Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang terdapat pada suatu perusahaan atau organisasi, dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu
dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi tersebut di
batasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan
horizontal maupun vertikal yang jelas antar bagian.
Organisasi rumah sakit menurut Undang-Undang No.44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit Pasal 33 Ayat 2 disebutkan bahwa paling sedikit terdiri
atas kepala rumah sakit, unsur pelayanan medik, unsur keperawatan dan unsur
penunjang medik, komite medik dan satuan pemeriksaan internal serta
administrasi umum dan keuangan.
Unsur penunjang medis diantaranya Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS), Laboratorium, Radiologi, Fisioterapi, Rekam Medik dan Gizi
Pelayanan fisioterapi ditata sesuai kebutuhan pasien/klien masyarakat, berdasar
pada ilmu pengetahuan dan teknologi maju, dituntun oleh moral etis,
memperhatikan aspek biopsiko social-kultural-spiritual, mengacu pada
perundangan peraturan.
Berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang menjujung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk individu dan sebagai titik sentral
pembangunan menuju masyarakat adil makmur, profesi fisioterapi memandang
kapasitas gerak dan fungsi tubuh adalah hak asasi manusia sebagai esensi dasar
untuk hidup sehat dan sejahtera.
Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera secara mental dan fisik,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat dan
berhak untuk perawatan kesehatan. Negara bertanggung jawab untuk penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
(Amandemen UUD’45).
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan diarahkan dalam rangka
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diperlukan pengelola berbagai sumber
daya baik pemerintah maupun masyarakat, oleh pemerintah pusat maupun
daerah. (UU.23/2004; UU.32/2004, UU 36/2009, PP.25/2000).

Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,


bermutu dan terjangkau. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung
jawab menentukan sendiri pelayananan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kewajiban
tersebut pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya
kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan. Pemerintah
bertangg.jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan
mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh
masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan wajib
memberikan akses luas bagi kebutuhan penelitian dan pengembangan di bidang
kesehatan. (UU.36/2009, Ps.1, 5, 9, 14, 24).
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
dan bertugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Tenaga kesehatan tertentu yang
bekerja di rumah sakit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan. Rumah sakit mempunyai fungsi pendidikan, pelatihan,
pengembangan, penapisan ilmu pengetahuan teknologi bidang kesehatan. (UU.
44/2009, Ps.4,.5, 13).
Fisioterapis kompeten berperan sebagai pemberi pelayanan, pengelola,
pendidik dan peneliti (KEPMENKES No.376/2007).
Fisioterapis wajib memiliki Surat Ijin Praktik, berwenang melakukan assesmen,
diagnosis, perencanaan, intervensi dan evaluasi/re-evaluasi. (Kepmenkes
1363/2001).
Pelayanan fisioterapi di fasilitas pelayanan kesehatan ditata dengan
pedoman yang terdiri dari : Falsafah, kompetensi, peran dan fungsi serta tanggung
jawab fisioterapi, penatalaksanaan pelayanan fisioterapi dan pelaporan,
(KEPMENKES No.778/2008).
Pembentukan instalasi ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai
kebutuhan rumah sakit, (PERMENKES No 1045/2006, Ps. 20).
Pimpinan rumah sakit termasuk pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
berwenang mengatur kegiatan institusi yang dipimpinnya dengan mengacu pada
norma, standar, pedoman dan kriteria pelayanan fisioterapi yang ditetapkan oleh
pemerintah dan rekomendasi organisasi profesi fisioterapi.
Pimpinan rumah sakit termasuk pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
menetapkan kebijakan seperti dan tidak terbatas pada :
a. seorang fisioterapis sebagai pimpinan pelayanan fisioterapi,
b. falsafah dan tujuan fisioterapi.
c. organisasi dan uraian tugas,
d. akses masuk,
e. pemeriksaan penunjang,
f. sistem dokumentasi
g. sistem pelaporan.
BAB II
GAMBARAN UMUM RS ROYAL PRIMA JAMBI

