TINGKAT KESUBURAN
Kelompok : 6
Darmawati
Sarah Nadia
Rania Salsabila
Naila Salima
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat kesuburan masyarakat mempengaruhi kesehatan reproduksi yang
merupakan bagian penting dan merupakan paling utama dalam upaya mencapai
kehidupan yang berkualitas karena kesehatan reproduksi merupakan refleksi dari
kesehatan konsepsi, kesehatan anak, remaja dan masa dewasa, dengan demikian
kesehatan reproduksi menentukan kesehatan wanita dan pria serta generasi
selanjutnya.
Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak
hidup oleh pria yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan kemampuan
fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup.
Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu fertil atau
tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas
dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan
menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57% dalam 3 bulan,
72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu
median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8
bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian
kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah
infertilitas kalau pasangan yang ingin punya anak, dihadapkan pada kemungkinan
kehamilan lebih dari 12 bulan.
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil
dan melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur
selama satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer, kalau istri belum
pernah hamil selama 12 bulan walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut
infertilitas sekunder, kalau istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi
kehamilan lagi walaupun bersenggama.
1
Berdasarkan catatan WHO , di dunia ada sekitar 50-80 juta pasangan suami
istri mempunyai problem infertilitas dan setiap tahunnya muncul sekitar 2 juta
pasangan infertil baru. Tidak tertutup kemungkinan jumlah itu akan terus meningkat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Umum
Mengetahui perkembangan masalah infertilitas serta upaya-upaya apa sajakah
yang harus direncanakan untuk mengatasi masalah infertilitas.
2. Khusus
a. Mengetahui definisi ferilitas dan infertilitas
b. Mengetahui macam infertilitas
c. Mengetahui prevalensi infertil
d. Mengetahui penyebab-penyebab terjadinya masalah infertilitas
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tingkat kesuburan seseorang memegang peranan yang sangat penting bagi
pria dan wanita yang akan atau sudah berumahtangga. Hal ini di maksudkan agar
pasangan suami isteri dapat menjaga keharmonisan rumah tangganya dan mereka
juga bisa meneruskan generasi mereka, yaitu menghasilkan seorang anak. Lebih dari
80% pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan dan ini banyak
sekali terjadi pada negara yang sedang berkembang. 7-15% diantaranya masih
tergolong ke dalam usia 15 - 40 tahun dengan rating tertinggi dialami oleh para
wanita sebesar 40% sampai dengan 60%.
Tingkat kesuburan dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Fertilitas.
Fertilitas adalah kemampuan istri menjadi hamil dan melahirkan anak hidup
oleh suami yang mampu menghamilinya.
2. Infertilitas
a. Pengertian.
Infertilitas adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang ingin
mempunyai anak tetapi tidak bisa mewujudkan keinginannya tersebut karena
adanya masalah kesehatan reproduksi baik pada suami atau istri.
b. Pembagian infertilitas
Infertilitas dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Infertilitas primer
Infertilitas primer adalah pasangan usia subur yang telah
melakukan hubungan suami istri teratur 2-3 kali semingggu tanpa
memakai alat kontrasepsi selama 1 tahun tetapi belum terjadi
kehamilan juga.
b. Infertilitas Sekunder
Infertilitas sekunder adalah pasangan usia subur yang telah
punya anak dan sudah tidak menggunakan alat kontrasepsi serta
3
melakukan hubungan suami istri teratur 2 – 3 kali tetapi belum
hamil juga.
