Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebidanan mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan

pelayanan yang dilakukannya untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan.

Komunitas adalah kelompok orang yang berbeda di suatu lokasi tertentu yang

mempunyai norma dan nilai. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebidanan dan

keperawatan komunitas merupakan pelayanan kebidanan yang diberikan oleh

bidan di kelompok masyarakat dalam wilayah kerjanya.

Dalam memberikan pelayanan kebidanan di masyarakat banyak

permasalahan yang ditemui oleh bidan, diantaranya adalah mengenai Penyakit

Menular Seksual (PMS). PMS merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan

oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa dan jamur)

yang menimbulkan gejala klinik utama di saluran kemih dan reproduksi, yang

jalur penularannya melalui hubungan seksual.

Wanita, termasuk yang sedang hamil, merupakan kelompok resiko tinggi

terhadap PMS. Penyakit menular seksual dapat menimbulkan morbiditas dan

mortalitas terhadap ibu maupun bayi yang dikandung/dilahirkannya. Oleh sebab

itu penting dilakukannya penanggulangan yang tepat yaitu secara preventif,

promotif, kuratif dan rehabilitatif.

1
B. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah

menemukan jenis-jenis Penyakit Menular Seksual dan melakukan

penanggulangan penyakit menular

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyakit Menular Seksual

1. Definisi

Penyakit menular seksual dikenal dengan nama “venereal diseases”,

berarti penyakit Dewi Cinta menurut versi Yunani. Dalam penelitian

lebih lanjut dijumpai bahwa makin bertambah penyakit yang timbul akibat

hubungan seksual sehingga nama penyakit kelamin (veneral disease) berubah

menjadi Sexually Transmitted Disease (STD) yang dalam bahasa Indonesia

menjadi penyakit menular seksual. Penyakit menular seksual (PMS)

adalah infeksi yang menyebar dari orang ke orang melalui kontak seksual,

termasuk seks oral, seks anal dan berbagi mainan seks. Penyakit ini dapat

ditularkan melalui kontak antara alat kelamin dari satu orang dan alat

kelamin, anus, mulut atau mata orang lain.

Menurut Katrina Smith (2005), Penyakit Menular Seksual adalah

sekelompok infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan

PMS dapat ditularkan melalui hubungan seksual antara penis, vagina, anus

dan/atau mulut.

PMS adalah salah satu penyakit menular yang paling umum di

Amerika Serikat. Lebih dari 15 juta orang Amerika didiagnosis dengan STD

setiap tahun.Ada banyak PMS yang berbeda, tetapi yang paling umum di

Amerika Serikat adalah virus herpes simpleks tipe II (herpes kelamin),

3
klamidia, gonore, sifilis, HIV dan kutil kelamin. Beberapa infeksi yang

dapat ditularkan melalui hubungan seks, seperti virus hepatitis B.

Meskipun dapat dicegah dan diobati, penyakit menular seksual

merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang sangat besar. Pada

tahun 1997 menurut Institute of Medicine menyatakan bahwa penyakit

menular seksual (PMS) menjadi epidemi dari luar biasa bagi kesehatan dan

mempengaruhi konsekuensi ekonomi di Amerika Serikat. Sementara itu, pada

umumnya PMS sulit untuk dilacak untuk didata karena sebagian besar orang

dengan infeksi ini melakukan tidak memiliki gejala dan tidak terdiagnosis.

Epidemi semakin besar dengan setiap infeksi baru yang terjadi, daripada

yang telah diketahui dan diobati. Jika tidak segera diobati maka penyakit

menular seksual dapat semakin berbahaya akibatnya. Akan terjadi komplikasi

klinis yang sering ireversibel dan mahal pengobatannya, seperti masalah

kesehatan reproduksi, masalah kesehatan janin dan perinatal, dan kanker.