A. Sejarah Rumah Sakit Royal Prima Jambi


Rumah Sakit Royal Prima Jambi berdiri pada tanggal 29 Desember
2011 atas Izin Walikota Jambi No. 734/2011 dan diresmikan oleh Gubernur
Jambi pada tanggal 13 September 2012. Status Kepemilikan RS Royal
Prima Jambi adalah milik Yayasan Pendidikan Prima Medan. Akte
pendirian Notaris Heriyanti, SH, SK Mentri Kehakiman dan HAM RI No :
C-62.HT.03.01-Th.2002 Tanggal 18 Januari dengan status Rumah Sakit ini
pada waktu itu adalah Type “D” non pendidikan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02.03./I/2039/2014 pada tanggal 12 Agustus 2014 Rumah Sakit Royal
Prima Jambi ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum menjadi type “C” dan
Keputusan Walikota Jambi No. 888 tahun 2014 pada tanggal 23 Oktober
2014 tentang Pemberian Izin Operasional Tetap Penyelenggaraan Rumah
Sakit Royal Prima Jambi Sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C. Rumah
Sakit Royal Prima Jambi yang merupakan rumah sakit rujukan di Kota
Jambi yang selalu dituntut untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu
pelayanan dengan baik. Sebagai penjabaran dari tugas dan fungsi serta
struktur rumah sakit maka tugas dan fungsi dibagi menjadi kepada Bagian,
Bidang, Instalasi, Pelayanan Rawat Inap, Pelayanan Rawat Jalan,
Pelayanan Penunjang.
Rumah Sakit Royal Prima Jambi merupakan penyedia pelayanan
jasa kesehatan swasta yang berlokasi di JL. Raden Wijaya Kebun Kopi –
Jambi. Disamping penyedia pelayanan Jasa Kesehatan Rumah Sakit Royal
Prima Jambi juga turut dalam Menghasilkan tenaga – tenaga kesehatan
terbaik di kota Jambi yaitu melalui Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Prima Jambi yang tergabung dalam yayasan pendidikan prima medan.
Rumah Sakit Royal Prima Jambi didirikan bertujuan untuk memberikan
pelayanan jasa kesehatan yang terbaik dan terpercaya yang tentunya akan
selalu berusaha dan berdedikasi untuk menjadi rumah sakit yang mampu
melayani seluruh lapisan masyarakat.
Rumah Sakit Royal Prima Jambi saat ini memiliki 67 tempat tidur
yang terbagi kedalam 27 kamar yang disertai dengan fasilitas – fasilitas
penunjang lainnya yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan
bagi penggunanya, Rumah Sakit ini memiliki Rawat Inap yang terdiri atas :
Ruang Perawatan Bougenville, Ruang Perawatan Crysant, Ruang Intensif
Care Unit. Rumah Sakit Royal Prima Jambi juga memiliki Poliklinik
Umum, Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Poliklinik Penyakit
Anak, Poliklinik Penyakit Bedah dan Bedah Tulang, Poliklinik Penyakit
Dalam, Poliklinik Penyakit Gigi dan Mulut, Poliklinik Penyakit Mata,
Poliklinik Penyakit Paru, Poliklinik Penyakit Saraf, Poliklinik Penyakit
THT, Pelayanan Terpadu General Check Up, Kamar Operasi, Kamar
bersalin, Layanan Radiologi, Fisioterapi, Laboratorium, apotik yang
didukung dengan peralatan yang memadai dan tenaga Medis/Paramedis
yang selalu mengutamakan Keselamatan dan Kepuasan pelanggan.

B. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit Royal Prima Jambi


Rumah Sakit Royal Prima Jambi merupakan rumah sakit Kelas C
dengan kapasitas 67 tempat tidur yang terbagi kedalam 27 kamar. Rumah
Sakit Royal Prima Jambi mempunyai fungsi memberikan pelayanan
kesehatan yang baik dengan motto “Melayani dengan sepenuh hati”. Dalam
mengemban fungsi tersebut di atas, Rumah Sakit Royal Prima Jambi
mempunyai tugas pokok berupa : Melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan
melaksanakan peningkatan pencegahan dan pelayanan yang bermutu serta
melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan ketentuan dan perundang-
undangan yang berlaku serta dapat dipergunakan sebagai tempat
pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan bagi
tenaga dibidang kesehatan.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO,BUDAYA, TUJUAN RS ROYAL PRIMA
JAMBI
DAN MISI INSTALASI REHABILITASI MEDIK
UNIT FISIOTERAPI