Infertilitas menurut WHO :
a. Infertilitas primer adalah pasangan suami istri yang belum
pernah hamil meskipun senggama dilakukan tanpa
perlindungan apapun untuk waktu sekurang-kurangnya 1
tahun.
b. Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri yang pernah
hamil tetapi kemudian tidak mampu hamil lagi dalam waktu 12
bulan meskipun senggama tanpa perlindungan apapun.
c. Subvertilitas atau subvekunditas adalah kesukaran untuk
menjadi hamil yang mungkin disebabkan oleh vekunditas yang
menurun pasangan suami istri.
d. Sterilitas adalah ketidakmampuan yang lengkap dan permanen
untuk menjadi hamil atau menghamili meskipun telah diberi
terapi.
e. Tanpa anak atau chillessness adalah pasangan suami istri yang
tidak pernah menghasilkan anak yang mungkin disebabkan
oleh vekunditas, kontrasepsi, dan abortus.
A. Penyebab
1. Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada pria
a. Kelainan Genetik
Meskipun amat jarang, ketidaksuburan pria dapat disebabkan oleh
kelainan genetik seperti cystic fibrosis. Gangguan genetik meliputi
kelainan pada kromosom seks, yang terjadi pada sindrom Klinefelter.
b. Gangguan Hormonal
Gangguan hormonal yang terjadi dapat menghalangi produksi sperma.
Untuk merangsang testis menghasilkan sperma, dibutuhkan hormon yang
dihasillkan oleh kelenjar ptituari. Bila hormon tersebut tidak ada, atau
4
jumlahnya menurun dalam jumlah yang signifikan maka sudah barang
tentu kinerja testis tidak akan sempurna.
c. Varikokel
Adalah terjadinya pelebaran Pembuluh Darah Vena di sekitar Buah
Zakar. Hal ini biasanya terindikasikan dengan adanya benjolan pada
bagian atas buah zakar dan biasanya terjadi pada sebelah kiri.
d. Sumbatan Saluran Sperma
Biasanya disebabkan bawaan lahir karena tidak terbentuknya sebagian
saluran sperma. Selain itu infeksi juga dapat menyebabkan terjadinya
sumbatan saluran sperma. Infeksi pada saluran reproduksi dapat
disebabkan oleh bakteri melalui penyakit menular seksual. Jika memang
disebabkan karena infeksi bakteri mungkin akan terjadi sumbatan akibat
perlekatan dari saluran reproduksi pria.
e. Impotensi
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu
penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan
impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau
akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya
aliran darah arteri ke penis. Kerusakan saraf yang menuju dan
meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi.
f. Kebiasaan Merokok
Merokok dapat menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada
pria. Nikotin membuat darah mengental sehingga tidak bisa beredar
dengan lancar, termasuk di pembuluh darah alat kelamin. Akibatnya,
muncul gangguan seksual seperti ejakulasi dini, ereksi tidak sempurna,
bahkan impotensi.
g. Kebiasaan Minum Beralkohol
Alkohol dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar hormon testoteron
sehingga mengganggu produksi sperma.
5
h. Pengaruh Radiasi
Radiasi akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi dan kualitas
sperma. Selain itu sperma yang terkena pengaruh radiasi akan memiliki
gerakan berenang yang kurang baik yang akan mengurangi kesempatan
untuk pembuahan.
i. Pengaruh Obat
Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Obat-obatan
seperti antibiotika, pereda rasa sakit, obat penenang, dan obat hormonal
dapat menurunkan tingkat kesuburan pria.
2. Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada wanita
a. Sumbatan pada saluran telur
Sumbatan saluran telur disebabkan antara lain adanya
perlengketan pada sekitar saluran telur, hal ini sebagai akibat dari pernah
terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan sel
telur dengan sperma.
b. Endometriosis
Yaitu sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang
tidak semestinya, yaitu di indung telur. Hal ini dapat menimbulkan
perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ reproduksi
lainnya.
c. Kelainan lendir leher rahim
1) Terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma
2) Terlalu asam, yang dapat mematikan sperma.
d. Berat Badan Tidak Seimbang
Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan
perempuan, karena tubuh memerlukan 17% dari lemak tubuh di awal
masa siklus haid, dan 22% di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh
mengandung enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi
hormon estrogen. Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai,
akan memberikan andil besar terhadap ketidaksuburan.