2. Etiologi

a. Penyakit Menular Seksual Yang Disebabkan Oleh Organisme dan Bakteri

1) Gonorea

Gonorea merupakan penyakit menular yang paling sering di

jumpai di berbagai Negara yang lebih maju. Rerata di Negara-negara ini

adalah 5-10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Negara yang kurang

maju. (Linda, 2008). Penyakit ini disebabkanoleh Organisme

gonokokus (gonokokus, GC) adalah bakteri diplokokus berbentuk

kacang-kacang merah, yang bersifat patogen pada epitel. Lokasi infeksi

4
yang umum mencakup : Orofaring, Konjungtiva mata, Uretra pria,

Salurang reproduksi wanita. GC menetap dalam vagina hingga

menstruasi, saat kanalis serviks terbuka, dan kemudian naik ke uterus

serta tuba falopii.RektumPenyakit ini ditularkan melalui hubungan

seksual. Sebutan lain penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini

menyerang organ seks dan organ kemih. Selain itu akan menyerang

selaput lendir mulut, mata, anus, dan beberapa bagian organ tubuh

lainnya. Bakteri yang membawa penyakit ini dinamakan gonococcus.

Kokus gram negative yang menyebabkan penyakit ini yaitu Neisseria

Gonorrhoeae.Komplikasi local akibat gonorea jarang terjadi pada pria,

walaupun dapat terjadi striktur uretra, epididimitis, dan prostratitis.

(Linda, 2008). Pada wanita, konsekwensi kesehatan yang paling

penting akibat infeksi gonorrhea adalah kerusakan tuba fallopi yang

berkaitan dengan predisposisi terjadinya kehamilan ektopik (tuba) dan

infertilitas. (Linda, 2008)

2) Sifilis

Sifilis dikenal juga dengan sebutan “raja singa”. Penyakit ini

sangat berbahaya. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual

atau penggunaan barang-barang dari seseorang yang tertular (seperti

baju, handuk, dan jarum suntik). Penyebab timbulnya penyakit ini

adalah kuman treponema pallidum. Kuman ini menyerang organ-

organ penting tubuh lainnya seperti selaput lendir, anus, bibir, lidah

5
dan mulut. (Ajen Dianawati, 2003). Sifilis congenital terjadi

melalui penularan

vertical dari ibu kepada janinnya. Bayi yang terkena mungkin

menunjukkan gambaran khas, yang mencakup ruam generalisata,

limfadenopati, dan hepatitis. (Ensiklopedia Keperawatan, 2008).

Gejala umum yang timbul pada sifilis yaitu adanya luka atau koreng,

jumlah biasanya satu, bulat atau, lonjong, dasar bersih, teraba kenyal

sampai keras, tidak ada rasa nyeri pada penekanan. Kelenjar getah

bening di lipat paha bagian dalam membesar, kenyal, juga tidak nyeri

pada penekanan. (Depkes RI, 2008). Sifilis memiliki dua stadium,

dini dan lanjut. Tahap dini ditandai oleh syanker (lesi primer) di

tempat kuman masuk ke dalam tubuh, yang sembuh dalam waktu

sekitar 1 bulan, dan mungkin diikuti oleh penyakit generalisata (sifilis

sekunder) yang ditandai oleh ruam kulit, demam, pembesaran kelenjar

limfe generalisata, dan ulkus mukosa (snail track). Tahap lanjut

(terjadi bertahun-tahun kemudian setelah tahap dini) menunjukkan

lesi kulit dan organ dalam (guma), neurosifilis (tabes dorsalis dan

paralisis generalisata pada gangguan jiwa), atau sifilis kardiovaskuler

(mis. Aneurisma aorta). (Ensilopedia Keperawatan, 2008)

3) Klamidia

Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa

tanpa gejala ber- langsung 7 - 21 hari.Klamidia berasal dari kata

Chlamydia, sejenis organisme mikroskopik yang dapat menyebabkan

6
infeksi pada leher rahim, saluran indung telur, dan dan saluran

kencing. Gejala yang banyak dijumpai pada penderita penyakit ini

adalah keluarnya cairan dari vagina yang berwarna kuning, disertai

rasa panas seperti terbakar ketika kencing. Karena organisme ini dapat

menetap selama bertahun-tahun dalam tubuh seseorang. Ia juga akan

merusak organ reproduksi penderita dengan atau tanpa merasakan

gejala apa pun.

