LOGO
KECAMATAN JOZO
KABUPATEN MOROU
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
dimaksud Desa adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pekon Karo karo yang kondisi letak Pekonnya sebagian besar kontur tanahnya dataran
rendah dan Persawahan membentang dari arah Selatan ke Utara
Lokasi Irigasi kebanyakan jauh di samping persawahan penduduk, sehingga pada saat
musim kemarau air menjadi sangat sulit. Tidak banyak sumber daya alam yang potensial.
Persawahan di Pekon Karo karo 30 % dari Luas Pekon yang mencapai hamper 80 hektar
lebih.
Pendapatan Asli Pekon tahun 2014 masih rendah, hanya dari pasar milik penduduk Pekon
Karo karo untungnya semangat gotong royong tetap tumbuh dan berkembang dalam
setiap kegiatan Pembangunan di Pekon Karo karo.
Kegiatan Pemerintahan Pekon berjalan dengan baik dan sesuai dengan Anggaran yang
telah tertuang dalam APBP. Kontrol pelaksanaan Penyelenggaraan Pemerintah Pekon
dilakukan oleh Badan Hippun Pemekonan dan masyarakat Pekon. Pertanggung jawaban
pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintah Pekon dilakukan setiap akhir tahun.
A. Dasar Hukum
Undang -Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No. 4437),
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4587);
B. SEJARAH DESA
Pekon Karo karo terbentuk pada tahun 1941 dengan luas 660 ha yang terdiri dari 2 (Dua)
dusun yang masyarakatnya berasal dari berbagai wilayah pulau jawa mereka datang
dengan membuka hutan (tebang) untuk dijadikan pemukiman. Secara kronologis
beberapa orang tokoh yang pernah menjadi pimpinan (Kamituwo-Kepala Desa/Pekon)
diantaranya :
1. Kondisi Geografis
Pekon Karo karo masuk wilayah Kecamatan JOZO dengan luas wilayah Pekon Karo karo
330 hektar.
Kepadatan penduduk sudah mencapai 3.535 jiwa penduduk tetap. Jiwa pemilih terdaftar
2.486 orang di tahun 2014. Namun dari keluasan wilayah yang begitu potensial saat ini
masih banyak sumber daya alam yang berpotensi belum digali saat ini. Letak Geografis
Pekon Karo karo berada di wilayah tengah Kabupaten MOROU.
Keseharian masyarakat Pekon Karo karo adalah bercocok tanam, bertani, buruh tani,
peternak sapi dan peternak Kambing, Pengusaha Genteng, Batu bata, Meubel, buruh
bangunan dan buruh yang lainya. Mengingat keadaan wilayah Pekon Karo karo
persawahan hanya 30% dari luas Pekon Karo karo.
Disepanjang jalan raya dan Jalan Pekon tersebut masyarakat sudah aktif bertani
menanam Padi dengan menggunakan cara yang baik. Namun hasil panen belum
seutuhnya menemukan harga yang sebanding dengan pekerjaan tersebut. Kendalanya
yang utama adalah naik turunnya perdagangan tanaman Padi terutama pada saat panen
raya.
Jarak tempuh ke Ibukota Kecamatan sejauh 3,5 Kilometer dengan lama tempuh 10 menit.
Jalan Raya/PUK sudah rusak parah karena belum ada perbaikan di tahun 2014
sedangkan Jalan Pekon Onderlag dan jalan tanah yang becek . Ke arah selatan Jarak
tempuh ke Ibu Kota Kabupaten (MOROU) sejauh 15 kilo meter dengan lama tempuh
sekitar 30 Menit.
B. Batas Pekon
• Sebelah utara ; Pekon Purwodadi
• Sebelah Timur ; Pekon Panggungrejo Utara
• Sebelah Selatan ; Pekon Karo karo Selatan
• Sebelah Barat ; Pekon Pandansurat
b) C. Jalan Pekon
• Panjang Jalan Kabupaten : 1.500 m
• Panjang Jalan Pekon : 16.500 m
• Jalan Tanah : 10.500 m
• Jumlah Jembatan Beton : 5 Buah
D. Ekonomi Masyarakat
• Jumlah angkatan Kerja [ 15-55 th ] : …………… jiwa
• Jumlah Usia sekolah [ 15-55 th ] : …………... jiwa
• Jumlah Ibu Rumah tangga [ 15-55 th ] : …………… jiwa
• Jumlah pekerja penuh [ 15-55 th ] : …………… jiwa
• Jumlah yang tidak menentu [ 15-55 th] : …………… jiwa
• Jumlah Rumah tangga Petani : …………… KK
• Jumlah Anggota Rumah tangga petani : …………… jiwa
• Jumlah Rumah tangga Buruh tani : ………......... KK
• Jumlah anggota Rumah tangga buruh tani : …………… jiwa
c) E. Profesi
• Pedagang : 36 jiwa
• Pengrajin : 117 jiwa
• PNS : 21 jiwa
• Penjahit : 22 jiwa
• Montir :8 jiwa
• Sopir : 20 jiwa
• Swasta : 90 jiwa
• Tukang Kayu :9 jiwa
• Tukang Batu :7 jiwa
• Guru Swasta :4 jiwa
e) G.Pendidikan
• Jumlah Gedung sekolah
1. TK : 1 Buah
2. SD : 2 Buah
3. SMP : -
• Jumlah Buta huruf : jiwa
• Tidak tamat SD : jiwa
• Tamat SD : jiwa
• Tamat SMP : jiwa
• Tamat SMA : jiwa
• D-1 : jiwa
• S-1 : 13 jiwa
• S-2 :1 jiwa
g) I. Kesehatan Masyarakat
• Poliklinik Kesehatan Pekon :1 buah
• Bidan Pekon :1 Orang
• Balita : anak
• Balita Gizi Buruk : anak
• Balita Gizi Baik : anak
• Rumah tangga menggunakan air bersih/pipa : Rumah tangga
• Rumah tangga menggunakan air sungai : Rumah tangga
h) J. Penduduk
• Jumlah Kepala Rumah Tangga : 857 KK
• Jumlah Penduduk : 3671 jiwa
• LPM : 14 Orang
• LINMAS :7 Anggota
• KPMD :4 Pengurus
• FKPM :7 Anggota.
L. Komplek Balai Pekon
• Bangunan Kantor Pekon : 1 unit
• Pendopo : - unit
• Ruang serbaguna : 1 unit
M. Sarana umum
• Jumlah Masjid :3 buah
• Musholla :4 buah
• Jumlah Gardu Siskamling : 13 buah .
3. Kondisi Ekonomi
Kegiatan ekonomi Pekon selama ini masih didominasi oleh sektor pertanian. Mengingat
wilayah Pekon Karo karo 30% persawahan dan yang 35% tegalan, Namun dari pesatnya
pertanian Pekon belum seutuhnya membuahkan hasil optimal. Ini disebabkan karena
masih rendahnya pengetahuan petani dalam bercocok tanam. Padahal dari segi pemasaran
hasil, banyak pedagang yang bertransaksi di wilayah ini. Sebagian masyarakat Pekon
Karo karo banyak yang menjadi pekerja bangunan, buruh tani, Peternak sapi, peternak
kambing, serta pekerjaan lainya.
Masih didominasi oleh sektor pertanian. Peternak sapi hanya sebagian masyarakat yang
melaksanakan kegiatan ini. Peternak Ayam hanya beberapa Orang yang melaksanakan
kegiatan ini karena memerlukan pembiayaan yang besar. Dalam Data Profil Pekon 2014
disebutkan bahwa ;
Dari tingkat pertumbuhan ekonomi diatas, banyak tanaman yang nilai ekonomisnya
tinggi tetapi tidak dilaksanakan. Diantaranya adalah; Tanaman Obat- obatan (Jahe,
Lengkuas, Mengkudu, Tanaman Dewa, kumis kucing dan lainnya), Tanaman perkebunan
(Kelapa, Blimbing, Nangka dan lainya), Tanaman pangan (Terong, mentimun dan
lainya), Potensi perikanan kurang mendukung. Potensi yang menjanjikan adalah
Peternakan sapi , kambing, penggemukan sapi, tanaman hortikurtura.
BAB II
VISI PEKON
3.1.1.1. Pekon Karo karo adalah pekon dalam kondisi sedang., hanya saja
penanganannya kurang maksimal.
3.1.1.2. Sebagian besar warga Petani dan buruh tani juga ada yang memelihara hewan
ternak meski dalam skala kecil, biasanya hanya digunakan untuk investasi
jangka pendek.
3.1.2. Makna yang terkandung :
3.1.2.1. Terwujudnya : Terkandung didalamnya peran pemerintah dalam mewujudkan
Pekon Karo karo yang mandiri secara ekonomi.
3.1.2.2. Pekon Karo karo: adalah satu kesatuan masyarakat hukum dengan segala
potensinya dalam sistem pemerintahan di wilayah Pekon Karo karo.
3.1.2.3. Mandiri : Adalah suatu kondisi kehidupan yang kreatif, inovatif, produktif dan
partisipatif sehingga mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
3.1.2.4. Pertanian : Bahwa sektor pangan adalah hal utama dalam perekonomian,
sehingga tidak akan terjadi rawan pangan di Pekon Karo karo.
3.2.1. Memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk.
Meningkatkan SDM melalui pendidikan formal maupun informal.
3.2.3. Bekerja sama dengan petugas penyuluh lapangan untuk meningkatkan hasil
pertanian.
3.2.4. Meningkatkan usaha Pertanian.
3.2.5. Meningkatkan dan mengelola Pendapatan Asli Pekon.
3.2.6. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui pelaksanaan Otonomi
Daerah.
Program ADP yang baru saja dilaksanakan ditahun 2014 merupakan permulaan baru bagi
Pekon dalam menjalankan ataupun mendukung program kerja Pemerintahan Kabupaten
diantaranya digulirkanya Program ADP. Namun hal ini merupakan kegiatan yang sudah
lama dijalankan semenjak tahun 2008 sebelumnya dengan Dana Pembangunan
Pekon/Kelurahan ( DPD/K ).
Tapi Dana ADP sekarang ini lebih menjangkau kegiatannya khususnya dalam bidang
Administrasi Pekon dan Pembangunan Pekon.
Walaupun kegiatan ADP merupakan stimulant, Kegiatan ini sebelum dilakukan diadakan
Musawarah Perencanaan Pembangunan Pekon terlebih dahulu yang telah menghasilkan
beberapa jenis kegiatan Pembangunan baik yang dilaksanakan oleh Pekon Karo karo
maupun Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Hasil
MUSRENBANGDES dibagi 2 (dua) kegiatan. Yaitu ;
Rencana Kerja Tahunan Pekon Merupakan Rencana Pembangunan Jangka Pendek atau
tahunan yang kegiatanya dilaksanakan berdasarkan APBP yang telah disahkan dengan
Lembaga Pekon yang ada untuk dikerjakan pada tahun anggaran tersebut yang didanai
oleh Pekon dengan dana PAD, dana ADP dan dana lainnya yang sah tidak mengikat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang
kegiatannya per-tahun. Kegiatan yang di Agendakan untuk kegiatan Pembangunan
Jangka Pendek adalah :
Arah Kebijakan Keuangan Pekon Sesuai PP No 72 Tahun 2005 tentang Desa pasal 67
disebutkan bahwa ;
Keuangan Pekon merupakan semua hak dan kewajiban Pekon dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Pekon yang dapat dinilai dengan uang, Dan Keuangan
Pekon merupakan bagian dari Proses Musrenbangdes. Kebijakan Pemerintah Pekon Karo
karo dilakukan dengan mempertimbangkan keuangan Pekon yang ada dengan
Pendapatan Asli Pekon. Pendapatan Pekon yang lainya tidak ada. Untuk Operasional
kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Pekon masih mengandalkan bantuan dari
Pemerintah Kabupaten MOROU.
Untuk itu Harapan dari Pemerintahan Pekon Karo karo masalah dana-dana bantuan dari
Pemerintah Kabupaten MOROU terus diperbesar untuk menyelesaikan beberapa kegiatan
pembangunan-pembangunan baik yang fisik maupun non fisik. Semua kegiatan
pembangunan Pekon harus sepenuhnya didukung oleh masyarakat sesuai dengan
kemampuan masyarakat itu sendiri.
Pengelolaan Belanja Pekon Karo karo terdiri sumber Pendapatan Asli Pekon dan Alokasi
Dana Pekon (ADP) yang sumber dananya dari Pemerintah Kabupaten MOROU. Untuk
dipergunakan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung komposisinya adalah :
Belanja Langsung terdiri dari :
Belanja Pegawai / Honorarium
Belanja Barang / Jasa
Belanja Modal
Pengelolaan Pembiayaan
Semua sumber pembiayaan didanai sepenuhnya dengan dana:
1. Pendapatan Asli Pekon,
2. Swadaya masyarakat dan didukung dengan
3. Alokasi Dana Pekon dari Pemerintah Kabupaten MOROU.
Pengelolaan Pembiayaan Belanja Pekon dituangkan dengan APBP yang disusun bersama
dengan Lembaga-lembaga Pekon yang terdiri dari Unsur Pemerintah Pekon, BPD/BHP-
LPM, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, Tokoh Agama serta unsur Petani
yang telah mendapatkan persetujuan peserta Musrenbangdes/masyarakat yang ditetapkan
dalam Berita Acara Musrenbangdes tahun 2014 yang lalu.