6
e. Faktor Usia
Usia berpengaruh terhadap masa reproduksi, artinya selam masih
haid teratur kemungkinan ia masih bisa hamil. Penelitian menunjukkan
potensi wanita untuk hamil menurun setelah usia 25 tahun dan menurun
drastis pada usia di atas 38 tahun (Kasdu,2002). Hal ini juga berlaku pada
pria meskipun pria tetap dapat menghasilkan sel sperma sampai usia 50
tahun. Hasil penelitian menunjukkan hanya sepertiga pria berumur di atas
40 tahun yang mampu menghamili istrinya dalam waktu 6 bulan di
banding pria yang berumur di bawah 25 tahun. Pada wanita, begitu masuk
usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di
usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45
tahunan. Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita
mengalami menstruasi dan lama-kelamaan akan habis saat menopouse.
Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik
sperma” akan terus memproduksi sel-sel sperma selama anatominya
normal.
f. Gaya Hidup Yang Penuh Stres
Gaya hidup ternyata pegang peran besar dalam menyumbang
angka kejadian infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang
serbacepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena
stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa menyebabkan
gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan
menurunnya frekuensi hubungan suami istri
g. Kelainan Mulut Rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan (antefleksi), sehingga
berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kondisi inilah
yang memungkinkan spermatozoa sampai ke dalam saluran mulut rahim
yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim. Penyimpangan
dari posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke
belakang), bisa menghambat terjadinya kehamilan.
7
h. Kelainan Rahim
Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip;
peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat
mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi
kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.
8
atau kedua belah pihak secara bersamaan. Infertilitas yang disebabkan oleh istri
sebesar 35%, faktor suami 35%. Faktor keduanya 20% dan penyebab lainnya 10%
(Mustar,2006).
Di Indonesia kejadian wanita infertil 15 % pada usia 30-34 tahun, meningkat
30% pada usia 35-39 tahun dan 55 % pada usia 40-44 tahun. Hasil survei gagalnya
kehamilan pada pasangan yang sudah menikah selama 12 tahun, 40% disebabkan
infertilitas pada pria, 40 % karena infertilitas pada wanita, dan 10 % dari pria dan
wanita, 10 % tidak diketahui penyebabnya. Pasangan usia subur (PUS) yang
menderita infertilitas 524 (5,1%) PUS dari 10205 PUS.
Dari sekian banyak kasus infertilitas hanya 50% saja yang berhasil di tangani baik
secara program bayi tabung dan sebagainya( Sarwono, 1999).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tingkat Kesuburan seseorang dapat dilihat dari keadaan fertil atau
infertilnya. Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan
anak hidup oleh pria yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan
kemampuan fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran
anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu
fertile atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas
dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan
melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur
selama satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer, kalau istri belum
pernah hamil selama 12 bulan walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut
infertilitas sekunder, kalau istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi
kehamilan lagi walaupun bersenggama.
B. Saran
Sebagai sumbangan dari rangkaian penulisan makalah ini, penulis merasa
makalah ini masih jauh dari sempurna, jadi penulis menyarankan penulis selanjutnya
agar dapat melakukan perbaikan. Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum
dapat di generalisasikan bagi pasangan infertil.
Walaupun infertilitas tidak mengancam jiwa, namun kondisi infertilitas
merupakan suatu krisis, individu yang mengalami kondisi ini merasakan dampak
yang besar terhadap kehidupan pribadi dan keluarga. Untuk itu dalam praktik
pelayanan kebidanan bidan dapat lebih bijaksana dalam berkomunikasi atau dalam
memberikan informasi serta memberikan dukungan pada pasangan infertilitas ini.
Makalah ini juga direkomendasikan bagi praktik kebidanan komunitas dimana
sebagai bidan komunitas dapat melakukan pendekatan bagi pasangan infertilitas.
10
DAFTAR PUSTAKA
11