Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat,hidayahdan karunia-Nya,sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah
agama islam ”IMAN KEPADA ALLAH SWT” tepat pada waktunya.Sholawat dan salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw yang kita nantikan
pertolongannya besok di hari yaumul kiamat dan tidak lupa kepada keluarga,para sobat,dan
para alim ulama.Amin.

Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT serta
memahami dan mengamalkan agama islam sehinggamenjadi seorang muslim yang beriman
dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,bermasyarakat,dan bernegara.Kami juga
berharap kaum muslim khususnya para siswa dapat belajar tentang sifat-sifat Allah SWT
dalam al-asmaul husna serta dapat mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kami sampaikan pada Bapak Suwarni yang telah
memberikan bimbingan kepada kami,sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.Tidak
lupa kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyk kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan.Maka dari itu kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua
pihak yang sifatnya membangun.Semoga Allah SWT meridhoi usaha dan niat baik kita
bersama dalam upaya mewujudkan siswa-siswa yang cerdas dan beriman.Amin.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan iman kepada Allah?

Apa saja sifat-sifat Allah dalam Al-Asmaul Husna?

Bagaimana perilaku orang beriman terhadap sifat-sifat Allah dalam Al-Asmaul Husna?
Pengertian iman kepada Allah
Menurut pengertian bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu amana yang artinya percaya
atau membenarkan, menurut ilmu tauhid, iman didefinisikan sebagai membenarkan dalam
hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkannya dengan perbuatan.

Berdasar pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa iman kepada Allah adalah
meyakini mempercayai membenarkan dengan hati bahwa Allah itu ada sebaga tuhan yang
Maha Esa dengan segala sifat kesempurnaannya, mengucapkan mengikrarkan adanya Allah
secara lisan dan bersedia melakukan apa yang telah dibenarkan oleh hati dan diucapkan oleh
lisan sebagai keimanan seseorang, dibuktikan dengan perbuatan amal soleh.

Allah berfirman:

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabardalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Cara beriman kepada Allah

1. Secara ijmali = percaya adanya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan menjaga alam
semesta

2. Secara tafshii = percaya adanya Allah secara rinci dengan mengetahui sifat sifat, nama-
nama, yang indah dalam asmaul husna

Hukum beriman kepada Allah adalah fardhu ‘ain. Jika ada yang mengaku islam tapi tidak
percaya kepada Allah maka orang tersebut dianggap murtad.

Iman kepada Allah SWT merupakan yang pertama dan yang utama dari rukun iman, seperti
sabda Rasulullah:

“Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat malaikat nya kitab kitabnya rasul
rasulnya hari kiamat dan kepada qodar yang baik dan yang buruk” (HR. Muslim)

Iman yang sempurna adalah apabila telah mengucapkan dengan lisan, dibenarkan dengan hati
dan dibuktikan dengan perbuatan. Barang siapa yang ingkar kepada Allah, sesungguhnya ia
termasuk orang yang sesat. Sebagaimana firman Allah:
Seorang laki laki yang beriman disebut mukmin dan seorang perempuan yang beriman
disebut mikminat.

Fungsi iman kepada Allah

1. Pengendalian diri
2. Penyesuaian diri

3. Penghargaan terhadap hidup

4. Keberanian diri

5. Ikhlas

Latar Belakang
ISLAM (Arab:”berserah diri kepada Tuhan”)adalah agama yang mengimani satu tuhan,yaitu
Allah.Agama ini termasuk agama samawi(agama yang dipercaya oleh para pengikutnya
diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama ibrahim.Dengan lebih dari satu
seperempatmilyar orang pengikut di seluruh dunia,menjadikan islam sebagai agama terbesar
kedua di dunia setelah agama Kristen.Islam memiliki arti “penyerahan”,atau penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan(Allah). Pengikut ajaran islam dikenal dengansebutan muslim yang
berarti “seorang yang tunduk kepada Tuhan”,atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi
laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan
firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya,dan menyakini dengan
sungguh sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh
Allah.