C. PRIORITAS PEKON
Pelaksanaan pembangunan dalam Pekon untuk tahun 2014 tidak banyak yang
dilaksanakan kegiatanya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut masih mengandalkan dana dari
Pemerintah yaitu dana ADP dan PNPM-MPd. Prioritas Pekon selalu dimusyawarahkan
dalam Musrenbangdes di setiap tahun dan mengacu pada RPJM-Des/Pekon.
Sebenarnya semua pelaksanaan semua perencanaan/pekerjaan di Pekon sudah dituangkan
dalam Berita acara Musrenbangdes dan RPJM-Des/Pekon.
KEWENANGAN PEKON
Berdasarkan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
dimaksud Desa adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Di era Otonomi, Pemerintahan Pekon Karo karo juga melaksanakan kegiatan Otonomi
tersebut. Indikatornya adalah penggalian potensi Pekon yang ada. Namun usaha tersebut
masih jauh dari harapan Pemerintah Pekon Karo karo karena masih kurangnya faktor
pendanaan, SDM, pendapatan masyarakat Pekon serta Pendapatan Asli Pekon Karo karo
yang hingga sampai saat ini mengandalkan Pasar Pekon.
1. Pelaksanaan Kegiatan
2. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan suatu pembangunan di Pekon tidak lepas dari peran serta masyarakat,
Dengan dukungan swadaya pun belum mampu atau belum bisa diukur berhasil apabila
pelaksanaan pembangunan tersebut hanya mengandalkan swadaya. Intinya harus ada
kebersamaan, saling pengertian, saling percaya dan saling mempunyai dan rasa memiliki.
Di Pekon Karo karo tingkat pencapain pembangunannya yang paling menonjol adalah
Pelaksanaan kegiatan Pembangunan Pasar Tradisional 2013, PNPM-MPd tahun 2010 dan
Alokasi Dana Pekon tahun 2014 s/d sekarang. Karena dana tersebut cukup lumayan dan
dukungan swadayanya masih berjalan saat pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.
Kontribusi masyarakat juga banyak. Sedangkan pelaksanaan dana ADP dirasa belum
optimal. Hal ini terjadi karena dana ADP dananya terbatas. Penggunaanya dana ADP
diperuntukan untuk pemeliharaan-pemeliharaan serta pekerjaan baru tetapi skala kecil.
Tingkat Pencapaian pelaksanaan program PNPM-MPd belum mencapai target, karena
dari tim Pelaksana Kegiatan untuk kegiatan PNPM-MPd belum bisa untuk
pengembangan- pengembangan di sekitar lokasi kegiatan tersebut. Dana ADP tingkat
pencapaian pelaksanaanya ditopang dengan PAD, namun mengingat Pendapatan Asli
Pekon Karo karo masih kecil pelaksanaan APBP masih jauh dari perencanaan dan
seringkali pinjam dana pihak ke 3 (Tiga) untuk tahun 2014 memiliki pinjaman sebesar
Rp. 15.000.000;
Dalam Susunan Organisasi dan Tata kerja Pemerintahan Pekon Karo karo, pelaksanaanya
mengacu pada Peraturan Bupati Kabupaten MOROU Nomor 01 Tahun 2010 tentang
Urusan Pemerintahan Kabupaten MOROU (Lembaran Daerah Kabupaten MOROU
Tahun 2010 Nomor 01). Mengingat Luas wilayah Pekon yang sedang, maka Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Pekon Karo karo menggunakan pola Minimal.
Semua pelaksanaan kegiatan pemerintahan sesuai aturan yang berlaku. Dari Kepala
Pekon hingga ke RT-RW(Kadus) berjalan dengan baik. Begitu juga dengan Lembaga-
lembaga Pekon yang ada. Pelaksanaan kegiatanya sesuai pekerjaanya masing- masing
yang telah diatur menggunakan Susunan Organisasi dan Tata kerja Tahun 2012.
Sesuai ketentuan dengan Pola Sedang, Pekon Karo karo dibagi menjadi 4 wilayah Dusun,
9 RT.
Semua anggaran yang telah dituangkan dalam APBP sering kali belum bisa sesuai
rencana. Kejadian ini tidak hanya terjadi di Pekon Karo karo, di Pekon/wilayah yang lain
juga keadaanya tidak jauh berbeda. Semua pelaksanaan kegiatan di Pekon, dana di
lokasikan pada pekerjaan- pekerjaan yang dianggap perlu dan darurat. Pekerjaan yang
pelaksanaannya menggunakan dana yang besar diajukan ke Pemerintah Kabupaten
MOROU. Dan Pemerintah Propinsi.
