Bahasaz Inggris
Bahasaz Inggris
INTRODUCTION
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini menempati peringkat keempat di dunia dari segi hasil
produksi (AEKI, 2016). Kopi di Indonesia memiliki peranan penting bagi
pertumbuhan perekonomian masyarakat di Indonesia. Letak geografis Indonesia
sangat cocok difungsikan sebagai lahan perkebunan kopi. Jenis kopi yang ada di
Indonesia digolongkan menjadi dua yaitu, kopi robusta dan kopi arabika. Rata-rata
produktivitas tanaman kopi robusta sebanyak 466.492 ton biji kopi tiap tahun.
Sedangkan rata-rata kopi arabika sebanyak 172.919 ton biji kopi tiap tahun
(ditjenbun, 2015).
Tanaman kopi mulai berbuah pada umur 2,5 tahun hingga tiga tahun untuk
robusta dan tiga tahun hingga empat tahun tahun untuk arabika. Kesalahan fatal
yang umum dilakukan petani kopi adalah pemetikan asal yaitu pemetikan dengan
metode dan peralatan yang sederhana (Yusianto dan Mulato, 2002). Selain itu,
pemetikan asal dilakukan ketika buah kopi belum matang sempurna. Tingkat
kematangan buah kopi tidak terjadi secara serentak. Proses pemanenan memerlukan
waktu yang lama. Karena faktor ekonomi, petani tidak sabar menunggu panen
hingga saat kopi berwarna merah.
Dari sisi kualitas produksi petik merah kopi mempunyai kandungan air lebih
rendah dibanding petik hijau. Kopi petik merah memiliki potensi untuk dibentuk
menjadi kopi specialty grade yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Karena metode yang umum digunakan oleh petani kopi adalah proses petik
asal, jika langsung diolah maka kopi memiliki aroma dan cita rasa yang kurang baik
(grade 3). Untuk mendapatkan kopi dengan kualitas tinggi, kopi petik asal
memerlukan proses lanjutan berupa sortasi. Selama ini sortasi dilakukan secara
manual dengan cara pemisahan kopi hijau dan merah.
Alat penyortir biji kopi berbasis Photodiode Mikrokontroler adalah suatu
karya inovatif yang dapat digunakan untuk memisahkan biji kopi berbasis warna.
Proses pemisahan berbasis warna dapat dilakukan dengan penyortir kopi otomatis
ini terdiri dari sebuah mesin konveyor yang mana akan diberi sensor warna yang
dijalankan oleh program berbasis mikrokontroler untuk mengetahui warna kopi
yang melewati sensor photodiode yang kemudian secara otomatis akan memilah
kopi berdasarkan warna yang telah ditetapkan. Alat ini dapat diaplikasikan secara
nyata sebagai upaya efisiensi biaya produksi kopi rakyat demi meningkatkan
perekonomian masyarakat.
Keywords: Coffe, The Colour Censor TCS230, Motor DC, ATMEGA16.
1.2 Research Problem
1. Bagaimana metode perancangan alat penyortir kopi berbasis photodiode
mikrokontroller?
2. Bagaimana prinsip mekanisme kerja alat penyortir kopi berbasis photodiode
mikrokontroller?
3. Bagaimana menguji tingkat keberhasilan alat penyorntir kopi otomatis
berbasis photodiode mikrokontroller?
1.3 Significance Of The Theory
Untuk metode perancangan alat penyortir kopi berbasis photodiode
mikrokontroller sehingga dapat meningkatkan kualitas kopi robusta petik asal.
Untuk mengetahui prinsip mekanisme kerja alat penyortir kopi berbasis photodiode
mikrokontroller sehingga dapat memisahkan kopi merah dan hijau dengan basis
pemisahan warna. Untuk tingkat keberhasilan alat penyortir kopi otomatis berbasis
photodiode mikrokontroller sehingga dapat diaplikasikan pada petani kopi.
1.4 Significance Of The Practice
Memisahkan kopi robusta berwarna merah dan berwarna hijau/kuning secara
otomatis berbasis photodiode mikrokontroler yang dapat diaplikasikan di
masyarakat. Mendapatkan paten mesin pemisah kopi berdasarkan warna berbasis
photodiode mikrokontroler. Memberikan kopi robusta yang unggul untuk para
pecinta kopi. Meningkatkan kualitas kopi robusta sehingga daya saing dan daya jual
kopi robusta semakin tinggi. Memberi konstribusi pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
1.5 Scope And Limitation
In order to design this project can achieve the goals and objectives that are
expected then in the discussion design project we limit the problem that is likely to
arise that is on automatic sortation of the coffee based of the colour and not discuss
about sortation based on the size and kind.
1.6 Definition of Key (pengertian dan fungsi(1-2 kalimat))
1.6.1 Coffee
Coffee secara luas dikenal sebagai stimulan yang dibuat dari biji kopi.
Tanaman kopi tergolong dalam famili Rubiaceae, sub famili Cinchonoides, genus
Coffea L., sub genus Coffea. Sub genus Coffea lebih banyak dikembangkan karena
paling menguntungkan (Najiyati dan Danarti, 1998).Ada dua spesies dari tanaman
kopi yaitu kopi Arabika (Coffea arabica) adalah kopi tradisional, dan dianggap
paling enak rasanya, kopi Robusta (Coffea connephora) memiliki kafein yang lebih
tinggi dapat dikembangkan dalam lingkungan dimana Arabika tidak akan tumbuh.
1.6.2 The Colour Censor TCS230
Sensor warna TCS230 adalah sensor warna yang sering digunakan pada
aplikasi mikrokontroler untuk pendeteksian suatu object benda atau warna dari
objet yang di monitor. Pada dasarnya sensor warna TCS230 adalah rangkaian photo
dioda yang disusun secara matrik array 8×8 dengan 16 buah konfigurasi photodioda
yang berfungsi sebagai filter warna merah, 16 photodiode sebagai filter warna biru
dan 16 photo dioda lagi tanpa filter warna.
1.6.3 Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energy
listrik menjadi energi mekanik. Motor DC memerlukan suplai tegangan yang
searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan
medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar).
1.6.4 ATMEGA16
AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga Attiny,
keluarga AT902xx, keluarga Atmega, dan keluarga AT86RFxx. Pada dasarnya
yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya.
Silahkan buka www.atmel.com untuk informasi lebih lanjut tentang berbagai
variasi AVR. Untuk mikrokontroler AVR yang berukuran lebih kecil, silahkan
mencoba Atmega8, Attiny2313 dengan ukuran Flash Memory 2KB dengan dua
input analog.
CHAPTER 2
LITERATURE REVIEW
CHAPTER 3
RESEARCH METHODE
3.5 Evaluation
Tujuan dilakukannya evaluasi adalah untuk mengetahui ketercapaian tujuan
dari program yang dilaksanakan, sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan
dan pengembangan menjadi lebih baik lagi. Evaluasi dilakukan dengan cara
diskusi satu kelompok dan juga dosen pembimbing.
Schedule of
No
Activity 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Design of
Activity
2. Design of
Structure
3. Making the
Structure
4. System
Planning
5. Testing the
Tool
6. Finishing
7. Evaluation
of the
Program
8. Compiling
9. Statement
Enclosure 2. Budget
2.1 Tools
Justification
Materials of Quantity Cost (Rp) Total (Rp)
Consumption
Bor Listrik Melubangi Plat 1 Unit Rp. Rp. 487.000,00
487.000,00
2.2 Components