Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

KEPALA PEKON KARO KARO


KEPADA
BADAN HIPPUN PEMEKONAN (BHP)
PEKON KARO KARO

LOGO

KECAMATAN JOZO
KABUPATEN MOROU

AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PEKON AKHIR TAHUN


TAHUN 2014

BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
dimaksud Desa adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Pekon Karo karo yang kondisi letak Pekonnya sebagian besar kontur tanahnya dataran
rendah dan Persawahan membentang dari arah Selatan ke Utara
Lokasi Irigasi kebanyakan jauh di samping persawahan penduduk, sehingga pada saat
musim kemarau air menjadi sangat sulit. Tidak banyak sumber daya alam yang potensial.
Persawahan di Pekon Karo karo 30 % dari Luas Pekon yang mencapai hamper 80 hektar
lebih.

Pendapatan Asli Pekon tahun 2014 masih rendah, hanya dari pasar milik penduduk Pekon
Karo karo untungnya semangat gotong royong tetap tumbuh dan berkembang dalam
setiap kegiatan Pembangunan di Pekon Karo karo.

Kegiatan Pemerintahan Pekon berjalan dengan baik dan sesuai dengan Anggaran yang
telah tertuang dalam APBP. Kontrol pelaksanaan Penyelenggaraan Pemerintah Pekon
dilakukan oleh Badan Hippun Pemekonan dan masyarakat Pekon. Pertanggung jawaban
pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintah Pekon dilakukan setiap akhir tahun.

A. Dasar Hukum

Dasar hukum pembuatan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Pekon akhir


tahun Anggaran adalah,

Undang -Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No. 4437),
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4587);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan,


Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten MOROU di


Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 185,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4932);

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan (Lembaran Peraturan Perundang-undangan Nomor 82, Tambahan negara
Republik Indonesia Nomor 5234);

Peraturan Daerah Kabupaten MOROU Nomor 01 Tahun 2010 tentang Urusan


Pemerintahan Kebupaten MOROU (Lembaran Daerah Kebupaten MOROU Tahun 2010
Nomor 01);

Peraturan Daerah Kabupaten MOROU Nomor 07 tahun 2010 tentang Pokok-pokok


Pengelolaan Keuangan Daerah (lembaran Daerah Kabupaten MOROU Tahun 2010
Nomor 07);

Peraturan Desa Nomor:…………………………………………………………………….


Tentang Laporan Pertanggungjawaban Kepala Pekon Akhir Tahun Anggaran kepada
BHP (Badan Hippun Pemekonan) Pekon Karo karo Tahun 2014 (Perdes belum dibuat);

B. SEJARAH DESA
Pekon Karo karo terbentuk pada tahun 1941 dengan luas 660 ha yang terdiri dari 2 (Dua)
dusun yang masyarakatnya berasal dari berbagai wilayah pulau jawa mereka datang
dengan membuka hutan (tebang) untuk dijadikan pemukiman. Secara kronologis
beberapa orang tokoh yang pernah menjadi pimpinan (Kamituwo-Kepala Desa/Pekon)
diantaranya :

NO NAMA KEPALA DESA TAHUN MEMERINTAH


1 SETRO SETIKO 1941 s/d 1951
(Kamituwo)
2 A. ISMAN (Kamituwo) 1951 s/d 1957
3 SETRO SETIKO 1957 s/d 1966
(Kamituwo)
4 KATENI (Kamituwo) 1966 s/d 1967
5 RUSPANDI (Kamituwo) 1967 s/d 1970
6 PUJI UTOMO 1970 s/d 1975
7 M. BARIYUN 1975 s/d 1988
8 SUPARMAN 1988 s/d 1995
9 HADI WAGIRIN 1995 s/d 1997
1O MARIKIN 1997 s/d 1998
11 RANTIM R, BA 1998 s/d 2006
12 TUGIYO 2006 s/d 2012
13 RANTIM R, BA 2012 s/d sekarang

C. GAMBARAN UMUM PEKON

1. Kondisi Geografis

Pekon Karo karo masuk wilayah Kecamatan JOZO dengan luas wilayah Pekon Karo karo
330 hektar.

Kepadatan penduduk sudah mencapai 3.535 jiwa penduduk tetap. Jiwa pemilih terdaftar
2.486 orang di tahun 2014. Namun dari keluasan wilayah yang begitu potensial saat ini
masih banyak sumber daya alam yang berpotensi belum digali saat ini. Letak Geografis
Pekon Karo karo berada di wilayah tengah Kabupaten MOROU.

Keseharian masyarakat Pekon Karo karo adalah bercocok tanam, bertani, buruh tani,
peternak sapi dan peternak Kambing, Pengusaha Genteng, Batu bata, Meubel, buruh
bangunan dan buruh yang lainya. Mengingat keadaan wilayah Pekon Karo karo
persawahan hanya 30% dari luas Pekon Karo karo.
Disepanjang jalan raya dan Jalan Pekon tersebut masyarakat sudah aktif bertani
menanam Padi dengan menggunakan cara yang baik. Namun hasil panen belum
seutuhnya menemukan harga yang sebanding dengan pekerjaan tersebut. Kendalanya
yang utama adalah naik turunnya perdagangan tanaman Padi terutama pada saat panen
raya.

Jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan sejauh 3,5 Kilometer dengan lama tempuh 10 menit.
Jalan Raya/PUK sudah rusak parah karena belum ada perbaikan di tahun 2014
sedangkan Jalan Pekon Onderlag dan jalan tanah yang becek . Ke arah selatan Jarak
tempuh ke Ibu Kota Kabupaten (MOROU) sejauh 15 kilo meter dengan lama tempuh
sekitar 30 Menit.

2. Gambaran umum Demografis


a) A. Luas
• Luas Pekon Karo karo : 330 hektar
• Tanah Kas Pekon : - hektar
• Bengkok Pamong : - hektar
• Komplek Balai Pekon : 0,0625 hektar
• Tanah Kuburan : 1 hektar
• Tanah Lapangan : 0,700 hektar
• Sawah Masyarakat : 80 hektar
• Tegalan : 120 hektar
• Pekarangan Penduduk : 105 hektar
• Tanah wakaf Dll : - hektar
• Tanah Disbun / Provinsi : 2 hektar

• Tanah Pasar : 0,7660 hektar

B. Batas Pekon
• Sebelah utara ; Pekon Purwodadi
• Sebelah Timur ; Pekon Panggungrejo Utara
• Sebelah Selatan ; Pekon Karo karo Selatan
• Sebelah Barat ; Pekon Pandansurat

b) C. Jalan Pekon
• Panjang Jalan Kabupaten : 1.500 m
• Panjang Jalan Pekon : 16.500 m
• Jalan Tanah : 10.500 m
• Jumlah Jembatan Beton : 5 Buah

D. Ekonomi Masyarakat
• Jumlah angkatan Kerja [ 15-55 th ] : …………… jiwa
• Jumlah Usia sekolah [ 15-55 th ] : …………... jiwa
• Jumlah Ibu Rumah tangga [ 15-55 th ] : …………… jiwa
• Jumlah pekerja penuh [ 15-55 th ] : …………… jiwa
• Jumlah yang tidak menentu [ 15-55 th] : …………… jiwa
• Jumlah Rumah tangga Petani : …………… KK
• Jumlah Anggota Rumah tangga petani : …………… jiwa
• Jumlah Rumah tangga Buruh tani : ………......... KK
• Jumlah anggota Rumah tangga buruh tani : …………… jiwa

c) E. Profesi
• Pedagang : 36 jiwa
• Pengrajin : 117 jiwa
• PNS : 21 jiwa
• Penjahit : 22 jiwa
• Montir :8 jiwa
• Sopir : 20 jiwa
• Swasta : 90 jiwa
• Tukang Kayu :9 jiwa
• Tukang Batu :7 jiwa
• Guru Swasta :4 jiwa

d) F. Produk Domestik Pekon


• Tanaman Padi tahun 2014 Luas : 80 Hektar
• Tanaman Jagung & Kakao Dll Luas : 120 Hektar
• Tanaman Cabe merah Luas :2 Hektar

e) G.Pendidikan
• Jumlah Gedung sekolah
1. TK : 1 Buah
2. SD : 2 Buah
3. SMP : -
• Jumlah Buta huruf : jiwa
• Tidak tamat SD : jiwa
• Tamat SD : jiwa
• Tamat SMP : jiwa
• Tamat SMA : jiwa
• D-1 : jiwa
• S-1 : 13 jiwa

• S-2 :1 jiwa

f) H. Wajib belajar 9 Tahun


• Usia 7 – 15 tahun : jiwa
• Masih sekolah 7 – 15 tahun : jiwa
• Tidak sekolah 7 – 15 tahun : jiwa

g) I. Kesehatan Masyarakat
• Poliklinik Kesehatan Pekon :1 buah
• Bidan Pekon :1 Orang
• Balita : anak
• Balita Gizi Buruk : anak
• Balita Gizi Baik : anak
• Rumah tangga menggunakan air bersih/pipa : Rumah tangga
• Rumah tangga menggunakan air sungai : Rumah tangga

h) J. Penduduk
• Jumlah Kepala Rumah Tangga : 857 KK
• Jumlah Penduduk : 3671 jiwa

i. K. Jumlah Aparatur Pemerintahan Pekon


• Aparat Pekon : 12 Orang
• BPD/BHP :9 Orang
• RT :9 RT
• Dusun :4 wilayah

• LPM : 14 Orang
• LINMAS :7 Anggota
• KPMD :4 Pengurus
• FKPM :7 Anggota.
L. Komplek Balai Pekon
• Bangunan Kantor Pekon : 1 unit
• Pendopo : - unit
• Ruang serbaguna : 1 unit

M. Sarana umum
• Jumlah Masjid :3 buah
• Musholla :4 buah
• Jumlah Gardu Siskamling : 13 buah .

• Sumur Bor :1 unit

3. Kondisi Ekonomi

a. Potensi Unggulan Pekon.

