Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajamen sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer, dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi dapat dijabarkan melalui
proses yang harus dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan tertentu. Proses adalah suatu yang
dinamis bergerak sehingga manajemen itu adalah kegitaan yang dinamis, bergerak dari
kegiatan yang satu ke kegiatan yang lain atau kegiatan yang satu membutuhkan kegiatan
yang lain. kegiatan itu bergerak atau berjalan terus menerus atau berulang-ulang dalam
usahanya untuk mencapai suatu tujuan dengan melalui kegiatan orang lain.
Proses kegiatan manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer masih menjadi
suatu perdebatan, karena setiap ahli mengemukakan pendapat yang berbeda sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan manajemen. Pembagian proses manajemen tidak
dapat dibedakan secara tegas dan tajam, karena setiap manajer dalam setiap usaha atau
aktivitas pencapaian tujuan harus melaksanakan semua proses manajemen, hanya
penekanannya yang berbeda.
Setiap manajer sekolah dalam pelaksanaan tugasnya, aktivitasnya dan
kepemimpinannya untuk mencapai tujuan secara umum harus melakukan suatu proses
manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atau
pengendalian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud proses manajamen?
2. Bagaimana perencanaan (planning) dalam proses manajemen sekolah?
3. Bagaimana pengorganisasian dalam manajemen sekolah?
4. Apa yang dimaksud penggerakan dalam proses manajemen sekolah?
5. Bagaimana pengendalian yang ada di dalam proses manajemen sekolah?
6. Bagaimana manajemen sebagai sarana dan prasarana pendidikan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian manajemen.
2. Mengetahui perencanaan dalam proses manajemen sekolah.
3. Mengetahui pengorganisasian dalam proses manajemen sekolah.
4. Mengetahui penggerakan dalam proses manejemen sekolah.
5. Mengetahui pengendalian yang ada dalam proses manajemen sekolah.
6. Mengetahui manajemen sebagai sarana dan prasana dalam pendidikan.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengerian Proses Manajemen

Proses Manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan

secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses

perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam

rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu

merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen.

Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan

secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses

perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam

rangka mencapai sesuatu tujuan secara efektif dan efisien. Sesungguhnya keempat proses itu

merupakan hasil ikhtisar dari berbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen.

Menurut Henri Fayol proses manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,

pengendalian, koordinasi. Gulick dan Urwick proses manajemen diartikan sebagai

perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, koordinasi, pelaporan dan peranggaran.

William M. Fox proses manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian.

Menurut Ernest Dale proses manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, staffing,

pengarahan, pengendalian, inovasi, representasi. Sedangkan menurut Koontz dan O'Donnell

proses manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan,

pengendalian.

Semua gagasan itu didasarkan pada pra-anggapan yang menghendaki pembagian proses

kerja para manajer menjadi bagian-bagian yang dapat dilaksanakan. Proses-proses itu

berulangkali dinyatakan sebagai "langkah-langkah dasar manajemen", batu-batu fondasi

manajemen.
Proses perencanaan meliputi gagasan bahwa manajemen mengantisipasi berbagai

kondisi seperti peluang dan kendala di masa depan, dan berusaha menetapkan lebih dulu apa

yang harus mereka lakukan dan apa yang akan mereka capai.

Proses pengorganisasian berarti menempatkan orang dan prasarana serta sarana dan

sumberdaya dalam suatu tata-hubungan yang kondusif untuk bekerja sama menuju sasaran

bersama. Proses pelaksanaan meliputi pemberian arahan, perintah kerja, dorongan dan

motivasi kerja, serta pemecahan masalah.

Proses pengendalian dilakukan dengan pengamatan, mencermati laporan, dan

melakukan inspeksi supaya pekerjaan di semua bagian sesuai dengan persyaratan kualitas dan

ketentuan rencana hasil, dan sesuai dengan anggaran biaya. Proses manajemen itu

ditanamkan karena sederhana dan gampang dipahami pada para peserta gugus-mutu, dalam

rangka memanajameni pekerjaan mereka masing-masing.

