Anda di halaman 1dari 39

Standardized by :

SAFE IV THERAPY
Pasien Rumah
Sakit, menerima
Terapi Infus
selama
perawatan.

Alexander M., Corrigan A., Gorski L., Hankins J.,


Perucca R. Infusion Nursing: An Evidence-Based
Approach. Third Edition. Philadelphia: Saunders
2009;1

3
Safety pada Terapi Infus
Safety untuk tenaga kesehatan Safety untuk pasien
 
 
 

www.safeinfusiontherapy.com
Penyakit yang dapat ditularkan
melalui luka pada kulit (NSI)

small as 0.05ml or as little as


A quantity of blood as

0.0001ml plasma is enough to transmit HBV infection (The


Indian Journal of Medical Sciences - Year 2003, Vol - 57, issue - 9, page -415-
24, 5th paragraph: Epidemiology)

5
Safety
NIOSH/CDC Recommendation :
Administer drugs safely by
using protective medical
devices (such as needleless
and closed systems)

KARS –
PPK.4. : Pendidikan pasien dan
keluarga terkait dengan
pelayanan : penggunaan obat
yang aman, penggunaan
peralatan medis yang aman.

JCIA- Free Needle


Stick Injury
Safety program

SOP Edukasi
Reporting NSI, training petugas
Banning recapping, berkala,
prosedur IV therapy edukasi keluarga

Protective
medical devices Safety
Needle-free , closed container
system, passive
mechanism, single used

7
Intravenous
Safety IV Therapy
adalah Pemberian terapi
berupa obat, dan atau cairan
kedalam tubuh pasien;
berupa pemasangan kateter
intravena1; dengan klip
pengaman pasif ke
dalam pembuluh darah
vena
1. Royal Collage of nursing, 2010

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 9


PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 10
Sentral
 Cairan hipertonik/nutrisi
 Jangka panjang
 Obat/larutan pekat
 >900 mOsm/L
 Vena Perifer buruk

Perifer
 Cairan isotonic
 Jangka pendek
 Obat tidak mengiritasi
 < 900 mOsm/L
 Vena Perifer bagus
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
11
MEMASTIKAN TIDAK ADA
KONTRAINDIKASI SAAT INSERSI

1. Filtrasi/Phlebitis
2. Hindari Vena Telah
Digunakan Sebelumnya
3. Kaki secara sirkulasi
lambat dan komplikasi
4. Ekstremitas yang lemah
secara pembedahaan
5. Ekstremitas yang
lumpuh karena stroke
6. dekat dengan area
yang terinfeksi
7. Memar, merah &
bengkak
8. Keras & sklerotik
Ukuran Ukuran Penggunaan
(mm) Kanula Kateter
2.0 Vasofix Safety G 14 Transfusi Whole blood dengan tetesan cepat dalam
kasus emergensi
2.0 Vasofix Safety G 16 Transfusi Whole blood, plasma dengan tetesan cepat
untuk kasus emergency
1. 3/4 Vasofix Safety G 18 Tindakan operasi untuk pasien yang akan mendapat
transfusi darah atau cairan infus dalam volume besar
dan pasien dengan infus epidural
1.1/4 Vasofix Safety G 20 Pasien yang mendapat cairan 2-3 liter/hari dan
mendapat terapi pengobatan antibiotika yang pekat

1 Vasofix Safety G 22 Pasien Dehidrasi atau mendapat terapi pengobatan


chemotherapy, atau orang dewasa, remaja

3/4 Vasofix Safety G 24 Pasien anak, Neonatus, atau orang tua dengan
kondisi vena yang mudah pecak
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 17
Rekomendasi “Standar of Infusion Nursing”

Ganti kateter setelah 3x24 jam atau sesuai SOP

Perawat terlatih & tersertifikasi

Catat & lapor tanda infeksi

Ganti intermittent administration set


setiap 24 jam
Penggantian Blood Set (untuk darah, komponen
darah dan emulsi lemak; termasuk kombinasi
as.amino dan glukosa) per 24 jam, setiap akan
transfusi baru.
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 21
Risk of Intravenous Therapy

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 22


Hematoma

• Kumpulan darah tidak


normal di luar pembuluh
darah. (double puncture).
• Tanda & Gejala Spesifik :
Tampak kulit merah-
keunguan,bengkak, nyeri

• Manajemen : Teknik (rest,


ice,elevation) ini dapat
meredakan gejala
dan pembengkakan
• Pencegahan :teknik insersi
yang tepat
PHLEBITIS
Klasifikasi phlebitis berdasarkan penyebab

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page


Manajemen Plebitis
VISUAL INFUSION PHLEBITIS SCALE (VIPS) – INS 2016

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 25


Pencegahan Plebitis

Prinsip Pemasangan Infus

 Non Sterile

26
Ekstravasasi
Tanda dan gejala ekstravasasi
Kebocoran obat vesicant ke
Rasa terbakar,
jaringan sekitar pembuluh darah Melepuh, Lubang di
(perivascular/ subcutan). tempat infus

Bengkak

Merah

Ada tahanan/aliran
tidak lancar di
infus/syringe pump

Rasa nyeri/tidak
nyaman di tempat infus

Phillips LD. Manual of I.V. Therapeutics: Evidence-Based Practice


for Infusion Therapy. 6th ed. Philadelphia, PA: FA Davis; 2014.
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 28
Manajemen Esktravasasi

Observasi
STOP aliran infus segera,
tanda dan
Aspirasi obat sebelum gejala
melepas iv catheter kompartemen
syndrome,
neuropati,
nekrosis.