Kegiatan ekonomi Pekon selama ini masih didominasi oleh sektor pertanian. Mengingat
wilayah Pekon Karo karo 30% persawahan dan yang 35% tegalan, Namun dari pesatnya
pertanian Pekon belum seutuhnya membuahkan hasil optimal. Ini disebabkan karena
masih rendahnya pengetahuan petani dalam bercocok tanam. Padahal dari segi pemasaran
hasil, banyak pedagang yang bertransaksi di wilayah ini. Sebagian masyarakat Pekon
Karo karo banyak yang menjadi pekerja bangunan, buruh tani, Peternak sapi, peternak
kambing, serta pekerjaan lainya.

Tingkat pendapatan masyarakat belum seutuhnya mencukupi kebutuhan hidup karena


harga barang tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat mereka serta masih
minimnya bekal ketrampilan, upah buruh yang masih kecil serta masih mahalnya barang-
barang kebutuhan sembako. Keadaan tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Pekon Karo
karo namun wilayah lain juga keadaanya sama.

b. Pertumbuhan Ekonomi Pekon

Masih didominasi oleh sektor pertanian. Peternak sapi hanya sebagian masyarakat yang
melaksanakan kegiatan ini. Peternak Ayam hanya beberapa Orang yang melaksanakan
kegiatan ini karena memerlukan pembiayaan yang besar. Dalam Data Profil Pekon 2014
disebutkan bahwa ;

 Potensi umum : Potensi sedang


 Potensi sumberdaya alam : Potensi sedang
 Potensi Sumber Daya Manusia : Potensi sedang
 Potensi Kelembagaan : Baik
 Potensi Sarana dan Prasarana : Sedang

Dari tingkat pertumbuhan ekonomi diatas, banyak tanaman yang nilai ekonomisnya
tinggi tetapi tidak dilaksanakan. Diantaranya adalah; Tanaman Obat- obatan (Jahe,
Lengkuas, Mengkudu, Tanaman Dewa, kumis kucing dan lainnya), Tanaman perkebunan
(Kelapa, Blimbing, Nangka dan lainya), Tanaman pangan (Terong, mentimun dan
lainya), Potensi perikanan kurang mendukung. Potensi yang menjanjikan adalah
Peternakan sapi , kambing, penggemukan sapi, tanaman hortikurtura.
BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PEKON

VISI PEKON

“ MEWUJUDKAN PEKON KARO KARO MENJADI PEKON MANDIRI MELALUI


BIDANG PERTANIAN DAN INDUSTRI KECIL"

3.1.1. Nilai-nilai yang melandasi:

3.1.1.1. Pekon Karo karo adalah pekon dalam kondisi sedang., hanya saja
penanganannya kurang maksimal.
3.1.1.2. Sebagian besar warga Petani dan buruh tani juga ada yang memelihara hewan
ternak meski dalam skala kecil, biasanya hanya digunakan untuk investasi
jangka pendek.
3.1.2. Makna yang terkandung :
3.1.2.1. Terwujudnya : Terkandung didalamnya peran pemerintah dalam mewujudkan
Pekon Karo karo yang mandiri secara ekonomi.
3.1.2.2. Pekon Karo karo: adalah satu kesatuan masyarakat hukum dengan segala
potensinya dalam sistem pemerintahan di wilayah Pekon Karo karo.
3.1.2.3. Mandiri : Adalah suatu kondisi kehidupan yang kreatif, inovatif, produktif dan
partisipatif sehingga mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
3.1.2.4. Pertanian : Bahwa sektor pangan adalah hal utama dalam perekonomian,
sehingga tidak akan terjadi rawan pangan di Pekon Karo karo.

3.2. Misi Pekon

3.2.1. Memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk.
Meningkatkan SDM melalui pendidikan formal maupun informal.
3.2.3. Bekerja sama dengan petugas penyuluh lapangan untuk meningkatkan hasil
pertanian.
3.2.4. Meningkatkan usaha Pertanian.
3.2.5. Meningkatkan dan mengelola Pendapatan Asli Pekon.
3.2.6. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui pelaksanaan Otonomi
Daerah.

B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEKON

Program ADP yang baru saja dilaksanakan ditahun 2014 merupakan permulaan baru bagi
Pekon dalam menjalankan ataupun mendukung program kerja Pemerintahan Kabupaten
diantaranya digulirkanya Program ADP. Namun hal ini merupakan kegiatan yang sudah
lama dijalankan semenjak tahun 2008 sebelumnya dengan Dana Pembangunan
Pekon/Kelurahan ( DPD/K ).

Tapi Dana ADP sekarang ini lebih menjangkau kegiatannya khususnya dalam bidang
Administrasi Pekon dan Pembangunan Pekon.

Walaupun kegiatan ADP merupakan stimulant, Kegiatan ini sebelum dilakukan diadakan
Musawarah Perencanaan Pembangunan Pekon terlebih dahulu yang telah menghasilkan
beberapa jenis kegiatan Pembangunan baik yang dilaksanakan oleh Pekon Karo karo
maupun Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Hasil
MUSRENBANGDES dibagi 2 (dua) kegiatan. Yaitu ;

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah


B. Rencana Pembangunan Tahunan Pekon
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Merupakan Dokumen penting kegiatan
strategis Pekon dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama 5 (Lima) tahun
kedepan yang mengacu pada APBP. Jenis Pembangunannya memerlukan dana besar dan
kegiatan ini pelaksanaanya sepenuhnya dibiayai dari dana-dana Kabupaten [APBD
Kabupaten] dana dari Provinsi [APBD Propinsi] maupun dana dari pihak lain.

Diantaranya adalah Untuk Kegiatan sarana/prasarana Skala Pekon. Untuk tahun


Anggaran 2014 diarahkan ke lokasi Pembangunan Jalan Pekon (Onderlag) sepanjang 605
m dari Program (Gema Sewu Bersenyum Manis) Dusun I dan Dusun II dan juga dapat
dipergunakan untuk Pekon lain (Karo karo Selatan) khususnya arah yang menuju Dusun
I. Selain Jalan skala Pekon yang kedua adalah Pembangunan Rehab Balai Pekon yang
terletak di Jalan Raya Karo karo (di Dusun II). Skala lainnya yang membutuhkan dana-
dana besar diantaranya Gapura Selamat Datang di Dusun I.

Lingkungan Perumahan penduduk adalah kegiatan pemugaran masyarakat miskin/


Plesterisasi yang selama ini rutin di lakukan oleh masing-masing yang rumahnya tidak di
Plester/lantai Tanah dan membuat Jamban Keluarga.
Kegiatan kerohanian dengan adanya Pembangunan dan Renovasi Masjid maupun
Mushola yang ada. Kegiatan ini merupakan kegiatan non fisik yang sasaran pekerjaannya
pada kegiatan keagamaan.

Rencana Kerja Tahunan Pekon Merupakan Rencana Pembangunan Jangka Pendek atau
tahunan yang kegiatanya dilaksanakan berdasarkan APBP yang telah disahkan dengan
Lembaga Pekon yang ada untuk dikerjakan pada tahun anggaran tersebut yang didanai
oleh Pekon dengan dana PAD, dana ADP dan dana lainnya yang sah tidak mengikat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang
kegiatannya per-tahun. Kegiatan yang di Agendakan untuk kegiatan Pembangunan
Jangka Pendek adalah :

Arah Kebijakan Keuangan Pekon Sesuai PP No 72 Tahun 2005 tentang Desa pasal 67
disebutkan bahwa ;

• Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Pekon yang menjadi kewenangan Pekon didanai


dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Pekon, Bantuan Pemerintah dan Bantuan
Pemerintah Kabupaten.
• Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Pekon didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
• Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Pusat yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Pekon didanai dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara.

Keuangan Pekon merupakan semua hak dan kewajiban Pekon dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Pekon yang dapat dinilai dengan uang, Dan Keuangan
Pekon merupakan bagian dari Proses Musrenbangdes. Kebijakan Pemerintah Pekon Karo
karo dilakukan dengan mempertimbangkan keuangan Pekon yang ada dengan
Pendapatan Asli Pekon. Pendapatan Pekon yang lainya tidak ada. Untuk Operasional
kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Pekon masih mengandalkan bantuan dari
Pemerintah Kabupaten MOROU.

Untuk itu Harapan dari Pemerintahan Pekon Karo karo masalah dana-dana bantuan dari
Pemerintah Kabupaten MOROU terus diperbesar untuk menyelesaikan beberapa kegiatan
pembangunan-pembangunan baik yang fisik maupun non fisik. Semua kegiatan
pembangunan Pekon harus sepenuhnya didukung oleh masyarakat sesuai dengan
kemampuan masyarakat itu sendiri.

Pengelolaan Belanja Pekon Karo karo terdiri sumber Pendapatan Asli Pekon dan Alokasi
Dana Pekon (ADP) yang sumber dananya dari Pemerintah Kabupaten MOROU. Untuk
dipergunakan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung komposisinya adalah :
Belanja Langsung terdiri dari :
Belanja Pegawai / Honorarium
Belanja Barang / Jasa
Belanja Modal

Sedangkan Belanja Tidak Langsung


Belanja Pegawai ( Penghasilan sebagai Perangkat yang berasal dari TPAPP)
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tidak Terduga

Pengelolaan Pembiayaan
Semua sumber pembiayaan didanai sepenuhnya dengan dana:
1. Pendapatan Asli Pekon,
2. Swadaya masyarakat dan didukung dengan
3. Alokasi Dana Pekon dari Pemerintah Kabupaten MOROU.

Pengelolaan Pembiayaan Belanja Pekon dituangkan dengan APBP yang disusun bersama
dengan Lembaga-lembaga Pekon yang terdiri dari Unsur Pemerintah Pekon, BPD/BHP-
LPM, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, Tokoh Agama serta unsur Petani
yang telah mendapatkan persetujuan peserta Musrenbangdes/masyarakat yang ditetapkan
dalam Berita Acara Musrenbangdes tahun 2014 yang lalu.

