Anda di halaman 1dari 17

Penelitian Kasus-Kontrol dari Nyeri Punggung Bawah yang Dirujuk untuk

Magnetic Resonance Imaging, dengan Fokus Khusus pada Vibrasi Seluruh

Tubuh

Tujuan: Penelitian ini menginvestigasi faktor risiko untuk nyeri punggung bawah

pada pasien yang dirujuk untuk magnetic resonance imaging (MRI), dengan fokus

khusus pada vibrasi seluruh tubuh.

Metode: Digunakan pendekatan kasus-kontrol. Populasi penelitian terdiri dari

penduduk usia produktif dari area cakupan layanan radiologi. Kasus merupakan serial

yang dirujuk untuk MRI lumbal karena nyeri punggung bawah. Kontrol adalah

penduduk dengan usia dan jenis kelamin yang cocok yang dilakukan X-ray atas

alasan lain. Secara keseluruhan, dipelajari 252 kasus dan 820 kontrol, yang

melibatkan 185 pengemudi profesional. Partisipan ditanya mengenai faktor fisik yang

membebani tulang belakang, faktor psikososial, mengemudi, karakteristik personal,

kesehatan mental, dan keyakinan tertentu mengenai nyeri punggung bawah. Paparan

terhadap vibrasi seluruh tubuh dinilak dengan enam pengukuran, meliputi durasi

mengemudi profesional selama mingguan, jam mengemudi selama satu periode, dan

akar rerata kuadra A(8). Hubungan vibrasi seluruh tubuh diperiksa dengan

menyesuaikan usia, jenis kelamin, dan potensi faktor perancu lainnya.

Hasil: Ditemukan hubungan kuat dengan kesehatan mental yang buruk dan

keyakinan pekerjaan sebagai faktor penyebab untuk nyeri punggung bawah, dan

dengan duduk okupasional selama lebih dari sama dengan 3 jam selama tidak

mengemudi. Ditemukan juga hubungan untuk postur yang lebih tinggi,

kecenderungan konsultasi, indeks massa tubuh, riwayat merokok, keyakinan takut-


menghindar, sering terpuntir, ketinggian rendah, dan dukungan pekerjaan yang

rendah. Namun, hubungan dengan enam metrim vibrasi seluruh tubuh bersifat lemah

dan tidak signifikan secara statistik, dan tidak ditemukan hubungan paparan-respons.

Kesimpulan: Ditemukan sedikit bukti mengenai risiko dari pengemudi profesional

atau vibrasi seluruh tubuh. Pengemudi lebih sedikit terpapar vibrasi seluruh tubuh

daripada survei sebelumnya. Tampaknya bahwa pada tingkat populasi, vibrasi seluruh

tubuh bukan penyebab penting nyeri punggung bawah pada mereka yang dirujuk

untuk MRI.

Kata Kunci: punggung; mengemudi; pencitraan; kesehatan mental; faktor risiko

okupasional; radiologi.

Paparan okupasional terhadap vibrasi seluruh tubuh sangat umum pada populasi

pekerja. Satu survei Inggris memperkirakan bahwa 7.2 juta pria dan 1.8 juta wanita

terpapar vibrasi seluruh tubuh saat bekerja dalam periode 1 minggu, perkiraan dosis

vibrasi melebihi tingkat standar Inggris 15 m/d1.75 untuk 374.000 pria dan 9000

wanita (1). Paparan utama berasal dari mengemudi truk pengangkut, mengemudi truk

mekanik, pekerja tani, dan mengemudi kendaraan off-road, dan survei kelompok pada

pekerjaan tersebut menunjukkan hubungan antara vibrasi seluruh tubuh dan gangguan

punggung (2-8).

Namun, paparan dengan besar vibrasi yang lebih rendah, seperti yang berasal

dari mobil, van, bus, bangku, dan sepeda motor, jauh lebih umum pada populasi

umum. [Di Britania Raya, sebagai conton, diperkirakan 5 juta pengguna mobil dan

van okupasional (1)]. Karena itu, bukti mengenai faktor risiko dari sumber tersebut
relevan khususnya dalam penilaian beban populasi dari kejadian nyeri punggung

bawah terkait vibrasi seluruh tubuh.

