Makalah Jiwa Halusinasi Fix
Makalah Jiwa Halusinasi Fix
PERSEPSI : HALUSINASI
Nama kelompok :
1
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi
rahmat bagi seluruh alam.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi salah satu
tugas mata kuliah Keperawatan jiwa II dengan judul “Asuhan keperawatan pasien halusinasi
pendengaran /suara”, Disamping itu, kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata, kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka
dari itu kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu
yang akan datang.
Wassalammualaikum Wr.Wb
( KELOMPOK 3)
i
DAFTAR ISI
BAB II..................................................................................................................................................... 3
TEORI ..................................................................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN ...................................................................................................................... 3
ii
3.6 POHON MASALAH ......................................................................................................... 24
BAB IV ................................................................................................................................................. 53
PENUTUP ............................................................................................................................................ 53
4.1 KESIMPULAN ................................................................................................................... 53
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN
2
BAB II
TEORI
2.1 PENGERTIAN
Istilah halusinasi berasal dari Bahasa latin hallucination yang bermakna secara
mental mengembara atau menjadi linglung. Jardri, dkk. (2013) menegaskan “The
term hallucination comes from the Latin “hallucination”: to wander mentally or to be
absent-minded”. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa
adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2005).
Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa di mana klien merasakan
suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada. Klien mengalami perubahan sensori
persepsi; merasakan sensai palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan,
atau penciuman. Pada gangguan halusinasi penglihatan penglihatan, misalnya: klien
melihat suatu bayangan menakutkan, padahal tidak ada bayangan tersebut. Salah satu
manifestasi yang timbul adalah halusinasi membuat klien tidak dapat memenuhi
kehidupannya sehari – hari. Halusinasi merupakan salah satu dari sekian bentuk
psikopatologi yang paling parah dan membingungkan. Secara fenomenologis,
halusinasi adalah gangguan yang paling umum dan paling penting. Selain itu,
halusinasi dianggap sebagai karakteristik psikosis (Sutejo).
Jadi, kesimpulan dari pengertian halusinasi adalah suatu persepsi dimana
seseorang merasakan stimulus dari panca indra yang sebenarnya tidak ada.
2.2 ETIOLOGI
Teori biologi
3
Teori biologi skizofrenia berfokus pada factor genetic, factor neuroanatomi
dan neurokimia (struktur dan fungsi otak), serta imunovirologi (respons tubuh
terhadap pajanan suatu virus).
1. Factor genetic
Kebanyakan penelitian genetic berfokus pada keluarga terdekat, seperti : orang
tua, saudara kandung, dan anak cucu untuk melihat apakah skizofrenia diwariskan
atau diturunkan secara genetic. Penelitian lain menunjukkan bahwa anak – anak
yang memiliki satu orang tua biologis penderita skizofrenia memiliki resiko 15%,
angka ini meningkat sampai 35% jika kedua orang tua biologis menderita
skizofrenia
2. Factor neuroanatomi dan neurokimia
Dengan perkembangan teknik pencitraan noninvasif, seperti: CT scan, MRI, dan
PET para ilmuan mampu meneliti struktur otak (neuroanatomi) dan aktivitas otak
(neurokimia) individu penderita skizofrenia. Penelitian PET menunjukkan bahwa
ada penurunan oksigen dan metabolisme glukosa pada struktur korteks frontal
otak. Penurunan volume otak dan fungsi otak yang abnormal pada area temporal
(seperti psikosis) dan frontal (tidak memiliki kemampuan atau motivasi) individu
penderita skizofrenia. Pengaruh intrauterine seperti gizi buruk, tembakau, alcohol
dan obat – obatan lain serta stress kemungkinan penyebab patologi penderita
skizofrenia. Neurokimia secara konsisten memperlihatkan adanya perubahan
system neurotransmitter pada penderita skizofrenia. Teori neurokimia yang paling
terkenal mencakup dopamine dan serotonin.
3. Faktor imunologi
Perubahan patologi otak pada individu penderita skizofrenia dapat disebabkan
oleh pajanan virus, atau respons imun tubuh terhadap virus dapan merubah
fisiologi otak. Infeksi pada ibu hamil sebagai kemungkinan penyebab awal
skizofrenia.
4
Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi sensori, sehingga halusinasi
merupakan gangguan dari respons neurobiology. Oleh karenanya, secara keseluruhan,
rentang respons halusinasi mengikuti kaidah rentang respons neurobiology.
Rentang respon neurobiology yang paling adaptif adalah adanya pikiran logis,
persepsi akurat, emosi yang konsisten dengan pengalaman, perilaku cocok, dan
terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Semenetara itu respons maladaptive
meliputi adanya waham, halusinasi, kesukaran proses emosi, perilaku tidak
terorganisasi, dan isolasi social: menarik diri. Berikut adalah gambaran rentang
respons neurobiology.
Adaptif Maladaptif
5
b. Data subjektif : mendengar suara atau bunyi gaduh; mendengar suara yang
menyuruh untuk melakukan sesuatu yang berbahaya; mendengar suara yang
mengajak bercakap – cakap; mendengar suara orang yang sudah meninggal.
2. Halusinasi Penglihatam (Visual Hallucinations)
a. Data objektif : ketakutan pada sesuatu atau objek yang dilihat; tatapan mata
menuju tempat tertentu; menunjuk kearah tertentu.
b. Data subjektif : melihat makhluk tertentu, bayangan, seseorang yang sudah
meninggal, sesuatu yang menakutkan atau hantu, cahaya.
3. Halusinasi Pengecapan (Gustatory Hallucination)
a. Data objektif : adanya tindakan mengecap sesuatu, gerakan mengunyah, sering
meludah, atau muntah
b. Data subjektif : klien seperti sedang merasakan makanan atau rasa tertentu,
atau mengunyah sesuatu.