Pembiayaan semua Pelaksanaan pembangunan ini dikelola oleh Bendaharawan Pekon,


Tim Teknis oleh :
1. Tim Pelaksana Kegiatan Pemerintahan dan

2. Tim Pelaksana Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat.

Kebijakan Umum Anggaran, Kebijakan Anggaran baik Langsung maupun Tidak


Langsung sepenuhnya mengacu pada kemampuan keuangan Pekon Karo karo yang
tertuang dalam APBDes yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan keuangan Pekon
serta memperhatikan hasil Musrenbangdes dan skala prioritas.

Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dengan melihat Indek Anggaran kegiatan yang


dikeluarkan Pemerintah Kabupaten MOROU. Dan tidak boleh bertentangan dengan
kebijakan Pemerintah. Mengingat dana yang ada di Alokasi Dana Pekon merupakan dana
Stimulan yang harus didukung dengan Pendapatan Asli Pekon serta partisipasi
masyarakat sepenuhnya. Karena Prinsip Pembangunan Pekon adalah dari masyarakat
oleh masyarakat dan semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat Pekon Karo karo
khususnya.

Program-program pembangunan Pekon dilakukan dengan Usulan–usulan dari tingkat RT


yang di musyawarahkan. Dan ditampung pada kegiatan Musyawarah Pekon/
MUSRENBANGDES. Semua program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan
Pembangunan berkala (terlampir pada lampiran jenis kegiatan Pembangunan Pekon Karo
karo). Kegiatan pembangunan fisik untuk Pekon Karo karo masih sekitar sarana dan
prasarana Pemerintahan, Perhubungan dan Pertanian yang mengacu pada Dokumen
Musrenbangdes. Mengingat bahwa Pekon Karo karo merupakan Pekon yang potensial
maka kegiatan sarana dan prasarana masih menjadi Prioritas ataupun Agenda Kegiatan
Pembangunan Fisik Pekon, yang pelaksanaanya sepenuhnya oleh masyarakat itu sendiri.
Dari Pemerintah Pekon hanya menampung/menjembatani kemudian usulan tersebut di
masukan dalam Agenda Pembangunan. Dan yang lebih penting lagi adalah melihat
Keuangan yang ada. Karena Faktor ini mendukung sepenuhnya berbagai kegiatan yang
ada. Setelah semua kegiatan sarana dan prasarana Pekon sukses dilaksanakan, kegiatan
yang akan dilaksanakan adalah kegiatan Non fisik dalam Pekon Karo karo. [tertuang
dalam Dokumen Musrenbangdes] Semua Program ini sukses sepenuhnya harus didukung
dengan Profesional dan tidak melanggar ketentuan. Karena semua kegiatan ini harus
mendapatkan dukungan dari berbagai pihak khususnya Masyarakat, instansi-instansi
terkait yang ada serta Pemerintah Kabupaten MOROU pada umumnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan semampu kami. Harapan kami pada semuanya
khususnya masyarakat Pekon Karo karo yang terkait dalam Kegiatan-kegiatan ini marilah
bersama-sama melakukan semua kegiatan ini dengan tulus dan ikhlas. Dan semata-mata
hanyalah untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan golongan, kelompok
ataupun ideologi.

C. PRIORITAS PEKON

Pelaksanaan pembangunan dalam Pekon untuk tahun 2014 tidak banyak yang
dilaksanakan kegiatanya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut masih mengandalkan dana dari
Pemerintah yaitu dana ADP dan PNPM-MPd. Prioritas Pekon selalu dimusyawarahkan
dalam Musrenbangdes di setiap tahun dan mengacu pada RPJM-Des/Pekon.
Sebenarnya semua pelaksanaan semua perencanaan/pekerjaan di Pekon sudah dituangkan
dalam Berita acara Musrenbangdes dan RPJM-Des/Pekon.

Semua pelaksanaan pembangunan di Pekon menggunakan ketentuan sekala prioritas,


Pekon (pekerjaan fisik/bangunan umum, jalan Pekon, drainase dan lain-lain Setelah
semua pelaksanaan kegiatan dalam Pekon selesai, kemudian pelaksanaan pekerjaan non
fisik. (Penguatan ekonomi masyarakat, kelompok ekonomi Pekon, kegiatan
perekonomian Pekon) Setelah semua pelaksanaan pembangunan fisik dan non fisik dalam
Pekon selesai, maka kegiatanya diarahkan pada Peningkatan Sumber Daya Masyarakat
Pekon Karo karo.
BAB III

KEWENANGAN PEKON

A. URUSAN HAK ASAL USUL PEKON

Berdasarkan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
dimaksud Desa adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kontek penyelenggaraan Pemerintahan Pekon, dalam melaksanakan tugas


pelayanan, pembangunan Pekon, serta pembinaan masyarakat maka Pekon selain
memiliki sumber Pendapatan Asli Pekon sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pekon juga berhak untuk mendapatkan Alokasi Dana
Pekon Umum yang diterima oleh Daerah.

Di era Otonomi, Pemerintahan Pekon Karo karo juga melaksanakan kegiatan Otonomi
tersebut. Indikatornya adalah penggalian potensi Pekon yang ada. Namun usaha tersebut
masih jauh dari harapan Pemerintah Pekon Karo karo karena masih kurangnya faktor
pendanaan, SDM, pendapatan masyarakat Pekon serta Pendapatan Asli Pekon Karo karo
yang hingga sampai saat ini mengandalkan Pasar Pekon.

1. Pelaksanaan Kegiatan

Program-program pembangunan Pekon dilakukan dengan Usulan-usulan dari tingkat RT


yang dimusyawarahkan, Dan ditampung pada kegiatan Dusun. Kemudian usulan-usulan
dari Dusun tersebut dibawa dalam Musrenbangdes.
Semua program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan Pembangunan berkala
(terlampir pada lampiran jenis kegiatan Pembangunan Pekon Karo karo).
Kegiatan pembangunan fisik untuk Pekon Karo karo masih sekitar sarana dan prasarana
yang mengacu pada Dokumen Musrenbangdes. Mengingat bahwa Pekon Karo karo
merupakan daerah penyangga Pangan maka kegiatan sarana dan prasarana Perhubungan,
Pertanian serta Pemerintahan masih menjadi Prioritas ataupun Agenda Kegiatan
Pembangunan Fisik Pekon, yang pelaksanaan sepenuhnya oleh masyarakat itu sendiri.
Dari Pemerintah Pekon hanya menampung/menjembatani kemudian usulan tersebut di
masukan dalam Agenda Pembangunan. Dan yang lebih penting lagi adalah melihat
Keuangan yang ada. Karena Faktor ini mendukung sepenuhnya dari berbagai kegiatan
yang ada. Setelah semua kegiatan sarana dan prasarana Pekon sukses dilaksanakan,
barulah kegiatan Non fisik dikerjakan [tertuang dalam Dokumen Musrenbangdes]. Semua
Program ini sukses sepenuhnya harus didukung dengan Profesional dan tidak melanggar
ketentuan. Karena semua kegiatan ini harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak
khususnya Masyarakat, instansi-instansi terkait yang ada serta Pemerintah Kabupaten
MOROU pada umumnya.

2. Tingkat Pencapaian

Keberhasilan suatu pembangunan di Pekon tidak lepas dari peran serta masyarakat,
Dengan dukungan swadaya pun belum mampu atau belum bisa diukur berhasil apabila
pelaksanaan pembangunan tersebut hanya mengandalkan swadaya. Intinya harus ada
kebersamaan, saling pengertian, saling percaya dan saling mempunyai dan rasa memiliki.

Di Pekon Karo karo tingkat pencapain pembangunannya yang paling menonjol adalah
Pelaksanaan kegiatan Pembangunan Pasar Tradisional 2013, PNPM-MPd tahun 2010 dan
Alokasi Dana Pekon tahun 2014 s/d sekarang. Karena dana tersebut cukup lumayan dan
dukungan swadayanya masih berjalan saat pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.
Kontribusi masyarakat juga banyak. Sedangkan pelaksanaan dana ADP dirasa belum
optimal. Hal ini terjadi karena dana ADP dananya terbatas. Penggunaanya dana ADP
diperuntukan untuk pemeliharaan-pemeliharaan serta pekerjaan baru tetapi skala kecil.
Tingkat Pencapaian pelaksanaan program PNPM-MPd belum mencapai target, karena
dari tim Pelaksana Kegiatan untuk kegiatan PNPM-MPd belum bisa untuk
pengembangan- pengembangan di sekitar lokasi kegiatan tersebut. Dana ADP tingkat
pencapaian pelaksanaanya ditopang dengan PAD, namun mengingat Pendapatan Asli
Pekon Karo karo masih kecil pelaksanaan APBP masih jauh dari perencanaan dan
seringkali pinjam dana pihak ke 3 (Tiga) untuk tahun 2014 memiliki pinjaman sebesar
Rp. 15.000.000;

3. Satuan Pelaksanaan Kegiatan Pekon

Dalam Susunan Organisasi dan Tata kerja Pemerintahan Pekon Karo karo, pelaksanaanya
mengacu pada Peraturan Bupati Kabupaten MOROU Nomor 01 Tahun 2010 tentang
Urusan Pemerintahan Kabupaten MOROU (Lembaran Daerah Kabupaten MOROU
Tahun 2010 Nomor 01). Mengingat Luas wilayah Pekon yang sedang, maka Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Pekon Karo karo menggunakan pola Minimal.
Semua pelaksanaan kegiatan pemerintahan sesuai aturan yang berlaku. Dari Kepala
Pekon hingga ke RT-RW(Kadus) berjalan dengan baik. Begitu juga dengan Lembaga-
lembaga Pekon yang ada. Pelaksanaan kegiatanya sesuai pekerjaanya masing- masing
yang telah diatur menggunakan Susunan Organisasi dan Tata kerja Tahun 2012.

4. Data Perangkat Pekon

Sesuai ketentuan dengan Pola Sedang, Pekon Karo karo dibagi menjadi 4 wilayah Dusun,
9 RT.

Berikut diterangkan data perangkat Pekon Karo karo:

a) Kepala Pekon : RANTIM R, BA


b) Sekretaris Pekon : M. Karim BA
c) Kadus I : Sugiyono
d) Kadus II : Markuat
e) Kadus III : Riwanto
f) Kadus IV : Sumanto
g) Kepala Urusan Pemerintahan : Deni Prasetyo
h) Kepala Urusan Pembangunan : Tohirin
i) Kepala Urusan Kesra : Suhendro
j) Kepala Urusan Umum : Siswo Sumarto
k) Kepala Urusan Keuangan : Sugeng
l) Teknis lapangan : Sagung

5. Alokasi dan Realisasi Anggaran

Semua anggaran yang telah dituangkan dalam APBP sering kali belum bisa sesuai
rencana. Kejadian ini tidak hanya terjadi di Pekon Karo karo, di Pekon/wilayah yang lain
juga keadaanya tidak jauh berbeda. Semua pelaksanaan kegiatan di Pekon, dana di
lokasikan pada pekerjaan- pekerjaan yang dianggap perlu dan darurat. Pekerjaan yang
pelaksanaannya menggunakan dana yang besar diajukan ke Pemerintah Kabupaten
MOROU. Dan Pemerintah Propinsi.

Realisasi pekerjaan pembangunan di Pekon menunggu Anggaran yang telah di sahkan.


Dan apabila masih kurang/lebih diadakan perubahan anggaran sesuai ketentuan.
6. Proses Perencanaan Pembangunan

Dalam pelaksanaan Pembangunan di Pekon Karo karo, sistem Gotong Royong masih
berjalan dan terus dipertahankan. Dalam hal ini Gotong Royong masih menjadi sarana
kerjasama antar warga dan menjalin kebersamaan dalam pelaksanaan Pembangunan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan terlebih dahulu diadakan musyawarah diantara
pelaksana kegiatan beserta elemen masyarakat di tingkat RT/Lokasi wilayah yang akan di
bangun. Selanjutnya hasil musyawarah tersebut dilaporkan ke Tingkat Pekon. Kemudian
dalam Musrenbang dimasukan kedalam agenda pembangunan dan didata menjadi
Rencana Kerja Tahunan Pekon. Selanjutnya dimasukan ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah dengan usulan dari masyarakat dan diprioritaskan pelaksanaan
pekerjaan tersebut sesuai dengan kemampuan Pekon.

7. Sarana dan Prasarana

Dalam rangka pemerataan pembangunan Pekon menuju kemandirian Pekon dan


meningkatnya kesejahteraan masyarakat Pekon, diperlukan partisipasi dari seluruh
masyarakat melalui pembangunan skala Pekon. Untuk mendukung pelaksanaan program
tersebut diperlukan sumber dana yang dibutuhkan untuk menjaga ataupun membangun
sarana dan prasarana Pekon.

Bangunan bangunan yang ada khususnya bangunan Sarana umum, sarana ibadah
umumnya umurnya sudah lama dan perlu di Renovasi/Rehabilitasi bahkan dibangun total
karena sudah tidak layak di gunakan. Khusus untuk Perkantoran dan Balai Pekon Karo
karo menjadi Program super prioritas karena Balai dan Kantor yang lama sudah
memprihatinkan, sampai sekarang Pembangunan Kantor sudah 75% sisanya akan
dikerjakan pada tahun 2015.

Sumber utama dalam pelaksanaan pembangunan di Pekon Karo karo masih


mengandalkan Alokasi Dana Pekon (ADP). Banyak manfaat yang dihasilkan dari
kegiatan tersebut antara lain:

a) Penyelenggaraan Pemerintahan Pekon dalam melayani masyarakat Pekon


diharapkan lebih optimal sesuai kewenanganya.
b) Lembaga-lembaga kemasyarakatan di Pekon dapat meningkatkan kemampuanya
dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan sarana dan
prasarana Pekon bersama dengan Pemerintah Pekon.
c) Diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan di setiap pembangunan sarana dan
prasarana pendapatan, kesempatan bekerja masyarakat ada.
d) Partisipasi swadaya dana dan Gotong Royong tenaga/matrial menjadi lebih
optimal.

Berikut disampaikan sarana dan prasarana Pekon yang ada :


a) Kantor Pekon jumlah 1 unit (3 Ruangan); b) Balai Pekon masih menjadi satu
dengan kantor Pekon; c) Pendopo perlu perbaikan.
b) Masjid Jami’ jumlah 3 Masjid
d) Musholla jumlah 4 Musholla
e) Gardu jumlah 11 buah dari 9 RT
f) Sekolah Dasar Jumlah 2 SD dan 1 TK
g) Poliklinik Kesehatan/POSYANDU Pekon Jumlah 1 Unit ( 1 bidan )
Uraian lebih lanjut ada dalam Profil Pekon Karo karo.

8. Permasalahan dan Penyelesaian

Setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan dipastikan ada kendala. Ini dikarenakan


kurangnya pemahaman masyarakat tentang pelaksanaan Pembangunan tersebut.
Sedangkan swadaya dan gotong royong ada beberapa masalah . Untuk menyelesaikan
pelaksanaan kegiatan tersebut diadakan musyawarah agar masyarakat mendukung
sepenuhnya dan partisipasi lebih ditekankan kepada masyarakat. Agar semua masyarakat
merasa ikut memiliki pada pekerjaan tersebut dan diharapkan sesuai rencana kerja yang
ada. Semua keputusan diserahkan kepada masyarakat dalam penggalian dana ataupun
swadaya. Partisipasi dan gotong royong ditekankan pada masyarakat dan dilakukan
sosialisasi pada masyarakat agar semua pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan
rencana.

B. URUSAN PEMERINTAHAN YANG DISERAHKAN KABUPATEN

1. Pelaksanaan Kegiatan

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota


terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah kabupaten/kota yang
terkait dalam pelayanan dasar. Dalam hal pelaksanaan kegiatannya Pemerintahan Pekon
berhasil. Keadaan Geografis Pekon Karo karo Jangkauan ke Ibu Kota Kecamatan yang
sangat dekat (3,5 km ) hal ini dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan Pemerintah
Pekon. Pelaporan-pelaporan data tidak menemui kendala, dan tepat waktu. Terkait
perencanaan pembangunan yang berskala besar di Pekon diserahkan kepada Pemerintah
Kabupaten lewat RPJMDes/Pekon. Sedangkan kegiatan Pemerintah Pekon yang berskala
kecil pelaksanaannya dilakukan oleh Pekon. Ini disebabkan karena kecilnya Pendapatan
Asli Pekon. Harapan kami semua perencanaan pembangunan yang tertuang dalam RPJM
terlaksana dan didukung dari Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten MOROU.

2. Tingkat Pencapaian

Keberhasilan pelaksanaan program Pekon tidak lepas dari peran serta masyarakat yang
nyata. Di pekerjaan ini semua elemen masyarakat Pekon harus besatu padu melaksanakan
semua pelaksanaan program Pekon.

Dalam hal pelaksanaan pembangunan fisik maupun non fisik sebetulnya sudah dirasakan
berhasil. Adapun terdapat kekurangan merupakan hal yang biasa di dalam pelaksanaan
suatu program Pekon.

Pelaksanaan ADP di tahun 2013 dana yang dianggarkan untuk program pembangunan
Los Pasar dan Gorong-gorong yang nilainya: Rp. 43.924.000;00. Dari Pemerintah Pekon
Karo karo swadaya lebih ditekankan sekali mengingat partisipasi mereka sangat
dibutuhkan. Namun dalam pelaksanaanya hal tersebut juga sering terhambat. Hal ini
dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang pemahaman ataupun karena yang lainya.
Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah bagi pelaksanaan program pembangunan
maupun program yang lainya.

3. Realisasi Program dan Kegiatan

Dalam rangka mendukung Program Pemerintah baik Pemerintah Provinsi maupun


Pemerintah Kabupaten, kami dari Jajaran Pemerintahan Pekon beserta lembaganya
senantiasa mendukung dan melaksanakan program tersebut. Namun pelaksanaannya juga
banyak kendala. Tetapi dari pihak pemerintahan Pekon beserta lembaganya sering
diadakan sosialisasi-sosialisasi pelaksanaan program. Bagaimanapun juga kontribusi
masyarakat sangat diperlukan dalam setiap program-program Pemerintah.
Berikut disampaikan data-data pembangunan Pekon tahun 2014 :

1. Pembangunan Kantor Pekon dan Balai Pekon (ADP, APBDes)


2. Pembangunan Jalan Onderlag 605 m (Program Gema Sewu)
3. Pembangunan Jalan aspal 500 m di dusun IV (APBD-Kabupaten)
4. Ketrampilan Menjahit 2 Kelompok wanita 20 orang serta mesin jahit 20 unit, 2 mesin
obras, bahan pakaian. (Program PNPM-MPd tahun 2014)
4. Satuan Pelaksanaan Kegiatan Pekon

Dalam pelaksanaan setiap program Pekon dari jajaran Pemerintah Pekon Karo karo
melaksanakan ketentuan yang ada. Dari masing-masing perangkat hingga ke tingkat RT
melaksanakanya. Namun dalam kegiatan masih terdapat hambatan-hambatan. Keadaan
tersebut memang tidak hanya terjadi di wilayah Pekon Karo karo. Bagi Pemerintah Pekon
Karo karo apabila ada seorang ataupun sekelompok orang yang masih belum menerima
program Pekon merupakan pekerjaan yang harus dicari penyelesainya.

Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Pekon, maka dari Pemerintah Pekon
mengadakan musyawarah diantara kelompok masyarakat tersebut. Pekerjaanya dibagi
menurut tugas, wewenang serta jabatannya dalam setiap penyelesaian masalah di Pekon.
Dan apabila di tingkat Pekon tidak ada kesepakatan maka dilanjutkan ke tingkat atas.

