Self-Disclosure
Self-disclosure berbicara tentang kehidupan seseorang atau keadaan saat ini. self-
disclosure digunakan ketika helper terlihat untuk membantu klien. Seperti contohnya: Saya
bingung, bagaimana jika kamu menceritkan tentang hal itu kembali?”
Giving Information
Nasihat dan informasi adalah hal yang sangat dapat diberikan tapi jarang dilakukan.
Bagi pewawancara, memberikan informasi adalah keterampilan tahap dua (stage 2) karena
klien lebih sering menerima ketika berhasil di tahap 1 (stage 1). Namun, Memberikan saran
tidaklah tepat ketika keputusan utama sudah dibuat. Memberikan informasi dapat memberikan
langkah lebih maju dan membantu, tetapi terkadang tidak.
Klien mungkin kurang nyaman dengan tulisan atau ucapan yang dilontarkan oleh
pewawancara, sehingga alternatif yang dapat digunakan adalah dengan teknik visual.
Keseimbangan antara being too complex dan being so simple sehingga menjadi lebih baik.
Secara keseluruhan, segala sesuatu yang ditransmisikan dapat diterima, sehingga perlu adanya
pengulangan atas poin penting.
Sama seperti tahap 1 yang sukses sudah cukup bagi beberapa klien untuk merespons
masalah dengan lebih efektif, jadi tahap 2 cukup bagi orang lain. Penekanan terkait apa yang
menjadi sukses pada tahap 1 dan 2, yaitu keterampilan akan digambarkan dalam tiga kualitas
personal: acceptance, empathy, dan genuineness. Ketiga hal ini diperlukan dalam wawancara
atau counselling theraphy dan dalam hubungan secara umum. Acceptance adalah kombinasi
dari menjaga perasaan helper (kecuali minat) dan pikiran dari klien sampai mereka merasa
pantas, memeriksa bahwa helper telah mengert dan membantu klien untuk mengekplore lebih
jauh. Empathy berarti menunjukan kepada klien bawa helper menegrti terkait dengan sudut
pedang klien. Dalam hal ini, helper dapat mengeksplore (1) klien untuk mengklarifikasi dan
menilai (2) helper untuk mengklarifikasi dan menilai. Kesulitan dalam empathy adalah melihat
sudut pandang yang berbeda dari orang yang berbeda memungkinkan merubah sudut pandang
dari helper. Kesulitan lainnya adalah bahwa pekerja sosial membutuhkan kesadaran diri yang
cukup penuh dan akurat. Hal ini adalah bagian dari kualitas ketiga, yaitu genuineness. Satu
cara untuk menyampaikan kurangnya keaslian adalah dengan berpura-pura pada dua kualitas
lainnya, acceptance dan empathy. Ketiga kualitas ini merupakan hal yang penting dalam tiga
tahap model. Pewawancara juga harus berusaha untuk mengkomunikasikan dengan ketiga
kualitas tersebut ketika menambahkan perspektif lain.
Stage 3: Action
Pada tahap ini, klien harus mempunyai ide yang jelas tentang apa yang diinginkan
dalam hidupnya. Tujuan pekerja sosial pada tahap ini adalah membantu klien dalam melakukan
hal yang tepat. Kesulitan dalam melaksanakan tindakan juga bisa ditangani dalam hal model,
dengan klien tentu memiliki hak untuk tidak berubah. Kesulitan yang normal adalah bagi klien
untuk meremehkan kesulitan untuk berubah, dengan mencoba berubah terlalu cepat, atau dalam
langkah-langkah yang terlalu besar.