Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prinsip stratigrafi adalah cabang ilmu geologi yang membahas mengenai


distribusi, bentuk, komposisi, dan hubungan antar tubuh batuan, untuk
menginterpretasi waktu dan sejarah pembentukannya. Istilah stratigrafi yang tersusun
dari 2 suku kata yaitu strati ( stratus) yang artinya perlapisan dan kata grafi (graphic/
graphos) yang artinya gambar atau lukisan, yang awalnya hanya didefinisikan
sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan, khususnya pada batuan sedimen.
Selanjutnya pengertian stratigrafi bertambah luas hingga melingkupi ketiga jenis
batuan penyusun kerak bumi.
Litostratigrafi dimaksudkan untuk menggolongkan batuan di bumi secara
bersistem menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi.
Litodemik dimaksudkan untuk menggolongkan batuan beku, metamorf dan batuan
lain yang terubah kuat menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi kepada ciri-ciri
litologi. Batuan penyusun satuan litodemik tidak mengikuti kaidah Hukum
Superposisi dan kontaknya dengan satuan litostratigrafi dapat bersifat extrusif,
intrusif, metamorfosa atau tektonik.
Dalam prinsip stratigrafi pemberian nama satuan didasarkan pada aspek-aspek
tertentu sehingga cabang ilmu stratigrafi memiliki banyak jenis antara lain
litostratigrafi dan litodemik yang perlu kita ketahui dan pahami pemberian nama
satuan pada daerah aspek-aspek apa yang harus di perhatikan maka inilah yang
melatar belakangi kami melakukan praktikum.

1.2. Maksud dan tujuan


Maksud dilaksanakannya praktikum ini yaitu untuk mengenal dan mengetahui
litostratigrafi dan litodemik.
Adapun tujuan praktikan dilakukannya praktikum ini yaitu
1. Dapat memahami aspek-aspek apa yang di perhatikan dalam penamaan
satuan berdasarkan litostratigrafi dan litodemik
2. Dapat menjelaskan secara singkat geologi sejarah daerah penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengrtian Statigrafi

Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang
berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi),
kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya
(kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan
batuan (Noor,2009).
Ilmu stratigrafi muncul untuk pertama kalinya di Britania Raya pada abad ke-
19. Perintisnya adalah William Smith. Ketika itu dia mengamati beberapa perlapisan
batuan yang tersingkap yang memiliki urutan perlapisan yang sama (superposisi).
Dari hasil pengamatannya, kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan yang
terbawah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena
banyak lapisan batuan merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat yang
berbeda-beda maka dapat dibuat perbandingan antara satu tempat ke tempat lainnya
pada suatu wilayah yang sangat luas. Berdasarkan hasil pengamatan ini maka
kemudian Willian Smith membuat suatu sistem yang berlaku umum untuk periode-
periode geologi tertentu walaupun pada waktu itu belum ada penamaan waktunya.
Berawal dari hasil pengamatan William Smith dan kemudian berkembang menjadi
pengetahuan tentang susunan, hubungan dan genesa batuan yang kemudian dikenal
dengan stratigrafi (Noor,2009).
Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku kata,
yaitu kata “strati“ berasal dari kata “stratos“, yang artinya perlapisan dan kata
“grafi” yang berasal dari kata “graphic/graphos”, yang artinya gambar atau lukisan.
Dengan demikian stratigrafi dalam arti sempit dapat dinyatakan sebagai ilmu
pemerian lapisan-lapisan batuan. Dalam arti yang lebih luas, stratigrafi dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang aturan, hubungan, dan
pembentukan (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu
(Noor,2009).
2.2. Prinsip Stratigrafi
Dalam pembelajaran stratigrafi permulaannya adalah pada prinsip-prinsip dasar
yang sangat sebagai dasar dari studi ini Nicolas Steno membuat empat prinsip
tentang konsep dasar perlapisan dikenal sekarang dengan “Steno’sLaw”
(Rusman,2016).
Empat prinsip Steno tersebut adalah :

A. The Principles of Superposition (Prinsip Superposisi)

Dalam suatu urutan perlapisan, lapisan yang lebih muda berada diatas lapisan
yang lebih tua. "...pada waktu suatu lapisan terbentuk (saat terjadinya pengendapan),
semua masa yang berada diatasnya adalah fluida, maka, pada saat suatu lapisan yang
lebih dulu terbentuk, tidak ada keterdapatan lapisan diatasnya." Steno, 1669
(Rusman,2016).