5. Data Perangkat Pekon

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten MOROU Nomor 01 Tahun 2010 dan PERDA nomor
22 tahun 2013 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Pekon bahwa Pemerintah Pekon
berkedudukan sebagai unsur pelaksana dalam penyelenggaraan Pemerintahan Pekon.
Dalam pelaksanaanya sehari-hari semua kegiatan perencanaan dikoordinasikan dengan
pihak Kecamatan, dan apabila perlu dengan pihak Pemerintah Kabupaten. Dalam hal ini
sesuai kewenangannya jajaran pemerintah Pekon menyelenggarakan pelaksanaan
program dari semua instansi yang terkait dalam menyelenggarakan tugas umum
Pemerintahan dan pelaksanaannya. Berikut diterangkan data Perangkat sesuai tugas dan
jabatanya :

a. RANTIM R, BA, Jabatan kepala Pekon Karo karo. Tugas dan kewenangannya adalah
menyelenggarakan urusan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan yang
menjadi kewenangannya, menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan dan
melaksanakan tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah
Kabupaten dan sebagainya.

b. M. Karim, BA, Jabatan Sekretaris Pekon Karo karo. Sebagian tugas dan wewenangnya
adalah menjalankan administrasi Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan di
Pekon serta memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan Organisasi
Pemerintah Pekon. Dan lain sebagainya.

c. Jabatan Kepala Dusun I,II,III dan IV. Sebagian tugas dan wewenangnya adalah sebagai
unsur wilayah yang membantu pelaksanaan tugas Kepala Pekon. Dan Lain sebagainya.

d. Deni Prasetyo, Jabatan KAUR Pemerintahan. Sebagian tugas dan wewenangnya


adalah penyusunan rencana kegiatan, menjabarkan, koordinator, pengumpulan perintah
Kepala Pekon serta mendistribusikan tugas tersebut pada masyarakat. Dan lain
sebagainya.
e. Tohirin, KAUR Pembangunan. Sebagian tugas dan wewenangnya adalah Koordinator
pelaksanaan tugas dalam unit kerja, antar unit kerja dengan lembaga kemasyarakatan
yang terkait baik secara formal ataupun informal guna memperoleh kesatuan pendapat.
Dan lain sebagainya.

f. Suhendro, Jabatan KAUR KESRA. Sebagian tugasnya adalah mengumpulkan,


mengolah, mengevaluasi dan pelaporan data dibidang perekonomian dan pembangunan
serta mengadakan pembinaan keagamaan, kesehatan, keluarga berencana dan pendidikan
masyarakat.

g. Siswo Sumarto, KAUR Umum. Tugas dan sebagian wewenangnya adalah


pengumpulan administrasi kepegawaian, penyelenggaraan rapat-rapat, tata usaha Pekon,
surat menyurat, kearsipan, penyajian data dan kepustakaan serta dokumentasi. Dan lain
sebagainya.
h. Sugeng, KAUR Keuangan. Sebagian dan tugasnya adalah melakukan pengelolaan
administrasi keuangan Pekon yang meliputi penyusunan anggaran, pembukuan,
pertanggungjawaban keuangan Pekon dan laporan realisasi keuangan serta membantu
pemungutan dan penyetoran PBB kepada Pemerintah. Dan lain sebagainya.
Semua pelaksana kegiatan tersebut bertanggung jawab kepada Kepala Pekon.

6. Alokasi dan Realisasi Anggaran

Semua pelaksanaan proyek-proyek fisik maupun non fisik dana yang dianggarkan
bantuan kepada Kabupaten didata. Proyek- proyek tersebut yang pendanaanya skala besar
diserahkan kepada Kabupaten. Untuk tunjangan dan Upah Minimum Kabupaten dananya
dikoordinasikan dengan pihak terkait dan saat ini berjalan lancar dan sukses. Adapun
keterlambatanya hanyalah karena permasalahan teknis. Untuk kegiatan pembangunan
Pekon tidak hanya terbatas pada pembangunan fisik. Namun pelaksanaan kegiatan non
fisik pun dianggarkan dalam APBDes dan tertuang dalam RPJMDes. Segala
permasalahan yang menyangkut Pemerintahan Pekon apabila tidak mampu Pekon
berkoordinasi dengan instansi terkait. Realisasi pelaksanaan program Pemerintah Pekon
tidak lepas dari tanggung jawab Pemerintah Kabupaten selaku Pembina dan pembimbing
dalam pelayanan pada masyarakat.

7. Permasalahan dan Penyelesaian

Mengingat letak Pekon Karo karo berbatasan dengan Pekon-Pekon sekitar, sampai saat
ini belum pernah ada permasalahan. Masing-masing sudah saling mengerti sesuai dengan
kewenanganya. Dan dari pihak Pemerintah Pekon Karo karo sering mengadakan
kerjasama untuk program-program masyarakat Pekon Karo karo. Dalam pelaksanaan
kegiatan Pekon sesuai dengan perencanaan Program Pekon disini masih sering ditemui
kendala pada permasalahan teknis. Namun tidak menjadi masalah bagi Pemerintah Pekon
Karo karo karena semua itu hal yang biasa dan dapat diselesaikan sesuai dengan aturan
yang ada.
BAB IV

TUGAS PEMBANTUAN

A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA

1. Dasar Hukum
Pelaksanaan program Pemerintah baik Pusat maupun daerah senantiasa dikoordinasikan
dengan Pemerintah Pekon. Karena salah satu fungsi Pemerintah Pekon adalah pelayanan
dan perlindungan masyarakat.
Dasar hukum tugas pembantuan ;
a) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Lampung;

b) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah (Lembaran


Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No.
4437), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

c) Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

d) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional 2004-2013 (Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 11);

e) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4587);

f) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan


Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia
Nomor 4593);

2. Instansi Pemberi Tugas

Penyelenggaraan Pemerintahan Pekon tidak lepas dari Pembinaan dari Pihak Kecamatan
dan Pemerintah Kabupaten. Sesuai dengan kedudukanya Pemerintah Pekon merupakan
pelaksana penyelenggaraan Pemerintahan. Dalam pelaksanaan kegiatanya tugas-tugas
pembantuan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penyelenggaraan
Pemerintahan Pekon dilaksanakan sesuai kewenanganya, karena Pekon sesuai peraturan
yang ada merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten yang melaksanakan
penyelenggaraan tugas umum diantaranya pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan
masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana
dan fasilitas pelayanan umum dan pelaksanaan tugas pembantuan yang diberikan oleh
instansi terkait.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan


penyelenggaraan pemerintahan, apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal maka
urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten.
Pelaksanaan kegiatan tersebut, di Pekon Karo karo berpedoman pada kebijakan
Pemerintah Kabupaten. Karena pemerintahan Pekon melaksanakan kegiatannya mengacu
pada Peraturan Perundang-Undangan Kabupaten MOROU. Sedangkan dalam Pekon
pelaksanaanya mengacu pada Peraturan Pekon. Dalam melaksanakan kegiatan Peraturan
Pekon kegiatanya tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Pekon.

4. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Dalam melaksanakan suatu Peraturan, permasalahan pasti timbul karena dalam


pelaksanaannya terkadang ada sebagian masyarakat yang belum mengerti dan memahami
peraturan tersebut. Pelaksanaan Kegiatan Pekon saat ini masih difokuskan ke
Infrastruktur/sarana dan prasarana masyarakat karena kegiatan ini merupakan Skala
Prioritas Pekon. Setelah kegiatan sarana dan prasarana fisik Pekon dilaksanakan semua,
barulah direncanakan kegiatan sektor pertanian terpadu, ekonomi masyarakat dan
lingkungan penduduk, kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni dan yang lainnya.
Untuk pertanian dengan harapan dibangunnya saluran irigasi, dibantunya alat pembuatan
pupuk organik dan lain sebagainya.

Dampak yang timbul dalam pelaksanaan Peraturan Pekon biasanya terjadi dalam
kelompok masyarakat di wilayah tersebut. Namun hal ini bisa diatasi dengan pendekatan
pada warga masyarakat dan diberi pengertian dan sebagainya. Dalam pelaksanaan
Program dan kegiatan Pekon, kontribusi masyarakat sangat dibutuhkan dalam
melaksanakan semua kegiatanya.

5. Sumber dan Jumlah Anggaran yang diperlukan

Dalam rangka pemerataan pembangunan Pekon menuju kemandirian Pekon serta


meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pekon, perlu adanya partisipasi dari seluruh
warga masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan Pekon dan kegiatan
lainya perlu didukung dengan dana yang diharapkan menjadi penyangga utama
pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Pekon. Sehingga dalam
hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berikut data data kegiatan Pekon
yang belum direalisasikan di tahun 2014:

No. Nama Kegiatan Dana Sumber Dana


1 Pembangunan Jalan Onderlag APBD
2 Bantuan untuk TK Islamiyah APBD
3 Bantuan untuk LANSIA dan ANAK APBD
CACAT
4 Kegiatan Keagaman APBD

ADP direncanakan dilakukan setiap tahun.


Semua pelaksanaan kegiatan pemerintahan Pekon sumber pendanaanya ditopang oleh
Pemerintah Kabupaten serta sumber pendapatan Pekon lainya.

6. Satuan Pelaksanaan Kegiatan Pekon

Pelaksanaan semua kegiatan pada dasarnya menggunakan data yang ada serta pembagian
tugas yang diberikan oleh instansi yang berkepentingan. Dalam kegiatannya pelaksanaan
pekerjaan dilakukan oleh semua aparat Pekon sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.

Pekon membentuk tim yang disebut Tim Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat untuk
melaksanakan semua kegiatan fisik Pekon serta tugas lain yang diberikan dalam
Peraturan di Pekon. Semua lembaga-lembaga difungsikan untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan tersebut.\
7. Sarana dan Prasarana

Pembangunan-pembangunan yang telah dilaksanakan ditahun yang lalu masih banyak


meninggalkan sisa pekerjaan yang belum selesai. Hal ini terjadi karena Sumber dana
yang didapat Pekon untuk saat ini yang rutin hanyalah dana ADP sementara dana ADP
pada tahun tersebut tidak signifikan.

