Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

POKOK POKOK AJARAN AGAMA ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Agama Islam

Oleh:

KELOMPOK 5

Afra Bahirah (1606827984)

Aqilah Annaya Putri (1906369093)

Trisya Fahriannisa (1606825796)

Rafi Damalis (1906443876)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2019
Sistem hukum yang mewarnai hukum nasional kita di Indonesia selamainipada dasarnya
terbentuk atau dipengaruhi oleh tiga pilar subsistem hukum yaitu sistem hukum barat, hukum
adat dan sistem hukum Islam.

Sistem hukum akan dianggap lemah tanpa adanya representasi hukum islam, Dalam
perjalanan kodifikasi hukum nasional Indonesia, keberadaan hukum Islam sangat penting, selain
sebagai materi bagi penyusunan hukumnasional, hukum Islam juga menjadi inspirator dan
dinamisator dalam pengembangan hukum nasional. Hukum Islam sangat dekat dengan sosio
antropologis bangsa Indonesia, sehingga kehadirannya dapat dengan mudah diterima oleh
masyarakat luas.

Hukum Islam

Pada dasarnya hukum itu adalah Allah Swt. Hanya Allah hakim yang maha tinggi dan maha
kuasa. Hukum Islam juga dpt didefinisikan sbg aturan, patokan, kaidah undang-undang yg
berasal dr Islam utk kehidupan manusia scr menyeluruh. Hukum ini hanya berlaku di dlm Islam,
meskipun hukum Islam ini memuat sikap dan ketentuan hukum ttg sesuatu di luar Islam.
Contohnya; wajid melindungi keselamatan kafir dzimmi (non muslim) yg tdk memusuhi Islam
berada di wilayah kekuasaan Islam (dar al-Islam).

Dua macam dasar hukum Islam:

1. Syariah

Syariah merupakan aturan yg mutlak benar tdk bisa dan tdk boleh dirubah, dan
diterima manusia atas dasar iman utk dilaksanakan. Syariah ialah peraturan dr Allah
dan rasul utk mengatur hubungan antar manusia dngn Allah, manusia dngn manusia
lain, antara manusia dngn alam semesta. Contoh hubungan manusia dngn Tuhan
adalah shalat, doa, dzikir. Contoh syariah mengenai hubungan antar sesama manusia
adalah silaturrahim dan tolong-menolong dlm kebaikan dan ketakwaan. Contoh
hubungan manusia dngn alam adalah larangan berbuat kerusakan di muka bumi.

2. Fiqih

Kata fiqih berasal dari kata faqaha yg berarti paham atau mengerti. Kumpulan
pemahaman sistematis thd peraturan-peraturan Allah disebut Ilmu Fiqih. Ilmu fikih
mengkhususkan pada aturan perilaku manusia yg dipandang dr salah satu lima aturan
hukum (ahkam al-khamsah) yaitu wajib, sunnah, mubah, haram, dan makruh.

Sumber Hukum Islam

1. Al-quran
2. Hadist

3. Ijtihad

Tujuan Hukum Islam

Pada dasarnya, hukum islam ada dan hadir untuk dapat mengatur kehidupan manusia agar hidup
tenang, tenteram, dan bebas dr ancaman org lain. Menurut Syatibi hukum Islam mencakup lima
hal:

1. Memelihara Agama. Kaum muslimin diwajibkan shalat beserta hikmah yg terkandung


di dalamnya.

2. Memelihara jiwa. Ditegakkannya hukum pidana, seperti jinayat, harapannya adalah tdk
ada lagi korban kekerasan, apalagi pembunuhan.

3. Memelihara akal. Dilarangnya meminum minuman keras adalah untuk melindungi


syaraf otak dan akal agar tetap sehat.

4. Memelihara keturunan. Ditegakkannya keharaman zina antara lain agar keturunannya


terhormat dan bermartabat.

5. Memelihara harta. Ditegakkannya hukum waris umpamanya hak-hak kepemilikan


terhadap suatu benda dilindungi hukum, sehingga orang lain tdk seenaknya atau tdk
boleh merampas dari pemiliknya yg sah.