Berikan Tidak melakukan


treatment sesuai flushing, menekan dan
jenis Obat menutup

29
Pencegahan Esktravasasi

Pertimbangkan akses
Vena Sentral jika obat
pH< 5/ pH>9/ Osm >600
atau dektrose >10%
Hindari insersi di
percabangan vena
Prioritaskan IV cath
kecil sesuai kebutuhan
Stabilisasi area
insersi
Cek patensi akses dengan
aspirasi darah tiap injeksi
3-4cc

B. Braun Melsungen
32
AG
Infiltrasi

Keluarnya cairan infus non-vesicant


ke jaringan sekitar pembuluh darah
(umumnya akibat double puncture)

Phillips LD. Manual of I.V. Therapeutics: Evidence-Based Practice for Infusion Therapy. 6th ed.
Philadelphia, PA: FA Davis; 2014.
Grade Kriteria Klinis Infiltrasi
0 Tanpa Gejala
Kulit tampak pucat Teraba dingin
1 Edema <1 inch Dengan atau tanpa nyeri
Kulit tampak pucat Teraba dingin
2 Edema 1-6 inch Dengan atau tanpa nyeri
Teraba dingin
Kulit tampak pucat, tembus cahaya
3 Edema >6 inch
Nyeri ringan-sedang
Kadang seperti mati rasa
Kulit pucat, tembus cahaya
Gangguan sirkulasi
Kulit kencang, keluar cairan
Nyeri sedang-hebat
4 Perubahan warna kulit
Rembesan obat atau
Edema >6 inch
darah dari area insersi
Pitting edema dalam

INS, 2011. INS Policies and Procedures for Infusion Nurseing 4th Edition.
34
Pencegahan & Manajemen Infiltrasi
Pencegahan
 Hindari insersi di percabangan
vena
 Stabilisasi area insersi
 Prioritaskan IV cath kecil
sesuai kebutuhan
 Cek patensi akses dengan
aspirasi darah tiap injeksi
 Pertimbangkan akses Vena
Sentral jika obat pH< 5/ pH>9/
Osm >600 atau dektrose >10%
Manajemen
 Stop dan lepas infus
 Elevasi serta kompres hangat
Procedure
Intravenous Therapy

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 36


Sabun

Cuci dengan sabun & air Use an alcohol-based handrub as the


preferred means for routine hand
Bila tangan terlihat kotor antiseptic in all other clinical situations,
if hand are not visibly soiled. (1B)

40 – 60 Detik 20 – 30 Detik

Aesculap Academy Indonesia| Clinical Application Specialist | Page 37


Aesculap Academy Indonesia| Clinical Application Specialist | Page 38
Hand Hygiene

Langkah

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 40


Hal yang perlu diperhatikan pada hand higiene
1. Mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum atau sesudah
menggunakan handrub selain tidak perlu tetapi juga karena hal tersebut dapat
menyebabkan dermatitis
2. Mengenakan sarung tangan saat tangan masih basah meningkatkan resiko iritasi
kulit
3. Memperhatikan penempatan botol alcohol terutama pada ruang anak dan
psikiatrik, perlu adanya peringatan untuk tidak dikonsumsi, untuk mengurangi
resiko tertelan atau konsumsi secara disengaja.
4. Tidak menggunakan aksesories pada tangan, ketika melakukan kontak langsung
dengan pasien beresiko tinggi (contoh: ICU, OR, melakukan tindakan
pemasangan CVAD)
5. Menjaga kuku tetap pendek

INS, 2016
WHO guidelines on hand hygiene in health care, 2009
Identifikasi
Pasien

Nama Pasien

&
Tanggal lahir Pasien

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 43


“Lakukan
Priming
dengan Benar”

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 44


Disinfeksi

 Skin disinfeksi berbasil alkohol +


Propiodine Iodine (CDC, 2011. recomendation 1B)
 Circular swab technique
 Don’t touching after aseptic
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 45
Teknik insersi dengan sudut 30-45 derajad

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 46


Sambungkan intrafix
Safeset
dengan Hub Kateter,
Fiksasi

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 47


Dressing
inspeksi area insersi
Dapat di

Mencegah penimbunan lembab

Steril
Mudah diganti

Cost Effective
Tidak menggunakan antibiotic
topikal di area insersi karena beresiko
terjadi resistensi dan pertumbuhan jamur
Kateter IV harus distabilkan oleh klinisi menggunakan dressing transparan dan sterile adhesive tape or sterile adhesive /
wound closure strips, untuk mencegah kateter IV terlepas.ter dislodgement.
Dougherty L, Bravery K, Gabriel J, Kayley J, Malster M, Scales K, et al. Standards for infusion therapy (third edition). Royal College of Nursing; 2010.
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 48
Menghitung tetesan infus sesuai jumlah cairan
dan waktu pemberian

RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN


1. TETESAN MAKRO (INTRAFIX® SAFESET)
Dalam tetes/menit
Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (20gtt)
Lama pemberian x 60 “

b. Dalam mL/jam
Vol total cairan yg diberi : Jam pemberian = mL/jam

B. Braun Melsungen AG 49
Dokumentasi
Rekomendasi standar
dokumentasi yang disarankan
meliputi:
 Waktu (Line and Cahteters)
 Jenis cairan, obat, dosis, rate,
durasi terapi Infus (Bags, Bottle
and Syringes)
 Catatan Keperawatan
- Kondisi lokasi, Daerah, jumlah
Insersi
- Ukuran gauge
- Tipe dressing
- Metode pemberian terapi
(Gravity,Pump)
- Nama&Paraf Perawat
- ( INS, 2016)
- Dougherty L, Bravery K, Gabriel J, Kayley J, Malster M, Scales K, et al.
Standards for infusion therapy (third edition). Royal College of Nursing; 2010.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai