dan prediksinya dimasa depan yang
berpengaruh pada permintaan tenaga kerja baru. Kondisi tersebut
dapat diketahui dari hasil audit SDM dan Sistem Informasi SDM
(SISDM) sebagai bagian dari Sistem Informasi manajemen (SIM)
sebuah organisasi/perusahaan.
Beberapa dari faktor ini adalah:
a. Jumlah, waktu dan kualifikasi SDM yang pensiun, yang harus
dimasukan dalam prediksi kebutuhan SDM sebagai
pekerjaan/jabatan kosong yang harus dicari penggantinya.
b. Prediksi jumlah dan kualifikasi SDM yang akan berhenti/keluar dan
PHK sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama(KKB) atau
kontrak kerja, yang harus diprediksi calon penggantinya untuk
mengisi kekosongan pada waktu yang tepat, baik yang bersumber
internal maupun eksternal.
c. Prediksi yang meninggal dunia
D. UNIT TERKAIT
1. Kepala Bidang/manajer Human Resource Departemen di rumah sakit
……
2. Seluruh Kepala Bidang/manajer di rumah sakit ……
3. Seluruh Kepala Unit di rumah sakit ……
6
3. Mengumpulkan data dan informasi tentang SDM.
4. Mengelompokkan data dan informasi serta menganalisisnya.
5. Menetapkan beberapa alternative.
6. Memilih yang terbaik dari alternative yang ada menjadi rencana kerja.
7. Menginformasikan rencana kepada para karyawan untuk
direalisasikan.
F. PENANGGUNG JAWAB
1. Manajer Human Resource Departement Rumah Sakit ………..
2. Direktur Rumah Sakit ………………….
7
Prinsip Penyusunan Formasi
Dalam penyusunan formasi ketenagaan hendaknya diperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Setiap jenjang jabatan jumlah karyawannya sesuai dengan beban
kerjanya.
2. Setiap perpindahan dalam posisi jabatan baik karena adanya mutasi
atau promosi, dapat dilakukan apabila tersedia posisi jabatan yang
lowong.
3. Selama beban kerja organisasi tidak berubah komposisi jumlah
karyawan tidak berubah.
8
Perubahan komposisi karyawan berarti perubahan pula
penempatannya, baik karena pensiun, promosi, mutasi, tingkat
pendidikan dan pengalaman karyawan, kelangkaan tenaga spesialis,
kebijakan pengaturan dinasatau karena hal lain.Perubahan komposisi
karyawan merupakan perubahan jumlah karyawan dalamformasi.
4. Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi
Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi dapat
berupapeningkatan mutu pelayanan, perubahan kebijakan
pembinaan dan pengembangan,misalnya pengalihan pencapaian
program dari swakelola menjadi pelimpahanpekerjaan kepada pihak
ketiga. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi pulakepada jumlah
beban kerja.
5. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada:
a. Tipe dan lokasi
b. Lay out ruang keperawatan
c. Fasilitas dan juknis pelayanan yang diberikan.
d. Kelengkapan peralatan medik, diagnostik
e. Pelayanan penunjang dari unit lain.
f. Macam kegiatan yang dilaksanakan: penyuluhan, kunjungan
rumah, dll.
9
BAB III TATA LAKSANA
10
Metode-metode yang digunakan untuk mengestimasi/menilai suplai
SDM internal yaitu:
1. Auditing Pekerjaan dan Keahlian
Tahap permulaan untuk mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan yang ada didalam suatu perusahaan adalah
mengaudit pekerjaan yang sedang dilakukan organisasi pada
saat ini. Penilaian internal ini menolong menempatkan
kedudukan suatu organisasi dalam mengembangkan atau
memantapkan keunggulan kompetitif. Analisis yang
komprehensif dari semua pekerjaan saat ini memberikan dasar
untuk mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan pada
masa yang akan datang.