Pengertian Asma’ul Husna


Menurut bahasa, Asma berarti Nama, sedangkan Asma’ul adalah bentuk jamaknya yang
artinyaNama-Nama, dan Huzna berarti baik. Sehingga, “Asma’ul huzna” artinya “Nama-
Nama yang baik”. Sedangkan menurut istilah, “Asma’ul Huzna” ialah nama-nama baik yang
hanya dimiliki oleh Allah SWT (sifat wajib Allah), sebagai bukti akan keagungan-Nya.
Sesuai Firman Allah dalam Al-Quran, surat Al-Isra’ : 110.

ِ‫عوا قُل‬ َِ ِ‫عوا أهو‬


ُ ‫ّللاه ا ْد‬ ُ ‫ن ا ْد‬ َ ۖ ‫عوا َما أهيًّا‬
ِ‫الر ْح َٰ هم ه‬ ُ ‫ت ه ْد‬
َِٰ ‫ل ۖ ْال ُح ْسن‬
ُ‫هى ْاْل ه ْس هما ُِء فهله ِه‬ ِ‫ك ت ه ْج هه ِْر هو ه‬
ِ‫ص هَلت ه‬
‫ل ب ه‬ِ‫هو ه‬
ِْ ‫ْن هوا ْبتهغِ ب هها تُخهاف‬
‫ت‬ ِ‫ك بهي ه‬ ِ‫يَل َٰ هذل ه‬
ِ ً ‫سب‬ ‫ه‬
Artinya :
“Katakanlah: "Serulah Allah atau Serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja
kamu seru, dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) ".

Allah juga berfirman dalam surat Al-a’raf : 180.


Artinya:
“Hanya milik Allah Asma’ul Husna(nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-
sifat Allah), Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu “

Asmaul Husna Arab dan arti


1 Ar Rahman ‫ الرحمن‬Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim ‫ الرحيم‬Yang Maha Penyayang
3 Al Malik ‫ الملك‬Yang Maha Merajai/Memerintah
4 Al Quddus ‫ القدوس‬Yang Maha Suci
5 As Salaam ‫ السالم‬Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min ‫ المؤمن‬Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin ‫ المهيمن‬Yang Maha Pemelihara
8 Al `Aziiz ‫ العزيز‬Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
9 Al Jabbar ‫ الجبار‬Yang Maha Perkasa
10 Al Mutakabbir ‫ المتكبر‬Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq ‫ الخالق‬Yang Maha Pencipta
12 Al Baari` ‫ البارئ‬Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk,
Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir ‫ المصور‬Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
14 Al Ghaffaar ‫ الغفار‬Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar ‫ القهار‬Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab ‫ الوهاب‬Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq ‫ الرزاق‬Yang Maha Pemberi Rejeki
18 Al Fattaah ‫ الفتاح‬Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim ‫ العليم‬Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh ‫ القابض‬Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
21 Al Baasith ‫ الباسط‬Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22 Al Khaafidh ‫ الخافض‬Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23 Ar Raafi` ‫ الرافع‬Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24 Al Mu`izz ‫ المعز‬Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25 Al Mudzil ‫ المذل‬Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26 Al Samii` ‫ السميع‬Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir ‫ البصير‬Yang Maha Melihat
28 Al Hakam ‫ الحكم‬Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl ‫ العدل‬Yang Maha Adil
30 Al Lathiif ‫ اللطيف‬Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir ‫ الخبير‬Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim ‫ الحليم‬Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim ‫ العظيم‬Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur ‫ الغفور‬Yang Maha Pengampun
35 As Syakuur ‫ الشكور‬Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy ‫ العلى‬Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir ‫ الكبير‬Yang Maha Besar
38 Al Hafizh ‫ الحفيظ‬Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit ‫ المقيت‬Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib ‫ الحسيب‬Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil ‫ الجليل‬Yang Maha Mulia
42 Al Kariim ‫ الكريم‬Yang Maha Mulia
43 Ar Raqiib ‫ الرقيب‬Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib ‫ المجيب‬Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` ‫ الواسع‬Yang Maha Luas
46 Al Hakiim ‫ الحكيم‬Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud ‫ الودود‬Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid ‫ المجيد‬Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its ‫ الباعث‬Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid ‫ الشهيد‬Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq ‫ الحق‬Yang Maha Benar
52 Al Wakiil ‫ الوكيل‬Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu ‫ القوى‬Yang Maha Kuat
54 Al Matiin ‫ المتين‬Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy ‫ الولى‬Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid ‫ الحميد‬Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii ‫ المحصى‬Yang Maha Mengkalkulasi
58 Al Mubdi` ‫ المبدئ‬Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid ‫ المعيد‬Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii ‫ المحيى‬Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu ‫ المميت‬Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu ‫ الحي‬Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum ‫ القيوم‬Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid ‫ الواجد‬Yang Maha Penemu
65 Al Maajid ‫ الماجد‬Yang Maha Mulia
66 Al Wahiid ‫ الواحد‬Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad ‫ االحد‬Yang Maha Esa
68 As Shamad ‫ الصمد‬Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir ‫ القادر‬Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir ‫ المقتدر‬Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim ‫ المقدم‬Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir ‫ المؤخر‬Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal ‫ األول‬Yang Maha Awal
74 Al Aakhir ‫ األخر‬Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir ‫ الظاهر‬Yang Maha Nyata
76 Al Baathin ‫ الباطن‬Yang Maha Ghaib
77 Al Waali ‫ الوالي‬Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii ‫ المتعالي‬Yang Maha Tinggi
79 Al Barri ‫ البر‬Yang Maha Penderma
80 At Tawwaab ‫ التواب‬Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim ‫ المنتقم‬Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww ‫ العفو‬Yang Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf ‫ الرؤوف‬Yang Maha Pengasuh
84 Malikul Mulk ‫ مالكالملك‬Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali Wal ‫ ذوالجاللواإلكرام‬Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Ikraam
86 Al Muqsith ‫ المقسط‬Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` ‫ الجامع‬Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy ‫ الغنى‬Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii ‫ المغنى‬Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani ‫ المانع‬Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar ‫ الضار‬Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An Nafii` ‫ النافع‬Yang Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur ‫ النور‬Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94 Al Haadii ‫ الهادئ‬Yang Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Baadii ‫ البديع‬Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
96 Al Baaqii ‫ الباقي‬Yang Maha Kekal
97 Al Waarits ‫ الوارث‬Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid ‫ الرشيد‬Yang Maha Pandai
99 As Shabuur ‫ الصبور‬Yang Maha Sabar