Beberapa studi menunjukkan bahwa paparan dominan merupakan sumber

populasi umum dari paparan tingkat rendah pada vibrasi seluruh tubuh. Namun, dua

studi kasus-kontrol oleh Kelsey, dkk menjelaskan peningkatan resiko operasi

penanganan prolaps diskus intervertebra pada supir truk (9) dan mobil (10),

sementara, dalam survei luas mengenai wisatawan komersil oleh Pietri dkk (11),

ditemukan relasi antara jam mengemudi mingguan dan prevalensi periode 12 bulan

dan insiden kumulatif dari nyeri punggung bawah. Peningkatan prevalensi dari nyeri

punggung bawah juga dilaporkan pada supir bus perkotaan dibandingkan dengan

pekerja pemelihara (12). Sebaliknya, survei potong lintang berbasis komunitas

menemukan sedikit hubungan antara vibrasi seluruh tubuh dan nyeri punggung

bawah dan memperkirakan resiko keseluruhan dan beban dari penyakit yang timbul

dari vibrasi seluruh tubuh pada pekerja Inggris menjadi relatif kecil bila dibandingkan

dengan efek mengangkat beban (13).

Dalam penelitian kami saat ini, kami mengukur dampak kesehatan masyarakat

dari vibrasi seluruh tubuh pada gangguan punggung yang cukup parah untuk dirujuk

dan diinvestigasi oleh spesialis dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik

(MRI) nuklir pada tulang lumbar dan sejauh mana rujukan tersebut dikaitakn dengan

vibrasi seluruh tubuh dan mengemudi profesional dibandingkan dengan faktor resiko

lain untuk nyeri punggung bawah.


Populasi dan Metode Penelitian

Penelitian ini mengguakan pendekatan kasus-kontrol. Populasi studi terdiri dari

penduduk dewasa berusia 20-64 tahun (ditetapkan dari kode pos tertenru) pada

cakupan area yang memiliki pelayanan radiologi pada rumah sakit umum di

Southampton. Kasus yang diambil merupakan serangkaian pasien dari populasi

penelitian yang dirujuk ke departemen radiologi di rumah sakit umum atau salah satu

rumah sakit swasta untuk dilakukan MRI lumbal selama tahun 2003-2006.

Pasienyang pernah melakukan MRI karena trauma eksternal atau patologi

nonmekanikal (seperti kanker, penyakit tulang metabolik, infeksi, kelainan

kongenital) diekslusi dari penelitian, juga pasien dengan riwayat operasi tulang

belakang. Sebagai kontrol yaitu pasien yang datang ke IGD rumah sakit umum dan

dilakukan x-ray pada periode yang sama. Mereka diidentifikasi sesuai algoritma yang

sudah ditentukan. Kontrol yang memenuhi syarat memenuhi persyaratan tempat

tinggal yang sama dengan kasus dan disesuaikan dengan kelompok berdasarkan jenis

kelamin dan kelompok usia 5 tahun; peserta yang pernah diradiografi setelah

mengalami kecelakaan lalu lintas atau pernah melakukan pemindaian atau operasi

pada punggung dieksklusi dari studi. Kasus dan kontrol potensial diidentifikasi

berdasarkan catatan pasien dari departemen radiologi yang berpartisipasi.

Para calon partisipan dikirimkan kesioner melalui email dan pengingat

seperlunya setelah 4 minggu. Kelompokkasus diberikan pertanyaan mengenai riwayat

nyeri dan linu pada punggung belakang, dan disabilitas mereka saat ini dievaluasi

menggunakan kesioner Roland-Morris (14). Kelompok kasus dan kontrol juga

menyelesaikan pertanyaan umum yang ditetapken pada pekerjaan saat ini dan
pekerjaan lain yang dilakukan selama 12 bulan, faktor resiko fisik dan psikososial

selama kerja, mengemudi profesional dan paparan terhadap vibrasi seluruh tubuh

(jenis kendaraan, durasi dan intensitas), karakteristik personal (seperti tinggi badan,

berat badan, usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok), kesehatan mental (mood

rendah, kecenderungan somatisasi), keyakinan dalam menghindari rasa takut,

keyakinan mengenai pekerjaan sebagai penyebab yang memperburuk dari nyeri

punggung bawah dan kecenderugan untuk berkonsultasi mengenai nyeri punggung

bawah.