B. Perencanaan (Planning) dalam Proses Manajamen Sekolah


1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk
dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang
ditetapkan. Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008)
adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008) juga
berpendapat bahwa perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang
akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, di
mana, dan bagaimana cara melakukannya.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah
kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan dan dalam
perencanaan itu mengandung beberapa unsur, diantaranya sejumlah kegiatan yang ditetapkan
sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai, dan menyangkut masa depan dalam
waktu tertentu. Pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan, penilaian, dan pelaporan
merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari perencanaan. Dalam perencanaan
diperlukan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan.
Dalam perencanaan ada beberapa langkah, diantaranya adalah:
a) Tahap I: menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan,
b) Tahap II: merumuskan keadaan saat ini,
c) Tahap III: mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, dan
d) Tahap IV: mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.
1) Tujuan Perencanaan
Tujuan dari perencanaan adalah:
a) Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya,
b) Mengetahiu kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan,
c) Mengetahiu siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun
kuantitasnya,
d) Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan,
e) Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan
waktu,
f) Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan,
g) Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan,
h) Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui, dan
i) Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
2) Manfaat Perencanaan
Perencanaan mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan,
b) Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama,
c) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas,
d) Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
e) Standar pelaksanaan dan pengawasan,
f) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
g) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
h) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait,
i) Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
j) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan
k) Menghemat waktu, usaha dan dana.
Perencanaan dengan strategi Agresif, yaitu strategi pengembangan mutu sekolah
dengan melakukan diversifikasi kemampuan guru dan siswa yang didukung dengan
segala kekuatan yang dimiliki didalam mencapai peluang yang ada di masyarakat. (strategi
SO). Dalam penerapannya sekolah dapat melakukan proses pengembangan mutu
sekolah berdasar kepada sertifikasi ISO 9002 serta ISO 14000 untuk dapat dimiliki
sekaligus diterapkan didalam proses PBM sekolah (Ni Luh Putu Hariastuti)
C. Pengorganisasian ( Organizing ) dalam Manajemen Sekolah
Dalam kajian manajemen, istilah pengorganisasian digunakan untuk menunjukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Cara menejer merancang struktur formal untuk penggunaan sumber daya-sumber daya
keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi yang paling efektif
b. Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap
pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang menejer yang diberi wewnang untuk
mengawasi anggota-anggota kelompok
c. Hubungan-hubunagan antara fungsi, jabatan, dan tugas para karyawan
d. Cara menejer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam organisasinya dan
mendelegasikan wewnang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas
Dalam pengertian yang lebih utuh, Handoko ( 1992:168 ) menyatakan bahwa
pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan
dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para organisasi, agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien. Selanjutnya dijelaskan bahwa proses
pengorganisasian dapat ditunjukan dalam tiga langkah prosedur sebagai berikut :
a. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
b. Penbagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak
dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan
terjadi biaya yang tidak perlu
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para
anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme
pengorganisasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiaannya pada
tujuan organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-
efisienan dan konfilk-konflik yang merusak
Pandangan lain mengenai isu pengorganisasian dikemukakan oleh Stoner ( 1986:62 )
yang menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan proses yang jamak, terdiri dari lima
tahap. Pertama merinci pekerjaan, yaitu menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan
untuk menjapai tujuan organisasi. Kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-
kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perorangan atau perkelompok. Dalam tahap ini perlu
diperhatikan orang-orang yang akan diserahi tugas harus berdasarkan pada kualifikasi, tidak
dibebani terlalu berat dan tidak terlalu ringan. Ketiga, menggabungkan pekerjaan para
anggota denan cara rasional dan efisien. Keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk
mengkoordinasikan pekerjaan dalam suatu kesatuan yang harmonis. Kelima, melakukan
monotoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan
meningkatkan efektivitas.

