Anda di halaman 1dari 18

Proposal Pemetaan Mandiri : Geologi Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah

Disusun untuk memenuhi penilaian mata kuliah Pemetaan mandiri

Oleh :
Mohammad Fahmi Amiruddin
101216001

Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi


Program Studi Teknik Geologi
Universitas Pertamina
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Daerah Pemetaan : Desan Panohan, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa
Tengah

Mahasiswa
Nama : Mohammad Fahmi Amiruddin
NIM : 101216001
Program studi : Teknik Geologi

Dosen Pembimbing
Nama : Epo Kusumah
NIP :

Jakarta, 18 Mei 2019


Pembimbing, Mahasiswa,

Epo Kusumah M.Sc Mohammad Fahmi Amiruddin


NIP NIM 101216001

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………...1
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………3
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………...4
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………5
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 6
1.1. Tujuan............................................................................................................................... 6
1.2. Metodologi ....................................................................................................................... 6
1.3. Lokasi Penelitian .............................................................................................................. 8
BAB II GEOLOGI REGIONAL ................................................................................................... 9
2.1 Kerangka dan Evolusi tektonik ............................................................................................ 9
2.2 Stratigrafi Regional………………………………………………………………………..10
2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................................................... 12
BAB III KERANGKA WAKTU ................................................................................................. 14
BAB IV RENCANA KEUANGAN ............................................................................................ 15
BAB V DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Area pemetaan ( Sumber : Google earth dan Peta geologi lembar Rembang (Darwan
Kadar dan Sudijono, 1993) ............................................................................................................. 8
Gambar 2 Sketsa tektonik di Jawa Timur utara (Husein et al., 2016) ............................................ 9
Gambar 3 Kolom stratigrafi daerah Rembang (Kadar dan Sudijono, 1994) ................................ 12

4
DAFTAR TABEL

Table 1 Koordinat Lokasi daerah pemetaan ................................................................................... 8


Table 2 Timeline kerja .................................................................................................................. 14
Table 3 Daftar rencana keuangan ................................................................................................. 15

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Dalam pemetaan geologi mandiri ini memiliki Tujuan umum dan tujuan secara khusus.
Untuk tujuan umum yaitu untuk memenuhi mata Kuliah Lapangan dan Pemetaan
Geologi yang tercantum dalam kurikulum pendidikan S-1 Program Studi Teknik
Geologi Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi Universitas Pertamina.
Sedangkan untuk tujuan khusus dari pemetaan ini adalah untuk mengetahui kondisi
suatu daerah dengan melihat aspek stratigrafi, geomorfologi, struktur geologi, dan
sejarah geologi. Hasil yang ingin dicapai yaitu pembuatan peta geologi dan penampang
geologi dimana nantinya dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
1.2. Metodologi
Metode yang digunakan terdiri atas :
1.2.1 Pra-Observasi
- Studi literatur
Studi literatur yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi-informasi terkait
daerah pemetaan dari berbagai sumber yang kredibel, jurnal ilmiah, paper dan
buku-buku, dll.
- Studi pengindraan jauh
 Pengamatan menggunakan citra satelit dan google earth
Setelah melakukan studi literatur kemudian dilanjutkan dengan melakukan
pengamatan pengindraan jauh dengan menggunakan google earth serta
beberapa analisis citra satelit sebagai tahap awal untuk penentuan langkah
berikutnya dalam pemetaan.
- Pembuatan peta awal observasi
 Pembuatan dan analisa peta Geomorfologi
Analisa geomorfologi ini dapat dilakukan dengan google earth, ataupun
pengindraan jauh, ataupun metode lain untuk melihat fitur-fitur geologi
yang ada di daerah pemetaan. Selain menggunakan pengindraan jauh kita
juga dapat membuat peta geomorfologi dengan data DEM untuk membantu
kita dalam observasi lapangan.