Berbagai instrumen standar penyelidikan digunakan. Mood rendah diteliti

menggunakan bagan kesehatan mental dari SF-36 (SF-36 MH) (15), partisipannya

dikategori menjadi kelompok (terbaik, menengah, terburuk) berdasarkan perkiraan

pertiga dari distribusi skor dari seluruh peserta. Kecenderungan somatisasi diteliti

menggunakan Brief Symptom Inventory (16), pengukuran nilai kesulitan sendiri yang

valid, terdiri dari beberapa hal yaitu mual yang menganggu, pingsan atau pusing

berputar, nyeri dada dan kesulitan bernafas selama 7 hari terakhir. Jumlah gejala

dilaporkan dalam kesulitan “ekstrim”, “sedikit” atau “sedang”, dengan data dianalisis

dalam 3 kelompok (0, 1, ≥2 gejala penyulit). Keyakinan dalam menghindari rasa

takut dinilai dengan elemen dalam Fear-Avoidance Beliefs Scale dari Waddell dkk

(17) yang valid, kesimpulan diambil dari nilai pernyataan yang disetujui responden

(0, 1-2, 3-4). Tiga pertanyaan juga ditanyakan mengenai keyakinan bahwa pekerjaan

menjadi faktor yang memberberat nyeri punggung bawah dan dua kecenderungan

untuk berkonsultasi ( apakah penting melakukan konsultasi pada gejala awal masalah,

apakah mengabaikan masalah ini akan menimbulkan masalah kesehatan yang


permanen) (18); dalam setiap kasus, nilai hal dari pernyataan dijumlahkan.

Pertanyaan mengenai faktor resiko psikososial dalam okupasi didasarkan oleh model

Karasek (19), dengan partisipan diklasifikasi berdasarkan kebebasan memilih (tiga

kelompok) dan suport (tiga kelompok) dan juga kepuasan pekerjaan yang dinilai

sendiri (dua kelompok). Partisipan dikategorikan berdasarkan usia dalam tiga

kelompok dan dibagi menjadi pertiga kasar dari keseluruhan distribusi berdasarkan

jenis kelamin, dan perhitungan dibuat dari jumlah letak anatomi selain punggung

(lutut, pinggang, pundak, leher,pergelangan tangan, siku) yang mengalami nyeri

bertahan ≥1 hari dalam 4 minggu terakhir (ditandai dengan 0, 1-2, 3-6). Pertanyaan

serial juga ditanyakan mengenai paparan pada pekerjaan menggali, mengangkat

beban ≥10 kg (kal/hari), menekuk tubuh (kali/hari), memutar (kali/hari), berdiri

(kali/hari), duduk ketika tidak mengemudi (jam/hari) dan menurunkan muatan

kendaraan meggunakan tangan.

Pada akhirnya, paparan pekerjaa terhadap vibrasi seluruh tubuh pada pekerjaan

saat ini dinilai berdasarkan 6 parameter ini: (i) mengemudi secara profesional ≥1 jam/

hari, (ii) mengemudi secara profesional ≥3 jam/ kali, (iii)) rata-rata jam mingguan

yang didorong untuk sumber paparan paling umum (dalam 3 kelompok), (iV) rata-

rata jam mingguan yang didorong untuk sumber paparan (dalam 5 kelompok) (v)

jumlah maksimum rms (root mean square) dari setiap mesin (tiga kelompok: 0, -0.5,

≥0,6 m/s2) dan (vi) current A(*) rms [0, >0-<0.5, 0.5-<1.15, ≥1,15 m/s2, dimana 0,5

m/s2 merepresentasikan level aksi paparan harian dan 1.15 m/s2 merupakan nilai

limit paparan harian dalam Europan Directive 2002/44/EC pada getaran mekaik (20)].

Untuk menetapkan dua metrik ini, kami bertanya mengenai waktu yang dikendarai
dalam minggu biasa untuk setiap daftar kedaraan yang telah ditentukan, serta untuk

kategori terbuka. Estimasi eksternal yang diperoleh dari besarnya getaran [vertikal, z-

aksis, akselerasi beban frekuensi pada tempat duduk berdasarkan BS 6841 (21) atau

ISO 2631 (22)] untuk berbagai sumber paparan yang dilaporkan (1) diaplikasikan

dan pengukuran dosis sesuai dengan metodologi yang disetujui oleh VIBRISKS

European Research Consortium (23)

Meskipun bukan fitur di penelitian ini, seluruh kasus memiliki hasil pencitraan

lumbosakral yang diambil sesuai dengan praktik departemen rutin. Persetujuan etik

diberikan oleh NHS Southamton dan Souteh WEST Hampshire Local Research

Ethics Committee.

Analisis dibatasi pada kasus yang mengalami episode nyeri punggung bawah

yang dimulai pada pekerjaan saat ini dan pada kontrol yang memberikan riwayat

pekerjaan saat ini. Hal ini terfokus pada dua kelompok hasil: (i) semua kasus dan (ii)

kasus dengan skor Roland-Morris >10 (nilai median dari seluruh kasus) dibandingkan

kontrol. Hubungan dpada setiap hasil dieksplorasi dengan regresi logistik dan

dijelaskan dalam adjust odd ratio (aOR) dengan asosiassi 95 % convidence interval

(95% CI). Model terpisah dibentuk dalam mejelaskan hubungan faktor resiko

personal, faktor resiko okupasional selain vibrasi seluruh tubuh, dan mengemudi

profesional dan paparan vibrasi seluruh tubuh. Seluruh model disesuaikan

berdasarkan usia dan jenis kelamin (sebagai faktor kecocokan dan kebutuhan

kelompok). Selanjutnya, untuk setiap perbandigan kontrol hasil, model regresi seleksi

sesuai dengan batasan usia dan jenis kelamin dimasukkan dalam model dan tingkat
signifikansi untuk memasukkan variabel lain (personal, okupasioal dan kaitan

terhadap vibrasi seluruh tubuh) diset pada P<0,20.

Akhirnya, pada 113 kasus yang didapatkan dari rumah sakit swasta

(menargetkan kasus pasti) tetapi tidak ada kontrol di rumah sakit ini (karena

kecelakaan dan keadaan darurat dalam populasi penelitian ditangani hanya di rumah

sakit umum), kami mengeksplorasi kemungkina bias seleksi dengan menjalankan

kembali analisis dengan mengesampingkankasus swasta.

Seluruh analisis dilakukan dengan Stata 20.0 software (stataCOrp LP, College

Station, TX, USA).

Hasil

Keseluruhannya, 758 kasus dan 2306 kontrol ditetapkan. Hasil yang dapat

digunakan sebayak 393 (52%) kasus dan 680 (43%) kontrol. Alasan utama tidak

adanya respon adalah kegagalan mengembalikan kuesioner, tetapi alasan lain

termasuk pidah ( 7 kasus dan 38 kontrol), kesalahan pos ( 1 kasus dan 2 kontrol),

penyakit serius yang menyertai (1 kasus) dan cacat metal ( 5 kontrol). Diantara 393

kasus, 4 diantaranya diekslusi karena mereka tidak menyatakan nyeri punggung

bawah pada kuesioner, dan 7 diantaranya tidak memenuhi syarat karena adanya

operasi sebelumnya pada punggung; sementara diantara 980 kontrol, 97 diekslusi

karena mereka memiliki operasi atau pencitraan punggung sebelumnya. 180 kasus

selanjutnya dikeslusikarena nyeri punggung bawah mereka muncul sebelum

pekerjaan mereka sekarang; 1 kasus dan 18 kontrol tidak pernah memiliki pekerjaan,

13 kasus dan 45 kontrol memberikan riwayat pekerjaan yang tidak lengkap, dan 8
kontrol memberikan informasi yang tidak lengkap mengenai onset nyeri punggung

belakang dan waktu awal dan selesai pekerjaan mereka. Dengan demikian terdapat

total 252 kasus dan 820 kontrol yang dimasukkan dalam analisis okupasional.