Degradasi Moral
Degradasi berarti kemunduran, kemerosotan atau penurunan dari suatu hal sedangkan
moral adalah akhlak atau budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika kita
interpretasikan keduanya maka degradasi moral merupakan suatu fenomena adanya kemerosotan
atas budi pekerti seseorang maupun sekelompok orang. Pendidikan selalu diharapkan menjadi
solusi strategi terhadap berbagai persoalan masa depan anak-anak, masa depan masyarakat, dan
masa depan bangsa, sebagai ikhtiar memperbaiki harkat dan martabat kehidupan. Daniel U
Levine & Robert J. Havighurst (1989, hal. 229) mengatakan:
“The school seeks to help young people from lower-status families rise on the social
scale, and the extent to which society is meritocratic depends partly on how effective
educational system is in this short. Thus, the social class of young adults is determined
partly by what they make out of their schooling, and partly by their social class origins.”
Dalam filsafat terdapat beberapa jenis teori tentang nilai (value). Teori tentang nilai
disebutaxiology, yang berasal dari kata axia yang berarti harga atau nilai (worthy) dan logos
yang berarti ilmu pengetahuan. Filsuf yang banyak berbicara tentang nilai manusia adalah Max
Weber (1874-1928) dan Nicolai Hartmann (1882-1950). Perilaku manusia dipengaruhi dan
berdasar pada tata nilai yang dimiliki dan diyakininya. Orang akan berbuat ataupun tidak berbuat
sesuai dengan nilai dianutnya. Dapat dikatakan bahwa nilai sebetulnya merupakan konsep
abstrak dan hanya menjadi nyata dalam perbuatan. Tetapi, nilai bukanlah konsep yang tak
tergapai melainkan ada manakala dia berfungsi dalam pikiran dan tindakan manusia
(Kusmaryanto, 2016, hal. 31-32) Emile Durkheim, dalam Education and Sociology (1956)
mengatakan bahwa pendidikan merupakan kelanggengan kehidupan manusia itu sendiri, yang
dapat hidup konsisten dalam mengatasi ancaman dan tantangan masa depan (Rosyadi, 2004, hal.
124).
Dengan kemajuan pendidikan diharapkan dapat mereduksi beragam fenomena sosial,
bertalian dengan moralitas sosial dalam masyarakat. Sejak awal, persoalan moralitas telah
menjadi perhatian bapak pendiri bangsa, seperti pentingnya pendidikan agama, moral dan budi
pekerti dalam sistem pendidikan nasional. Seperti diketahui bahwa konsep moralitas yang
tumbuh dan hidup ditengah masyarakat yang pluralistik diperlukan adanya solusi setidaknya
sebuah tawaran yang substansi darinya yang meliputi keragaman konsep moral. Moralitas
merupakan suatu sikap hati seorang yang terlihat dalam prlaku lahiriah. Moralitas terjadi apabila
seorang mengambil sikap yang baik dikarenakan dia sadar akan kejiwaan dan tanggung jawab,
bukan untuk mencari keuntungan dan tanpa pamrih. Sedangkan defisien/defek moral merupakan
suatu kondisi individu yang hidupnya delinquent (nakal, jahat), sering melakukan
kejahatan,berperilaku a-sosial atau anti-sosial, dan tanpa penyimpangan organik pada fungsi
inteleknya. Hanya saja inteleknya tidak berfungsi,sehingga terjadi kebekuan moral yang kronis
(Kartono, 2002, hal. 191).