4. Halusinasi Penghidung (Olfactory Hallucination)
a. Data objektif : adanya gerakan cuping hidung karena mencium sesuatu atau
mengarahkan hidung pada tempat tetentu
b. Data subjektif : mencium bau dari bau – bauan tertentu (seperti bau mayat,
masakan, feses, bayi, atau parfum); sering mengatakan mencium suatu bau,;
halusinasi penciuman sering menyertai klien demensia, kejang atau penyakit
serebrovaskular
5. Halusinasi Perabaan (Tactile Hallucination)
a. Data objektif : menggaruk – garuk permukaan kulit; klien terlihat menatap
tubuhnyadan terlihat merasakan sesuatu yang aneh seputar tubuhnya.
b. Data subjektif : klien mengatakan ada sesuatu yang menggerayangi tubuh,
seperti tangan, serangga, atau makluk halus; merasakan sesuatu dipermukaan
kulit, seperti rasa yang sangat panas dan dingin, atau rasa tersengat aliran
listrik.
Tingkat halusinasi
Intensitas halusinasi meliputi empat tingkat, mulai dari tingkat I hingga tingkat IV.
6
Tingkat I Mengalami ansietas Tersenyum
Memberi rasa nyaman kesepian, rasa besalah, Menggerakkan bibir
Tingkat ansietas dan ketakutan tanpa suara
sedang Mencoba berfokus pada Menggerakkan mata
Halusinasi merupakan pikiran yang dapat dengan cepet
suatu kesenangan menghilangkan ansietas Respons verbal yang
Pikiran dan pengalaman lambat
sensori maih ada dalam Diam dan konsentrasi
control kesadaran (jika
ansietas dikontrol)
Tingkat II Pengalaman sensori Peningkatan system saraf
Menyalahkan menakutkan otak, tanda – tanda
Tingkat ansietas berat Mulai merasa ansietas, seperti:
Halusinasi kehilangan control peningkatan denyut
menyebabkan rasa Merasa dilecehkan oleh jantung , pernapasan, dan
antipati pengalaman sensori tekanan darah
tersebut Rentang perhatian
Menarik diri dari orang menyempit
lain Konsentrasi dengan
NON PSIKOPATIK pengalaman sensori
Kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi
dari realita
Tingkat III Klien menyerah dan Perintah halusinasi ditaati
Mengontrol tingkat menerima pengalaman Sulit berhubungan
ansietas berat sensorinya dengan orang lain
pengalaman sensori Isi halusinasi menjadi Rentang perhatian hanya
tidak dapat ditolak lagi atraktif beberapa detik atau menit
Kesepian bila Gejala fisik ansietas berat
pengalaman sensori berkeringat, tremor, dan
berakhir tidak mampu mengikuti
perintah
PSIKOPATIK
7
Tingkat IV Pengalaman sensori Perilaku panik
Menguasai tingkat menjadi ancaman Berpotensi untuk
ansietas panik yang Halusinasi dapat membunuh atau bunuh
diatur dan dipengaruhi berlangsung selama diri
oleh waham beberapa jam atau hari Tindakan kekerasan
PSIKOTIK agitasi, menarik diri, atau
katatonia
Tidak mampu merespons
perintah yang kompleks
Tidak mampu merespon
terhadap lebih dari satu
orang.
2.6 PENGKAJIAN
Halusinasi pada klien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi
stuart (2013) yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi.
8
2.6.2 Faktor Prediposisi
Stressor presipitasi pada kliendengan halusinasi ditemuakn adanya
riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak,
kekerasan dalam keluarga, atau adanya aturan atau tuntutan dikeluarga,
adanya aturan atau tuntutn dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai
dengan klien serta konflik antar masyarakat.
b. Data objektif
Berdasarkan data objektif , klien dengan gangguan halusinasi melakukan
hal-hal berikut:
1. Bicara atau tertawa sendiri
2. Marah-marah tanpa sebab
3. Mengarahkan telinga kearah tertentu
4. Menutup telinga
5. Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
6. Ketakutan pada suatu yang tidak jelas
7. Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
9
8. Menutup hidung
9. Sering meludah
10. Muntah
11. Menggaruk – garuk permukaan kulit
10
a. Regresi
Regresi berhubungan dengan proses informasi dan upaya yang digunakan
untuk menanggulangi ansietas. Energy yang tersisa untuk aktivitas sehari-
hari tinggal sedikit, sehingga klien menjadi malas beraktivitas sehari-hari.
b. Proteksi
Dalam hal ini, klien mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau suatu benda.
c. Menarik diri
Klien sulit mempercayai orang lain dan syik dengan stimulus internal
d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.
Perubahan sensori
persepsi: halusinasi
Gangguan konsep
diri : harga diri
rendah kronis
11
2.8 DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSIS PERENCANAAN
KEPERAWA Tujuan Kriteria
Intervensi Rasional
TAN ( Tuk/Tum) Evaluasi
Gangguan TUM: 1.Ekspresi 1.1. bina hubungan Hubungan saling
perubahan Klien tidak wajah saling percaya dengan percaya
sensori mencederai bersahabat, mengemukakan prinsip merupakan dasar
persepsi: diri sendiri , menunjukkan komunikasi terapeutik: untuk
halusinasi orang lain, rasa senang , a. sapa klien dengan memperlancar
dengar dan ada kontak ramah baik verbal interaksi yang
(auditori) lingkungan.. mata, mau ataupun non verbal salanjutnya akan
berjabat b. perkenalkan diri dilakukan
TUK 1: tangan, mau dengan sopan,
Klien dapat menyebutkan c. tanyakan nama
membina nama , mau lengkap klien dan nama
hubungan menjawab panggilan yang disukai
saling salam , klien klien.
percaya. mau duduk d.jelaskan tujuan
bedampingan pertemuan
dengan e. tunjukkan sikap
perawat, mau empati dan menerima
mengutaraka klien apa adanya
n masalah f. beri perhatian kepada
yang klien dan perhattian
dihadapinnya kebutuhan dasar klien.
.
TUK 2: 1.Klien dapat 1.1. adakan kontak Selain untuk
Klien dapat menyebutkan sering dn singkat secara membina
12
mengenal waktu, isi, bertahap hubungan saling
halusinasinya dan frekuensi 1.2. obeservasi tingkah percaya, kontak
timbulnya laku klien yang terkait sering dan singkat
halusinasi dengan halusianasinya : akan memutus
bicara dan tertawa halusinasi .
2. klien dapat tanpa stimulus dan
mengungkap memandang Mengenal
kan kekiri/kanan/kedepan perilaku klien
bagaimana sesolah ada teman pada saat
perasaanya berbicara halusinasi terjadi
terhadap 1.3.bantu klien dapat
halusinasi mengenal halusinasinya memudahkan
tersebut. dengan cara: perawat dalam
a. jika menemukan melakukan
klien sedang intervensi.
berhalusinasi: tanyakan
apakah ada suara yang Mengenal
didengarnya halusinasi
b. jika klien menjawab memungkinkan
ada,lanjutkan : apa yang klien menghindari
dikatakan suara itu . faktor timbulnya
katakana bahwa halusinasi.
perawat percaya klien
mendengar suara itu
namun perawat sendiri
tidak mendengarnya
(dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh/menghakimi)
c. katakana bahwa klien
lain juga ada yang
seperti klien
d. katakan bahwa
13
perawat akan
membantu klien
Pengetahuan
2.1. diskusikan dnegan tentang
klien : waktu,isi,dan
a. situasi yang frekuensi
menimbulkan atau tidak munculnya
menimbulkan halusinasi dapat
halusinasi (jika memudahkan
sendiri,jengkel,atau perawat
sedih)
b.waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi
(pagi,siang,soredan
malam terus menerus Mengidentifikasi
atau sewaktu-waktu) pengaruh
2.2 diskusikan dengan halusinasi pada
klien tentang apa yang klien.
dirasaknnya jika terjadi
halusinasi
(arah,takut,sedih,dan
senang),beri
kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan
perasaanya.
TUK 3: 1.klien dapat 1.1.Bersama klien, Usaha untuk
Klien dapat menyebutkan identifikasi tindakan memutus
mengontrol tindakan yang dilakukan jika halusinasi
halusinasinya yang terjadi ,sehingga
biasanya (tidur,marah,menyib halusinasi tidak
dillakukan ukkan diri, dll) muncul kembali.
untuk 1.2.Diskusikan manfaat
mengendalik dan cara yang Penguatan (reint
14
an digunakan klien. forcement) dapat
halusinasinya Jika bermanfaat beri meningkatkan
2. klien dapat pujian kepada klien harga diri klien.
menyebutkan
cara baru 2.1. diskusikan dengan Memberikan
mengontrol klien cara baru alternative pilihan
halusinasi. mebontrol untuk mengontol
halusinasinya: halusinasi
3. klien dapat a. menghardik/mengusir
mendemostra tidak memedulikan
sikan cara halusinasinya
menghardik/ b. bercakap-cakap
mengusir / dengan orang lain jika
tidak halusinasinya muncul
memedulikan c. melakukan kegiatan
halusinasinya sehari hari Meningkatkan
pengetahuan klien
3.1. beri contoh cara dalam memutus
4. klien dapat menghardik halusinasi halusinasi.
mengikuti :’pergi! Saya tidak mau
aktivitas mendengar kamu , saya
kelompok mau mencuci piring/
bercakap-cakap dengan Harga diri klien
5. klien dapat suter”. meningkat
mendemontra 3.2. beri pujian atas Memberi klien
sikan keberhasilan klien kesempatan untuk
kepatuhan 3.3. meminta klien mencoba cara
minum obat mengukuti contoh yang yang telah dipilih
untuk diberikan dan minta Memudahkan
mencegah klien mengulanginya klien dalam
halusinasi 3.4. susun jadwal mengendalikan
latihan klien dan minta halusinasi
klien untuk mengisi
15
jadwal kegiatan (self- Stimulasi persepsi
evaluation) dapat mengurnagi
perubahan
4.1. anjurkan klien interpretasi
untuk mengikuti terapi realitas akibat
aktivitas kelompok , adsanya
orientasi , realita halusinasi.
,stimulasi persepsi
Dengan
5.1. klien dapat mengetahui
menyebutkan jenis , prinsip
dosis dan waktu minum penggunaan obat,
obat ,serta manfaat obat maka
tersebut (prinsip 5 kemandirian klien
benar: benar oran, benar dalam hal
obat, benar dosis,benar pengobatan dapat
waktu,benar cara ditingkatkan
pemberian) Dengan
5.2. diskusikan dengan menyebutkan
klien tentang jenis obat dosis, frekuensi
yang dibutuhkan ,dan caranya ,
(nama,warna,dan klien
besarnya): waktu melaksakannyapr
minum obat (jika 3x: ogram
pukl 07.00, dam 13.00, pengobatan
dan 19.00) disis,cara.
5.3. diskusikan proses Menilai
minum obat kemampuan klien
a. klien meminta obat dalam
kepada perawat(jika pengobatanya
dirumah sakit) kepada sendri
keluarga (jika dirumah)
b. klien memerikasa Dengan
16
oabat sesuai disisnya mengetahui efek
c. klien minum obat samping, klien
dapat pada waktu yang akan tau apa yang
tepat harus dlakukan
5.4. anjurkan klien setelah minum
untuk bicara engan obat.
dokter mengenai
manfaat dan efek
samping obat yang
dirasakan
TUK 4: 1.keluarga 1.1. diskusikan dengan Untuk
Keluarga dapat keluarga (pada sat meningkatkan
dapat menyebutkan berkunjung/ pada saat pengetahuan
merawat pengertian, kunjungan rumah): seputar halusinasi
klien dirumah tanda dan a. gejala halusinasi dan perawatannya
dan menjadi tindakan yang dialami klien peda pihak
sitem untuk b. cara yang dapat keluarga.
pendukung mengendalik dilakukan klien dan
yang efektif an halusinasi keluarga untuk
untuk klien memutuskan halusinasi
c. cara merawat anggota
kelurag dangan
gangguan halusinasi
dirumah : beri kegiatan
jangan biarkan sendiri
makan bersama,
berpergian bersama,
jika klien sedang sednri
dirumah lakukan kontak
dangan dalam telefon
d. beri informasi
2. keluarga tentang tindak
dapat lanjut(follow up) atau
17
menyebutkan kapan perlu
jenis,dosis, mendapatkan bantuan
waktu :halusinasi tidak
pemberian , berkontol dan resiko
manfaat , mencederai orang lain
serta efek Dengan
samping obat 2.1. diskusikan dengan menyebutkan
keluarga tentang jenis dosis,frekuensi
,dosis, waktu ,dan caranya
pemberian,manfaat,dan ,keluarga
efek samping obat melaksanakan
2.2. anjurkan kepada program
kelurga untuk pengobatn
berdiskusi kepada Dengan
dokter tentang manfaat mengetahui efek
dan efek samping obat samping, keluarga
akan tau apa yang
harus dilakukan
setelah minum
obat.