6
 Pembuatan peta dasar
Pembuatan peta dasar diperlukan diawal perencanaan sebelum melakukan
observasi langsung dilapangan sebagai pedoman kita dalam pembuatan
lintasan atau jalur untuk melakukan pengamatan.
 Pembuatan rencana lintasan (traverse)
Penentuan lintasan atau traverse dilakukan setelah pembuatan peta dasar.
Pemilihan lintasan yang baik akan memudahkan kita mengambil data ketika
survey dan observasi langsung dilapangan.
1.2.2 Observasi dan pengamatan
Dalam pemetaan mandiri geologi ini saya menggunakan metode lintasan kompas
dan metode orientasi lapangan. Dalam metode lintasan kompas ini lebih cenderung
menggunakan basis lintasan yang dikontrol oleh kompas dan peta rencana lintasan
dalam observasi singkapan dilapangan. Selain menggunakan lintasan kompas, juga
memerhatikan peta geomorfologi dan topografi untuk melihat fitur-fitur geologi,
seperti sungai, bukit, gunung dll untuk pertimbangan observasi lapangan. Observasi
lapangan dan pengambilan data ini akan dilakukan pada bulan Juni, lebih tepatnya
pada minggu ke 2-4, dan secara efektif dilapangan sebanyak 14 hari.
1.2.3 Analisis data
Setelah melakukan observasi lapangan dan pengambilan data, selanjutnya akan
dilakukan analisa data. Aspek yang akan dianalisa adalah sedimentoloi,
mikropaleontologi, petrologi dan petrografi, struktur geologi dan sejarah geologi.
Dalam melakukan Analisa data ini, diperlukan juga pembuatan sayatan tipis. Hal
tersebut dilakukan guna membantu Analisa secara petrografi, dan
mikropaleontologi. Rencananya Analisa data ini akan dilaksanakan pada bulan Juni
akhir sampai bulan September.
1.2.4 Penyusunan laporan
Penyusunan laporan rencananya akan dilakukan di akhir, setelah data-data dan
Analisa data sudah selesai. Hasil data dan Analisa tersebut akan diolah dan di susun
menjadi sebuah laporan akhir. Rencananya laporan akhir ini dilakukan di bulan
September dan Oktober awal. Di bulan November akan dipresentasikan.
1.2.5 Luaran
Hasil akhir dari pemetaan geologi ini adalah:
- Peta geologi

7
- Penampang geologi
- Laporan akhir
- Peta Lintasan akhir
1.3. Lokasi Penelitian
Pemetan geologi ini dilakukan di Desa Panohan, Kecamatan Gunem, Kabupaten
Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Secara lebih detail terletak pada kodinat :

Table 1 Koordinat Lokasi daerah pemetaan

Titik Koordinat
1 -6.814852 Lat 111.422978 Long
2 -6.818420 Lat 111.463868 Long
3 -6.853889 Lat 111.461513 Long
4 -6.851130 Lat 111.426173 Long

Untuk pemetaan geologi ini memiliki luas 16.8 Km². Daerah pemetaan termasuk ke
dalam Peta Geologi Regional Lembar Rembang 1509-1 & 4 (Darwan Kadar dan
Sudijono, 1993), dengan skala 1:100.000.

Gambar 1 Area pemetaan ( Sumber : Google earth dan Peta geologi lembar Rembang (Darwan Kadar
dan Sudijono, 1993)

8
BAB II
GEOLOGI REGIONAL

2.1 Kerangka dan Evolusi tektonik

Gambar 2 Sketsa tektonik di Jawa Timur utara (Husein et al., 2016)

Zona rembang merupakan salah satu zona dalam Cekungan Jawa Timur utara (Van
Bemmelen, 1949). Cekungan Jawa Timur sendiri terdiri atas Zona Kendeng, Zona
Paparan Laut Jawa, Zona Depresi Randublatung, dan Zona Rembang-Madura. Secara
umum ada 2 periode yang memengaruhi perubahan arah relatif jalur magmatik dan
tektoniknya berubah, yaitu:
2.1.1. Paleogen (Eosen-Oligosen)
Pada umur Paleogen, daerah Jawa Timur utara berada pada rezim ekstensi dan
memiliki orientasi searah dengan pola Meratus yaitu timurlaut. Bukti adanya rezim
ekstensi ini yaitu dengan adanya litologi batuan dasar berumur Pra-tersier yang
menunjukkan pola akresi berarah timurlaut-baratdaya. Ditambah lagi adanya
orientasi sesar-sesar di batuan dasar, horst atau sesar-sesar anjak, dan graben atau
sesar tangga.

9
2.1.2. Neogen (Miosen-Pliosen)
Pada umur neogen, wilayah cekungan Jawa Timur utara mengalami perubahan
rezim tektonik menjdai rezim kompresional. Hal juga merubah arah orioentasi
sesar-sesar regionalnya menjadi berarah timur-barat. Bukti adanya rezim
kompresional, diantaranya terbentuknya struktur geologi lipatan, sesar-sesar anjak,
dan menyebabkan cekungan Jawa Timur Utara menjadi terangkat.
2.1.3. Neogen – Resen
Pada umur (Neogen-Resen), terjadi penunjaman (zona korvergensi) antara lempeng
Eurasia dengan lempeng Hindia – Australia. Struktur utama yang berkembang di
Jawa TIMUR Utara berupa struktur perlipatan dan beberapa sesar naik yang
berarah barat-timur. Sedangkan untuk struktur patahanya berarah timurlaut-
baratdaya. ada beberapa sesar naik berarah timur-barat. Sepanjang jalur Zona
Rembang membentuk struktur perlipatan yang dapat dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu :
 bagian timur, arah umum poros antiklin membujur dari baratlaut-
tenggara.
 bagian barat, masing-masing porosnya mempunyai arah barat-timur dan
secara umum antiklin-antiklin tersebut menunjam baik ke arah barat
ataupun ke arah timur.
2.2 Stratigrafi Regional
secara regional daerah penelitian mempunyai urutan stratigrafi sebagai berikut:
1. Formasi Tawun (Tmt), Secara litologi terdiri dari batulempung dengan sisipan
batugamping, batupasir, batulanau, dan kalkarenit. Sedangkan untuk fosil-fosil yang
ditemukan diantaranya foraminifera golongan orbitoid (Lepidocyclina, Cycloclypeus)
berumur Miosen Awal (N7–N8). Formasi ini diendapkan pada lingkungan laut dalam
yaitu neritik luar–batial atas (outer neritik-upper bathyal).
2. Formasi Ngrayong (Tmn), Secara litologi terdiri dari batupasir, serpih, batulempung,
batulanau, dan sisipan-sisipan batugamping Orbitoid (Cycloclypeus). Pada formasi ini
kadang-kadang terdapat sisipan batubara dan lignit. Formasi ini berumur Miosen Awal-
Miosen Tengah (N8-N12). Formasi ini diendapkan dalam lingkungan laut dangkal, dekat
pantai/litoral sampai pada zona neritik tengah.
3. Formasi Bulu (Tmb), Secara litologi terdiri dari batugamping berwarna putih keabu-
abuan, berlapis dan pasiran, kadang membentuk pelat-pelat (platy), dengan sisipan napal
dan batupasir. Secara posisi Formasi Bulu terletak di atas batupasir Ngrayong, dan
memiliki persebaran yang luas di Antiklinorium Rembang Utara. Fosil yang melimpah
yaitu Cycloclypeus . Formasi ini berumur Miosen Tengah (N13 - N14). Formasi ini
diendapkan pada lingkungan laut dangkal, neritik tengah.
10
4. Formasi Wonocolo (Tmw), Secara litologi terdiri dari batulempung gampingan dengan
memiliki selingan tipis batugamping, batupasir galukonit di lapisan bagian bawah, dan
napal pasiran bersisipkan kalkarenit. Formasi ini berumur Miosen Tengah (N13-N14).
Formasi ini diendapkan pada laut dangkal (neritik tepi-neritik tengah).
5. Formasi Ledok (Tml), terdiri dari batulempung abu-abu, napal, batulanau gampingan
dengan banyak sisipan tipis batugamping, dan terkadang batupasir glaukonit. Satuan ini
terletak tidak selaras di atas Formasi Wonocolo. Bagian bawahnya dicirikan oleh batupasir
glaukonit berwarna hijau. Diantara Formasi Wonocolo dan Formasi Ledok terdapat suatu
rumpang stratigrafi, yang ditandai dengan hilangnya Zona N15 dan bagian bawah Zona
N16. Penyebabnya dikarenakan adanya erosi atau proses ketiadaan pengendapan
(nondeposition). Lingkungan pengendapan berkisar antara neritik tengah sampai batial
atas.
6. Formasi Mundu (Tmpm), secara litologi terdiri dari batuan napal masif berwarna abu-
abu keputihan, dan kaya akan foraminifera planktonik. Formasi Mundu terletak selaras di
atas Formasi Ledok. Formasi ini diendapkan pada laut terbuka (neritik luar sampai bathial).
Sedangkan secara umur berada pada Miosen Akhir – Pliosen (N17-N21).
7. Anggota Selorejo Formasi Lidah (QTps), Secara litologi terdiri dari perselingan tipis
lapisan batugamping dengan kalkarenit yang kaya akan foraminifera plankton. Formasi ini
berumur Pliosen Akhir-Plistosen. Formasi ini diendapkan dan berkaitan dengan susut laut
atau bersamaan dengan perlipatan sedimen di Cekungan Jawa TimurUtara.
8. Formasi Lidah (QTpl), Secara litologi terdiri dari batulempung abu-abu dan
batulempung hitam dengan sisipan batupasir yang mengandung moluska. Formasi ini
berumur Pliosen Akhir-Plistosen.
9. Formasi Paciran (QTpp), Secara litologi terdiri dari batugamping masif. Batugamping
tersebut bersifat dolomitan, pada umumnya berfasies terumbu dengan organisme
pembentuk terdiri dari koral, ganggang dan foraminifera. Untuk Umur, formasi ini tidak
dapat dipastikan karena tidak mengandung fosil penunjuk. Walaupun demikian, karena
dipeta geologi Lembar Jatirogo menindih Formasi Mundu secara tidak selaras, umurnya
diduga Pliosen-Plistosen.
10. Endapan Gunungapi Muria (Qvm), Secara litologi terdiri dari tuf, lahar, dan tuf pasiran.
Umurnya diperkirakan Kuarter.
11. Endapan Gunungapi Lasem (Qvl), secara litologi terdiri dari andesit, aglomerat, breksi,
tuf lapili, tuf halus, dan lahar. Satuan batuan ini diperkirakan terbentuk oleh kegiatan
gunungapi zaman Kuarter dari aktivitas Gunung Lasem.
12. Aluvium (Qa), secara litologi terdiri dari batuan kerakal, kerikil, pasir, lanau dan
lempung yang merupakan endapan sungai dan pantai.