KONSEP MUAMALAH DALAM ISLAM

A. Pengertian Muamalah
Dalam islam, terdapat aturan yang harus diterapkan dalam amaliyah individu dengan
Allah subhanahu wa ta’ala (ibadah) dan juga amaliyah antara individu dengan individu lainnya
(muamalah). Sehingga muamalah dalam islam merupakan salah satu cabang ilmu yang perlu
dipahami oleh setiap umat islam, agar dapat menjadikan setiap aktivitas kehidupan dunianya
bernilai kebaikan yang berujung pahala.
Secara bahasa kata muamalah berasal dari kata bahasa arab ‘amala –yu’amilu –
mu’amalatan. Kata tersebut memiliki arti saling bertindak, saling berbuat atau saling
mengamalkan. Kata “saling” dalam kamus besar bahasa indonesia merupakan kata yang
menerangkan perbuatan yang berbalas-balasan. Sehingga secara bahasa pengertian muamalah
menunjukkan dimensi sosial ajaran islam, melalui interaksi antar individu.
Sedangkan, pengertian muamalah secara istilah tidak berbeda jauh dengan pengertian
muamalah secara bahasa. Namun, saat ini terdapat pergeseran pengertian mumalah dalam
kehidupan sehari-hari. Yaitu, definisi umum dan definisi khusus muamalah.
● Definisi umum – merupakan pengertian muamalah yang lebih luas. Muamalah adalah
peraturan-peraturan Allah subhanahu wa ta’ala yang harus diikuti dan ditaati dalam
hidup bermasyarakat. Contoh muamalah dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
definisi ini meliputi interaksi hidup bertetangga atau berteman.
● Definisi khusus – merupakan pengertian muamalah yang lebih spesifik, yaitu aturan-
aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam memperoleh dan
mengembangkan harta. Atau secara sederhananya, muamalah merupakan serangkaian
aturan dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia.

B. Prinsip-Prinsip Muamalah

Peran muamalah ini sangatlah penting bagi umat manusia. Hal ini karena semua hukum-
hukum yang berlaku meliputi banyak sekali aspek kehidupan. Dengan memahami dan
mempelajarinya, maka anda akan memiliki pokok pikiran yang kuat saat akan bertindak pada
satu hal tertentu. Ini juga akan berpengaruh pada kualitas diri anda, baik di mata orang lain
maupun di mata Allah SWT. Hukum Muamalah dalam Islam, yaitu:

1. Mubah
Pada hakekatnya semua jenis muamalah boleh dilakukan oleh siapa saja, akan
tetapi tidak untuk yang dilarang agama. Sesuai dengan perkembangan zaman,
muamalah akan berubah menyesuaikan karakter manusia. Inilah yang menjadi
kesempatan untuk munculnya muamalah baru diantara masyarakat Muslim.
2. Atas Dasar Sukarela
Hukum ini mengedepankan kebebasan berkehendak setiap individu. Dalam hal ini
yang dimaksud adalah dalam keadaan apapun setiap orang tidak boleh dipaksa
untuk melakukan sesuatu. Merupakan salah besar apabila orang tersebut
melakukan sesuatu karena adanya paksaan dari orang lain.
3. Atas Dasar Pertimbangan
Setiap melakukan sesuatu sangat penting bagi manusia untuk mempertimbangkan
konsekuensi dan manfaat setelah melakukannya. Dengan berfikir kritis seperti ini,
maka anda akan terhindar dari keadaan yang mubazir dan madharat yang tentunya
tidak anda inginkan.
4. Mengedepankan Nilai Keadilan
Dengan mengedepankan nilai keadilan maka anda akan terhindar dari pikiran
untuk menganiaya dan menindas orang lain. Terlebih mengambil kesempatan
yang membawa keuntungan disaat orang lain sedang kesusahan.

C. Muamalah di Bidang Ekonomi

Setiap kegiatan usaha yang dilakukan manusia pada hakekatnya adalah kumpulan
transaksi-transaksi ekonomi yang mengikuti suatu tatanan tertentu. Dalam Islam, transaksi utama
dalam kegiatan usaha adalah transaksi riil yang menyangkut suatu obyek tertentu, baik obyek
berupa barang ataupun jasa. kegiatan usaha jasa yang timbul karena manusia menginginkan
sesuatu yang tidak bisa atau tidak mau dilakukannya sesuai dengan fitrahnya manusia harus
berusaha mengadakan kerjasama di antara mereka.

Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, ekonomi islam mempunyai empat ciri khas atau karakteristik.
Empat karakteristik tersebut adalah: (a) Rabbaniyah, (b) Akhlak, (c) Kemanusiaan, dan (d)
Pertengahan. Ekonomi Rabbaniyah, yaitu ekonomi islam sebagai ekonomi Ilahiah. Seorang
muslim ketika menanam, bekerja, ataupun berdagang dan lain lain adalah dalam rangka
beribadah kepada Allah. Ketika mengkonsumsi dan menikmati berbagai harta yang baik
menyadari itu sebagai rezeki dari Allah.

Ekonomi Akhlak, artinya tidak adanya pemisahan antara kegiatan ekonomi dengan akhlak. Islam
tidak mengizinkan umatnya untuk mendahulukan kepentingan ekonomi di atas nilai-nilai dan
keutamaan yang diajarkan agama. Lalu, Ekonomi Kemanusiaan adalah kegiatan ekonomi yang
tujuan utamanya untuk merealisasikan kehidupan baik bagi manusia dengan segala unsur dan
pilarnya.

Ekonomi Pertengahan, yaitu nilai pertengahan atau nilai keseimbangan. Pertengahan adil
diantara dua sistem, sistem kapitalis yang sangat individualistis, berpihak pada kelompok
pemilik modal dan sistem sosialis yang memasung kebebasan individu dan memandang
kepentingan negara di atas segala sesuatu.

D. Muamalah di Bidang Sosial (Pergaulan Antar Manusia)

● Pergaulan Antar Lawan Jenis

Ada batas-batas pergaulan antara lelaki dan perempuan di dalam Islam. Pada dasarnyakontak
sosial ini diperbolehkan selama memiliki tujuan baik ataupun keperluan yang dibenarkan syara’.
Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menyangkut tentang pergaulan antara lawan jenis, Berikur
adalah syariat muamalah yang terkait pergaulan lawan jenis dalam Islam dan ayat atau hadits
yang mengaturnya:

1. Setiap muslim dihimbau untuk menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis
secara berlebihan. Berpandangan mata secara bebas hendaknya dihindari. (QS. 24:300),
2. Setiap muslim menjaga auratnya masing-masing agar terhindar dari fitnah dengan
berbusana Islami, khusus bagi wanita. Hal ini dijelaskan dalam QS. 24 :31. Untuk wanita,
batasan aurat adalah seluruh rubuh kecuali muka dan telakan tangan, sedangkan batasan
aurat bagi pria adalah antara pusat ke lutut,
3. Perbuatan zina dilarang, bahkan hanya mendekati zina pun sudah tidak diperkenankan
(QS. 17: 32). Contohnya, berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram di tepat
yang tersembunyi dari pandangan orang lain atau sepi.
4. Menghindari ikhtilat, yaitu berbaur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat. Suatu
hari Rasulullah saw keluar dari masjid. Di depannya terdapat kerumunan dimana pria dan
wanita bercampur, maka beliau bersabda: “Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan
untuk kalian bagian tengah jalan; bagian kalian adalah pinggir jalan” (HR. Abu
Dawud).
● Pergaulan Sejenis

Tata krama yang harus diperhatikan saat bergaul dengan sejenis telah ditetapkan oleh Nabi

Muhammad saw. Baik pria maupun wanita tidak diperbolehkan melihat aurat (kemaluan) sesama
jenis. Selanjutnya tidak boleh laki-laki berkemul dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu
juga seorang perempuan tidak boleh berkemul dengan sesama perempuan dalam satu kain.

E. Muamalah di Bidang Politik

Islam mempunyai sikap yang jelas dan hukum yang tegas dalam berbagai masalah yang
dianggap sebagai tulang punggung dunia politik. Islam bukan merupakan para pimpinan agama
atau slogan-slogan ibadah semata. Maksudnya Islam bukan hanya sekedar hubungan antara
manusia dengan Rabb-nya tanpa ada hubungan dengan cara mengatur kehidupan, menuntun
masyarakat dan daulah, sama sekali tidak. Islam merupakan aqidah, ibadah, akhlak dan syari’at
yang saling melengkapi.