Penjelasan 10 Sifat Allah dalam Asma’ul


Husna
Allah SWT adalah Tuhan Penciptadan pemelihara alam semesta dan segala isinya, Yang
Maha Esa dalam Zat-Nya, maksudnya Zat Allah SWT hanya satu dan tidak lebih. Zat Allah
SWT tidak sama atau serupa dengan zat selainnya. Allah SWT Esa dalam sifat-Nya,
maksudnya sifat Allah SWT walaupun banyak, tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri.
Tidak ada zat selain Allah SWT yang memiliki atau menandingi sifat-sifat Allah SWT. Allah
SWT Esa dalam perbuatan-Nya, maksudnya perbuatan-perbuatan Allah tidak terhingga
banyaknya, tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada zat selain Allah SWT
yang dapat menandingi, apalagi melebihi perbuatan-Nya.

Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Ikhlas : 4

ِْ ‫( أ ه هحدِ ُكفُ ًوا له ِهُ يه ُك‬٤)


ِ‫ن هوله ْم‬
Artinya :

“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

a. Ar-Rohman (‫)الرحمن‬
Allah SWT bernama Ar-Rohman artinya Maha Pemurah, karena Allah SWT telah
melimpahkan Rahmat-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, tanpa pandang bulu. Seluruh umat
manusia yang hidup di dunia tetap memperoleh Rahmat allah SWT. Manusia dapat
menghirup oksigen di ala mini dengan Cuma-Cuma. Manusia bias mnggunakan air di ala
mini untuk kelangsungan hidupnya. Juga Allah SWT telah menyediakan berbagai kebutuhan-
kebutuhan manusia yang dapat kita peroleh secara cuma-cuma dari alam semesta.
Tidak hanya manusia, tetapi hewan dan tumbuhan juga memperoleh rezeki sendiri dari Allah
SWT yang berupa makanan dan minuman untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Lafal Ar-Rohman tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah:3 dan Al-baqarah:163, yaitu:

QS. Al-Fatihah:3

ِ‫الر ْح همن‬
َ ِ‫الرحيم‬
َ
Artinya :
“Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

QS. Al Baqarah:163

Artinya :

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.”

b. Ar-Rahim (‫)الرحيم‬
Allah SWT bersifat Ar-Rahim artinya Allah Maha Penyayang. Sifat ini selalu Allah SWT
limpahkan kepada umatnya yang beriman secara tetap/keekal, bukan hanya dalam hidup di
dunia, tetapi juga di alam kubur dan alam akhirat kelak.

c. Al-Quddus (‫)القدوس‬
Menjaga kesucian diri adalah wajib bagi setiap orang yang beriman. Sebagaiman terdapat
dalam nama allah yaitu Al Qudus (Maha Suci). Ini merupakan pedoman agar kita bisa
mempertahankan kesucian diri.

