Anda di halaman 1dari 6

askep diare dengan contoh kasus

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE


DENGAN CONTOH KASUS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
- HASRIANTI S. - FITRI BINTI AHMAD
- ADRIYAH - NANCY YULIANDRI F.
- ELNI RANA - SARNIYANTI
- CICI PRATIWI - JOHAN YUNUS
- NOVITA HAMDIN - MARIANA

KELAS A KEPERAWATAN
SEMESTER II
A. CONTOH KASUS
An “B” umur 2 tahun, masuk RS akibat berak-berak lebih dari sepuluh hkali disertai
muntah lima kali yang dialami sejak 1 jam yang lalu. Di rumah ibu sudah memberi obat
berak-berak namun tidak berhenti, akhirnya membawa anaknya masuk RS.
Saat pengkajian ibu mengatakan anaknya masih berak namun frekuensinya mulai
menurun. BAB masih encer dan tidak berampas. Turgor kulit jelek, mata cekung dan mulut
nampak kering. Hasil pemeriksaan auskultasi peristaltic usus meningkat. Anak nampak rewel
dan sering menangis. Ibu mengatakan sangat mencemaskan keadaan anaknya. Ekspresi wajah
tegang, ibu sering bertanya tentang kondisi anaknya.
Hasil pemeriksaan tanda vital:
 N : 132 x/mnt
 P : 32 x/mnt
 S : 38,2 C
Pengobatan :
 Infus RL 32 tetes/mnt
 Puyer 3 X 1 sdt
B. ANALISA DATA
1. a. DS :
 Ibu mengatakan anaknya masih berak namun frekuensinya mulai menurun.
 Ibu mengatakan BAB masih encer dan tidak berampas.
b. DO :
Turgor kulit jelek, mata cekung dan mulut nampak kering, Nadi 132 x/mnt, Pernapasan 32
x/mnt dan suhu 38,2 C, terpasangnya infus RL 32 tetes/mnt.
c. Masalah Keperawatan :
kekurangan volume cairan dan elektrolit.
2. a. DS :
ibu mengatakan sangat mencemaskan anaknya.
b. DO :
 ekspresi wajah tegang
 ibu sering bertanya tentang kondisi anaknya.
c. Masalah Keperawatan :
Kecemasan Keluarga
3. a. faktor resiko :
suhu tubuh 38,2 C, anak nampak rewel dan sering menangis.
b. Masalah Keperawatan :
resiko hipertermi

4. a. faktor resiko :
Hasil pemeriksaan auskultasi peristaltic usus meningkat.
b. Masalah keperawatan :
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d kehilangan berlebihan melalui feses.
 Tujuan : dalam waktu 3x24 jam kebutuhan cairan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda
dehidrasi (turgor kulit bagus, mata tidak cekung dan mulut tidak kering) dan frekuensi BAB
1-2 kali perhari dan Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37 C dan P: 20-
30 x/mnt).
 Intervensi :
 Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan. Rasional: Untuk mengetahui sejauh mana pasien
mengalami kehilangan cairan bila terus-menerus BAB.
 Observasi tanda-tanda vital. Rasional: Dengan memonitor tanda-tanda vital diharapkan dapat
mengetahui keadaan umum pasien secara rinci sehingga bisa mengobservasi proses
perkembangan penyakit dan tingkat keberhasilan perawatan.
 Pantau intake dan output. Rasional: upaya untuk menggganti cairan yang keluar bersama
feses.
 Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada klien, 2-3 lt/hr. rasional: Mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang secara oral.

Implementasi Evaluasi
Tgl…….jam….. Tgl…….jam…..
 S:
Memantau tanda dan gejala kekurangan Ibu mengatakan anaknya masih berak
cairan. namun frekuensinya mulai menurun
Hasil : kekurangan cairan teratasi. dan BAB masih encer dan tidak
 Mengobservasi tanda-tanda vital. berampas.
Hasil : N: 132 x/mnt, P: 32 x/mnt dan O S: : Turgor kulit jelek, mata cekung dan
38,2 C. mulut nampak kering, Nadi 132
 memantau intake dan output. x/mnt, Pernapasan 32 x/mnt dan suhu
Hasil: intake dan output sesuai kebutuhan. 38,2 C, terpasangnya infus RL 32
 Menganjurkan keluarga untuk memberi tetes/mnt.
minum banyak pada klien, 2-3 ltr/hr. A : kekurangan volume cairan belum
Hasil: ibu mendengar dan mau teratasi.
melakukannya. P : lanjutkan intervensi.

2. Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anak


 Tujuan : dalam waktu 1x24 jam kecemasan keluarga berkurang dengan kriteria hasil :
ekspresi wajah tidak tegang dan keluarga tampak tenang.
 Intervensi :
 Dorong keluarga pasien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang
mekanisme koping yang tepat. Rasional: mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan.
 Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah umum yang terjadi pada orang tua yang
anaknya mengalami masalah sama. Rasional: membantu menurunkan kecemasan dengan
mengetahui bahwa pasien bukan satu-satunya yang mengalami masalah yang demikian.
 Ciptakan lingkungan yang tenang. Tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu
klien. Rasional: mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu kecemasan.

Implementasi Evaluasi
Tgl…….jam….. Tgl…….jam…..
 Mendorong keluarga pasien untuk S : ibu mengatakan sangat
membicarakan kecemasan dan berikan umpan mencemaskan anaknya.
balik tentang mekanisme koping yang tepat.O : ekspresi wajah tegang dan ibu
Hasil : ibu membicarakan kecemasannya sering bertanya tentang kondisi
 Menekankan bahwa kecemasan adalah anaknya.
masalah umum yang terjadi pada orang tua A : kecemasan belum teratasi.
yang anaknya mengalami masalah sama. P : lanjutkan intervensi.
Hasil : kecemasan ibu berkurang.
 Ciptakan lingkungan yang tenang. Tunjukkan
sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu
klien.
Hasil: kecemasan ibu berkurang.

3. Risiko hipertermi b.d proses infeksi


 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam tidak terjadi peningkatan
suhu tubuh dengan kriteria hasil : suhu tubuh normal (S : 36-37 C) serta anak tidak rewel dan
menangis.
 Intervensi :
 Monitor suhu tubuh setiap 2 jam. Rasional : Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal
fungsi tubuh ( adanya infeksi)
 Berikan kompres air hangat. Rasional : Untuk mengurangi / menurunkan rasa panas yang
disebabkan oleh infeksi.
 Anjurkan pasien dan keluarga untuk memberikan banyak minum. Rasional : Untuk
mengurangi dehidrasi yang disebabkan oleh out put yang berlebihan.
 Anjurkan keluarga untuk memberikan anak pakaian tipis, longgar dan menyerap keringat.
Rasional : Agar pasien merasa nyaman.
 Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti piretik. Rasional : Untuk membantu
memulihkan kondisi tubuh dan mengurangi terjadinya infeksi.

Implementasi Evaluasi
Tgl…….jam….. Tgl…….jam…..
 Memonitor suhu tubuh setiap 2 jam. S:-
Hasil : suhu tubuh dalam batas normal O : suhu tubuh 38,2 C, anak nampak
 Anjurkan pasien dan keluarga untuk rewel dan sering menangis.
memberikan banyak minum. A : hipertermi belum terjadi
P : pertahankan intervensi.
Hasil: ibu mendengar dan mau melakukannya.
 Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian anti piretik..
Hasil: kolaborasi dilakukan.

4. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan peristaltik usus.
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam tidak terjadi perubahan
kebutuhan nutrisi dengan kriteria penurunan peristaltik usus.
 Intervensi :
 Monitor intake dan output. Rasional : Untuk mengetahui berapa banyak masukan dan
pengeluaran cairan ke dalam tubuh.
 Hindari makanan buah-buahan dan hindari diet tinggi serat. Rasional : Memungkinkan aliran
usus untuk memastikan kembali proses pencernaan, protein perlu untuk integritas jaringan.
 Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut. Rasional: menurunkan
kebutuhan metabolik.
 Kolaborasi dengan ahli gizi. Rasional : membantu kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan
pencernaan dan fungsi usus.

Implementasi Evaluasi
Tgl…….jam….. Tgl…….jam…..
 Memonitor intake dan output. S:-
Hasil : intake dan output sesuai kebutuhan. O : Hasil pemeriksaan auskultasi
 Menghindari makanan buah-buahan dan peristaltic usus meningkat.
hindari diet tinggi serat. A : perubahan nutrisi belum terjadi.
P : pertahankan intervensi.
Hasil : ibu menghindari makanan tinggi serat.
 Mempertahankan tirah baring dan
pembatasan aktivitas selama fase akut.
Hasil: ibu membatasi aktivitas anak.
 Kolaborasi dengan ahli gizi.
Hasil: kolaborasi dilakukan.

D. EVALUASI
1. kebutuhan cairan terpenuhi.
2. keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.
3. Hipertermi belum terjadi.
4. Perubahan nutrisi belum terjadi.

Anda mungkin juga menyukai