4) Chancroid

Penyakit ini diawali dengan benjolan-benjolan kecil yang

muncul disekitar genetalia atau anus, 4-5 hari setelah kontak dengan

penderita. Benjolan itu akhirnya akan terbuka dan mengeluarkan

cairan yang berbau tidak sedap. Borok chancroid pada pria biasanya

sangat menyakitkan, sedangkan pada wanita tidak menimbulkan rasa

sakit (Rosari, 2006). Chancroid adalah sejenis bakteri yang

menyerang kulit kelamin dan menyebabkan luka kecil bernanah. Jika

luka ini pecah, bakteri akan menjalar kearah pubik dan kelamin.

5) Granula inguinale

Penyakit ini sama dengan chancroid, yaitu disebabkan oleh

bakteri. Bagian yang terserang biasanya permukaan kulit penis, bibir

vagina, klitoris, dan anus, akan berubah membentuk jaringan berisi

cairan yang mengeluarkan bau tidak sedap selanjutnya akan terjadi

pembesaran yang bersifat permanen atau terlihat sesekali pada penis,

klitoris, dan kandung pelir. Penderita bisa kehilangan berat badan,

7
kemudian meninggal dunia. Penyakit ini tidak memperlihatkan

gejala-gejala awal, Memasuki masa 3 bulan, barulah terlihat adanya

infeksi yang sangat berbahaya dan dapat ditularkan kepada orang lain.

b. Penyakit Menular Seksual Yang Disebabkan Oleh Virus

1) Herpes Genital

Herpes genital adalah Penyakit yang disebabkan oleh

virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4 - 7 hari sesudah virus

masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.Herpes termasuk jenis

penyakit biasa, disebabkan oleh virus herpes simpleks. Virus herpes

terbagi 2 macam, yaitu herpes 1 dan herpes 2. Perbedaan diantaranya

adalah kebagian mana virus tersebut menyerang. Herpes 1 menyerang

dan menginfeksi bagian mulut dan bibir, sedangkar herpes 2 atau

disebut genital herpes menyerang dan menginfeksi bagian seksual

(penis atau vagina).Gejala klinis herpes ini yaitu :

o Herpes Genital Pertama.

Diawali dengan bintil – lentingan – luka / erosi berkelompok, di

atas dasar kemerahan, sangat nyeri, pembesaran kelenjar lipat

paha, kenyal, dan disertai gejala sistemik.

o Herpes Genital Kambuhan

o Timbul bila ada factor pencetus (daya tahan menurun, faktor stress

pikiran, senggama berlebihan, kelelahan dan lain-lain). Umumnya

lesi tidak sebanyak dan seberat pada lesi primer. (Depkes, 2008)

8
Virus herpes ini tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diobati.

Obat yang biasa diberikan untuk genital herpes adalah Acyclovir.

Karena cara kerjanya menetap dalam system saraf tubuh, virus

tersebut tidak dapat disembuhkan atau dihilangkan selama-lamanya.

2) Viral Hepatitis

Terdapat sejumlah jenis radang hati atau hepatitis.

Penyebabnya adalah virus dan sering ditularkan secara seksual. Jenis

yang terutama adalah hepatitis A, B, C dan D. (Hutapea, 2003).

3) Lymphogranuloma venereum

Penyakit ini biasa disingkat LGV, disebabkan oleh virus dan

dapat mempengaruhi seluruh organ tubuh. Penyakit ini sangat

berbahaya karena antibiotic tidak dapat menanggulanginya. Gejala

awalnya berupa luka kecil yang tidak biasa terjadi di sekitar organ

seksual selama 3 minggu. Dua minggu kemudian, luka tersebut

membengkak sebesar telur yang menyebar di bagian pangkal paha.

Perubahan lain yang timbul akan semakin bertambah parah seperti

penderita akan mengalami kelumpuhan jika infeksi mulai menyebar

melalui kelenjar getah bening (pangkal paha) menuju anus.

c. Penyakit Menular Seksual Yang Disebabkan Oleh Parasit

1) Trichomoniasis

Trichomoniasis atau trich adalah suatu infeksi vagina yang

disebabkan oleh suatu parasit atau suatu protozoa (hewan bersel

tunggal) yang disebut trichomonas vaginalis. Gejalanya meliputi

9
perasaan gatal dan terbakar di daerah kemaluan, disertai dengan

keluarnya cairan berwarna putih seperti busa atau juga kuning

kehijauan yang berbau busuk. Sewaktu bersetubuh atau kencing

sering terasa agak nyeri di vagina. Namun sekitar 50% dari wanita

yang mengidapnya tidak menunjukkan gejala apa-apa.