2. Inventarisasi Kemampuan Organisasi
Sumber dasar dari data tenaga kerja adalah data Sumber Daya
Manusia pada organisasi. Perencana dapat menggunakan
inventarisasi ini untuk menentukan kebutuhan jangka panjang
untuk perekrutan, penyeleksian dan pengembangan sumber
daya manusia. Juga informasi tersebut dapat menjadi dasar
untuk menentukan kemampuan tambahan yang diperlukan
tenaga kerja masa mendatang yang mungkin belum diperlukan
pada saat ini
3. Perencanaan Strategik Organisasi (Renstra)
Lihat visi & misi organisasi, apa yang ingin dicapai organisasi
kedepannya. Program/rencana pengembangan yang
dicanangkan organisasi, dan ini dikaitkan dengan rencana
kebutuhan SDM
4. Perencanaan SDM
a. Dari rencana operasional/rencana pengembangan bisnis
organisasi, lakukan analisa tenaga kerja (SDM) yang sudah
ada saat ini , lakukan maping dari tenaga yang ada
(peramalan SDM yang ada)
b. Lakukan analisa kebutuhan tenaga yang diperlukan terkait
dengan program pengembangan yang telah direncanakan
oleh organisasi. Hitung jumlah kebutuhan tenaga yang
diperlukan dengan menghitung beban kerja (peramalan
SDM yang dibutuhkan dengan metode WISN (Work Load
Indicator Staffing Need)
11
c. Bandingkan kondisi ketenagaan antara peramalan SDM
yang ada dan peramalan SDM yang dibutuhkan:
1. Bila tenaga yang tersedia sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan saat ini maka tidak perlu menambah
tenaga baru. Namun yang perlu diperhatikan adalah
kompetensi yang dimiliki karyawan tersebut, apakah
sudah sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan.
Bila kompetensinya belum memadai, maka perlu
direncanakan untuk mengikuti pelatihan/pendidikan.
2. Bila tenaga yang tersedia lebih dari yang dibutuhkan,
maka perlu dipikirkan untuk membatasi penerimaan
karyawan, mengurangi jam kerja, pension dini,
pemberhentian sementara, dll
3. Bila tenaga yang tersedia kurang dari yang dibutuhkan,
lakukan rekrutmen. Ada dua sumber persediaan SDM
yaitu internal dan eksternal.
Suplai Internal
Persediaan/suplai internal bisa berasal dari
karyawan yang telah ada yang dapat dipromosikan,
ditransfer, atau didemosi untuk mengisi lowongan
baru.
Suplai Eksternal
Suplai eksternal berasal dari luar atau mereka yang
tidak sedang bekerja di organisasi tersebut dan siap
direkrut oleh organisasi/perusahaan sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan (standar minimal
kebutuhan tenaga yang diperlukan
12
ALUR PERENCANAAN KETENAGAAN TERINTEGRASI
LINGKUNGAN EKSTERNAL
LINGKUNGAN INTERNAL
PERENCANAAN
STRATEGIK
ORGANISASI
PERENCANAAN
SDM
KOMPARASI
PERAMALAN SDM PERAMALAN
KEBUTUHAN &
YANG SDM TERSEDIA
DIBUTUTUHKAN KETERSEDIAAN SDM
INTERNAL
MEMBATASI PENERIMAAN,
MEMBATASI JAM KERJA, REKRUTMEN
PENSIUN DINI,
PEMBERHENTIAN EKSTERNAL
SEMENTARA
B. POLA KETENAGAAN
Analisis Kebutuhan Pegawai adalah proses yang dilakukan secara logis,
teratur, dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah dan kualitas
pegawai yang diperlukan, Analisis kebutuhan pegawai dilakukan agar
pegawai memiliki pekerjaan yang jelas sehingga pegawai secara nyata
terlihat sumbangan tenaganya terhadap pencapaian misi organisasi atau
program yang telah ditetapkan.
Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang
harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Teknik penghitungan
13
yang baru harus melalui cara yang lebih mudah dan dapat diaplikasikan
dalam semua unit pelayanan yang ada di Rumah Sakit, sehingga
penyebaran dan penyamaan perhitungan dalam masing-masing unit
mempunyai standar yang sama dengan pola pengembangan yang
berbeda di masing-masing unit pelayanan. Teknik yang dimaksudkan
meliputi:
1. Mudah dilakukan, menggunakan data yang sudah dikumpulkan
dan sudah tersedia.
2. Mudah digunakan, hasil perhitungan dapat berkontribusi pada
kebijakan staffing di pelayanan kesehatan.
3. Komprehensif, hasilnya dapat diterima oleh manajemen, misalnya
yang berhubungan dengan keuangan.
4. Realistis, hasilnya tidak membebani budgeting dan alokasi sumber
daya.
14
Dalam penyusunan formasi hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Setiap jenjang jabatan jumlah karyawannya sesuai dengan beban
kerjanya.
b. Setiap perpindahan dalam posisi jabatan yang baik karena adanya
mutasi ataupromosi dapat dilakukan apabila tersedia posisi jabatan
yang lowong.
c. Selama beban kerja organisasi tidak berubah komposisi jumlah
karyawan tidak berubah.