Tabel 1 pada halaman 266 menjelaskan karakteristik partisipan, termasuk

analisis dari faktor resiko personal danokupasional. Kelompok kontrol lebih banyak

melakukan x-eay pada pergelangan tangan atau tumit. Mereka dicocokkan pada kasus

berdasarkan usia dan jenis kelamin. Mereka juga memulai pekerjaan terkini mereka

dalam interval yang hampir sama sebelum melakukan scan atau x-ray [median 8,7

dan range interkuartil (IQR) 4.3-16.3) tahun pada kasus dan median 6,9 (IQR 2.9-

16.5) tahun pada kontrol].

Diantara kelompok kasus, median dari durasi kejadian nyeri punggung bawah

(ditentukan berdasarkan interval terakhir bebas nyeri dalam hitungan bulan) adalah

1.0 (IQR 0.5-2.2) tahun, dan 79% melaporkan adanya sciatica (nyeri yang menjalar

ke dari tungkai ke lutut atau menyebabkan gejala neuralgia distal). Median dari skor

Roland-Morris dalam 4 minggu terakhir adalah 10 (IQR 5-16). Keseluruhan, 68%

kasus melaporkan mereka mengambil 2 minggu off di tahun kemarin karena gejala

nyeri.

Tabel 2 pada halaman 367 membandingkan distribusi demografi dan

karakteristik personal kasus dan kontrol. Hubungan ditemukan antara perawakan

yang tinggi, kecenderungan somatisasi, nilai SF-36 MH yang rendah dan

kecenderungan untuk berkonsultasi masalh nyeri punggung bawah. Sebagai

tambahan, diantara kelompok kasus dengan skor Roland-Morris >10, berhubungan

dengan indeks massa tubuh, status merokok dan keyakinan untuk menghindari rasa
takut, sementara hubungan dengan nilai SF-36 MH yang rendah dan kecenderungan

somatisasi diperkuat. Maka, sebagai contoh, rasio odds versus kontrol meningkat

dalam kelompok terburuk vs terbaik dari nilai SF36 MH, 1,7 kali pada kasus secara

keseluruhan dan 4,8 kali pada kasus yang parah.

Tabel 3 pada halaman 368 menunjukkan hubungan faktor resiko okupasional

selain vibrasi seluruh tubuh, dengan penyesuaian usia dan jenis kelamin. Hubungan

ditemukan pada memutar tubuh, duduk saat tidak mengemudi, suport pekerjaan,

keyakinan bekerja akan menyebabkan nyeri punggung belakang dan kurangnya

kebebasan keputusan. Pada sebagian besar, hubungan ini diperkuat saat analisis

difokuskan pada kasus yang parah. Maka rasio odds memutar tubuh (20x/hari vs tidak

sama sekali) adalah 1,4 untuk semua kasus vs kontrol tetapi 2,2 untuk skor Roland-

Morris >10 vs kontrol.

Studi ini termasuk 185 pengemudi profesional (42 kasusdan 143 kontrol) dan

dari semua ini 164 dilaporkan mengendarai satu kendaraan pekerjaan. Paparan

predominanadalah mobil (115 laporan), dan juga 25 supir truk, 8 supir bus, 7 supir

truk forklift, 6 supir ambulan, 2 supir loader dan1 supir traktor. Median waktu

paparan migguan untuk supir adalah 16 (IQR 10-30) jam, dan estimasi media A(8)

adalah0.79 (IQR 0.56-1.24) m/detik rms.

Beberapa hubungan positif ditemukan antara 6 metriks dari vibrasi seluruh

tubuh dan dua hasil kasus. Tabel 4 menunjukkan estimasi efek dari setiap paparan

berdasarkan usia dan jenis kelamin. Dalam perbandingan dari keparahan kasus vs

kontrol, berkendara profesional dalam ≥3 jam dalam sekali waktu berkaitan dengan

rasio odds yang lebih tinggi dari nyeri punggung bawah (1.3) dan peningkatan rasio
odds ditemukan pada grup dengan A(8) ≥0.5-1.15 vs 0m/detik (OR 1.3) dan

mengemudi biada dalam <15 jam/minggu. Tetapi tidak ada hasil yang signifikan pada

level 5% dan tidak ada parameter paparan yang menunjukkan pola respon paparan.