Jagalah diri kita dari noda dan dosa. Sehingga kita akan menjadi hamba yang selalu bertakwa.

Allah berfirman:

Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya itu (karena diangap tidak
memiliki dosa) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori (karena penuh dengan
dosa)

d. As-Salam (‫)السالم‬
Islam menghendaki setiap mslim dan muslimah agar selalu membaca do’a tsyahud dalam
sholat:

Keselamatan atau kesejahteraan semoga allah limpahkan kepada kami dan hamba hambaNya
yang soleh

Dari penggalan ayat tersebut kita tahu allah adalah As Salam (Maha Sejahtera) dan kita
hendaknya selalu berdo’a berusaha menjaga keselamatan diri sendiri maupun orang lain
e. Al-Mu’min (‫)المؤمن‬
Menjadi orang yang terpercaya tidaklah mudah, banyak godaan yang selalu menghampiri.
Tetapi sifat allah yang terdapat dalam namanya Al Mu’minu (Maha Terpercaya) hendaknya
menjadi pegangan, menjadi pedoman untuk kita bersikap serta sebagai penunjuk jalan untuk
berusaha menjadi orang yang terpercaya. Sifat ini mengajarkan kita agar senantiasa jujur,
menepati janji, memelihara amanat, dan tidak berkhianat. Sehingga kita dapat memberikan
rasa aman terhadap sesama.

f. Al-Adlu (‫)العدل‬
Al’Adlu berarti Mahaadil dan sangat sempurna keadilan-Nya. Allah Mahaadil karena Allah
selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang
Maha Sempurna.

Allah berfirman :
Artinya : ”Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur’an), sebagai kalimat yang benar dan
adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-An’am, 6:115)

Manusia sebagai makhluk Allah SWT yang berakal dan sebagai khalifah di muka bumi, di
perintah oleh Allah SWT untuk berlaku adil terhadap dirinya keluarganya, dan orang lain.
Allah berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(Q.S. An-Nahl, 16:90)

g. Al-Gaffar (‫)الغفار‬
Secara bahasa Al-Gaffar berarti yang Maha Pengampun. Allah bernama Al-Gaffar sebab
Allah SWT yang Maha Pengampun, yang memiliki kebebasan penuh untuk memberikan
ampunan dosa kepada hamba yang dikehendakinya.

Allah berfirman :
Artinya : “Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Sad, 38:66)

Manusia dalam hidupnya didunia ini tidak luput dari dosa. Baik dosa yang ditimbulkan
karena tidak melaksanakan perintah Allah SWT yang wajib maupun dosaa yang disebabkan
karena melanggar larangan-Nya yang haram. Allah SWT tentu akan mengampuni dosa
hamba-Nya apabila hamba-Nya mohon ampun dan benar-benar bertobat kapada-Nya.

h. Al-Hakim (‫)الحكيم‬
Menurut pengertian bahasa Al-Hakim berarti Yang Mahabijaksana. Allah SWT baernama Al-
Hakim sebab Allah SWT itu Mahabijaksana, tidak ada zat selain Allah yang memiliki
kebijaksanaan sama dengan-Nya apalagi melebihi-Nya

i. Al-Malik (‫)الملك‬
Al-Malik berarti Maha Merajai. Tadak ada raja yang memiliki kedudukan dan kekuasaan
yang sama dengan Allah SWT apalagi melebihi-Nya. Allah SWT adalah Tuhan yang
Mahatinggi dan Raja yang sebenarnya, yang mengatur dan mengendalikan kerajaan-Nya
sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. Allah berfirman :
Artinya : “Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arasy yang mulia.” (Q.S. Al-Mu’minun,
23:116)