A. VISI :
Menjadi Rumah Sakit Pilihan dan terpercaya dengan Pelayanan Prima

B. MISI:
1. Mewujudkan pelayanan Rumah Sakit terbaik ,professional, informatif,
terpercaya, bermutu dan terjangkau
2. Memiliki Tenaga Kesehatan yang loyal, berdedikasi tinggi dan disiplin
dengan semangat persaudaraan.
3. Memfasilitasi peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan RS
Royal Prima Jambi.
4. Mengembangkan bangunan dan melengkapi peralatan RS yang lengkap

C. MOTTO:
Kesehatan Anda Adalah Prioritas Kami

D. BUDAYAORGANISASI :
Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun (5S)

E. TUJUAN RS ROYAL PRIMA


 Terselenggaranya manajemen rumah sakit yang baik
 Tersedianya SDM berkualitas
 Terakreditasinya pelayanan Rumah Sakit Royal Prima
 Terpenuhinya sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit
 Terciptanya kepuasaan dan kenyamanan pasien

F. VISI INSTALASI REHABILITASI MEDIK UNIT


FISIOTERAPI RS ROYAL PRIMA
 Royal Prima Jambi Menjadi Tempat Pelayanan Fisioterapi yang Terbaik
dan Terpercaya

G. MISI INSTALASI REHABILITASI MEDIK UNIT


FISIOTERAPI RS ROYAL PRIMA
 Pelayanan fisioterapi profesional dengan hati dan empati
 Meningkatkan profesionalisme sumber daya kesehatan
 Meningkatkan mutu pelayanan Fisioterapi
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS ROYAL PRIMA JAMBI
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI REHABILITASI MEDIK
UNIT FISIOTERAPI

Staf Medis Fungsional


Kepala
Fisioterapi

Staf Profesional Tata Usaha

Fisioterapi

Kelompok Peminatan Kelompok Peminatan Kelompok Peminatan

Tumbuh Kembang Neuro-Muskuler Muskulo-Skeletal-

Fisioterapis Fisioterapis
Fisioterapis
Pelaksana Pelaksana

Pelaksana
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. KEPALA RUANGAN FISIOTERAPI


1. Uraian Tugas
a. Perpanjangan tangan direktur rumah sakit dalam merencanakan,
mengatur, mengelola dan mengontrol untuk mencapai
tujuanpelayanan fisioterapi yang optimal.
b. Mengkoordinasi penyusunan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi pelayanan fisioterapi.
c. Menyusun rencana kerja bagian fisioterapi sesuai dengan rencana
strategi (Renstra) dan rencana bisnis dan anggaran Rumah Sakit
Royal Prima Jambi
d. Membina dan mengembangkan kinerja di Unit Fisioterapi yang
meliputi cara pelaksanaan tugas, pendistribusian tugas serta
bimbingan pelaksanaannya.
e. Menyiapkan data usulan program dan anggaran, kebutuhan SDM
fisioterapi
f. Menyusun program pendidikan, pelatihan dan pengembangan bagian
Fisioterapi
g. Mengkoordinir penyusunan dan merevisi Standar Prosedur
Operasional (SPO) pelayanan Fisioterapi.

2. Wewenang
a. Perpanjangan tangan direktur rumah sakit dalam merencanakan,
mengatur, mengelola dan mengontrol untuk mencapai tujuan
pelayanan fisioterapi yang optimal.
b. Mengusulkan (bila ada) surat peringatan kepada karyawan dibawah
tanggung jawabnya untuk di ajukan kepada atasannya langsung.
c. Mengusulkan promosi dan pengembangan karyawan Unit Fisioterapi
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
d. Mengatur jadwal cuti tahunan.