Tabel 5 menunjukkan model final yang diambil dari regresi stepwise. Dari

seluruh perbandingan kasus vs kontrol, asosiasi positif antara perawakan tinggi,

kesehatan mental yang rendah dan memiliki kecenderungann untuk berkonsultasi

mengenai nyeri punggung bawah dikonfirmasi, sementara asosiasi dengan resiko

okupasional (memutar tubuh, duduk ketika tidak berkendara, keyakinan pekerjaan

menyebabkan nyeri pinggang) diperkuat. Diantara kasus yang parah, asosiasi dengan

kecenderungan somatisasi agak lemah dibanding seluruh kasus keseluruhan,

sementara duduk saat tidak berkendara dan keyakinan bahwa bekerja menyebabkan

nyeri punggung berasosiasi kuat. Asosiasi antara duduk saat tidak berkendara penting

dalam seluruh perbandinga. Berhubungan dengan data di tabel 4, asosiasi kuat tetapi

tidak signifikan ditemukan dalam berkendara profesional > 3 jam sekali waktu (OR

1.8-2.3), tetapi tidak ada pola dosis respon ditemukan berhubungan dengan waktu

berkendara per minggu dan paparan paameter A(8) tidak ada di kedua model.

Ketika kami mengulang analisi setelah mengeluarkan kasus dari rumah sakit

swasta (N=113), hasil final model regresi stepwisw pada seluruh kasus vs kontrol dan

kasus yang parah vs kontrol menunjukkan asosiasi positif dengan mengangkat beban

yang sering (OR 1.5 dan 1.8 maisng-masing untuk > 10 vs 0x/hari), memutar badan

yang sering (OR 2,9 dan 2,8 masing masing untuk >20 vs )x/hari), duduk ketika tidak

berkendara (OR 2.4 dan 2.4 masing, masing, untuk >3 vs <1 jam/hari), keyakinan

bahwa bekerja menyebabkan nyeri punggung (OR 2.2 dan 3.9 masing-masing, untuk
3 vs o keyakinan) dan kecenderungan untuk berkonsultasi mengenai nyeri punggung

bawah 9OR 2.6dan 2.0 masing-masing, untuk 2 vs 0 pernyataan). Sebagai tambahan,

terdapat asosiasi dengan kecenderungan somatisasi pada semua kasus vs kontrol 9OR

1,7 untuk skor ≥2 vs 0). Namun tidak ada parameter vibrasi dan berkendara pada

kedua model stepwise.

Diskusi

Berdasarkan temuan tersebut, terdapat hubungan positif antara nyeri punggung

bawah yang dirujuk untuk MRI lumbal dan kecenderungan keyakinan tertentu

mengenai nyeri punggung bawah, dan kecenderungan konsultasi serta postur tinggi,

merokok, dan bekerja yang melibatkan puntiran, duduk saat tidak mengemudi, dan

ketinggian rendah. Selain temuan tersebut, yang didukung oleh sejumlah penelitian

sebelumya, kami hanya menemukan sangat sedikit bukti mengenai risiko dari paparan

mengemudi profesional dan vibrasi seluruh tubuh, dan tidak ada paparan yang

diperkirakan melebihi nilai batas paparan harian dalam Physical Agents Directive of

the European Union (20).

Beberapa keterbatasan perlu dipertimbangkan dalam penelitian kami. Respons

partisipan tidak lengkap. Namun, respons tidak lengkap dapat menjadi sumber bias

terkait dengan pertanyaan mengenai vibrasi seluruh tubuh hanya bila hubungan

nonresponden dengan mengemudi profesional berbeda dari responden, dan kami

tidak memperkirakan perbedaan tersebut.

Keterbatasan yang lebih penting yaitu bahwa, di antara kasus, riwayat paparan

berasal setelah terjadinya nyeri punggung bawah. Paparan relevan adalah paparan
yang terjadi sebelum onset gejala, namun informasi yang lengkap berasal dari

perkerjaan saat ini. Bias dapat timbul bila pekerja dengan nyeri punggung bawah

mengalami gejala saat pekerjaan mengenmudi namun kemudian pindah kerja dengan

paparan yang lebih rendah akibat gejala (bias seleksi pekerja tidak sehat). Penilaian

bias ini merupakan suatu tantanga, karena nyeri punggung bawah seringkali timbul

pada awal masa dewasa (24), kadangkala sebelum mulai bekerja (25), dan kemudian

kambuh. Menentukan suatu paparan yang memicu gejala mungkin sulit, walau

perbedaan antara vibrasi seluruh tubuh sebagai faktor pemicu dibandingkan dengan

faktor pemburuk juga tidak jelas. Pensensoran pengalami paparan terkini untuk

kelompok kasus harus diiringi dengan pensensoran untuk kelompok kontrol. Dalam

praktik, kami berfokus pada episode nyeri punggung bawah terkini, dan saat mulai,

dan analisis terbatas pada kasus dimana gejala timbul pada pekerjaan terkini, yang

membandingkan paparannya terhadap kontrol dengan pekerjaan sekarang. Walau

mungkin bahwa beberapa pengemudi memiliki penurunan paparan namun tetap

dalam pekerjaan yang sama, kami mempertimbangkan kemungkinan ini lebih terbatas

dari pada perubahan pekerjaan dan tidak ada seleksi seperti itu yang ditemukan

berhubungan dengan puntiran okupasional.

Penilaian paparan setelah kejadian memiliki potensi untuk meningkatkan

beberapa estimasi risiko melalui sebab-akibat. Karena itu mood yang rendah dapat

diakibatkan nyeri punggung bawah yang berat daripada sebagai penyebabnya.

Namun, tampaknya bahwa beberapa paparan dengan hubungan positif dapat

mempengaruhi hal ini (seperti puntiran, tinggi), dan kurang pada yang lain (seperti

kecenderungan somatisasi).
Rekrutmen melalui perawatan medis sekunder menimbulkan kemungkinan

bahwa pengemudi profesional mungkin kurang siap mencari pertolongan atau dirujuk

untuk MRI daripada kelompok okupasional lain, seperti pekerja manual.

Kemungkinan ini dapat menyebabkan rendahnya representasi pengemudi profesional

pada kelompok kasus, namun tidak mempengaruhi kesimpulan umum bahwa vibrasi

seluruh tubuh tampaknya tidak menjadi penyebab penting kasus nyeri punggung yang

terlihat pada layanan MRI.

Rumah sakit tempat perekrutan kasus merupakan satu-satunya institusi dalam

area penelitian yang melakukan pemindaian MRI untuk nyeri punggung bawah, dan

identifikasi kasus yang layak dari populasi penleitian seharusnya hampir sempurna.

Serupa, rumah sakit tempat perekrutan kontrol merupakan satu-satunya rumah sakit

yang melayanan kecelakaan dan emergensi dalam area penleitian, dan eksklusivitas

ini dapat membantu menjaga bahwa kelompok kontrol bersifat representatif dalam

hal paparan relevan. Bias dapat terjadi bila pekerja dengan nyeri punggung bawah

merupakan pekerja kantoran dan lebih memiliki akses ke layanan medis privat dan

lebih cenderung dilakukan pemindaian MRI daripada pekerjaan manual. Untuk

menyelidiki kemungkinan ini, kami melakukan analisis sensitivitas di mana kami

memeriksan dampak pengeksklusian kasus yang telah diidentifikasi dari rumah sakit

privat, namun kami tidak menemukan dampak bermakna pada temuan terkait dengan

mengemudi dan vibrasi seluruh tubuh.

Tantangan lain berada pada penilaian vibrasi seluruh tubuh. Estimasi dosis

tergantung pada waktu paparan yang dinilai sendiri dan nilai besar vibrasi dari

pengamatan lapangan eksternal. Error nondiferensial dapat menjadi bias hubungan ke


arah null. Namun, terdapat bukti bahwa pengemudi profesional memiliki penilaian

akurat mengenai waktu paparan mereka (26). Selain itu, tampaknya tidak mungkin

bahwa dapat misklasifikasi metrik paparan seperti mengemudi profesional selama ≥ 3

jam pada suatu waktu. Kami memfokuskan penilian paparan pada pekerjaan sekaran,

yang mana pelaporan cenderung lebih lengkap dan lebih terpercaya, dan karena itu,

kami tidak mempertimbangkan waktu total seumur hidup atau dosis total seumur

hidup dari vibrasi, yang (walau sulit untuk dinilai dengan akurat) dapat memiliki

hubungan yang berbeda dengan risiko nyeri punggung bawah.