11
Gambar 3 Kolom stratigrafi daerah Rembang (Kadar dan Sudijono,
1994)

2.3 Penelitian Terdahulu


1. Soeparyono dan Lennox (1989) melakukan analisis mengenai perkembangan struktur
perlipatan yang ada di Zona Rembang khususnya di sekitar Lapangan Minyak Cepu.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Antiklin Nglobo-Semanggi disebabkan oleh
adanya sesar geser sehingga membentuk flower structure dan melibatkan pergeseran
batuan dasar, sedangkan Antiklin Kawengan-Tambakromo dicirikan dengan adanya
struktur listric fault, detachment, dan sesar anjak.
2. Kadar dan Sudijono (1993) melakukan penelitian untuk menghasilkan Peta Geologi
Lembar Rembang dengan skala 1:100.000. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
daerah Rembang disusun oleh Formasi Tawun, Formasi Ngrayong, Formasi Bulu, Formasi

12
Wonocolo, Formasi Ledok, Formasi Mundu, Formasi Paciran, Formasi Selorejo, Formasi
Lidah, Batuan Gunungapi Muria, Batuan Gunungapi Lasem, dan Aluvium.
3. Sribudiyani dkk (2003) melakukan penelitian mengenai kolisi microplate di Cekungan
Jawa Timur. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa batuan dasar Cekungan Jawa
Timur umumnya memiliki pola berarah E-W yang kemudian mengalami re-aktifasi
menjadi patahan geser (Patahan Rembang-Madura-Kangean-Sakala). Selain itu,
konfigurasi cekungan berkembang pada zona kolisi microplate yang berorientasi NE-SW,
sejajar terhadap arah suture kompleks Meratus.
4. Brotopuspito dkk (2006) melakukan pengukuran magnetik dan gravitasi untuk
mengetahui model bawah permukaan Patahan Lasem dan Pati. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa pada shallow subsurface model, Sesar Lasem merupakan sesar turun.
Pada deeper subsurface model, batuan dasar menunjukkan struktur antiklin-sinklin di
kedalaman 11 – 13 km.
6. Husein dkk (2015) melakukan 745 pengukuran struktur kekar dan sesar pada Antiklin
Pakel. Hasil penelitian ini mengindikasikan bila pembentukan lipatan di Zona Rembang
dikontrol oleh pergeseran patahan basement yang berorientasi ENE-WSW, dengan slip
yang relatif kecil. Pembentukan lipatan tersebut diduga terjadi pada akhir Pliosen.

13
BAB III
KERANGKA WAKTU

Pada pemetaan geologi ini waktu yang diperlukan kurang lebih 14 hari dilapangan pada rentang
waktu 10 Juni – 30 Juni 2019. Berikut adalah kerangka waktu yang digunakan dalam penelitian
mulai dari persiapan hingga peneyusunan laporan:

Table 2 Timeline kerja


Agu
Bulan Mei Juni stus September Oktober
No Uraian Kegiatan
Minggu
Ke- 3 4 2 3 4 4 1 2 3 4 1 2

1 Penyusunan Proposal
Pembuatan Peta dasar, Peta
geomorfologi, Peta lintasan, dan
2 studi literatur

Observasi lapangan dan


3 pengambilan data

4 Analisis data

Pembuatan Peta geologi dan


5 Penampang

Penyusunan Laporan Akhir

Keterangan : waktu Pelaksanaan

14
BAB IV
RENCANA KEUANGAN

Table 3 Daftar rencana keuangan

No. Keterangan Biaya


1 Konsumsi Rp. 550.000,-
2 Transportasi Rp. 100.000,-
3 Akomodasi Rp. 350.000,-
4 Analisa Fosil Rp. 100.000,-
5 Pembuatan dan Penggandaan Peta Rp. 100.000,-
6 Penyusunan Laporan Rp. 150.00
7 Biaya Lain-Lain Rp. 300.000,-
Jumlah Rp. 1.650.000,-

15
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

16
LEMBAR PENGESAHAN

Jakarta, 18 Mei 2019

Menyetujui, Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Epo Kusumah Mohammad Fahmi Amiruddin


NIP NIM 101216001

17
18

Anda mungkin juga menyukai