Anda di halaman 1dari 2

Pembentukan Perilaku Pada Orang Dengan Keterbatasan Indera

Indera merupakan pintu masuk utama dari seluruh informasi yang berasal dari
lingkungan luar, baik itu berupa informasi visual, auditorik maupun somatik. Bapak M diketahui
mengalami gangguan pada indera penglihatan sebelah kiri akibat katarak dan sedikit gangguan
pendengaran karena faktor usia. Hal tersebut membuatnya kurang mampu melihat dan
mendengar dengan jelas.

Rusaknya salah satu fungsi indera tersebut memberi dampak bagi fungsi luhurnya. Fungsi
luhur merupakan fungsi korteks yang dilaksanakan oleh area asosiasi. Area asosiasi terbagi
menjadi tiga, yakni:

1. Area Asosiasi Parieto-oksipitotemporal


Area ini berfungsi untuk menerima informasi sensorik pengelihatan dari korteks
oksipitalis posterior dan informasi somatosensorik dari korteks parietalis anterior.
- Di belakang korteks auditorik primer pada bagian posterior girus temporalis terdapat
area Wernick, yang dalam hal ini berfungsi sebagai area pemahaman bahasa. Area ini
sangat penting karena seluruh fungsi intelektual didasarkan pada bahasa. Pada anak
W, area ini tidak dapat bekerja secara maksimal karena tidak adanya stimulus berupa
pendengaran, oleh karena hal itu, fungsi intelektual W juga tidak dapat terbentuk
secara maksimal.
- Di region anterolateral lobus oksipital terdapat girusangularis yang berfungsi sebagai
pusat membaca, aktivasi area ini menyebabkan seseorang mampu mengartikan kata-
kata secara visual. Pada anak W diduga area ini tidak mengalami kelainan, oleh
karena itu anak W mampu menerima informasi berupa kata-kata yang didapatkan
secara visual. Kalau terjadi gangguan pada area ini, seseorang masih memahami
makna dari kata-kata yang ia lihat tetapi tidak mampu negucapkannya.
- Di lateral lobus oksipital anterior dan lobus temporalis posterior terdapat area
penamaan objek. Penamaan objek terutama dipelajari dari input pendengaran.
2. Area Asisoasi Pre-frontal
Area ini berperan dalam menerima banyak informasi sensorik yang belum dianalisis,
melakukan proses berfikir, dan dapat menyimpan memori kerja secara singkat untuk
menggabungkan pemikiran baru ketika pemikiran tersebut memasuki otak.
- Area Broca sebagai pusat pembentukan kata-kata, sebagian area ini terletak di korteks
prefrontal dan sebagian lagi di area premotorik. Area ini merupakan tempat
perencanaan pola-pola motorik untuk pembentukan kata-kata yang hendak diucapkan.
Pada anak W, kemungkinan area ini tidak dapat bekerja secara normal, karena anak W
tidak pernah mendapatkan stimulus berbentuk auditorik.
3. Area Asosiasi Limbik
Area ini terletak di belahan anterior lobus temporalis, bagian ventral lobus frontalis dan
di girus singuli pada fisura longitudinalis di permukaan tengah hemisfer serebri. Area ini
berhubungan dengan tingkah laku, emosi dan motivasi.

Ketiga area asosiasi tersebut berperan penting dalam pembentukan perilaku yang
selebihnya diatur oleh system limbik. Sebelum terbentuk perilaku atau respon terhadap
sebuah stimulus, stimulus yang diterima terlebih dahulu dipersepsikan di korteks asosiasi
(seperti yang telah dibahs sebelumnya). Jadi, perilaku yang akan dilakukan oleh
seseorang tergantung dari stimulus yang diterima oleh orang tersebut.
Pada kasus Bapak M yang kurang mampu menangkap stimulus visual dan
auditori, sehingga terjadi keterbatasan dalam merespon stimulus yang diterima. Ketika
seseorang menyapa dan mengajak beliau berbicara, Bapak M harus berada dekat dengan
orang tersebut agar dapat melihat dengan jelas dan orang tersebut harus meninggikan
suaranya agar dapat didengar oleh Bapak M. Selain itu, Bapak M juga memiliki
kemampuan yang kurang dalam mengingat sesuatu yang bersifat ingatan jangka pendek
sehingga perlu pengulangan stimulus ingatan yang diberikan. Perilaku Bapak M secara
keseluruhan tampak normal, seperti masih dapat berkomunikasi, berbaur dan
bercengkrama dengan orang-orang disekitarnya. Hanya saja terdapat kekurangan
penerimaan informasi pada mata Bapak M karena mata sebelah kirinya mengalami
katarak sehingga pandangannya sedikit kabur dan kurang jelas dengan menggunakan satu
mata saja, serta penurunan sensitivitas auditori yang disebabkan oleh faktor usia, oleh
karena itu perlu diberikan stimulus ekstra baik pada penglihatan maupun pendengaran
Bapak M.

Sumber: Guyton

Anda mungkin juga menyukai