Muhammad S.EI.Wa dalam bukunya “On the Political System of Islamic State” mengatakan
bahwa prinsip politik Islam pada hakikatnya terdiri atas musyawarah, keadilan, kebebasan,
persamaan, dan pertanggungjawaban pemimpin atas berbagai kebijakan yang diambilnya.
Prinsip musyawarah sendiri merupakan penentuan kebijaksanaan pemerintah dalam sistem
pemerintahan. Setiap pemimpin harus selalu bermusyawarah dengan rakyat atau umatnya.

Prinisp keadilan mengandung suatu konsekuensi bahwa para penguasa atau penyelenggara
pemerintahan harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan berlaku adil terhadap suatu perkara
yang dihadapi. Lalu, prinsip kebebasan mengandung makna positif, yaitu kebebasan bagi warga
negara untuk memilih sesuatu yang lebih baik, maksudnya kebebasan berpikir untuk menentukan
mana yang baik, dan mana yang buruk.

Sedangkan prinsip persamaan, menjelaskan bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama.
Dengan ini, tidak ada rakyat yang diperintah secara sewenang-wenang dan tidak diperbudak oleh
penguasa. Terakhir, prinsip pertanggungjawaban, penguasa merupakan khalifah yang
menjalankan amanat Allah. Sehingga penyalahgunaan jabatan merupakan jalan yang dilaknat
oleh Allah.

F. Muamalah di Bidang Hukum

Kalau bagian-bagian hukum Islam itu disusun menurut sistematika hukum eks Barat yang
membedakan antara hukum perdata dengan hukum publik seperti yang diuraikan pada
pembagian hukum menurut daya kerjanya, maka susunan hukum muamalah dalam arti luas
adalah sebagai berikut:

Hukum perdata (Islam) adalah (1) munakahat (mengatur segala sesuatu yang berhubungan
dengan perkawinan, perceraian, serta akibat-akibatnya); (2) wirasah (mengatur segala masalah
yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta peninggalan, serta pembagian warisan).
Hukum waris ini sering disebut hukum faraid; (3) muamalah dalam arti khusus mengatur
masalah kebendaan, hak-hak atas`benda, tata hubungan manusia dengan soal jual beli, sewa
menyewa, perserikatan, dan sebagainya.

Hukum publik (Islam) adalah (4) jinayat (memuat aturan-aturan mengenai perbuatan yang
diancam hukuman pidana); (5) al-ahkam as-sulthaniyah (membicarakan soal-soal yang
berhubungan dengan kepala negara, pemerintahan, tentara, pajak, dan sebagainya); (6) siyar
(mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk Agama, dan negara lain);
(7) mukhamasat (mengatur soal peradilan, kehakiman, dan tata hukum acara).

G. Muamalah di Bidang Kesehatan


Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan dengan kebersihan disebut al-thaharah. Al-
tharah merupakan salah satu upaya preventif, beguna untuk menghindari penyebaran berbagai
jenis kuman dan bakteri. Menjaga kebersihan dalam Islam yang bisa dilakukan secara individu
ada empat, yaitu thaharah (menghilangkan) dari hadas dan najis; sarana bersuci (air yang suci);
siwak (menyikat gigi); dan mejaga kebersihan lingkungan.

AKHLAK

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab ‘Khuluq’ yang berarti tabiat, perangai, tingkah
laku, kebiasaan, kelakuan. Khuluq adalah ibarat dari kelakuan manusia yang membedakan baik
dan buruk, lalu disenangi dan dipilih yang baik untuk dipraktekkan dalam perbuatan, sedang
yang buruk di benci dan dihilangkan (Ainain, 1985: 186). Menurut istilah, akhlak adalah sifat
yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang
dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Akhlak merupakan budi pekerti dan sifat
seseorang. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Perkataan akhlak bersumber dari kalimat dalam Al-Qur’an, diantaranya QS.68
(Al-Qolam) : 4 : ‫عظِ ۡیم‬ ٍ ُ‫ک لَ َع ٰلی ُخل‬
َ ‫ق‬ َ َّ‫ٍو اِن‬
َ

yang artinya: "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang agung“
(QS.68:4).

Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaram islam yang memiliki kedudukan yang sangat
penting. Akhlak tidak terlepas dari aqidah dan syariah. Akhlak merupakan sebuah hasil dari
proses menerapkan aqidah dan syariah/ibadah. Akhlak yang baik (mulia) akan terbentuk bila
sumbernya baik dan benar. Sumber akhlak bagi seorang muslim yaitu al qur’an dan sunnah Nabi
Muhammad saw. Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri manusia dan bisa bernilai
baik atau bernilai buruk. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk
menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran (akal) manusia.

Akhlak sendiri digolongkan menjadi dua yaitu:


1. akhlak baik/terpuji (al akhlak al karimah), yaitu suatu sifat atau perilaku yang baik yang
sesuai dengan syariat islam, Sifat akhlak terpuji diantaranya sifat – sifat sabar, ikhlas,
jujur, kasih saying, tawakkal, syukur, pemaaf, rendah hati, dermawan, santun, adil.
2. akhlak tercela (al akhlak mazmumah), yaitu sifat atau perilaku yang tidak
sesuai/bertentangan dengan ajaran islam. Sifat akhlak tercela diantaranya seperti sifat –
sofat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dusta, riya dan hasad, akhlak tercela merupakan
akhlak yang tidak disukai dan dibenci oleh Allah SWT.

Ruang Lingkup Akhlak Islam


1. Akhlak kepada Allah SWT
Dapat diartikan sebagai suatu sikap atau perilaku yang seharusnya dilakukan oleh
manusia sebagai makhluk kepada Allah sang khalik. Menyadari bahwa tiada Tuhan selain
Allah. Banyak cara yang dapat dilakuka dalam berakhlak kepada Allah, diantaranya
dengan cara men-Tauhidkan-Nya, takwa kepadaNya, mencintai-Nya, ridho dan ikhlas
terhadap segala ketentuan-Nya dan bertaubat, mensyukuri nikmat-Nya, bertasbih,
beristighfar, selalu bedoa kepada-Nya, beribadah, dan selalu mencari keridhoan-Nya.
2. Akhlak kepada manusia
Akhlak kepada manusia mencakup akhlak kepada diri sendiri dan kepada orang lain atau
sesama manusia (keluarga, teman, tetangga, masyarakat). Akhlak kepada diri sendiri
adalah menyayangi diri sendiri dengan menjaga diri dari pebuatan buruk. Menjaga
kesehatan diri, fisik dan jiwa kita. Sedangkan berakhlak kepada manusia, seperti kepada
kedua orangtua, kita senantiasa patuh dan berbakti kepada kedua orangtua, menjaga tutur
kata serta sopan dan santun.
3. Akhlak kepada alam sekitar
Yang dimaksud dengan alam sekitar adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia,
baik itu binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyaawa. Berakhlak
kepada alam sekitar berarti menyikapi alam/lingkungan sekitar dengan cara memelihara
kelestariannya. Sikap yang baik terhadap alam yaitu seperti; sadar dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup; menyayangi dan menjaga kelestrian flora dan fauna; dan
memanfaatkan alam secara bertanggung jawab.
Keutamaan akhlak dalam islam
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa akhlak memiliki kedudukan yang tinggi
dalam agama islam.. Beberapa keutamaan memiliki akhlak terpuji, diantaranya:
- Dicintai Rasul SAW serta Allah SWT
- Mengantarkan ke derajat yang senantiasa mengerjakan puasa dan shalat malam
- Mendapat jaminan surga
- Memiliki timbangan yang berat di akhirat nanti