3. Syarat Jabatan
a. Fisioterapis
b. Memiliki STR dan SIK
c. Memiliki kemampuan memimpin
d. Sehat jasmani dan rohani
B. KOORDINATOR PELAYANAN TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Uraian Tugas
a. Melakukan Anamnesis, pemeriksaan fisik dan tindakan sesuai
dengan kondisi pasien dan menegakkan diagnosa.
b. Menyiapkan peralatan dan bahan untuk pemeriksaan pasien
c. Melakukan evaluasi dan follow up untuk penanganan terapi
selanjutnya
d. Merapikan alat dan bahan setelah pelayanan selesai

2. Wewenang
Memberikan masukan'masukan yang bersifat membangun untuk
kelancaran pelayanan

3. Syarat Jabatan
a. Fisioterapis
b. Memiliki STR dan SIK
c. Memiliki kemampuan memimpin
d. Sehat jasmani dan rohani

C. KOORDINATOR ADMINISTRASI DAN PELAYANAN PASIEN


1. Uraian Tugas
a. Melakukan Anamnesis, pemeriksaan fisik dan tindakan sesuai
dengan kondisi pasien dan menegakkan diagnosa.
b. Menyiapkan peralatan dan bahan untuk pemeriksaan pasien.
c. Melakukan evaluasi dan follow up untuk penanganan terapi
Selanjutnya.
d. Merapikan alat dan bahan setelah pelayanan selesai.
e. Mengkoordinir dokumentasi evaluasi pasien di status rekam medis.
f. Membuat laporan harian, laporan bulanan, dan laporan tahunan
fisioterapi

2. Wewenang
Memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kelancaran pelayanan

3. Syarat Jabatan
a. Fisioterapis
b. Memiliki STR dan SIK
c. Memiliki kemampuan memimpin
d. Sehat jasmani dan rohani
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA INSTALASI REHABILITASI MEDIK
UNIT FISIOTERAPI

A. POLA HUBUNGAN KERJA

Bagian Fisioterapi adalah sebagai unit penunjang dan penyelenggara


jasa pelayanan unit Fisioterapi.
Mengingat keberadaan bagian fisioterapi sebagai penyelenggara jasa
pelayanan di dalam suatu sistem organisasi maka sudah pasti bagian
fisioterapi berinteraksi dengan unit lainnya yang memiliki peran dan
sumbangsih yang berbeda dengan bagian fisioterapi, diantaranya ada yang
berperan sebagai pelanggan, logistik, pengontrol dan penilai kinerja
pelayanan yang diberikan.

B. DISAIN TATA HUBUNGAN KERJA UNIT FISIOTERAPI

Bagian Fisioterapi merupakan unit penunjang medis yang


berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan semua
unit kerja di Rumah Sakit. Design tata hubungan kerja unit Fisioterapi
dengan unit lainnya, adalah sebagai berikut :

1. Penyelengara pelayanan Fisioterapi berhubungan langsung dengan Unit


Perawatan, Klinik rawat jalan, Rawat Inap, IGD, dan pasien dari rumah
sakit lain.
2. Pelanggan Internal, yakni bagian fisioterapi menjadi pengguna jasa
internal bagi unit gudang, unit farmasi, unit layanan umum, SDM,
Keuangan dan komite medik dan lainnya.

C. PENGATURAN TATA HUBUNGAN KERJA

Pola hubungan kerja secara tertulis dalam wujud Standar Prosedur


Operasional (SPO), Perjanjian Kerja Sama dan lainnya sesuai dengan tata
kelola rumah sakit masing-masing.
BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. DEFINISI

Dalam upaya mempersiakan tenaga fisioterapi yang handal, perlu


kiranya melakukkan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya
manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM. Tujuannnya
adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin.

B. TUJUAN

Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan


kemampuan organisasi dalam memncapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi.

C. JUMLAH, KOMPOSISI DAN KUALIFIKASI TENAGA DI RUANG


FISIOTERAPI

Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.65 Tahun 2015, tentang standar pelayanan Fisioterapi. Fisioterapi
memiliki beberapa fungsi jabatan yang ketenagaannya diuraikan sebagai
berikut.
1. Assessment pasien
2. Penegakkan Diagnosa
3. Perencanaan intervensi
4. Intervensi / Terapi
5. Evaluasi / Re Evaluasi
6. Komunikasi dan Edukasi
7. Dokumentasi
No. Nama Jabatan Pendidikan Pengalaman dan Kualifikasi Jumlah
1. Kepala Ruangan DIII/DIV/S1  Sebagai kepala 1
Fisioterapi ruangan minimal 3
tahun
 Memiliki STR/SIK
 Memiliki kemampuan
dalam kepemimpinan,
disiplin, jujur,
 Memiliki loyalitas
 Sehat jasmani dan
rohani
2. Koordinator DIII/DIV  Sebagai kordinator -
Pelayanan Tumbuh Fisioterapi pelayanan tumbuh
Kembang Anak kembang anak
minimal 2 tahun
 Memiliki ketrampilan
dalam kepemimpinan
 Memiliki kemampuan
untuk mengontrol
emosi dengan baik,
membina hubungan
baik dengan orang
lain dan dapat
dipercaya
 Disiplin, jujur dan
loyalitas
 Sehat jasmani dan
rohani