2) Pediculosis

Pediculosis adalah terdapatnya kutu pada bulu-bulu di daerah

kemaluan. Kutu pubis ini diberi julukan crabs karena bentuknya yang

mirip kepiting seperti di bawah mikroskop. Parasit ini juga dapat

dilihat dengan mata telanjang. Parasit ini menempel pada rambut dan

dapat hidup dengan cara mengisap darah, sehingga menimbulkan

gatal-gatal. Masa hidupnya singkat, hanya sekitar satu bulan. Tetapi

kutu ini dapat tumbuh subur dan bertelur berkali-kali sebelum mati

(Hutapea,2003).

3. Patofisiologi

Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang didapat melalui

kontak seksual. Organisme penyebabnya yang tinggal dalam darah atau

cairan tubuh, meliputi virus, mikoplasma, bakteri, jamur, spirokaeta dan

parasit-parasit kecil (misalnya Phthirus pubis, scabies). Sebagian organisme

yang terlibat hanya ditemukan di saluran genital (reproduksi) saja tetapi

yang lainnya juga ditemukan di dalam organ tubuh lain. Di samping itu,

seringkali berbagai PMS timbul secara bersama-sama dan jika salah satu

ditemukan, adanya PMS lainnnya harus dicurigai. Terdapat rentang

10
keintiman kontak tubuh yang dapat menularkan PMS termasuk berciuman,

hubungan seksual, hubungan seksual melalui anus, kuninglingus, anilingus,

felasio, dan kontak mulut atau genital dengan payudara. Menurut Somelus

(2008).

4. Penatalaksaan

Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri, umumnya lebih

mudah untuk diobati. Infeksi virus dapat dirawat, namun tidak selalu dapat

disembuhkan. Pada wanita hamil dan memiliki penyakit menular seksual

akibat ditularkan oleh suaminya, pengobatan yang tepat dapat mencegah atau

mengurangi risiko penularan infeksi pada bayi. Pengobatan biasanya

diberikan tergantung pada infeksinya, yang diantaranya meliputi antibiotik

dan antivirus.

Menurut WHO (2003), penanganan pasien infeksi menular seksual

terdiri dari dua cara, bisa dengan penaganan berdasarkan kasus (case

management) ataupun penanganan berdasarkan sindrom (syndrome

management). Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak hanya

berupa pemberian terapi antimikroba untuk menyembuhkan dan mengurangi

infektifitas mikroba, tetapi juga diberikan perawatan kesehatan reproduksi

yang komprehensif. Sedangkan penanganan berdasarkan sindrom didasarkan

pada identifikasi dari sekelompok tanda dan gejala yang konsisten, dan

penyediaan pengobatan untuk mikroba tertentu yang menimbulkan sindrom.

Penanganan infeksi menular seksual yang ideal adalah penanganan

berdasarkan mikrooganisme penyebabnya. Namun, dalam kenyataannya

11
penderita infeksi menular seksual selalu diberi pengobatan secara empiris

(Murtiastutik, 2008).

Antibiotika untuk pengobatan IMS adalah:

1. Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson,

spektinomisin, kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin (Daili, 2007).

 Pada masa kehamilan, berikan antibiotika seperti :

a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal, lanjutkan dengan 3 x 1 gram

per oral selama 7 hari.

b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram oral dosis tunggal.

c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal.

d) Seftriakson 500 mg IM dosis tunggal.

 Masa nifas, berikan antibiotika seperti :

a) Xiprofloksasin 1 gram dosis tunggal.

b) Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet

dosis tunggal.

 Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) :

a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes.

b) Antibiotika – Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari;

Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari;

Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.

 Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.