2.10 IMPLEMENTASI
SP I SP I
1.Mengidentifikasi jenis 1.Mendiskusikan masalah
halusinasi pasien yang dirasakan keluarga
2.Mengidentifikasi isi dalam merawat pasien
halusinasi pasien 2.Menjelaskan pengertian ,
3.Mengidentifikasi waktu tanda dan gejala halusinasi,
halusinasi pasien dan jenis halusinasi yang
4.Mengidentifikasi frekuensi dialami pasien berserta
18
halusinasi pasie proses terjadiya
5. Mengidentifikasi situasi 3.Menjelaskan cara-cara
yang menimbulkan halusinasi merawat pasien halusinasi
6. Mengidentifikasi respon
pasien terhadap halusinasi
7.Mengajarkan pasien
menghardik halusinasi
8.Menganjurkan pasien
memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian
SP II
1.Mengevaluasi jadwal SP II
kegiatan harian pasien 1.Melatih keluarga
2.Memberikan pendidikan mempraktekkan cara
kesehatan tentang merawat pasien dnegan
penggunaan obat secara halusinasi
teratur 2.Melatih keluarga
3.Menganjurkan pasien melakukan cara merawat
memasukkan dalam jadwal langsung kepada pasien
keguatan harian halusinasi
SP III
1.Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien SP III
2.Melatih pasien 1.Membantu keluarga
mengendalikan halusinasi membuat jadwal aktivitas
dengan cara bercakap-cakap dirumah termasuk minum
dengan orang lain obat
3.Menganjurkan pasien 2.Menjelaskan follow up
memasukkan dalam jadwal pasien setalah pulang
kegiatan harian
19
SP IV
1.Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2.Melatih pasien
mengendalikan halusinasi
pasien dengan melakukan
kegiatan (kegiatan yang biasa
dilakukan pasien dirumah)
3.Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
20
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
3.1 KASUS
Seorang wanita berusia 27 tahun ,merasa malu karena belum menikah ,di
rawat untuk kelima kalinya di RSJ sejak tahun 2008 dengan diagnosa medik
skizofrenia paranoid ,ibu klien memiliki riwayat skizofrenia .klien di bawa oleh
keluarga dengan alasan masuk bicara kacau,marah-marah dan merusak alat rumah
tangga .klien kesal dengan suara pacar nya yang di benci dan berusaha mengusir
dengan cara melempar .ia berpikir bahwa suara itu selalu muncul pada pada malam
dan siang hari.klien juga malas ngobrol dengan teman sekamar nya.klien bercerita
selama di rumah juga selalu marah-marah ,hal ini terjadi karena ia tersinggung dengan
keluarga yang tidak memperdulikan dirinya sehingga klien jarang untuk kontrol ke
dokter .dari hasil observasi perawat di dapatkan data klien tampak senyum-senyum
sendiri ,pandangan mata melihat ke satu sudut ruangan ,kontak mata mudah beralih
,saat komunikasi dengan perawat klien blocking (terdiam).klien menolak bergabung
dengan temannya,lebih senang duduk sendiri,melamun,atau berjalan mondar –mandir
tanpa arah.
3.2 PENGKAJIAN
3.2.1 Faktor Predisposisi(Faktor Resiko)
a. Merasa malu karena belum menikah
b. Tersinggung dengan Keluarga yang tidak memperdulikannya
c. Ibu klien memiliki riwayat skizofrenia
3.2.2 Faktor Presipitasi (Faktor Penyebab)
Kesal dengan suara pacar nya dan berusaha mengusir nya
3.2.3 PENILAIAN STRESOR (TANDA DAN GEJALA)
a. Afektif :marah ,kesal,mudah tersinggung.
b. Fisisologi: bicara kacau, pandangan mata melihat ke satu sudut ruangan
,kontak mata mudah beralih
c. Prilaku: merusak dan melempar alat rumah tangga, tampak senyum-
senyum sendiri , melamun,atau berjalan mondar –mandir tanpa arah.
21
d. Sosial: malas ngobrol dengan teman sekamar nya,saat komunikasi dengan
perawat klien blocking (terdiam),,lebih senang duduk sendiri.
e. Kognitif : klien beranggapan bahwa ada suara pacar yang di benci nya
pada siang dan malam hari.
ADAPTIF MALADAFTIF
Isolasi sosial
NO DATA MASALAH
22
1 DS: HALUSINASI
a. klien mengatakan mendengar DENGAR/SUARA
suara pacar nya pada siang
dan malam hari
b. keluarga klien mengatakan
klien bicara kacau,marah-
marah dan merusak alat-alat
rumah tangga.
DO:
a. klien terlihat senyum –
senyum sendiri
b. klien terlihat pandangan mata
melihat ke satu sudut ruangan
4 DS : RESIKO TINGGI
a. klien mengatakan PERILAKU KEKERASAN
tersinggung terhadap TERHADAP DIRI
keluarga nya karena tidak di SENDIRI, ORANG LAIN
perdulikan DAN LINGKUNGAN
b. keluarga klien mengatakan
klien bicar kacau,marah-
marah dan merusak alat-alt
rumah tangga.
DO :
a. terdapat luka memar pada
tubuh klien (DT)
2 DS: WAHAM
a. klien mengatakan mendengar
suara pacar nya pada siang
dan malam hari
b. keluarga klien mengatakan
klien bicara kacau,marah-
marah dan merusak alat-alt
23
rumah tangga.