3. Koordinator DIV  Sebagai koordinator 1


Administrasi Dan Fisioterapi administrasi dan
Pelayanan Pasien pelayanan fisioterapi
minimal 2 tahun
 Memiliki kemampuan
dalam kepemimpinan
 Memiliki kemampuan
untuk mengontrol
emosi dengan baik,
membina hubungan
baik dengan orang
lain dan dapat
dipercaya
 Memiliki keampuan
menggunakan
komputer, disiplin,
jujur dan loyalitas
 Sehat jasmani dan
rohani
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

A. PENDAHULUAN

Program orientasi merupakan salah satu kegiatan Unit Fisioterapi


bekerja sama dengan Bagian HRD dan Bagian Penunjang Medis dalam
rangka memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan
fisioterapis baru agar dapat bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya.
Fisioterapis baru umumnya adalah fisioterapis yang sudah lulus dari
pendidikan yang belum mengenal lingkungan kerja serta peraturan atau
kebijakan yang ada di RS Royal Prima.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diadakan program orientasi
bagi fisioterapis baru guna kelancaran dalam bekerja.

B. LATAR BELAKANG

Seiring dengan upaya RS Royal Prima untuk menjalankan tujuannya


menjadi rumah sakit yang unggul dalam pelayanan dengan manajemen dan
sumber daya manusia yang professional dan berpengalaman. Dengan
bertambahnya kebutuhan akan tenaga Fisioterapi, maka RS Royal Prima
perlu melakukan pengenalan pada tenaga fisioterapi baru guna memenuhi
tuntutan tersebut.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan dan gambaran tentang Unit Fisioterapi RS


Royal Prima Jambi.
2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan dan professionalisme dalam lingkup


kerja.

b. Meningkatkan pengetahuan tentang visi,misi,tujuan dan falsafah


serta motto RS Royal Prima.

c. Meningkatkan wawasan tentang ruangan dan lingkup Unit


Fisioterapi RS Royal Prima.

d. Meningkatkan keterampilan dalam pelayanan kesehatan di Unit


Fisioterapi RS Royal Prima.

D. KEGIATAN POKOK

Kegiatan pokok : Mengadakan orientasi fisioterapis baru di


laboratorium RS Royal Prima.

Prosedur kegiatan orientasi karyawan baru antara lain:

1. Pengenalan alur kerja , SOP dan formulir yang digunakan di Fisioterapi.


2. Pengenalan peralatan Fisioterapi.
3. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan tindakan Fisioterapi.
4. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan evaluasi/validasi hasil
Fisioterapi.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

NO. KEGIATAN WAKTU


01. Pengenalan Ruangan Fisioterapi 1 hari
02. Pembahasan Job Deskripsi / Uraian Tugas 1 hari
03. Pengenalan Dokumentasi / Pencatatan : 30 hari
- SOP
- Pengisian Formulir
04. Pengenalan Struktur Organisasi 1 hari
05. Pengenalan dan Penggunaan Alat- Alat Fisioterapi : 7 hari
- Diathermy
- Ultra Sound
- Electrikal Stimulasi
- Traksi
06. Patient Safety 3 hari
07. Code 3 hari
08. Infection Control (Hand Washing) 3 hari
09. Persiapan Pasien 1 hari
10. Jadwal Kerja 1 hari
11. Pengenalan bagian lain yang berhubungan dengan 7 hari
Fisioterapi

F. SASARAN

Sasaran orientasi adalah karyawan baru di Fisioterapi RS Royal Prima

G. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN KEGIATAN

1. Setiap unit di rumah sakit membutuhkan Fisioterapis baru dilakukan


pembuatan evaluasi pelaksanaan kegiatan

2. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan orientasi membuat laporan ke


HRD.