Hubungan akhlak, aqidah, dan syariah

Aqidah, syariah, dan akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat, merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Aqidah sebagai konsep atau sistem keyakinan yang
bermuatan elemen-elemen dasar iman, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama.
Syariah sebagai konsep atau sistem hukum berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama.
Sedangkan akhlak sebagai sistem nilai etika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak
dicapai oleh agama. Oleh karena itu, ketiga kerangka dasar tersebut harus terintegrasi dalam diri
seorang Muslim. Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran Islam ibarat sebuah pohon,
akarnya adalah aqidah, sementara batang, dahan, dan daunya adalah syariah, sedangkan buahnya
adalah akhlak. Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang
mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditujukan kepada Allah sehingga
tergambar akhlak yang mulia dalam dirinya. Atas dasar hubungan ini pula maka seorang yang
melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi oleh aqidah atau iman, maka ia termasuk
ke dalam kategori kafir. Seorang yang mengaku beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah,
maka ia disebut orang fasik. Sedangkan orang yang mengaku beriman dan melaksanakan syariah
tetapi tidak dilandasi aqidah atau iman yang lurus disebut orang munafik. Demikianlah, ketiga
konsep atau kerangka dasar Islam ini memiliki hubungan yang begitu erat dan tidak dapat
dipisahkan.

Akidah mampu menciptakan kesadaran diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada
norma dan nilai-nilai akhlak yang luhur. Keberadaan akhlak memiliki peranan yang istimewa
dalam akidah Islam sebagaimana yang termaktub dalam hadis berikut: “Orang mukmin yang
sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya,” (HR. Tirmidzi). Dari hadis ini dapat
disimpulkan bahwa akhlak itu harus berpijak pada keimanan. Iman tidak cukup disimpan dalam
hati, namun harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, untuk melihat
kuat atau lemahnya iman dapat diketahui melalui tingkah laku (akhlak) seseorang, karena
tingkah laku tersebut merupakan perwujudan dari imannya yang ada di dalam hati. Jika
perbuatannya baik, pertanda ia mempunyai iman yang kuat, dan jika perbuatannya buruk, maka
dapat dikatakan ia mempunyai Iman yang lemah. Syariah berfungsi sebagai jalan yang akan
menghantarkan seseorang kepada kesempurnaan akhlak. Sedangkan akhlak adalah nilai-nilai
keutamaan yang bisa menghantarkan seseorang menuju tercapainya kesempurnaan keyakinan.
Akhlak adalah perwujudan dari proses amal ibadah, sehingga seseorang hamba dapat
meningkatkan kualitas iman dan amal ibadahnya dengan akhlak tersebut.

Daftar pustaka

Abughazi. 2018. Muamalah dalam Islam – Arti, Prinsip dan larangannya. Dikutip pada 10
Oktober 2019 pada shareinvest: https://www.sharinvest.com/muamalah-dalam-islam/

2018. Prinsip Dasar Muamalah dalam Islam. DIkutip pada 10 Oktober 2019 pada makfufin:
https://makfufin.id/prinsip-dasar-muamalah-dalam-islam/

2012. Muamalah Dalam Islam. Dikutip pada 10 Oktober 2019 pada rumahbuku:
https://makfufin.id/prinsip-dasar-muamalah-dalam-islam/

Anwar, H.Khoirul. 2014. Islam dan Sistem Politik. Dikutip pada 10 Oktober 2019 pada
https://ooyblog.wordpress.com/2014/03/28/islam-dan-sistem-politik/

Dr. Marzuki, M.Ag. 2013. Konsep Akhlak Islam. Dikutip pada 10 oktober 2019 pada
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001803/pendidikan/Dr.+Marzuki,+M.Ag_.++Buku+PAI+U
NY+-+BAB+10.+Konsep+Akhlak+Islam.pdf
Mujilan,dkk. 2019. Buku Ajar Matakuliah Pengembangan Kepribadian Agama Islam. Jakarta:
Midada Rahma Press.

Abdullah Idi dan Jamali Sahrodi. Moralitas Sosial dan Peranan Pendidikan Agama. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang dan Program
Pascasarjana, IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Indonesia

Anda mungkin juga menyukai