3. Hal-hal yang Mempengaruhi
Dalam menghitung formasi karyawan, perlu mengidentifikasi hal-hal
yang mempengaruhi terjadinya perubahan dalam organisasi.
Beberapa hal tersebut adalah:
a. Perubahan target-target
Setiap unit kerja dalam organisasi setiap kurun waktu tertentu
menetapkan program-program yang didalamnya terkandung target
yang akan menjadi bebanpekerjaan. Target yang berubah akan
mempengaruhi pula jumlah beban pekerjaan. Dengan demikian,
beban kerja jabatan akan bergantung kepada ada tidaknya
perubahan target dari program yang ditetapkan oleh unit kerjanya.
Khususnya faktor klien meliputi:
1) Tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan
2) Tipe klien sesuai dengan penyakitnya, usia, maupun faktor
spesifik.
3) Jumlah klien dan fluktuasinya.
4) Keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatannya.
5) Harapan klien dan keluarganya.
b. Perubahan fungsi-fungsi
Fungsi yang dimaksud disini adalah fungsi unit kerja. Perubahan
fungsi unit kerja memiliki kecenderungan mempengaruhi bentuk
kelembagaan.Dengan adanya perubahan fungsi unit berarti juga
mempengaruhi peta jabatan.
c. Perubahan komposisi karyawan
Komposisi karyawan dapat digambarkan dalam penempatan
karyawan dalam jabatan mengikuti peta jabatan yang ada.
Perubahan komposisi karyawan berarti perubahan pula
penempatannya, baik karena pensiun, promosi, mutasi, tingkat
15
pendidikan dan pengalaman karyawan, kelangkaan tenaga
spesialis, kebijakan pengaturan dinasatau karena hal lain.
Perubahan komposisi karyawan merupakan perubahan jumlah
karyawan dalamformasi.
d. Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi
Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi dapat
berupapeningkatan mutu pelayanan, perubahan kebijakan
pembinaan dan pengembangan,misalnya pengalihan pencapaian
program dari swakelola menjadi pelimpahanpekerjaan kepada
pihak ketiga. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi
pulakepada jumlah beban kerja.
e. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada:
1) Tipe dan lokasi
2) Lay out ruang keperawatan
3) Fasilitas dan juknis pelayanan yang diberikan.
4) Kelengkapan peralatan medik, diagnostik
5) Pelayanan penunjang dari unit lain.
6) Macam kegiatan yang dilaksanakan: penyuluhan, kunjungan
rumah, dll.
Dari beberapa indikator/metode penghitungan pola ketenagaan
yang ada, Departemen HRD akan menggunakan beberapa metode
dalam pengaturan pelaksanaan kerja di Unit-unit dan departemen
terkait.
16
dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin.
f. Waktu kerja.
RUMUS
Waktu Kerja Tersedia = {a-(b+c+d+e)} x f
Kategori
Kode Faktor Dokter Ket.
Perawat
Sp.X
a Hari kerja 260 260 Hari/tahun
b Cuti tahunan 12 12 Hari/tahun
c Pendidikan dan 5 10 Hari/tahun
Pelatihan
d Hari libur nasional 19 19 Hari/tahun
e Ketidakhadiran Kerja 10 12 Hari/tahun
Waktu kerja 8 8 Jam/hari
f Waktu kerja tersedia 1712 1656 Jam/hari
Hari kerja tersedia 214 207 Hari kerja/tahun
17
1. dr. Sp.PD.
Klinik Penyakit Dalam
2. Perawat
Instalasi/Unit Klinik Kebidanan dan 1. dr. Sp.OG.
Rawat Jalan Kandungan 2. Bidan
1. dr. Sp.B.
Klinik Bedah
2. Perawat
1. dr. Sp.BU.
2. dr. Sp.OT.