DO:
a. klien terlihat senyum –
senyum sendiri
b. klien terlihat pandangan mata
melihat ke satu sudut ruangan
c. klien terlihat menolak
bergabung dengan temannya
d. klien terlihat lebih senang
duduk sendiri
ISOLASI SOSIAL
3.7 INTERVENSI
PERENCANAAN
DIAGNOSIS
Tujuan Kriteria
KEPERAWATAN Intervensi Rasional
( Tuk/Tum) Evaluasi
Gangguan perubahan TUM: 1.Ekspresi 1.1. bina hubungan Hubungan
24
sensori persepsi: Klien tidak wajah saling percaya dengan saling
halusinasi dengar mencederai diri bersahabat, mengemukakan prinsip percaya
(auditori) sendiri , orang lain, menunjukk komunikasi terapeutik: merupakan
dan lingkungan.. an rasa a. sapa klien dengan dasar untuk
senang , ramah baik verbal memperlan
TUK 1: ada kontak ataupun non verbal car
Klien dapat membina mata, mau b. perkenalkan diri interaksi
hubungan saling berjabat dengan sopan, yang
percaya. tangan, c. tanyakan nama salanjutnya
mau lengkap klien dan nama akan
menyebutk panggilan yang disukai dilakukan
an nama , klien.
mau d.jelaskan tujuan
menjawab pertemuan
salam , e. tunjukkan sikap
klien mau empati dan menerima
duduk klien apa adanya
bedamping f. beri perhatian kepada
an dengan klien dan perhattian
perawat, kebutuhan dasar klien.
mau
mengutara
kan
masalah
yang
dihadapinn
ya.
TUK 2: 1.Klien 1.1. adakan kontak Selain
Klien dapat mengenal dapat sering dn singkat secara untuk
halusinasinya menyebutk bertahap membina
an waktu, 1.2. obeservasi tingkah hubungan
isi, dan laku klien yang terkait saling
frekuensi dengan halusianasinya : percaya,
25
timbulnya bicara dan tertawa tanpa kontak
halusinasi stimulus dan sering dan
memandang singkat
2. klien kekiri/kanan/kedepan akan
dapat sesolah ada teman memutus
mengungk berbicara halusinasi .
apkan 1.3.bantu klien
bagaimana mengenal halusinasinya Mengenal
perasaanya dengan cara: perilaku
terhadap a. jika menemukan klien klien pada
halusinasi sedang berhalusinasi: saat
tersebut. tanyakan apakah ada halusinasi
suara yang didengarnya terjadi
b. jika klien menjawab dapat
ada,lanjutkan : apa yang memudahk
dikatakan suara itu . an perawat
katakana bahwa perawat dalam
percaya klien melakukan
mendengar suara itu intervensi.
namun perawat sendiri
tidak mendengarnya Mengenal
(dengan nada bersahabat halusinasi
tanpa memungkin
menuduh/menghakimi) kan klien
c. katakana bahwa klien menghindar
lain juga ada yang i faktor
seperti klien timbulnya
d. katakan bahwa halusinasi.
perawat akan membantu
klien
26
a. situasi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
(jika sendiri,jengkel,atau
sedih)
b.waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi
(pagi,siang,soredan
malam terus menerus Pengetahua
atau sewaktu-waktu) n tentang
2.2 diskusikan dengan waktu,isi,d
klien tentang apa yang an
dirasaknnya jika terjadi frekuensi
halusinasi munculnya
(arah,takut,sedih,dan halusinasi
senang),beri kesempatan dapat
pada klien untuk memudahk
mengungkapkan an perawat
perasaanya.
Mengidenti
fikasi
pengaruh
halusinasi
pada klien.
TUK 3: 1.klien 3.8 Bersama klien, Usaha
Klien dapat dapat identifikasi untuk
mengontrol menyebutk tindakan yang memutus
halusinasinya an tindakan dilakukan jika halusinasi
yang terjadi ,sehingga
biasanya (tidur,marah,men halusinasi
27
dillakukan yibukkan diri, dll) tidak
untuk 3.9 Diskusikan muncul
mengendal manfaat dan cara kembali.
ikan yang digunakan
halusinasin klien. Jika Penguatan
ya bermanfaat beri (reint
2. klien pujian kepada forcement)
dapat klien dapat
menyebutk meningkatk
an cara 2.1. diskusikan dengan an harga
baru klien cara baru diri klien.
mengontrol mebontrol
halusinasi. halusinasinya: Memberika
a. menghardik/mengusir n
3. klien tidak memedulikan alternative
dapat halusinasinya pilihan
mendemost b. bercakap-cakap untuk
rasikan dengan orang lain jika mengontol
cara halusinasinya muncul halusinasi
menghardi c. melakukan kegiatan
k/mengusir sehari hari
/ tidak
memedulik 3.1. beri contoh cara
anhalusina menghardik halusinasi
sinya :’pergi! Saya tidak mau
mendengar kamu , saya
mau mencuci piring/ Meningkat
4. klien bercakap-cakap dengan kan
dapat suter”. pengetahua
mengikuti 3.2. beri pujian atas n klien
aktivitas keberhasilan klien dalam
kelompok 3.3. meminta klien memutus
mengukuti contoh yang halusinasi.
28
5. klien diberikan dan minta
dapat klien mengulanginya
mendemon 3.4. susun jadwal latihan
trasikan klien dan minta klien Harga diri
kepatuhan untuk mengisi jadwal klien
minum kegiatan (self- meningkat
obat untuk evaluation) Memberi
mencegah klien
halusinasi 4.1. anjurkan klien kesempatan
untuk mengikuti terapi untuk
aktivitas kelompok , mencoba
orientasi , realita cara yang
,stimulasi persepsi telah
dipilih
5.1. klien dapat Memudahk
menyebutkan jenis , an klien
dosis dan waktu minum dalam
obat ,serta manfaat obat mengendali
tersebut (prinsip 5 kan
benar: benar oran, benar halusinasi
obat, benar dosis,benar
waktu,benar cara Stimulasi
pemberian) persepsi
5.2. diskusikan dengan dapat
klien tentang jenis obat mengurnagi
yang dibutuhkan perubahan
(nama,warna,dan interpretasi
besarnya): waktu realitas
minum obat (jika 3x: akibat
pukl 07.00, dam 13.00, adsanya
dan 19.00) disis,cara. halusinasi.