12
2. Pengobatan sifilis : penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin,

tetrasiklin, eritromisin, dan kloramfenikol (Hutapea, 2001).)

Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada persalinan, Menerapkan

prinsip pencegahan infeksi pada penggunaan instrument, Pemberian

antibiotika, misal : Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu

dengan 4x pemberian; Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan

2×100 mg oral hingga 20 hari; Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari,

Sebelum pemberian terapi pada bayi dengan dugaan/ terbukti menderita

sifilis kongenital, maka dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis

dan uji serologik tiap bulan sampai negatif. Berikan antibiotik :

Benzalin pensilin 200.000 IU/ kgBB per minggu hingga 4x pemberian;

Sefriakson 50 mg/ kg BB dosis tunggal (per hari 10 hari), Lakukan

konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri, Memastikan

pengobatan lengkap dan kontrol terjadwal, Pantau lesi kronik atau gejala

neurologik yang menyertai.

3. Pengobatan herpes genital: asiklovir, famsiklovir, valasiklovir (Wells et al,

2003), Lakukan pemeriksaan serologi (STS), Atasi nyeri dan demam

dengan parasetamol 3 x 500 mg, Bersihkan lesi dengan larutan antiseptic

dan kompres dengan air hangat, Keringkan dan oleskan acyclovir 5%

topikal setelah nyeri berkurang, Berikan acyclovir tablet 200 mg tiap 4

jam, Rawat inap bila terjadi demam tinggi, nyeri hebat, retensi urin,

konvulsi, neurosis, reaksi neurologik lokal, ketuban pecah dini maupun

partus prematurus, Berikan pengobatan pada pasangan berupa acyclovir

13
oral selama 7 hari.Bila terpaksa partus pervaginam, hindari transmisi ke

bayi atau penolong.

4. Pengobatan klamidia: azithromisin, doksisiklin, eritromisin (Wells et al.,

2003).

 Doksisiklin per oral 2x sehari selama 7 hari.

 Asitromisin dengan pemberian dosis tunggal (kontraindikasi untuk ibu

hamil, gunakan eritromisin, amoksilin, azitromisin).

 Lakukan follow-up pada penderita dengan :

1) Apakah obat yang diberikan sudah diminum sesuai anjuran.

2) Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati.

3) Jangan melakukan hubungan seks, bila pengobatan belum

selesai.

4) Lakukan periksa ulang 3-4 bulan setelah selesai pengobatan.

5. Pengobatan trikomoniasis: metronidazole (Wells et al., 2003).

Resisten adalah suatu fenomena kompleks yang terjadi dengan

pengaruh dari mikroba, obat antimikroba, lingkungan dan penderita.

Menurut Warsa (2004), resisten antibiotika menyebabkan penyakit makin

berat, makin lama menderita, lebih lama di rumah sakit, dan biaya akan

lebih mahal.

14
5. Prognosis

Kebanyakan PMS merespon dengan baik terhadap pengobatan.

Namun, banyak pasien mengembangkan episode berulang dari PMS karena

pasangan seks mereka tidak diobati atau karena mereka terus terkena PMS

melalui hubungan seks tanpa kondom. Untuk membantu menghindari

penyakit yang sama lagi, semua pasangan seks juga harus diobati baik laki-

laki ataupun wanita.

a. Sifilis

Prognosis pada ibu hamil dengan sifilis buruk, jika tidak

dilakukan dengan penanganan yang tepat akan berdampak buruk baik

si Ibu maupun untuk janin yang dikandungnya. Pada saat lahir bayi

dapat tampak sehat dan kelainan timbul setelah beberapa minggu,

tetapi dapat pula kelainan ada sejak lahir. Di mana virus

Troponema Pallidum masuk secara hematogen melalui placenta ( UK

10 minggu ), sehingga janin yang terinfeksi dapat mati atau abortus,

lahir mati atterm ( IUFD ), dan lahir hidup dengan tanda- tanda sifilis

kongenital.Herpes kelamin tidak dapat disembuhkan, karena virus

tetap aktif dalam saraf untuk sepanjang hidup pasien. Namun, banyak

orang tidak melihat ada masalah setelah infeksi awal, dan banyak

orang bahkan tidak menyadari ketika mereka pertama kali terinfeksi.