Ditahun 2014 sisa pembangunan fisik yang belum diselesaikan akan diselesaikan pada
tahun berikutnya. Padahal semua Perencanaan pembangunan yang sudah ada di
RPJMDes dialokasikan satu tahun menggarap 1 (satu) proyek. Akibat yang terjadi semua
perencanaan menjadi mundur. Untuk Sarana dan prasarana fisik yang ada di Pekon
semuanya di inventarisir dan didata tingkat kekurangan dan kebutuhan dananya.

8. Permasalahan dan Penyelesaian

Sebagian pekerjaan didalam Pekon dalam pelaksanaanya masih banyak kekurangan-


kekurangan. Namun hal tersebut tidak berarti suatu pekerjaan tersebut tidak selesai,
kadang permasalahan yang timbul adalah teknis pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan
semua anggaran yang telah tertuang dalam APBDes sering kali mengalami hambatan.
Banyak rencana yang dilaksanakan masih mengalami kekurangan pembiayaan-
pembiayaan. Namun hal tersebut diselesaikan dengan baik walaupun dana yang
dipergunakan kurang. Untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan Pembangunan,
Pemerintah Pekon meminjam pada pihak ke Tiga dengan rencana pengemabalian
pinjaman tersebut dengan Pendapatan Asli Pekon yaitu Pasar Pekon dan tanah kas pekon
(tanah makam). Sedangkan dana ADP dilaksanakan sesuai Pos masing-masing, sesuai
dengan Petunjuk Teknis Operasional ADP.

B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan

Dalam kontek penyelenggaraan pemerintahan Pekon semua pekerjaan yang telah tertuang
dalam APBP maupun RPJMDes dalam pelaksanaanya banyak membutuhkan bantuan
informasi dari Instansi terkait. Karena dalam teknis pelaksanaanya sering sekali informasi
tersebut dibutuhkan karena menyangkut bidang pelayanan pada masyarakat, bahkan juga
dana-dana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Anggaran dan yang lainya.
Dasar hukum kegiatan tersebut diantaranya:
1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No.
4437), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
2. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
3. Peraturan Presiden Nomor 07 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004- 2013 (Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 11);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pekon (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4587 );
5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah (Lembaran negara republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia
Nomor 4593 );
2. Urusan Pemerintahan yang ditugasi pembantuan

Pelaksanaan Anggaran Pekon menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja
pada tahun yang bersangkutan, dalam perencanaan mengandung arti bahwa anggaran
Pekon menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.

Dalam pelaksanaanya pengawasan diartikan bahwa anggaran Pekon menjadi pedoman


untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Pekon sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.

Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran Pekon harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya,
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan. Anggaran Pekon harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah Pekon menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian Pekon.
Di Pekon Karo karo pelaksanaan semua perencanaan dilaksanakan oleh perangkat dan
Lembaga Pekon yang berkepentingan dalam pelaksanaan perencanaan tersebut. Untuk
mengantisipasi semua pelaksanaan perencanaan yang tidak berhasil, maka pihak
Pemerintah Pekon mengadakan Koordinasi dengan Instansi Pemerintah Daerah yang
berkepentingan untuk mendukung kegiatan Pekon tersebut.

3. Sumber dan Jumlah Anggaran

Keuangan Pekon dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Serta dilaksanakan dalam suatu
sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBDes yang setiap tahun ditetapkan
dengan Peraturan Pekon. Kepala Pekon selaku kepala pemerintah di Pekon Karo karo
adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Pekon dan mewakili pemerintah
Pekon dalam kepemilikan kekayaan Pekon.

Kewenangan kekuasaan pengelolaan keuangan Pekon adalah:

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDes;


b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang Pekon;
c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang milik Pekon;
d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;
e. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan Pekon;
f. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang di
Pekon;
g. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik Pekon;

serta Koordinator pengelolaan keuangan Pekon bertanggung jawab atas pelaksanaan


tugas kepada Kepala Pekon.

Pada akhir tahun Anggaran 2014, sumber dan pendapatan Pekon dalam Anggaran
Perhitungan tercatat sebesar Rp ……………….

Dari Realisasi Pendapatan diatas, masih banyak pekerjaan Fisik yang belum dilaksanakan
sehingga Realisasi kekurangan dalam Anggaran untuk belanja Pekon mencapai
Rp………………… Anggaran Pekon hanya mampu membiayai anggaran sebesar
Rp………………… Hal ini disebabkan tidak tercapainya Anggaran dalam Pekon dari
sektor Swadaya masyarakat dalam bentuk uang dan tenaga gotong royong. Serta
Bantuan Pemerintah Kabupaten /ADP tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
4. Sarana dan Prasarana

Dalam Pelaksanaan Anggaran diatas kegiatan sarana dan prasarana (Jalan) yang dalam
pelaksanaaanya kurang adalah pelaksanaan partisipasi gotong royong. Hal ini tidak
terlaksana karena pada saat pelaksanaan kegiatan harga matrial tidak stabil sementara
alat yang digunakan tidak bisa dengan tenaga Manusia. Sedangkan Pelaksanaan sarana
Prasarana Pemerintahan Pekon berupa Pembangunan Kantor Pekon membengkak
dikarenakan Harga material dan Ongkos Pekerja mengalami kenaikan. Untuk
melanjutkan kegiatan tersebut, rencana pelaksanaannya bersambung pada tahun
berikutnya. Berikut disajikan jenis sarana dan prasarana kegiatan Pekon yang tertunda
pelaksanaanya adalah: Peningkatan Jalan dilingkungan RT.005, 006, tahun 2014 belum
dilaksanakan.
BAB V

URUSAN PEMERINTAHAN LAINYA

A. KERJASAMA ANTAR PEKON

1. Pekon yang diajak kerjasama

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Pekon yang tertuang dalam APBDes


disebutkan bahwa semua pelaksanaan pembangunan baik fisik dan non fisik dituangkan
tersendiri ke dalam RPJMPekon.

Pelaksanaan RPJMPekon mengacu pada APBP yang ditetapkan setiap tahunnya. Dalam
melaksanakan kerjasama antar Pekon, di Kecamatan JOZO dibentuk Badan Kerjasama
Antar Desa/Pekon (BKAD) yang tujuanya akan melaksanakan kegiatan pembangunan
baik fisik maupun non fisik. Namun ditahun 2013 pelaksanaan Kerjasama Antar Pekon
belum dilaksanakan karena belum ada suatu kegiatan yang pelaksanaanya dengan Pekon
lain. Namun didalam RPJMPekon sudah ada data pembangunan yang akan
dikerjasamakan pembangunanya yaitu pembuatan jalan tembus ke Pekon lain.

2. Dasar Hukum

1. Pasal 62 Peraturan Pemerintah Nomor 72 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan
Mekanisme Penyusunan Peraturan desa, pedoman tentang pembentukan dan mekanisme
penyusunan peraturan desa, perlu diatur dengan Peraturan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Lampung;
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548) ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4587);

3. Bidang Kerjasama

Dalam kegiatan kerjasama antar Pekon sebetulnya banyak sekali kegiatan yang telah
direncanakan. Namun hal tersebut saat ini belum terlaksana. Karena pelaksanaan APBP
belum semuanya terlaksana.

4. Nama Kegiatan

Untuk jenis pekerjaan tertentu akan diberi nama kegiatan sesuai dengan jenis dan macam
kerjasamanya diantara Pekon yang bersangkutan.

5. Satuan Pelaksana Kegiatan

Pelaksanaan Kerjasama antar Pekon rencananya dilaksanakan sesuai kebutuhan dan jenis
kerjasamanya. Dari Pekon Karo karo sendiri telah dibuat Tim khusus dalam pelaksanaan
kerjasama antar Pekon kalau ada kegiatannya. Tim Pelaksana Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat yang telah dibentuk dengan Keputusan Pekon akan difungsikan apabila ada
kegiatan kerjasama antar Pekon. Tim ini terdiri dari Perangkat Pekon, BPD, LPMD,
Tokoh perempuan dan tokoh Masyarakat terkemuka.

6. Data Perangkat Pekon

a. , Jabatan Kepala Pekon Karo karo. Tugas dan kewewenangnya


adalah menyelenggarakan urusan Pemerintahan, Pembangunan dan kemasyarakatan yang
menjadi kewenanganya, menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan dan melaksanakan
tugas pembantuan.Dan sebagainya.
b. , Jabatan Sekretaris Pekon Karo karo. Sebagian tugas dan
wewenangnya adalah menjalankan administrasi Pemerintahan, Pembangunan dan
kemasyarakatan di Pekon serta memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh
satuan Organisasi Pemerintah Pekon. Dan lain sebagainya.
c. , jabatan Kepala Dusun I, II, III dan IV . Sebagian tugas dan
wewenangnya adalah sebagai unsur wilayah yang membantu pelaksanaan tugas Kepala
Pekon. Dan Lain sebagainya.
d. , Jabatan KAUR Pemerintahan. Sebagian tugas dan wewenangnya
adalah penyusunan rencana kegiatan, menjabarkan, koordinator, pengumpulan perintah
Kepala Pekon serta mendistribusikan tugas tersebut pada masyarakat. Dan lain
sebagainya.
e. , KAUR Pembangunan. Sebagian tugas dan wewenangnya adalah
Koordinator pelaksanaan tugas dalam unit kerja, antar unit kerja dengan lembaga
kemasyarakatan yang terkait baik secara Formal ataupun informal guna memperoleh
kesatuan pendapat. Dan lain sebagainya.
f. , Jabatan KAUR KESRA . Sebagian tugasnya adalah
mengumpulkan, mengolah, meng Evaluasi dan pelaporan data dibidang perekonomian
dan pembangunan serta mengadakan pembinaan keagamaan, kesehatan, keluarga
berencana dan pendidikan masyarakat.
g. , KAUR Umum. Tugas dan sebagian wewenangnya adalah
pengumpulan administrasi kepegawaian, penyelenggaraan rapat- rapat, tata usaha Pekon,
surat menyurat, kearsipan, penyajian data dan kepustakaan serta dokumentasi. Dan lain
sebagainya.
h. , KAUR Keuangan. Sebagian dan tugasnya adalah melakukan
pengelolaan administrasi keuangan Pekon yang meliputi penyusunan anggaran,
pembukuan, pertanggungjawaban keuangan Pekon dan laporan realisasi keuangan serta
membantu pemungutan dan penyetoran PBB kepada Pemerintah. Dan lain sebagainya.