Program orientasi kepada fisioterapis baru akan dilaksanakan setiap RS


Royal Prima melakukan perekrutan pegawai baru (fisioterapis).

H. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Unit kerja wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan ke bagian


HRD

2. Bagian HRD menganalisa hasil kegiatan ke direktur

3. Evaluasi kegiatan program orientasi dilaksanakan setiap unit dari rumah


sakit
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT

A. PENGERTIAN

Pertemuan atau rapat merupakan suatu wadah pertemuan bersama


dengan suatu tujuan untuk evaluasi bersama, menyelesaikan atau mencari
solusi bersama mengenai permasalahan atau perencanaan yang dihadapi.

B. TUJUAN RAPAT

1. Untuk memecahkan / mencari jalan keluar suatu masalah


2. Untuk menyampaikan informasi, perintah atau peringatan
3. Sebagai alat koordinasi internal atau external
4. Agar peserta rapat dapat ikut berpartisipasi dalam masalah-masalah yang
sedang terjadi
5. Menyiapkan suatu acara atau kegiatan
6. Menampung semua permasalahan dari para peserta
7. Keluhan dari pelanggan baik internal maupun external

C. JENIS PERTEMUAN / RAPAT

Pertemuan atau rapat yang diikuti dan diselenggarakan oleh instalasi


Fisioterapi, dibedakan menjadi dua bagian, antara lain :

1. Rapat Eksternal

Merupakan rapat yang diselenggarakan dan melibatkan semua unit yang


berada di dalam sistem organisasi, antara lain meliputi :

a. Rapat Rutin, dihadiri oleh semua Kepala Bagian yang terkait dengan
pelayanan atau perwakilan dan staf, rapat rutin membahas tentang ;
evaluasi kinerja mutu, masalah dan pemecahannya, evaluasi dan
rekomendasi.
b. Rapat insidentil, rapat diselengarakan sewaktu-waktu bila ada
masalah atau sesuatu hal perlu dibahas segera.
2. Rapat Internal

Merupakan rapat internal bagian Fisioterapi yang melibatkan semua staf


bagian Fisioterapis. Yang meliputi antara lain ;

a. Rapat bulanan, dilakukan sekali dalam sebulan yang diikuti oleh


kepala bagian dan semua staf Fisioterapis yang membahas tentang
permasalahan di bagian Fisioterapi, tindak lanjut dan evaluasi
pelayanan.
b. Rapat Insidentil, diadakan apabila ada masalah yang harus segera
diselesaikan.
BAB XI
PELAPORAN

A. PENGERTIAN

Pelaporan merupakan proses komunikasi penyampaian informasi,


kondisi dan pertanggungjawaban terhadap suatu proses kerja dari pelayanan
kepada pihak struktural jabatan diatasnya, bentuk laporan itu sendiri dapat
berupa lisan maupun tulisan. Pelaporan merupakan hal yang penting karena
dengan bentuk pelaporan yang lengkap, akurat, tepat dan informatif maka
dapat menggambarkan kualitas pelayanan bagian Fisioterapi yang
sesungguhnya.

B. JENIS PELAPORAN

1. LAPORAN HARIAN

Laporan harian adalah laporan mengenai kondisi pelayanan Fisioterapi


yang dilapoarkan setiap hari, antara lain : Laporan jumlah kunjungan
pasien harian dan prosedur yang dilakukan.

2. LAPORAN BULANAN

Laporan bulanan adalah laporan mengenai kondisi dan kualitas


pelayanan bagian fisioterapi yang dilaporkan kurun waktu sebulan
sekali, antara lain ; Laporan jumlah kunjungan pasien bulanan, laporan
indikator mutu/SDM fisioterapi.

3. LAPORAN TAHUNAN

Laporan tahunan adalah laporan mengenai kondisi dan kualitas


pelayanan Fisioterapi yang dilaporkan kurun waktu setahun sekali, yang
meliputi laporan kunjungan pasien satu tahun dan laporan indikator
mutu.

Anda mungkin juga menyukai