Pada pasien dengan virus herpes simpleks tipe II, terapi antiviral dapat

berhasil menekan episode berulang dari ulkus di alat kelamin, tetapi

tidak akan menyingkirkan virus.

15
b. Gonoroe

Bayi yang terkena gonoroe akan menjadi buta,

pembengkakan pada kedua kelopak mata dan matanya mengeluarkan

nanah. Selain itu penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis,

sepsis, pada bayi yang terinfeksi pada proses persalinan

c. HIV tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan hati-hati perawatan

medis, pemantauan dan pengobatan, kebanyakan orang dengan HIV

hidup selama bertahun-tahun dengan gejala minimal atau bahkan

tidak ada gejala.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

PMS biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lainnya melalui

hubungan heteroseksual, homoseksual atau kontak intim melalui genitalia, mulut

atau rectum.Beberapa penyakit menular seksual yang dibahas didalam makalah

ini mencangkup Gonorhea, Syiphillis, Herpes genital dan HIV /AIDS Didalam

makalah dijelaskan penyebab dan tanda-tanda atau gejala dan penyakit menular

seksual antara lain pengeluaran cairan yang tidak normal dan saluran kencing

atau liang senggama (berbau amis, keputihan yang banyak sekali) rasa nyeri atau

sakit pada saat kencing atau saat berhubungan seksual, lecet, luka kecil yang

disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening,dll.Adapun pencegahan

atau penanggulangan PMS tergantung dari jenis-jenis PMS yang dijelaskan.

B. Saran

Penulis mengharapkan agar tenaga kesehatan (khususnya mahasiswa

kebidanan) dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini untuk menambah

wawasan dalam penyakit menular seksual dan dapat dicegah atau ditanggulangi

di lingkungan masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Chlamydia Dan Gonorea.Harahap, M, 1984.

Diamond, Jared (1997). , Guns Kuman dan Baja . New York: WW Norton. p.210.

ISBN 848306667X .

Farci P (2003). "Delta hepatitis: pembaruan.". J Hepatol 39 (Suppl 1): S212-9. DOI

:10.1016/S0168-8278 (03) 00331-3 . PMID 14708706 .

Gilbert MT, Rambaut A, Wlasiuk G, Leptospira TJ, Pitchenik AE, Worobey M

(November 2007). "Munculnya HIV / AIDS di Amerika dan di luar" . Proc.

Natl.Acad. Sci. Amerika Serikat 104 (47): 18566-70.

DOI :10.1073/pnas.0705329104 . PMID 17978186 . PMC 2141817 .Diakses 20

Maret 2010 .

K, Berman S (2006). Workowski pedoman pengobatan penyakit menular seksual,

2006." .MMWR Recomm Rep 55 (RR-11): 1-94. PMID 16888612 .

Prayetni. 1996. Asuhan Keperawatan Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi.

Jakarta. Depkes RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Keluarga berencana

dan Kesehatan Reproduksi Berwawasan Jender. 2003.

Mary-Ann Shafer, Anna-Barbara Moscicki (2006). Infeksi Menular Seksual , 2006. .

hal 1-8. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.Rabe,

Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta.Sarwono,

2000. Shukla N, Polandia M (2004). "Hepatitis B infeksi virus:-infeksi

18
dengan hepatitis, virus hepatitis C D, virus dan manusia. Immunodeficiency

virus co".Clin Liver Dis 8 (2): 445-60, viii. DOI : 10.1016/j.cld.2004.02.005 .

PMID 15481349 .

Wilkinson D, Ramjee G, M Tholandi, Rutherford G (2002). "Nonoxynol-9 untuk

mencegah akuisisi vagina dari infeksi menular seksual oleh perempuan dari

laki-laki". Cochrane Database Syst Rev (4): CD003939. DOI

:10.1002/14651858.CD003939 . PMID 12519623

Zakiah, 2014. Asuhan Keperawatan Menular Seksual. Diakses

http://web.unair.ac.id.html pada 8 Februari 2016 pukul 21.00 WITA

19

Anda mungkin juga menyukai