j. Al Hasib (‫)الحسيب‬
Allah SWT bernama Al-Hasib artinya Maha Menjamin, yakni memberikan jaminan
kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Manusia dalam hidupnya di dunia ini mempunyai
banyak kebutuhan., seperti kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, dan kebutuhan
lainnya. Allah SWT telah menyediakan semua kebutuhan tersebut, asal manusia mau
berusaha untuk memperolehnya. Allah berfirman :
Artinya : “Bahwa, manusia tidak akan memperoleh bagian, kecuali apa-apa yang telah
dikerjakannya untuk dirinya. Bahwa, hasil usahanya itu pasti akan diperlihatkan kepadanya.”
(Q.S. An-Najm, 53:39-40)

Al-Hasib juga bisa berarti Maha Memperhitungkan. Segala amal manusia ketika didunia,
akan dihisab akan di perhitungkan di alam akhirat oleh Allah SWT dengan seteliti-telitinya
dan seadil-adilnya.

Perilaku orang beriman terhadap sepuluh sifat


Allah dan asmaul husna
Bagi setiap orang yang beriman yang meresapi akan keagungan sifat sifat Allah serta asmaul
husna, pasti didalam kesehariannya mereka akan selalu berusaha agar mereka terbiasa untuk
bertingkah laku serta bersikap yang terpuji dan mendapat ridha Allah. Hal ini dilakukan
karena dengan ini kita akan terhindar dari perbuatan yang tercela, selain itu kita juga akan
mengetahui keagungan Allah

Sikap dan perilaku tersebut antara lain:

1. Berusaha selalu berbuat baik dan berkasih sayang

Saling mengasihi adalah perbuatan yang sangat penting, sesuai nama Allah yaitu arrahman
yang berarti maha pengasih lagi maha penyayang. Allah menyayangi hambanya tanpa
memandang. Siapa mereka dari golongan mana. Allah tidak membedakan agama, bangsa
warna kulit, kaya atau miskin Allah tetap menyayanginya.

Penghayatan ini seharusnya mendorong kita untuk lebih meningkatkan iman dan takwa,
karena rasulullah bersabda:

Orang orang yang sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaqnya

Berbuat baik dan saling mengasihi tidak hanya dilakukan sesama manusia saja, terhadap
makhluk hidup yang lain juga harus berbuat baik.
Maka dari itu, marilah kita lindungi diri dan hati kita dari perilaku tercela dan berbuat baiklah
karena rahmat Allah akan senantiasa mengalir bagi hambaNya

2. Berusaha menjadi mukmin yang bertakwa

Allah bernama Ar Rohim yaitu maha penyayang. Selain itu Dia juga adalah Maliki
Yaumiddin, yakni yang merajai hari pembalasan. Kelak dihari pembalasan keadilan akan
ditegakkan dan tidak ada kebohongan. Semuanya akan dibuka dengan sebenar benarnya.
Baik dan buruk seseorang, walaupun kecil, akan diketahui. Jadi, barang siapa yang selama di
dunia benar benar beriman dan bertakwa kepada Allah, tentu kenikmatan yang besar dan
abadi baginya telah menanti. Tetapi apabila keburukan yang selalu diperbuat, siksalah yang
akan selalu membuntutinya. Oleh karena itu diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi kita
untuk selalu melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya.

3. Memelihara kesucian diri

Menjaga kesucian diri adalah wajib bagi setiap orang yang beriman. Sebagaiman terdapat
dalam nama Allah yaitu Al Qudus (Maha Suci). Ini merupakan pedoman agar kita bisa
mempertahankan kesucian diri.

Jagalah diri kita dari noda dan dosa. Sehingga kita akan menjadi hamba yang selalu bertakwa.

