Perencanaan mining project dapat dilakukan setelah melakukan beberapa analisa mekanika
batuan seperti RQD, RMR, SMR, dan Q system. Berikut metode dan hasil analisanya.
Perhitungan RQD :
(8,57/1000)x100%
=85,7%°
TABEL KECU
A = Menandakan selisih antara strike lereng dan Strike diskontinuitas (αj-αs), dengan
menggunakan persamaan diatas maka nilai F1:
F1 =[1-sin(175-122)]2
F1 = [1-sin(53)] 2
F1 = [1-0,79]
F1 = 0,21°
Selanjutnya dengan menggunakan nilai diatas dilakukan pembobotan F1 dengan menggunakan
Tabel Pembobotan Berdasarkan Kualitas (Romana, 1985). Berdasarkan tabel diatas diketahui
bobot F1 pada adalah 1.
2. F2 adalah Hubungan sudut dip kekar sesuai dengan model longsoran (F2).
Nilai F2 menggambarkan Hubungan sudut dip kekar sesuai dengan model longsoran. Dalam
menghitung nilai F2 dapat menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Romana (1993) :
F2 = Tan2βj,
Dimana :
βj = Dip kekar. Dengan menggunakan persamaan diatas maka nilai F2 adalah :
F2 = Tan2 60
F2 = 3°
Selanjutnya dengan menggunakan nilai diatas dilakukan pembobotan F2 dengan menggunakan
tabel pembobotan berdasarkan kualitas (Romana, 1985). Berdasarkan tabel diatas diketahui bobot
F2 adalah 0,15.
3. F3 adalah Hubungan sudut dip lereng dengan dip kekar (F3).
Nilai F3 menggambarkan hubungan sudut dip kekar sesuai dengan model longsoran. Dalam
menghitung nilai F3 dapat menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Romana(1985) :
F3= βj – βs
Dimana :
Βj = Dip Diskontinuitas
Βs = Kemiringan lereng dengan menggunakan persamaan diatas maka nilai F3 adalah :
F3 = 60 – 90
F3 = - 30°
Berdasarkan tabel diatas diketahui bobot F3 pada set diskontinuitas satu dan set diskontinuitas dua
adalah -60.
RSR = 77
Gambar. 4.5.1 Pengeplotan RSR
Dikarenakan nilai RSR= 76, maka tidak dibutuhkan shotcrete dan rockbolts
Diketahui :
85,7 𝑥 3 𝑥 1
=
2 𝑥 0,75 𝑥 5
= 34,28
QSys : 34,28
ESR : 5
Gambar 4.7.3 Chart Tunnels and the Q Rating