Data Tim Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat:


> Kepala Pekon :
> Perangkat Pekon :
> BPD/BHP :
> LPMD :
> Tokoh Masyarakat :
> Tokoh Perempuan :

7. Sumber dan Jumlah Anggaran

Kebutuhan dana dalam pelaksanaan kerjasama antar Pekon disesuaikan dengan jenis
kegiatanya. Sumber pendanaanya diambil dari dana-dana yang tertuang dalam
RPJMPekon maupun APBP Pekon Karo karo dan Pekon sekitar yang akan diajak
kerjasama. Untuk pelaksanaanya pada tahun ini masih sebatas Rencana dan belum ada
Realisasi kegiatanya. Karena pekerjaan yang dilaksanakan dengan melibatkan Pekon
sekitar belum ada, namun telah tertuang dalam RPJM Pekon maupun APBP.
8. Jangka Waktu Kerjasama

Kerjasama Antar Pekon memerlukan pemikiran waktu yang panjang, karena semua
perencanaanya melalui beberapa tahapan dan persetujuan khususnya dari masyarakat.
Karena dalam penentuan pendapat serta persetujuan sering ada permasalahan maupun
kendala. Untung ruginya juga diperhitungkan dalam melaksanakan kerjasama tersebut.
Untuk kerjasama di tingkat Kecamatan difasilitasi oleh pihak Kecamatan dan Badan
Kerja sama Antar Desa-Pekon (BKAD).

Jangka waktu pelaksanaan kerjasama antar Pekon saat ini belum ditentukan karena belum
ada pelaksanaan kerjasama antar Pekon.

9. Hasil Kerjasama

Biasanya dari hasil kerjasama sebelumnya diadakan penanda tanganan kerjasama (MoU).
Di Pekon Karo karo tahun ini belum melaksanakan satupun kerjasama antar Pekon.
Karena belum ada pekerjaan ataupun pelaksanaan kegiatan. Kerjasama antar Pekon yang
dilaksanakan saat ini sekitar permasalahan warga masyarakat, perselisihan warga antar
Pekon dan lain sebagainya.

9. Permasalahan dan Penyelesaian

Setiap permasalah yang timbul dalam penyelesainya dilaksanakan dengan azas


kekeluargaan. Saat ini yang sering dilaksanakan kerja sama antar Pekon masih sekitar
penyelesaian sengketa warga yang melibatkan beberapa instansi terkait dalam
menyelesaikan permasalahan. Dan apabila dalam musyawarah tersebut belum berhasil
maka diselesaikan ketingkat atasnya. Namun permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
fisik saat ini belum dilaksanakan. Hal ini dilakukan karena pelaksanaan pekerjaan dalam
Pekon seluruhnya belum selesai.

B KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA

1.Mitra Yang diajak Kerjasama.

Dalam pelaksanaan kerjasama antar Pekon bagi Pekon yang telah melaksanakan, kendala
teknis maupun pembiayaan sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan baik yang fisik
maupun non fisik.

Namun pekerjaan tersebut dapat di laksanakan sesuai rencana. Biasanya dalam


pelaksanaan kegiatan dari Pekon dalam proses pendanaan masih bekerjasama dengan
toko Matrial untuk jenis pekerjaan Pembangunan.

Kemudian dalam rangka pelaksanaan pekerjaan non fisik sebagai contoh penyuluhan
hukum, penyuluhan pertanian, penyuluhan kesehatan dan lainya pihak Pekon
mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi tertentu sesuai dengan bidang
informasi yang akan dilaksanakan kegiatanya. Dari pihak Pekon mengadakan koordinasi
dengan instansi terkait.

2.Dasar Hukum

1.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah-Daerah


Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Lampung;

2.Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah (Lembaran Negara


Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No. 4437),
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

3.Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438),

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4587)

3. Bidang Kerjasama

Bidang kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain tergantung dengan macam dan
jenisnya. Diantaranya untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan mengadakan
Koordinasi dengan Toko Matrial dan terkadang kepada CV ataupun orang-orang yang
berkepentingan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut. Baik dalam bidang teknis maupun
kekurangan alat ataupun bahan.

Untuk kegiatan Penyuluhan, pembinaan, pememberdayaan masyarakat maupun pelatihan


dan sebagainya, dari pihak Pekon mengadakan koordinasi dengan instansi yang
berkepentingan dalam bidangnya masing-masing. Bahkan kepada pihak Pemerintah
Kabupaten juga mengadakan koordinasi dalam rangka pelayanan pada masyarakat.

4. Nama Kegiatan

Dalam pelaksanaan kerjasama diberbagai bidang, setiap kegiatan ada nama dan jenis
kegiatanya. Namun saat ini Pemerintah Pekon Karo karo belum melaksanakan kegiatan
tersebut. Yang biasa dilaksanakan adalah apabila disuatu pekerjaan pembangunan
kekurangan alat ataupun bahan, maka pihak Pekon mengadakan koordinasi dengan badan
usaha tersebut maupun pemborong bangunan. Pekon Karo karo melaksanakan kerjasama
ini pelaksanaanya masih disekitar penanganan permasalahan masyarakat atau warga yang
bermasalah.

5. Satuan Pelaksanaan Kegiatan Pekon

Untuk tugas yang diberikan kepada perangkat Pekon ataupun masyarakat Pekon, dari
Pekon membentuk tim untuk melaksanakan suatu kegiatan baik yang dikerja-samakan
maupun yang bekerja didalam Pekon. Tim-tim tersebut bekerjasama dengan instansi yang
terkait dalam bidangnya masing-masing. Tim Pekon terdiri dari Perangkat Pekon, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Perempuan, BHP, LPMD dan jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan kegiatan.

6. Sumber dan Jumlah Anggaran

Dalam melaksanakan kegiatan suatu kerjasama dana maupun anggaran diambil dari dana
Pekon maupun dana lainya yang sah. Besaran dana tersebut disesuaikan dengan kegiatan
yang akan dilaksanakan.

7. Jangka Waktu Kerjasama

Kerjasama Antar Pekon memerlukan pemikiran waktu yang panjang, karena semua
perencanaanya melalui beberapa tahapan dan persetujuan khususnya dari masyarakat.
Karena dalam penentuan pendapat serta persetujuan sering ada permasalahan maupun
kendala. Untung ruginya juga diperhitungkan dalam melaksanakan kerjasama tersebut.
Untuk kerjasama di tingkat kecamatan difasilitasi oleh pihak Kecamatan.
Jangka waktu pelaksanaan kerjasama antar Pekon saat ini belum ditentukan karena belum
ada pelaksanaan kerjasama antar Pekon. Waktu ataupun jangka waktu pelaksanaan
disesuaikan dengan tingkat dan jenis kebutuhan pekerjaan yang akan dilaksanakan
bersama.

8. Hasil Kerjasama

Kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain akan menumbuhkan rasa saling
membutuhkan. Bahwa suatu Pekon membutuhkan kepentingan tertentu dengan Pekon
lain. Hal ini sesuai dengan program PNPM-MPd yang sedang dilaksanakan saat ini.
Terkadang dalam Pekon sendiri permasalahan juga ada. Namun dengan adanya
kerjasama bersama pihak lain maka permasalahan tersebut berkurang.

9. Permasalahan dan Penyelesaian

Dalam suatu kerjasama permasalahan yang timbul biasanya karena kurang sepemahaman
dalam pelaksanaan pekerjaan. Lokasi dan tempat juga bisa menjadi permasalahan, untuk
mengantisipasi kejadian tersebut maka pihak yang akan diajak kerjasama supaya
diadakan sosialisasi kepada masing-masing wilayah sebelum melaksanakan kegiatan
tersebut. Permasalahan yang timbul ditulis dalam Berita Acara dan dimasukan ke dalam
agenda kegiatan dimasing-masing kelompok yang akan mengadakan kerjasama.
Kemudian dari instansi terkait diikut-sertakan untuk memfasilitasi kejadian-kejadian
tersebut.

C. BATAS PEKON

1. Sengketa Batas Pekon

Batas Pekon merupakan batas wilayah administratif didalam pemerintahan Pekon yang
dikuatkan dengan perundang- undangan yang berlaku. Berikut disampaikan Batas-batas
Pekon Karo karo:
a. Batas Pekon sebelah Utara : Pekon Purwodadi
b. Batas Pekon sebelah Timur : Pekon Panggungrejo Utara
c. batas Pekon sebelah Selatan : Pekon Karo karo Selatan
d. Batas Pekon sebelah Barat : Pekon Pandansurat

Untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul akibat perbatasan Pekon diantara


beberapa Pekon yang berkepentingan diadakan sosialisasi.

2. Penyelesaian yang dilakukan

Didalam kehidupan bermasyarakat permasalahan sangat komplek dan bervariasi. Jenis


permasalahan akibat batas Pekon di Pekon Karo karo belum ada permasalahan yang
menonjol. Karena di masing-masing Pekon sudah ada sosialisasi diantara beberapa Pekon
kepada masyarakat. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan maka Pemerintah
Pekon Karo karo mengadakan sosialisasi pada masyarakat tentang batas Pekon dan yang
sejenisnya.