D. Penggerakan (Actuating) dalam Manajemen Sekolah


Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, tehnik dan metode
untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik
mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis ( Siagian,
1992:128 ). Isu yang selalu mengemuka dalam pembahasan fungsi penggerakan adalah
berkenaan dengan pentingnya fungsi ini dalam keseluruhan kegiatan menejemen, karena
secara langsung ia berkaitan dengan manusia beserta segala jenis kepentingan dan
kebutuhannya. Kaitan dengan perkembangan teori menejemen yang dikenal dengan “Gerakan
Human Relations”, diajukan konsep yang dikenal dengan istilah the ten commandmens of
human relations, yanf dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan fungsi penggerakan.
Isi dari prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a) Sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan anggota organisasi
b) Suasana kerja yang menyenangkan
c) Hubungan kerja yang serasi
d) Tidak memperlakukan bawahan sebagai mesin
e) Pengembangan kemampun bawahan sampai tingkat maksimal
f) Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan
g) Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja yang tinggi
h) Tersedianya sarana dan prasarana yang memadahi
i) Penempatan personil secara tepat
j) Imbalan yang sesuai dengan jasa yang diberikan

E. Pengawasan (Controlling) dalam Manajemen Sekolah


a. Pengertian dan Proses Dasar Pengawasan
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna
lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana
sebelumnya. Proses dasar pengawasan terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Penentuan standar hasil kerja
Standar hasil pekerjaan merupakan hala yang amat penting ditentukan karena terhadap
standar itulah hasil pekerjaan dihadapkan dan diuji.
Standar hasil itu dapat bersifat fisik, misalnya dalam arti kuantitas barang yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan, dan sebagainya. Dalam melakukan pengawasan, hal-hal yang bersifat
keperilakuan pun harus diukur seperti kesetiaan, semangat kerja, disiplin dan sebagainya.
2. Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja terdiri dari dua jenis, yaitu yang relatif mudah dan yang sukar. Ada
berbagai prestasi kerja yang relatif mudah diukur karena standar yang harus dipenuhi pun
biasanya bersifat teknis. Yang kedua adalah pengukuran yang relatif sukar dilakukan karena
standar yang harus dipenuhipun tidak selalu dapat dinyatakan secara konkrit.
3. Koreksi terhadap Penyimpangan
Meskipun bersifat sementara, tindakan korektif terhadap gejala penyimpangan,
penyelewengan, dan pemborosan harus bisa diambil.
b. Pengawasan yang Efektif
Pengawasan yang efektif harus melibatkan semua tingkat manager dari tingkat atas
sampai tingkat bawah, dan kelompok-kelompok kerja.
Beberapa kondisi yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pengawasan yang
efektif, yaitu sebagai berikut:
1. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan dalam sistem
pendidikan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
2. Menetapkan standar yang sulit.
3. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi.
4. Frekuensi pengawasan harus dibatasi
5. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering control)
6. Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah.

F. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah perlatan dan perlengkapan yang secara langsung


dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti
gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk
pengaturan biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen
tersebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana
dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada
jalannya proses pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses
perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan prasarana yang
digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Kegiatan (ruang lingkup) manajemen sarana dan prasarana meliputi:
1. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
Perencanaan sarana dan prasarana sekolah adalah keseluruhan proses perkiraan secara
matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan
dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Pada dasarnya tujuan diadakannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan adalah
a. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan
b. Untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya.
Prosedur Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan antara lain:
a. Identifikasi dan Menganalisis Kebutuhan Sekolah
Identifikasi adalah pencatatan dan pendaftaran secara tertib dan teratur terhadap seluruh
kebutuhan sarana dan prasarana sekolah yang dapat menunjang kelancaran proses belajarar
mengajar, baik untuk kebutuhan sekarang maupun yang akan datang.