Allah berfirman:

Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya itu (karena dianggap tidak
memiliki dosa) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori (karena penuh dengan
dosa)

4. Menjaga keselamatan diri dan orang lain

Islam menghendaki setiap mslim dan muslimah agar selalu membaca do’a tsyahud dalam
sholat:

Keselamatan atau kesejahteraan semoga Allah limpahkan kepada kami dan hamba hambaNya
yang soleh

Dari penggalan ayat tersebut kita tahu Allah adalah As Salam (Maha Sejahtera) dan kita
hendaknya selalu berdo’a berusaha menjaga keselamatan diri sendiri maupun orang lain

5. Menjadi orang yang terpercaya

Menjadi orang yang terpercaya tidaklah mudah, banyak godaan yang selalu menghampiri.
Tetapi sifat Allah yang terdapat dalam namanya Al Mu’minu (Maha Terpercaya) hendaknya
menjadi pegangan, menjadi pedoman untuk kita bersikap serta sebagai penunjuk jalan untuk
berusaha menjadi orang yang terpercaya. Sifat ini mengajarkan kita agar senantiasa jujur,
menepati janji, memelihara amanat, dan tidak berkhianat. Sehingga kita dapat memberikan
rasa aman terhadap sesama.

6. Berperilaku adil
Menjadi muslim atau muslimah kita diwajibkan untuk selalu berbuat adil, baik terhadap
dirinya, terhadap keluarga, terhadap sesama makhluk Allah. Sesuai dengan nama Allah Al
Adlu (Yang Maha Adil). Sifat ini mengajarkan untuk berusaha agar senantiasa adil dan
meninggalkan perbuatan zalim. Perintah Allah untuk berperilaku adil tercantum dalam surat
An Nisa, Al Maidah, dan An Nahl

7. Berusaha menjadi orang yang pemaaf

Seorang pemaaf yang mau memaafkan keasalahan orang lain terhadap dirinya adalah orang
yang benar benar mulia. Mukmin yang suka memberi maaf akan bertambah mulia disisi
Allah

Rasulullah bersabda:

Tidaklah seseorang memaafkan, melainkan Allah tambah kemuliaannya

8. Berperilaku bijaksana

Seorang yang bijaksana biasanya berfikiran tajam, berwawasan luas, senantiasa cermat dan
teliti saat menghadapi kesulitan sehingga terhindar dari perilaku buruk yang merugikan.
Setiap muslim dan muslimah yang menghayati diaft Allah yang terkandung dalam namaNya,
Al Hakim (Maha Bijaksana) akan senantiasa bersikap dan berperilaku bijaksan.

9. Menjadi pemimpin yang baik

Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan atau menjalankan kekuasaan, setaip orang


beriman hendaknya menjadikan sifat Allah yang terakandung dalam namanya, Al Malik
(Maha Merajai), sebagai teladan luhur. Rasaululla bersabda:

Setiap kamu adalaha pemimpin dan akan diminati pertanggung jawaban tentang
kepemimpinannya

10. Bermuhasabah (Introspeksi diri)

Dalam hidup kita tidak terlepas dari perbuatan yang buruk atau keasalahan yang telah kita
lakukan. Tapi kita tidak pernah menyadari perbuatan itu. Maka kita perlu introspeksi diri dan
segera bertobat. Karena Allah memerintahkan kita agar selalu memperhatikan apa yang kita
kerjakan sebagai bekal kehidupan di akhirat. Hikmah dari introspeksi diri ini adalah
memperbaiki diri kita, menghilangkan sifat sifat buruk dan merubahnya menjadi perilaku
terpuji.

Penutup
Demikian makalah ini dibuat,kami sadar masih bannyak kekurangan yang ada dalam makalah
ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini selanjutnya.
A. KESIMPULAN
Beriman kepada Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh setiap umat
muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada allah berarti adalah kita harus
mengimani atau mempercayai adanya allah.
Jadi, beriman kepada allah merupakan hal yang sangat berharga dan patut dipelajari.
Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat juga memberikan
pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat. Kita sebagai
manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan menerapkannya di dalam
kehidupan kita tentang beriman kepada allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di
setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.

B. SARAN
Diskusi mengenai pembahasan ini merupakan awal yang masih sederhana sehingga ada
beberapa hal yang disarankan, antara lain :
1. Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada Allah
secara dalam.
2. Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran mengenai materi tersebut di dalam
kalangan pelajar agar mereka mampu memahami lebih dalam, luas, serta terarah nantinya.
3. Masyarakat Harus beriman kepada allah sebagaimana di contohkan oleh rasullawah.
4. Kepada siswa dan siswi diharapkan mampu mempelajari tentang materi Beriman kepada
allah secara intensif dan lebih luas.
Makalah Iman Kepada Allah

Nama : Afriansa Wahyu Utama

Kelas : X RPL 2

No :3

Anda mungkin juga menyukai