Instalasi/Unit 3. dr. Sp Anestesi
Rawat Inap Bedah
Rawat Inap 4. dokter Umum plus
5. Penata Anestesi
6. Perawat
Contoh:
a. Jika operasi mayor membutuhkan waktu rata-rata 2 jam, maka
berapa standar beban kerja dokter dengan waktu kerja
1.776jam/tahun. Standar beban kerja = 1.776/2 = 888 operasi
mayor/tahun. Hal ini tidak berarti bahwa dokter diharapkan
mengoperasi 888 kali/tahun. Operasi mayor hanyalah salah satu
komponen beban kerja dokter, hasil ini bermakna bahwa operasi
mayor akan menghabiskan 1/888 waktu kerja dokter/tahun.
b. Untuk kategori B (staf pendukung), waktu kerja per tahun 1.872
jam. Operasi mayor membutuhkan rata-rata 2,5 jam (15 menit
persiapan, 2 jam operasi, 15 menit pembersihan), maka Standar
beban kerja untuk operasi besar: Standar beban kerja =
1.872/2,5 = 749 operasi besar/tahun.
18
Waktu Kerja Tersedia 1.656 Jam/tahun
Faktor kelonggaran (untuk pertemuan
52 Jam/tahun
audit medis 1 jam/minggu)
Standar kelonggaran 0,03
Unit Kuantitas
No Kerja/Kategori Kegiatan Pokok
A B C D
Pokok
Pemeriksaan
Klinik Penyakit 9.100 1.300 6.500 15.600
pasien baru
A Dalam (dr.
Pemeriksaan
Sp.PD) 6.067 867 4.334 10.400
pasien lama
Pemeriksaan
Klinik Bedah 390 1.950 4.680
B pasien baru 2.730
(dr. Sp.B)
Pemeriksaan 1.365 195 975 2.340
19
pasien lama
Tindakan medis
1.706 244 1.219 2.925
kecil
Tindakan medis
1.024 146 731 1.755
sedang
Keterangan:
A : Jumlah kegiatan pelayanan selama 7 bulan
B : Rata-rata kegiatan pelayanan per bulan
C : Jumlah pelayanan 5 bulan berikutnya (B x 5 bulan)
D : Jumlah kumulatif kegiatan pelayanan selama 1 tahun (A + C)
Kategori SDM/unit
Kegiatan Pokok
kerja KG SBK KT
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Pemeriksaan 15.600 14.194 1,10
pasien lama
Poli Penyakit Dalam
Pemeriksaan 10.400 9.973 1,04
pasien baru
Visite pasien baru 6.388 24.840 0,26
Visite pasien lama 31.937 16.560 1,93
Rawat Inap
Tindakan medis 0,14
kecil
Keterangan:
KG : Kuantitas Kegiatan selama 1 tahun
SBK: Standar Beban Kerja
KT : Kebutuhan SDM (KG/SB)
20
Kategori SDM/unit
Kegiatan Pokok
kerja KT SK
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Pemeriksaan
1,10
Poli Penyakit pasien lama
2,14
Dalam Pemeriksaan
1,04
pasien baru
0,03 4,49
Visite pasien baru 0,26
Visite pasien lama 1,93
Rawat Inap 2,32
Tindakan medis
0,14
kecil
21
dijumlahkan:
WPL + WPTL + WPK
Keterangan:
WPL : Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung
WPTL: Perawatan tidak langsung
WPK : Waktu untuk penyuluhan kesehatan
Kebutuhan staf keperawatan dasar adalah jumlah minimal dari tenaga
keperawatan pada setiap unit /bangsal/ruang sesuai kebijakan
Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian dengan menentukan:
1. Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
2. Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun
3. Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun: 365 – 86 = 279 hari
4. Jumlah minggu efektif = 279: 7 = 39,8 minggu
5. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun: 39,8 minggu x 40 jam =
1.592 jam/tahun
Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis Perawatan
pasien/hr kerja
pasien/hari
1 Penyakit
Dalam
2 Bedah
3 Gawat
4 Anak
5 Kebidanan
Jumlah
22
3 Askep Agak
Berat
4 Askep Maksimal
Jumlah
Kamar Operasi
1. Dasar perhitungan tenaga:
2. Jumlah dan jenis operasi
3. Jumlah kamar operasi
4. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari)
5. Tugas perawat 2 orang/tim (instrumen + sirkulasi)
6. Ketergantungan pasien:
a) Operasi Besar : 5 jam
b) Operasi sedang: 2 jam
c) Operasi kecil : 1 jam
7. Alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD
23
Misal: 30 operasi/hari:
Operasi besar : 6 orang
Operasi sedang : 15 orang
Operasi kecil : 9 orang
= 20,71 = 21orang
Gawat Darurat
Dasar perhitungan:
1. Rata-rata jumlah pasien/hari
2. Jumlah jam perawatan/hari =
Critical Care
a. Jumlah perawatan/hari =
b. Rata rata jumlah pasien/hari =
1. Tenaga yang dibutuhkan
2. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan
Rawat Jalan
a. Jumlah perawatan/hari =
b. Rata-rata jumlah pasien/hari =
24
1) Tenaga yang dibutuhkan
2) Koreksi 15% =
3) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan
Kamar Bersalin
a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan
(Kala I s/d IV )/pasien = jam
Kamar Bersalin
Jml jam perawat x 52 mg x 7 hr x jml kunj + koreksi 25%
41 ml mg efektif x 40 jam
F. KUALIFIKASI
No Jabatan/Fungsi Kualifikasi
Direktur RS S2 MARS
Manajer S1
Kepala 1. S1/DIII Keperawatan
25
No Jabatan/Fungsi Kualifikasi
26
No Jabatan/Fungsi Kualifikasi
27
No Jabatan/Fungsi Kualifikasi
1. SMA/Sederajat
33 Laundry 2. Menguasai system pengolahan Laundry
3. Pengalaman dibidangnya 2 tahun
1. SMA/Sederajat
2. Mempunyai postur tubuh yang ideal, sehat
34 Security rohani dan jasmanI
3. Pengalaman dibidangnya 2 tahun
4. Pernah mengiku pelatihan keamanan
28
BAB IV DOKUMENTASI
Jumlah
DD
2 Bidan
EE
Bidan dst
Jumlah
29
EVALUASI PERENCANAAN KETENAGAAN RUMAH SAKIT
SETELAH PROSES REKRUTMEN, MUTASI, ROTASI DAN RESIGN
(PLACEMENT & REPLACEMENT)
(ISI ADALAH CONTOH)
KOMPOSISI
TAMBAHAN PENGURANGAN JUMLAH TAMBAHAN PENGURANGAN
TENAGA JUMLAH
TENAGA TGL … TENAGA TGL … TENAGA TENAGA TGL … TENAGA TGL …
UNIT/RUANGAN TENAGA
AKHIR
NO DAN JENIS AKHIR
MUTASI/ MUTASI/ TGL MUTASI/
TENAGA TGL ………...
PENDIDIKAN JML REKRUT ROTASI DR ROTASI RESIGN ………... REKRUT JML ROTASI KE RESIGN
UNIT KE UNIT UNIT
SPK
1 - - - 1
1
D III
RUANG KARTIKA 13 2 Hesti 1 - - 16
TENAGA
S1
PERAWAT 4 1 Brawijaya 1 - - 6
>S1
- - - - -
JUMLAH
18 23
- - - -
SPK
RUANG
17 - - 17
BRAWIJAYA D III
TENAGA
2 7 - - Kartka 1 6
PERAWAT S1
- - - -
>S1
JUMLAH
24 23 dst
30
POLA KETENAGAAN UNIT KERJA ………
JENJANG PELATIHAN
PENDIDIKAN MASA KERJA/TAHUN PANGKAT/GOLONGAN JML YANG
KARIR
NAMA JENIS TENAGA JML YG PERNAH
NO RASIO
KARYAWAN TENAGA SPK/ >5- PK PK PK SAAT DIBUTUHKAN DIIKUTI
DIII S1 >S1 0-5 >10-15 >15 INI SESUAI
SMA 10 1 2 3
PROFESI
31
Format: Prediksi kebutuhan tenaga sesuai analisis tahun:….
(isi hanya contoh yg msk nanti dlm program kerja)
32
Format: “Placement/Replacement nama- namakaryawan ” (isihanya contoh yg msk nanti dlm program kerja),
Nama
Jabatan saat Proyeksi
No Nama Karyawan Jabat an saat ini Keterangan karyawan Keterangan
ini jabatan
pengganti
Kompetensi sbg
Mgr Kep belum
Mgr Kep per
Ex: Rencana pension lengkap, rencana
Mgr Kep Dita SKep, NS Ka-Unit ICU 1 Pebruari
1 Anis Skep Ns 1Pebruari 2018 ikut program
2018
pelatihan sesuai
Job disc
Kompetensi sbg Ka
Ka Unit ICU Unit ICU belum
Penanggung
Promosi sbg Mgr per 1 lengkap, rencana
2 Dita SKep, NS Ka-Unit ICU Rani Jawab Shif di
Kep Pebruari ikut program
unit bedah
2018 pelatihan sesuai
Job disc
Dst
3
33
Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian
Direktur,
34