5.3. diskusikan proses
minum obat Dengan
29
a. klien meminta obat mengetahui
kepada perawat(jika prinsip
dirumah sakit) kepada penggunaa
keluarga (jika dirumah) n obat,
b. klien memerikasa maka
oabat sesuai disisnya kemandiria
c. klien minum obat n klien
dapat pada waktu yang dalam hal
tepat pengobatan
5.4. anjurkan klien dapat
untuk bicara engan ditingkatka
dokter mengenai n
manfaat dan efek Dengan
samping obat yang menyebutk
dirasakan an dosis,
frekuensi
,dan
caranya ,
klien
melaksakan
nyaprogra
m
pengobatan
Menilai
kemampua
n klien
dalam
pengobatan
ya sendri
Dengan
mengetahui
30
efek
samping,
klien akan
tau apa
yang harus
dlakukan
setelah
minum
obat.
TUK 4: 1.keluarga 1.1. diskusikan dengan Untuk
Keluarga dapat dapat keluarga (pada sat meningkatk
merawat klien menyebutk berkunjung/ pada saat an
dirumah dan menjadi an kunjungan rumah): pengetahua
sitem pendukung pengertian, a. gejala halusinasi yang n seputar
yang efektif untuk tanda dan dialami klien halusinasi
klien tindakan b. cara yang dapat dan
untuk dilakukan klien dan perawatann
mengendal keluarga untuk ya peda
ikan memutuskan halusinasi pihak
halusinasi c. cara merawat anggota keluarga.
kelurag dangan
gangguan halusinasi
dirumah : beri kegiatan
jangan biarkan sendiri
makan bersama,
berpergian bersama, jika
klien sedang sednri
dirumah lakukan kontak
dangan dalam telefon
d. beri informasi tentang
tindak lanjut(follow up)
atau kapan perlu
2. keluarga mendapatkan bantuan
31
dapat :halusinasi tidak
menyebutk berkontol dan resiko
an mencederai orang lain
jenis,dosis,
waktu 2.1. diskusikan dengan
pemberian keluarga tentang jenis
, manfaat , ,dosis, waktu
serta efek pemberian,manfaat,dan
samping efek samping obat Dengan
obat 2.2. anjurkan kepada menyebutk
kelurga untuk berdiskusi an
kepada dokter tentang dosis,freku
manfaat dan efek ensi ,dan
samping obat caranya
,keluarga
melaksanak
an program
pengobatn
Dengan
mengetahui
efek
samping,
keluarga
akan tau
apa yang
harus
dilakukan
setelah
minum
obat.
32
Dx Perencanaan Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
34
o Efektivitas setelah tindak
cara yang kekerasan tersebut
dipakai terjadi
dalam c. Diskusikan apakah
menyelesaik dengan tindak
an masalah kekerasan yang
dilakukannya
masalah yang
dialami teratasi.
5. Klien dapat 5. Setelah … X 5. Diskusikan dengan
mengidentifikasi pertemuan klien klien akibat negatif
akibat perilaku menjelaskan (kerugian) cara yang
kekerasan akibat tindak dilakukan pada:
kekerasan yang
dilakukannya a. Diri sendiri
b. Orang
o Diri sendiri : lain/keluarga
luka, dijauhi c. Lingkungan
teman, dll
o Orang
lain/keluarga
: luka,
tersinggung,
ketakutan,
dll
o Lingkungan
: barang atau
benda rusak
dll
6. Klien dapat 6. Setelah … X 6. Diskusikan dengan
mengidentifikasi pertemuan klien : klien:
cara konstruktif
o Menjelaskan a. Apakah klien mau
dalam
cara-cara mempelajari cara
mengungkapkan sehat baru
kemarahan mengungkap mengungkapkan
kan marah marah yang sehat
b. Jelaskan berbagai
alternatif pilihan
untuk
mengungkapkan
marah selain
perilaku kekerasan
yang diketahui
klien.
c. Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah:
35
1) Cara fisik:
nafas dalam,
pukul bantal
atau kasur,
olah raga.
2) Verbal:
mengungkapka
n bahwa
dirinya sedang
kesal kepada
orang lain.
3) Sosial: latihan
asertif dengan
orang lain.
4) Spiritual:
sembahyang/d
oa, zikir,
meditasi, dsb
sesuai
keyakinan
agamanya
masing-masing
7. Klien dapat 7. Setelah … X 7. 1. Diskusikan cara
mendemonstrasi pertemuan klien yang mungkin
kan cara memperagakan dipilih dan anjurkan
mengontrol cara mengontrol klien memilih cara
perilaku perilaku yang mungkin untuk
kekerasan kekerasan: mengungkapkan
kemarahan.
o Fisik: tarik
nafas dalam, 7.2. Latih klien
memukul memperagakan cara
bantal/kasur
yang dipilih:
o Verbal:
mengungkapka a. Peragakan cara
n perasaan melaksanakan
kesal/jengkel cara yang dipilih.
pada orang lain b. Jelaskan manfaat
tanpa menyakiti cara tersebut
o Spiritual: c. Anjurkan klien
zikir/doa, menirukan
meditasi sesuai peragaan yang
agamanya sudah dilakukan.
d. Beri penguatan
pada klien,
perbaiki cara yang
masih belum
sempurna
7.3. Anjurkan klien
36
menggunakan cara
yang sudah dilatih
saat marah/jengkel
37
9. Klien 9.1. Setelah ...X 9.1. Jelaskan manfaat
menggunakan pertemuan klien menggunakan obat
obat sesuai menjelaskan: secara teratur dan
program yang kerugian jika tidak
o Manfaat
telah ditetapkan menggunakan obat
minum obat
o Kerugian 9.2. Jelaskan kepada
tidak minum
klien:
obat
o Nama obat a. Jenis obat (nama,
o Bentuk dan warna dan bentuk
warna obat obat)
o Dosis yang b. Dosis yang tepat
diberikan untuk klien
kepadanya c. Waktu pemakaian
o Waktu d. Cara pemakaian
pemakaian e. Efek yang akan
o Cara dirasakan klien
pemakaian 9.3. Anjurkan klien:
o Efek yang
dirasakan a. Minta dan
9.2. Setelah … X menggunakan
pertemuan klien obat tepat waktu
menggunakan b. Lapor ke
obat sesuai perawat/dokter
program jika mengalami
efek yang tidak
biasa
c. Beri pujian
terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan
obat.