Terakhir, dalam penilaian temuan null terkait vibrasi seluruh tubuh,

kemungkinan perancu tak terkontrol harus dipertimbangkan. Walau kami tidak

memiliki bukti langsung dari pengaruh ini, faktor yang melindungi terhadap nyeri

punggun pada kontrol, atau paparan vibrasi seluruh tubuh yang lebih besar dari

sumber nonokupasional pada kontrol dapat menganggu hubungan dengan paparan

okupasional terhadap vibrasi seluruh tubuh.

Temuan kami kurang memiliki hubungan jelas antara nyeri punggung bawah

dan vibrasi seluruh tubuh yang mana berbeda dengan hasil beberapa penelitian dan

kajian lain (2-12). Satu penjelasan yaitu karena prevalensi pengemudi profesional

yang relatif rendah dalam populasi penelitian kami (17%). Batas atas interval

kepercayaan untuk estimasi risiko tidak menyingkirkan doubling risiko dari

mengemudi profesional selama ≥ 3 jam pada suatu waktu pada tingkat 5% dan tidak

adanya efek paparan-respons yang diestimasi A(8), walau terbatas oleh jumlah

dengan paparan tinggi, cenderung membantah penjelasan ini.


Kemungkinan kedua adalah bahwa pengemudi dalam penelitian kami – yang

mewakilkan sampel berbasis populasi – kurang terpapar terhadap vibrasi seluruh

tubuh daripada surveis dari kohort okupasional. Sebagian besar pengemudi mobil,

dengan relatif sedikit sumber paparan lain yang dilaporkan. Hubungan dengan

mengemudi mobil telah dilaporkan dalam survei sebelumnya (9-11), namun juga

terdapat beberapa pengamatan berbeda dari sampel berbasis populasi umum (13,27).

Diperkirakan bahwa, untuk 1 dalam 6 hingga 7 partisipan penelitian kami, A(8) ≥ 0.5

m/s2 dan, untuk 1 dalam 20, ≥1.15 m/s 2. Sebagai pembanding, dalam penelitian

positif dari kondisi okupasional, rerata tingkat paparan sekitar 0.5 m/s2 untuk

pengemudi crane (28,29) dan pilot helikopter (30), 0.8 m/s 2 untuk pengemudi truk

angkut (4), dan 0.7-1.0 m/s2 untuk pengemudi traktor (6), dan pengemudi wheel

loader dan kontainer (31). Temuan kami tidak boleh dianggap menentang vibrasi

seluruh tubuh sebagai penyebab nyeri punggung belakang pada populasi kerja yang

lebih terpapar.

Temuan konsisten dan hubungan kuat dengan duduk selagi tidak mengemudi

menjadi kemungkinan ketiga – hubungan yang sebelumnya dilaporkan dengan vibrasi

seluruh tubuh dirancu oleh duduk lama, suatu ciri khas dari pengemudi profesional.

Data kami memberikan beberapa dukungan untuk pendapat ini bahwa ditemukan

hubungan dalam model akhir antara mengemudi kontinyu dalam satu periode (dengan

duduk selama >3 jam pada suatu waktu) namun tidak dengan jam mengemudi terkait

dengan dosis vibrasi seluruh tubuh. Beberapa hubungan positif dengan duduk selagi

tidak mengemudi juga telah dilaporkan pada beberapa literatur (32-35), namun
peningkatan risikonya hanya sedikit dan tidak konsisten, dan keseimbangan bukti

menentang penjelasan ini (33,36,37).

Kemungkinan keempat adalah bahwa vibrasi seluruh tubuh secara umum

berhubungan dengan nyeri punggung bawah ringan-sedang, namun tidak dengan

nyeri punggung bawah berat yang menyebabkan studi MRI.

Apapun penjelasannya, temuan kami menunjukkan bahwa, pada populasi yang

diteliti, vibrasi seluruh tubuh tampaknya bukan menjadi penyebab penting nyeri

punggung bawah berat untuk dirujuk untuk pencitraan MRI lumbal. Berbagai aspek

kesehatan mental (mood rendah, kecenderungan somatisasi) dan keyakinan kesehatan

(keyakinan mengenai bekerja sebagai penyebab atau pemicu nyeri punggung) dapat

menjadi kontribusi penting.

Anda mungkin juga menyukai