Gambar 2.1 Kolom Stratigrafi

B. Principle of Initial Horizontality


Lapisan terendapkan secara horizontal dan kemudian terdeformasi menjadi
beragam posisi "Lapisan baik yang berposisi tegak lurus maupun miring terhadap
horizon, pada awalnya pararel terhadap horizon." Steno, 1669 (Rusman,2016).
Gambar 2.2. Initial Horizontality
C. Lateral Continuity
Suatu lapisan dapat diasumsikan terendapkan secara lateral dan berkelanjutan
jauh sebelum akhirnya terbentuk sekarang.
"Material yang membentuk suatu perlapisan terbentuk secara menerus pada
permukaan bumi walaupun beberapa material yang padat langsung berhenti pada saat
mengalami transportasi." Steno, 1669 (Rusman,2016).

Gambar 2.3. Lateral Continuity

D. Principle of Cross Cutting Relationship


Suatu hal (sesar atau tubuh intrusi) yang memotong perlapisan selalu berumur
lebih muda dari batuan yang diterobosnya.
"Jika suatu tubuh atau diskontinuitas memotong perlapisan, tubuh tersebut pasti
terbentuk setelah perlapisan tersebut terbentuk." Steno, 1669 (Rusman,2016).

Gambar 2.4 Principle of Cross Cutting Relationship: (a) intrusi lebih muda dari batuan
yang dipotongnya; (b) sesar lebih muda dari batuan yang dipotongnya
William Smith (1769-1839) seorang peneliti dari Inggris. Smith adalah insinyur
yang bekerja disebuah bendungan, ia mengemukakan Teori biostratigrafi dan
korelasi stratigrafi. Smith mengungkapkan dengan menganalisa keterdapatan fosil
dalam suatu batuan, maka suatu lapisan yang satu dapat dikorelasikan dengan
lapisan yang lain, yang merupakan satu perlapisan. Dengan korelasi stratigrafi maka
dapat diketahui sejarah geologinya pula. Dalam studi hubungan fosil antar perlapisan
batuan, ia pun menyimpulkan suatu hukum yaitu “Law of Faunal Succession”,
pernyataan umum yang menerangkan bahwa fosil suatu organisme terdapat dalam
data rekaman stratigrafi dan dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui
sejarah geologi yang pernah dilauinya. Jasanya sebagai pencetus biostratigrafi
membuat ia dikenal dengan sebuatan“Bapak Stratigrafi”. Ahli Stratigrafi lain seperti
D’Orbigny dan Albert Oppel juga berperan besar dalam perkembangan ilmu
stratigrafi. D’Orbigny mengemukakan suatu perlapisan secara sistematis mengikuti
yang lainnya yang memiliki karakteristik fosil yang sama. Sedangkan Oppel berjasa
dalam mencetuskan konsep “Biozone”. Biozone adalah satu unit skala kecil yang
mengandung semua lapisan yang diendapkan selama eksistensi/keberadaan fosil
organisme tertentu. Kedua orang inilah yang juga mencetuskan pembuatan standar
kolom stratigrafi (Rusman,2016).

2.3. Unsur-Unsur Stratigrafi


Stratigrafi terdiri dari beberapa elemen penyusun, yaitu :
1. Elemen Batuan
Elemen batuan secara umum stratigrafi menyangkut semua macam batuan, baik
batuan sedimen , metamorf maupun beku. Meskipun demikian batuan yang lebih
diperdalam untuk dipelajari adalah batuan sedimen, karena batuan ini memiliki
perlapisan, terkadang batuan beku dan metamorf juga dipelajari dalam kapasitas
yang sedikit (Rusman,2016).
2. Unsur Perlapisan (Waktu)
Perlapisan merupakan salah satu sifat utama batuan sedimen yang disebabkan
oleh proses pengendapan sehingga menghasilkan bidang batas antara lapisan satu
dengan yang lainnya yang merepresentasikanperbedaan waktu/periode pengendapan.
Perlapisan merupakan sifat dari batuan sedimen yang memperlihatkan bidang-bidang
yang sejajar yang diakibatkan oleh proses sedimentasi. Bidang perlapisan adalah
bidang yang merupakan perlapisan dan dapat diwujudkan berupa amparan dari suatu
mineral tertentu/besar butir, atau bidang sentuh (batas) yang tajam antara dua jenis
litologi yang berbeda) Bidang perlapisan merupakan hasil dari suatu proses
sedimentasi yang berupa:
• Berhentinya suatu pengendapan sedimen dan kemudian dilanjutkan oleh
pengendapan sedimen yang lain.
• Perubahan warna material batuan yang diendapkan.
• Perubahan tekstur batuan (misalnya perubahan ukuran dan bentuk butir).
• Perubahan struktur sedimen dari satu lapisan ke lapisan lainnya.
• Perubahan kandungan material dalam tiap lapisan (komposisi mineral, kandungan
fosil, dll) (Rusman,2016).
Gambar 2.5 Perlapisan