Perencanaan Rasional
Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
38
menunjukkan dalam keadaan
tanda-tanda aman dan
TUK: curiga perawat siap
o Mengijinkan menolong dan
1. Klien duduk mendampinginya
dapat disamping Yakinkan bahwa
membin kerahasiaan klien
a akan tetap
hubung terjaga
Tunjukkan sikap
an
terbuka dan jujur
saling Perhatikan
percaya kebutuhan dasar
dengan dan beri bantuan
perawat untuk
memenuhinya
2. Klien 2.1 Setelah .... x 1. Bantu klien untuk 2.
dapat interaksi klien mengungkapkan
mengid : perasaan dan
o Klien pikirannya.
entifika
menceritak Diskusikan
si an ide-ide dengan klien
perasaa dan pengalaman yang
n yang perasaan dialami selama
muncul yang ini termasuk
secara muncul hubungan
berulan secara dengan orang
berulang yang berarti,
g dalam
dalam lingkungan kerja,
pikiran pikirannya. sekolah, dsb.
klien. Dengarkan
pernyataan klien
dengan empati
tanpa
mendukung /
menentang
pernyataan
wahamnya.
Katakan perawat
dapat memahami
apa yang
diceritakan klien.
3. Klien 3.1 Setelah .... x 3. Bantu klien untuk
dapat interaksi klien : mengidentifikasi
mengid kebutuhan yang
o Dapat tidak terpenuhi serta
entifika
menyebutkan kejadian yang
si kejadian- menjadi factor
stressor kejadian sesuai pencetus
/ dengan urutan wahamnya.
39
pencetu waktu serta 3.1. Diskusikan
s harapan / dengan klien
waham kebutuhan dasar tentang
yang tidak kejadian-
nya.
terpenuhi kejadian
(Trigger seperti : Harga traumatik
s diri, rasa aman yang
Factor) dsb. menimbulkan
o Dapat rasa takut,
menyebutkan ansietas
hubungan maupun
antara kejadian perasaan tidak
traumatis/kebut dihargai.
uhan tidak 3.2. Diskusikan
terpenuhi kebutuhan/har
dengan apan yang
wahamnya. belum
terpenuhi.
3.3. Diskusikan
dengan klien
cara-cara
mengatasi
kebutuhan
yang tidak
terpenuhi dan
kejadian yang
traumatis.
3.4. Diskusikan
dengan klien
apakah ada
halusinasi
yang
meningkatkan
pikiran /
perasaan yang
terkait
wahamnya.
3.5. Diskusikan
dengan klien
antara
kejadian-
kejadian
tersebut
dengan
wahamnya.
4. Klien 4. Setelah … x 4. Bantu klien
dapat interaksi klien: mengidentifikasi
mengid menyebutkan keyakinannya yang
perbedaan salah tentang situasi
entifika
pengalaman nyata yang nyata (bila
40
si dengan klien sudah siap)
waham pengalaman o Diskusikan
nya wahamnya. dengan klien
pengalaman
wahamnya
tanpa
berargumentasi
o Katakan kepada
klien akan
keraguan
perawat
terhadap
pernyataan klien
o Diskusikan
dengan klien
respon perasaan
terhadap
wahamnya
o Diskusikan
frekuensi,
intensitas dan
durasi
terjadinya
waham
o Bantu klien
membedakan
situasi nyata
dengan situasi
yang
dipersepsikan
salah oleh klien
41
lain dengan orang
o Aktivitas lain
sehari-hari Hambatan
o Pekerjaan dalam
o Sekolah melakukan
o Prestasi, dsb aktivitas
sehari-hari
Perubahan
dalam prestasi
kerja / sekolah
5.2. Ajak klien
melihat bahwa
waham tersebut
adalah masalah
yang
membutuhkan
bantuan dari
orang lain
5.3. Diskusikan
dengan klien
orang/tempat ia
minta bantuan
apabila
wahamnya timbul
/ sulit
dikendalikan.
42
untuk bertanggung
jawab secara
peronal dalam
mempertahankan/m
enungkatkan
kesehatan dan
pemulihannya.
6.7.Beri penghargaan
bagi setiap upaya
klien yang positif
7. Klien 7.1 Setelah .... X 7.1. Diskusikan
mendap interaksi Keluarga pentingnya peran
at dapat menjelaskan serta keluarga
tentang :
dukung sebagai pendukung
o Pengertian
an waham untuk mengatasi
keluarg o Tanda dan waham.
a. gejala waham
o Penyebab dan 7.2.Diskusikan potensi
akibat waham keluarga untuk
o Cara merawat membantu klien
klien waham mengatasi waham.
7.2 Setelah ... X
interaksi keluarga 7.3.Jelaskan pada
dapat keluarga tentang :
mempraktekkan
Pengertian
cara merawat waham
klien waham. Tanda dan gejala
waham
Penyebab dan
akibat waham
Cara merawat
klien waham
7.4. Latih keluarga cara
merawat waham.
43
8. Klien 8.1 Setelah ……x 8.1.Diskusikan dengan
dapat interaksi klien klien tentang
memanf menyebutkan; manfaat dan
aatkan Manfaat kerugian tidak
minum obat minum obat, nama ,
obat
Kerugian tidak warna, dosis, cara ,
dengan minum obat efek terapi dan efek
baik. Nama,warna,d samping penggunan
osis, efek obat
terapi dan efek
samping obat 8.2. Pantau klien saat
8.2.Setelah ……..x penggunaan obat
interaksi klien Beri pujian jika
mendemontrasikan klien
penggunaan obat menggunakan
dgn benar obat dengan
8.3.Setelah ….x benar
interaksi klien
menyebutkan
akibat berhenti 8.3.Diskusikan akibat
minum obat tanpa berhenti minum
konsultasi dokter obat tanpa
konsultasi dengan
dokter
Anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada
dokter/perawat
jika terjadi hal –
hal yang tidak di
inginkan .
