2. Manfaat Caries Risk Assessment 3. Hubungan Caries Risk Assessment dengan upaya promotif dan preventif? 4. Fungsi Caries Risk Assessment 5. Kenapa drg bisa menyimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami high risk caries? 6. Bagaimana pemanfaatan Caries Risk Assessment terhadap management pasien?
Jawab
1. Definisi Caries Risk Assessment
Penilaian resiko terjadinya karies/Caries Risk Assessment (CRA) adalah proses mengumpulkan data tentang berbagai faktor (misal kadar bakteri) dan indikator (misal caries experience sebelumnya) untuk memprediksi aktifitas karies yang bakal terjadi di waktu-waktu yang akan datang. CRA sederhananya adalah cara untuk memformulasikan dan mengembangkan, bedasarkan setiap keseimbangan/ ketidakseimbangan karies pasien ke dalam pola yang paling dapat diprediksi untuk mendiagnosis ke adaan penyakit karies saat ini, untuk membantu memprediksi adanya karies di m asa depan, dan untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang tidak seimbang, sehingga keputusan klinis yang evidence-based dapat dibuat. CRA dapat memanfaatkan data riwayat pasien yang relevan seperti riwayat medis (pengobatan dan penyakit sistemik), riwayat dental (adanya riwayat karies sebelumnya), riwayat social (kecanduan narkotika, alcohol, merokok), riwayat diet, dan setiap kebiasaan individual dan budaya lain yang dapat berkontribusi pada karies. 2. Manfaat Caries Risk Assessment Dapat mengestimasi resiko karies, mengidentifikasi faktor etiologi primer, menyajikan daftar tindakan preventive terakhir yg dijalani pasien, dan bekerja sebagai panduan memilih perawatan preventive spesialis yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. CRA bermanfaat dalam penatalaksanaan klinis karies, yakni membantu klinisi gigi sebagai berikut : 1) Mengkategorikan tingkat resiko timbulnya karies dalam diri pasien, mengendalikan intensitas treatment yang diberikan 2) Menunjuk dengan tepat faktor etiologi utama yang mendukung munculnya decay dan dengan demikian bisa menentukan bentuk terapi yang layak 3) Membantu dalam mengambil keputusan melakukan restorative treatment (misal pemilihan bahan restorasi) 4) Memperbaiki prognosis therapeutic care yang sudah direncanakan 5) Memberikan informasi tentang screening dan diagnostic test tambahan apa yang diperlukan 6) Mengedukasi dan memotivasi pasien untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan oral bisa optimum 3. Hubungan Caries Risk Assessment dengan upaya promotif dan preventif? melakukan caries risk assessment pada pasien guna mengidentifikasi faktor- faktor resikotimbulnya karies yang ada dalam diri pasien. Apabila faktor2 resiko telah terdeteksi, maka dokter gigi memberikan tindakan pencegahan yang bertujuan untuk meremineralisasi lesi baru, menekan kadar mikroba, dan mencegah kemunculan lesi baru. langkah pengendalian karies mencakup treatment pemulian (dengan atau tanpa bahan yang bisa melepaskan fluoride), selant, petunjuk oral hygiene, edukasi pasien, analisa diet dan modifikasinya, treatment dengan fluoride (misal gel, varnish), xylitol, permen karet dan terapi- terapi anti mikroba (misal chlorhexidine gluconate). 4. Fungsi Caries Risk Assessment 5. Kenapa drg bisa menyimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami high risk caries? CRA menurut ADA dibagi menjadi 2 metode : Metode kuisioner Metode menggunakan kultur Indikator High Risk caries menggunakan metode kultur: 1) Test perhitungan lactobacillus
2) Test perhitungan jumlah streptococcus
3) Pengukuran rata-rata aliran saliva
4) Test buffer saliva
6. Bagaimana pemanfaatan Caries Risk Assessment terhadap management pasien?