b. Mengadakan Seleksi
Dalam tahapan mengadakan seleksi, perencanaan sarana dan prasarana meliputi:
1) Menyusun konsep program
Terdapat penanggung jawab yang memimpin pelaksanaan program, ada kegiatan kongkrit
yang dilakukan, ada sasaran (target) terukur yang ingin dicapai, ada batas waktu, ada alokasi
anggaran yang pasti untuk melaksanakan program
2) Pendataan
Hal-hal yang diperhatikan adalah jenis barang, jumlah barang, dan kondisi (kualitas) barang.
3) Sumber Anggaran/Dana
Fungsi perencanaan penganggaran adalah untuk memutuskan rincian menurut standar yang
berlaku terhadap jumlah dana yang telah ditetapkan sehingga dapat menghindari pemborosan
2. Pengadaan sarana dan prasarana
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan
sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan
dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Cara-cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah adalah sebagai berikut:
a. Pembelian
Pembelian merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan dengan jalan sekolah membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual
atau supplier untuk mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak. Pengadaan sarana dan prasarana dengan cara pembelian ini merupakan
salah satu cara yang dominan dilakukan sekolah dewasa ini
b. Pembuatan Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau
pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efesiensinya
apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain.
c. Penerimaan Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan sarana dan prasaran
pendidikan persekolahan dengan jalan pemberian secara cuma-cuma dari pihak lain.
Penerimaan hibah atau bantuan harus dilakukan dengan membuat berita acara.
d. Penyewaan
Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan
dengan jalan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah
dengan cara membayar berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan
prasarana bersifat sementara dan temporer.
e. Pinjaman
Pinjaman adalah penggunaan barang secara cuma-cuma untuk sementara waktu dari pihak
lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila
kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan temporer dan harus
mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.
f. Pendaurulangan
Pendaurulangan adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara
memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna untuk
kepentingan sekolah.
g. Penukaran
Penukaran adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan organisasi atau instansi lain.
h. Perbaikan atau Rekondisi
Perbaikan adalah cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
memperbaiki sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan
satu unit sarana dan prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara
instrumen sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik tersebut
dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit, dan pada akhirnya satu atau beberapa unit
sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.
Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada Kepres No. 80 tahun 2003
yang telah disempurnakan dengan Permen No. 24 tahun 2007. Pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah umumnya melalui prosedur sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.
b. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
c. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujuakan kepada pemerintah bagi
sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta.
d. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari
pihak yang dituju.
e. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke sekolah yang
mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut
3. Penginventarisasian
Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” (Latin = inventarium) yang berarti daftar
barang-barang, bahan dan sebagainya. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah
pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris
barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.
Tujuan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan persekolahan secara umum,
inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan
yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah. Secara khusus,
inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:
a. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
suatu sekolah.
b. Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan
penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
c. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk
materil yang dapat dinilai dengan uang.
d. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
suatu sekolah.
4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan
pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan
siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu:
a. Untuk mengoptimalkan usia pakai perlatan.
Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli suatu
peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan
tersebut.
b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan
sehingga diperoleh hasil yang optimal.
c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencekkan secara rutin dan
teratur
d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
Macam-macam Pekerjaaan Pemeliharaan
a. Perawatan terus menerus (teratur, rutin)
b. Perawatan berkala
c. Perawatan darurat
d. Perawatan preventif
Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pemeliharaan/perawatan sararan
prasarana persekolahan antara lain:
a. Tenaga kerja/tenaga sukarela
b. Alat dan bahan
c. Jenis atau spesifikasi barang, ada yang perlu perawatan secara rutin ada juga yang hanya
dilakukan secara berkala.
5. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
Penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena sarana dan
prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama
untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk:
a. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan
sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah tidak
dapat digunakan lagi.
b. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.
c. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi.
d. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.
Syarat-syarat Sarana dan Prasarana yang dapat dihapuskan antara lain:
a. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan
lagi.
b. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.
c. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaan.
d. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
e. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).
f. Barang yang berlebih jika disimpang lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi.
g. Dicuri, terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang baik diharapkan dapat menciptakan
sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik
guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu, juga diharapkan tersedianya
alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan
kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendiikan dan
pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa
proses manajemen sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan atau pengendalian. Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang akan
dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Dalam perencanaan ada
beberapa langkah, diantaranya adalah menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan,
merumuskan keadaan saat ini, mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, dan
mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.
Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dalam tiga langkah yaitu pemerincian
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, penbagian
beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh
satu orang, pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Dalam penggerakan keseluruhan usaha, cara, tehnik dan metode untuk mendorong
para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisian, efektif, dan ekonomis. Sedangkan suatu
pengawasan yang efektif harus melibatkan semua tingkat manager dari tingkat atas sampai
tingkat bawah, dan kelompok-kelompok kerja.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T.Hani.1992.Manajemen Edisi II. Yogyakarta: BPFE

Anda mungkin juga menyukai