Beberapa kriteria yang bisa dijadikan dasar untuk pengenalan lapisan pada
suatu singkapan dilapangan, antara lain :
• Perubahan susunan mineralogi
• Perubahan tekstur (besar butir, bentuk butir, pemilahan)
• Perubahan macam batuan/litologi
• Perubahan warna
• Penyebaran kerikil atau fosil ataupun mineral tertentu menurut suatu bidang
• Perubahan kekerasan/pelapukandari batuan
• Perubahan struktur sedimen Pada suatu bidang perlapisan, terdapat bidang batas
antara satu lapisan dengan lapisan yang lain. Bidang batas itu disebut sebagai kontak
antar lapisan.
2.4. Satuan Biostratigrafi
Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan menggunakan
fosil yang terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan untuk korelasi, yaitu
menunjukkan bahwa horizon tertentu dalam suatu bagian geologi mewakili periode
waktu yang sama dengan horizon lain pada beberapa bagian lain.
Azas Tujuan:
1. Pembagian biostratigrafi dimaksud untuk menggolongkan lapisan-lapisan batuan
di bumi secara bersistem menjadi satuan satuan bernama berdasar kandungan
dan penyebaran fosil.
2. Satuan biostratigrafi ialah tubuh lapisan batuan yang dipersatukan berdasar
kandungan fosil atau ciri-ciri paleontologi sebagai sendi pembeda terhadap
tubuh batuan sekitarnya.
Satuan Resmi dan Tak Resmi: Satuan biostratigrafi resmi ialah satuan yang
memenuhi persyaratan Sandi sedangkan satuan biostratigrafi tak resmi adalah satuan
yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan Sandi.
Kelanjutan Satuan Kelanjutan satuan biostratigrafi ditentukan oleh penyebaran
kandungan fosil yang mencirikannnya.
A. Tingkat dan Jenis Satuan Biostratigrafi
Zona ialah satuan dasar biostratigrafi
1. Zona adalah suatu lapisan atau tubuh batuan yang dicirikan oleh satu takson fosil
atau lebih.
2. Urutan tingkat satuan biostratigrafi resmi, masing-masing dari besar sampai
kecil ialah: Super-Zona, Zona, Sub-Zona, dan Zenula,
3. Berdasarkan ciri paleontologi yang dijadikan sendi satuan biostratigrafi,
dibedakan: Zona Kumpulan, Zona Kisaran, Zona Puncak, dan Zona Selang
Zona Kumpulan
a) Zona Kumpulan ialah kesatuan sejumpah lapisan yang terdiri oleh kumpulan
alamiah fosil yang hkas atau kumpulan sesuatu jenis fosil.
b) Kegunaan Zona Kumpulan, selain sebagai penunjuk lingkungan kehidupan
purba dapat juga dipakai sebagai penciri waktu.
c) Batas dan kelanjutan zona Kumpulan ditentukan oleh batas terdapat
bersamaannya (kemasyarakatan) unsur-unsur utama dalam kesinambungan yang
wajar.
d) Nama Zona Kisaran harus diambil dari satu unsur fosil atau lebih yang menjadi
penciri utama kumpulannya.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tahapa Penelitian


Adapun tahapan penelitian pada praktikum ini yaitu :
a. Tahap persiapan
Pada tahap ini kita mempersiapkan alat dan bahan dan mencari serta
mempelajari literatur yang ada mengenai litostratigrafi dan litodemik.
b. Tahap pengerjaan
Pada tahap ini di lakukan praktikum sesuai dengan prosedur praktikum yang
ada.
c. Tahap analisis data
Pada tahap ini di lakukan asistensi laporan dan menganalisis lebih lanjut
tentang data yang telah di praktikumkan sebelumnya.
d. Tahap pengerjaan laporan
Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan sebagai bukti telah di
lakukannya penelitian serta sebagi bahan referensi.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yaitu:
1. Pensil
2. Pulpen
3. Penghapus
4. Pensil warna
5. Lembar Kerja Praktikum
6. Kertas A0
7. Penggaris
8. Kamera
9. Lap halus
10. Penuntun Praktikum

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PRINSIP STRATIGRAFI
ACARA II : LITOSTRATIGRAFI DAN LITODEMIK

TUGAS PENDAHUUAN

OLEH :
MUH.FAJRIN
D061171002

GOWA
2019

Anda mungkin juga menyukai