3. Satuan Pelaksanaan Kegiatan

Untuk tugas yang pembantuan dalam mengantisipasi permasalahan batas Pekon, pihak
Pemerintah Pekon memberikan tugas kepada perangkat Pekon dan dibantu masyarakat
Pekon setempat yang berkepentingan dengan hal tersebut, di Pekon dibentuk tim untuk
melaksanakan suatu kegiatan baik yang dikerjasamakan maupun yang bekerja didalam
Pekon. Tim-tim tersebut bekerjasama dengan instansi yang terkait dalam bidangnya
masing-masing. Tim Pekon terdiri dari Perangkat Pekon, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Perempuan, BPD/BHP, LPMD dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan.
Untuk menguatkan Tim tersebut Kepala Pekon membuat Keputusan Pekon tentang
pengangkatan Tim tersebut.

4. Data Perangkat Pekon

a. , Jabatan Kepala Pekon Karo karo. Tugas dan kewewenangnya


adalah menyelenggarakan urusan Pemerintahan, Pembangunan dan kemasyarakatan yang
menjadi kewenanganya, menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan dan melaksanakan
tugas pembantuan dan sebagainya.

b. ,Jabatan Sekretaris Pekon Karo karo. Sebagian tugas dan


wewenangnya adalah menjalankan administrasi Pemerintahan, Pembangunan dan
kemasyarakatan di Pekon serta memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh
satuan Organisasi Pemerintah Pekon dan lain sebagainya.

c. ,jabatan Kepala Dusun I, II, III dan IV. Sebagian tugas dan
wewenangnya adalah sebagai unsur wilayah yang membantu pelaksanaan tugas Kepala
Pekon dan lain sebagainya.

d. ,Jabatan KAUR Pemerintahan. Sebagian tugas dan


wewenangnya adalah penyusunan rencana kegiatan, menjabarkan, koordinator,
pengumpulan perintah Kepala Pekon serta mendistribusikan tugas tersebut pada
masyarakat, dan lain sebagainya.

e. ,KAUR Pembangunan. Sebagian tugas dan wewenangnya adalah


Koordinator pelaksanaan tugas dalam unit kerja, antar unit kerja dengan lembaga
kemasyarakatan yang terkait baik secara Formal ataupun informal guna memperoleh
kesatuan pendapat, dan lain sebagainya.

f. , Jabatan KAUR KESRA . Sebagian tugasnya adalah


mengumpulkan, mengolah, meng Evaluasi dan pelaporan data dibidang perekonomian
dan pembangunan serta mengadakan pembinaan keagamaan, kesehatan, keluarga
berencana dan pendidikan masyarakat.

g. ,KAUR Umum. Tugas dan sebagian wewenangnya adalah


pengumpulan administrasi kepegawaian, penyelenggaraan rapat- rapat, tata usaha Pekon,
surat menyurat, kearsipan, penyajian data dan kepustakaan serta dokumentasi, dan lain
sebagainya.

h. ,KAUR Keuangan. Sebagian dan tugasnya adalah melakukan


pengelolaan administrasi keuangan Pekon yang meliputi penyusunan anggaran,
pembukuan, pertanggungjawaban keuangan Pekon dan laporan realisasi keuangan serta
membantu pemungutan dan penyetoran PBB kepada Pemerintah, dan lain sebagainya.

D. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA

1. Bencana yang terjadi dan penanggulanganya


Untuk penanggulangan bencana alam yang terjadi, (selama ini berupa Genangan air Way
oyot yang sangat merugikan petani sawah dalam hal ini Pemerintah Pekon telah
mengajukan proposal untuk Revitalisasi irigasi, namun belum terwujud )

2. Status Bencana

Pelaksanaan penanggulangan bencana di Pekon Karo karo ingin membentuk Forum


Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) untuk mengantisipasi apabila timbul bencana.
Tim tersebut bertugas mengkoordinir penanganan bencana alam dan sejenisnya dengan
instansi yang terkait. Anggota tim terdiri dari Perangkat Pekon, Lembaga Pekon, Bidan
Pekon dan Tokoh Masyarakat. Koordinasi dilakukan dengan melihat jenis bencana yang
terjadi. Apabila bencana alam tersebut terjadi dan tidak bisa bisa diatasi oleh pihak Tim
Pekon maka pihak Pekon berkoordinasi dengan pihak Kecamatan untuk diteruskan ke
Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan bencana di Kabupaten MOROU.

Penanganan bencana tersebut melihat Status Bencana dan serta bahaya dan
penanggulangannya. Dalam keadaan demikian Koordinasi dengan instansi terkait sangat
diperlukan.

3. Sumber dan Jumlah Anggaran

Dalam penanganan semua Bencana Alam memerlukan biaya, namun di Pekon Karo karo
anggaran untuk penanganan bencana belum dituangkan kedalam APBP karena
keterbatasan anggaran yang ada. Dan apabila terjadi bencana dan tingkat kerusakan
bencana tersebut besar maka biaya penanganan tersebut diserahkan pada Pihak
Kecamatan/ Kabupaten.

4. Antisipasi Pekon

Dalam mengantisipasi kejadian bencana alam FKDM Pekon Karo karo diharapkan
menyediakan alat tanda bahaya Kentongan dan peralatan sederhana lainya. Ketua RT
diwajibkan melapor apabila terjadi bencana alam maupun bencana yang lainya kepada
FKDM atau Aparat Pekon setempat. Dan dilaporkan kepada Instansi terkait dan yang
berkepentingan.

5. Satuan Pelaksanaan Kegiatan Pekon

Pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana alam, petugas yang melaksanakan


kegiatan tersebut dibentuk dengan Keputusan Kepala Pekon.

6. Kelembagaan yang dibentuk

Kelembagaan di Pekon Karo karo dalam kaitanya dengan tugas penanganan bencana
alam dibentuk dengan Keputusan Pekon. Berikut dilaporkan data petugas Tim pelaksana
Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM):

1. Dewan Penasehat
KETUA : Kepala Pekon
Sekretaris : Juru Tulis Pekon
Anggota : Kaur Kesra

2. PENGURUS
KETUA : Muhyidin
Sekretaris : Nurkholis
Anggota : Sukirno
5. Konsumsi : Kaur Kesra dibantu Kasun.

Lembaga tersebut bertanggung jawab kepada Kepala Pekon, dan pihak Pekon selanjutnya
berkoordinasi dengan Pihak Kecamatan JOZO.

7. Potensi bencana yang terjadi

Geografis Pekon Karo karo keadaan pertanahanya datar, potensi bencana yang terjadi
adalah Banjir Biasa, angin ribut, kekeringan dimusim kemarau.

E. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM

1. Gangguan Yang terjadi

Dalam melaksanakan ketertiban umum, di Pekon Karo karo dibentuk Forum Komunikasi
Polisi Masyarakat (FKPM). Untuk tahun 2013 dan 2014 gangguan keamanan yang
disebabkan oleh pencurian tidak ada. Kerukunan masyarakat terjaga walaupun imbas
program bantuan kepada masyarakat terjadi kecemburuan sosial, namun hal tersebut
dapat diatasi dan diadakan pembinaan dan pemahaman tentang program bantuan dari
pemerintah yang ditujukan kepada warga miskin Pekon .

2. Satuan Pelaksana Kegiatan Pekon

Dalam melaksanakan ketertiban umum, Pemerintah Pekon Karo karo membentuk tim
yang bertugas menyelesaikan permasalahan. Baik perselisihan warga maupun kejadian
lainya. Tim tersebut terdiri dari Linmas, FKPM dan unsur perangkat Pekon Karo karo.
Dalam penanganan permasalahan disetiap palaksanaanya dibuat Berita Acara dan
dilaporkan ke Muspika Kecamatan JOZO.

3. Penanggulangan dan Kendalanya

Penanggulangan ketertiban umum sering kali mendapat hambatan, disini dijelaskan


bahwa dalam pelaksanaan proses mendamaikan perselisihan warga sering kali pihak
Pelaksana mendapat kecaman maupun yang lainya. Namun dalam hal ini tidak menjadi
permasalahan yang berarti bagi tim tersebut.

Kendala yang ada biasanya dalam teknis menyelesaikan sengketa warga. Karena
keterbatasan Tim pelaksana dan apabila terjadi permasalahan yang serius koordinasi
dengan pihak Muspika Kecamatan jarak tempuhnya (3,5 km)

4. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam penanggulangan

Dalam menyelenggarakan Ketertiban umum, pihak Pemerintah Pekon Karo karo selalu
berkoordinasi dengan Muspika Kecamatan JOZO. Terutama dengan BABINSA dan
BABINKAMTIBMAS

5. Sumber dan Jumlah Anggaran

Pelaksanaan penyelenggaraan ketertiban umum dalam APBP tidak dicantumkan. Tetapi


untuk kegiatan sosialisai Ketertiban Umum dicantumkan, Mengingat permasalahan
tersebut sifatnya lokal maka Pemerintah Pekon hanya membantu seadanya dalam
penyediaan Anggaran Dana untuk program tersebut. Anggaran tersebut mengikuti dengan
melihat kejadian yang ada.
BAB VI

PENGELOLAAN KEUANGAN PEKON/DESA

Dasar Hukum:

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah


2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
3. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten
MOROU
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa
5. Permendagri Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa
6. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Pekon

Anggaran Pendapatan dan Belanja Pekon

A. Sumber Pendapatan

1. Sumber Pendapatan Asli Pekon


2. Sumber Pendapatan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Kabupaten/
Provinsi
3. Sumber Pendapatan dari Pihak Lain yang Tidak Mengikat

B. Belanja (Pengeluaran)

1. Belanja Non Fisik


2. Belanja untuk Fisik
PENUTUP

Demikianlah Laporan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran 2014 ini kami


sampaikan kepada Badan Hippun Pemekonan (BHP) Pekon Karo karo, namun tentunya
masih banyak kekurangan-kekurangan yang ada oleh karena itu mohon kritik dan saran
yang membangun agar kiranya LPJ ditahun mendatang akan lebih baik dan sempurnanya,
dan atas Saran, Kritik serta perhatiannya dari semua pihak kami haturkan terima kasih.

Karo karo, Januari 2015


Kepala Pekon Karo karo,

RANTIM R, BA

Anda mungkin juga menyukai