3.8 IMPLEMENTASI
No Dx Implementasi Evaluasi
44
1 GANGGUA Hari/tanggal : ..... S:-
N Jam : ....... s/d ........ O:-
PERSEPSI A:halusinasi teratasi
SENSORI : Implementasi SP 1 : sebagian
HALUSINA 1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien P:
SI 2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien a. Pasien :
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi latihan menghardik
pasien halusinasi dan
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi masukan dalam
pasien jadwal kegiatan
5. Mengidentifikasi situasi yang hariann
menimbulkan halusinasi b.Perawat:
6. Mengidentifikasi respons pasien Lanjutkan SP 2
terhadap halusinasi 1. Mengevaluasi
7. Mengajarkan pasien menghardik jadwal kegiatan
halusinasi harian pasien
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara 2. Memberikan
menghardik halusinasi dalam jadwal pendidikan
kegiatan harian kesehatan tentang
penggunaan obat
secara teratur
3. Menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
Hari/tanggal : ..... S:-pasien mengatakan
Jam : ....... s/d ........ sudah mampu
menghardik halusinasi
Implementasi SP II : saat siang hari
4. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian O: -pasien terlihat
pasien menghardik halusinasi
5. Memberikan pendidikan kesehatan saat kambuh
45
tentang penggunaan obat secara teratur A:halusinasi teratasi
6. Menganjurkan pasien memasukkan sebagian
dalam jadwal kegiatan harian P:
a. Pasien :
pasien minum obat
secara teratur dan
memasukannya pada
jadwal kegiatan harian
b.Perawat:
Lanjutkan SP 3
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
2. Melatih pasien
mengendalikan
halusinasi dengan
cara bercakap-
cakap dengan
orang lain
3. Menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
Hari/tanggal : ..... S:-pasien mengatakan
Jam : ....... s/d ........ sudah mampu
menghardik halusinasi
Implementasi SP III : saat siang hari
4. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian -pasien mampu
pasien mengingat dan minum
5. Melatih pasien mengendalikan obat secara teratur
halusinasi dengan cara bercakap-cakap O: -pasien terlihat
dengan orang lain menghardik halusinasi
46
6. Menganjurkan pasien memasukkan saat kambuh
dalam jadwal kegiatan harian -pasien terlihat minum
obat secara teratur
A:masalah halusinasi
teratasi sebagian
P:
a. Pasien :
pasien mampu
bercakap-cakap
dengan orang lain
b.Perawat:
Lanjutkan SP 4
47
dengan perawat dan
teman di RS
A:halusinasi teratasi
P:observasi dan terus
latih kemandirian
pasien sesuai dengan
SP 1,2,3,4.
No Dx Implementasi Evaluasi
1 RESIKO Hari/tanggal : ..... S:-
PERILAKU Jam : ....... s/d ........ O:-
KEKERAS A:-
AN Implementasi SP I : P : Lanjutkan SP II
1. Mengidentifikasi penyebab PK 1.Mengevaluasi
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK jadwal kegiatan harian
3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan pasien
4. Mengidentifikasi akibat PK 2.Menjelaskan cara
5. Menyebutkan cara mengontrol PK mengontrol PK
6. Membantu pasien mempraktekkan dengan minum obat
latihan cara mengontrol fisik I : tarik 3.Menganjurkan
napas dalam pasien memasukkan
7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
dalam kegiatan harian harian
48
Hari/tanggal : ..... S:-
Jam : ....... s/d ........ O:-
A:-
Implementasi SP II : P : Lanjutkan SP III
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Mengevaluasi
pasien jadwal kegiatan
harian pasien
2. Menjelaskan cara mengontrol PK
dengan minum obat 2. Melatih pasien
mengontrol PK
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dengan cara fisik
dalam jadwal kegiatan harian II : pukul bantal
3. Menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
49
Hari/tanggal : ..... S:-
Jam : ....... s/d ........ O:-
A:-
Implementasi SP IV : P : Lanjutkan SP V
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Mengevaluasi
pasien jadwal kegiatan
harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan
cara verbal 2. Melatih pasien
mengontrol PK
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
dengan cara
jadwal kegiatan harian spiritual
3. Menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
50
No Dx Implementasi Evaluasi
1 WAHAM Hari/tanggal : ..... S:-
Jam : ....... s/d ........ O:-
A:-
Implementasi SP I : P : Lanjutkan SP II
1. Membantu orientasi realita 1. Mengevaluasi
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak jadwal kegiatan
terpenuhi harian pasien
3. Membantu pasien memenuhi 2. Memberikan
kebutuhannya pendidikan
4. Menganjurkan pasien memasukkan kesehatan tentang
dalam jadwal kegiatan harian penggunaan obat
secara teratur
3. Menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
Hari/tanggal : ..... S:-
Jam : ....... s/d ........ O:-
A:-
Implementasi SP II : P : Lanutkan SP III
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Mengevaluasi
pasien jadwal kegiatan
2. Memberikan pendidikan kesehatan harian pasien
tentang penggunaan obat secara teratur 2. Berdiskusi tentang
3. Menganjurkan pasien memasukkan kemampuan yang
dalam jadwal kegiatan harian dimiliki
3. Melatih
kemampuan yang
dimiliki
4. Masukkan
51
kedalam jadwal
aktivitas
52
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa dengan persepsi dari panca
indera tanpa adanya stimulus,banyak faktor yang menyebabkan halusinasi di
antara nya faktor genetik,faktor neuroanatomi dan neurokimia dan faktor
imunologi .sedangkan untuk rentang halusinasi ada yang adaptif sampai
maladaptif. Halusinasi sendiri mempunyai jenis yaitu pendengaran, penglihatan,
pengecapan, penghidung dan peraba dan disini juga memiliki 4 fase/tingkatan
halusinasi.
4.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini sebaiknya lebih banyak menggunakan sumber
yang relevan dan memiliki banyak sumber terpercaya serta dalam penetapan kasus
diatas sebaiknya memahami terlebih dahulu apa yang di maksud karena teori dan
kasus saling keterkaitan satu sama lain.
53
DAFTAR PUSTAKA
54