Indera merupakan pintu masuk utama dari seluruh informasi yang berasal dari
lingkungan luar, baik itu berupa informasi visual, auditorik maupun somatik. Bapak M diketahui
mengalami gangguan pada indera penglihatan sebelah kiri akibat katarak dan sedikit gangguan
pendengaran karena faktor usia. Hal tersebut membuatnya kurang mampu melihat dan
mendengar dengan jelas.
Rusaknya salah satu fungsi indera tersebut memberi dampak bagi fungsi luhurnya. Fungsi
luhur merupakan fungsi korteks yang dilaksanakan oleh area asosiasi. Area asosiasi terbagi
menjadi tiga, yakni:
Ketiga area asosiasi tersebut berperan penting dalam pembentukan perilaku yang
selebihnya diatur oleh system limbik. Sebelum terbentuk perilaku atau respon terhadap
sebuah stimulus, stimulus yang diterima terlebih dahulu dipersepsikan di korteks asosiasi
(seperti yang telah dibahs sebelumnya). Jadi, perilaku yang akan dilakukan oleh
seseorang tergantung dari stimulus yang diterima oleh orang tersebut.
Pada kasus Bapak M yang kurang mampu menangkap stimulus visual dan
auditori, sehingga terjadi keterbatasan dalam merespon stimulus yang diterima. Ketika
seseorang menyapa dan mengajak beliau berbicara, Bapak M harus berada dekat dengan
orang tersebut agar dapat melihat dengan jelas dan orang tersebut harus meninggikan
suaranya agar dapat didengar oleh Bapak M. Selain itu, Bapak M juga memiliki
kemampuan yang kurang dalam mengingat sesuatu yang bersifat ingatan jangka pendek
sehingga perlu pengulangan stimulus ingatan yang diberikan. Perilaku Bapak M secara
keseluruhan tampak normal, seperti masih dapat berkomunikasi, berbaur dan
bercengkrama dengan orang-orang disekitarnya. Hanya saja terdapat kekurangan
penerimaan informasi pada mata Bapak M karena mata sebelah kirinya mengalami
katarak sehingga pandangannya sedikit kabur dan kurang jelas dengan menggunakan satu
mata saja, serta penurunan sensitivitas auditori yang disebabkan oleh faktor usia, oleh
karena itu perlu diberikan stimulus ekstra baik pada penglihatan maupun pendengaran
Bapak M.
Sumber: Guyton