Dalam pelaksanaan Pembangunan di Pekon Karo karo, sistem Gotong Royong masih
berjalan dan terus dipertahankan. Dalam hal ini Gotong Royong masih menjadi sarana
kerjasama antar warga dan menjalin kebersamaan dalam pelaksanaan Pembangunan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan terlebih dahulu diadakan musyawarah diantara
pelaksana kegiatan beserta elemen masyarakat di tingkat RT/Lokasi wilayah yang akan di
bangun. Selanjutnya hasil musyawarah tersebut dilaporkan ke Tingkat Pekon. Kemudian
dalam Musrenbang dimasukan kedalam agenda pembangunan dan didata menjadi
Rencana Kerja Tahunan Pekon. Selanjutnya dimasukan ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah dengan usulan dari masyarakat dan diprioritaskan pelaksanaan
pekerjaan tersebut sesuai dengan kemampuan Pekon.
Bangunan bangunan yang ada khususnya bangunan Sarana umum, sarana ibadah
umumnya umurnya sudah lama dan perlu di Renovasi/Rehabilitasi bahkan dibangun total
karena sudah tidak layak di gunakan. Khusus untuk Perkantoran dan Balai Pekon Karo
karo menjadi Program super prioritas karena Balai dan Kantor yang lama sudah
memprihatinkan, sampai sekarang Pembangunan Kantor sudah 75% sisanya akan
dikerjakan pada tahun 2015.
1. Pelaksanaan Kegiatan
2. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan pelaksanaan program Pekon tidak lepas dari peran serta masyarakat yang
nyata. Di pekerjaan ini semua elemen masyarakat Pekon harus besatu padu melaksanakan
semua pelaksanaan program Pekon.
Dalam hal pelaksanaan pembangunan fisik maupun non fisik sebetulnya sudah dirasakan
berhasil. Adapun terdapat kekurangan merupakan hal yang biasa di dalam pelaksanaan
suatu program Pekon.
Pelaksanaan ADP di tahun 2013 dana yang dianggarkan untuk program pembangunan
Los Pasar dan Gorong-gorong yang nilainya: Rp. 43.924.000;00. Dari Pemerintah Pekon
Karo karo swadaya lebih ditekankan sekali mengingat partisipasi mereka sangat
dibutuhkan. Namun dalam pelaksanaanya hal tersebut juga sering terhambat. Hal ini
dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang pemahaman ataupun karena yang lainya.
Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah bagi pelaksanaan program pembangunan
maupun program yang lainya.
Dalam pelaksanaan setiap program Pekon dari jajaran Pemerintah Pekon Karo karo
melaksanakan ketentuan yang ada. Dari masing-masing perangkat hingga ke tingkat RT
melaksanakanya. Namun dalam kegiatan masih terdapat hambatan-hambatan. Keadaan
tersebut memang tidak hanya terjadi di wilayah Pekon Karo karo. Bagi Pemerintah Pekon
Karo karo apabila ada seorang ataupun sekelompok orang yang masih belum menerima
program Pekon merupakan pekerjaan yang harus dicari penyelesainya.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Pekon, maka dari Pemerintah Pekon
mengadakan musyawarah diantara kelompok masyarakat tersebut. Pekerjaanya dibagi
menurut tugas, wewenang serta jabatannya dalam setiap penyelesaian masalah di Pekon.
Dan apabila di tingkat Pekon tidak ada kesepakatan maka dilanjutkan ke tingkat atas.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten MOROU Nomor 01 Tahun 2010 dan PERDA nomor
22 tahun 2013 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Pekon bahwa Pemerintah Pekon
berkedudukan sebagai unsur pelaksana dalam penyelenggaraan Pemerintahan Pekon.
Dalam pelaksanaanya sehari-hari semua kegiatan perencanaan dikoordinasikan dengan
pihak Kecamatan, dan apabila perlu dengan pihak Pemerintah Kabupaten. Dalam hal ini
sesuai kewenangannya jajaran pemerintah Pekon menyelenggarakan pelaksanaan
program dari semua instansi yang terkait dalam menyelenggarakan tugas umum
Pemerintahan dan pelaksanaannya. Berikut diterangkan data Perangkat sesuai tugas dan
jabatanya :
a. RANTIM R, BA, Jabatan kepala Pekon Karo karo. Tugas dan kewenangannya adalah
menyelenggarakan urusan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan yang
menjadi kewenangannya, menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan dan
melaksanakan tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah
Kabupaten dan sebagainya.
b. M. Karim, BA, Jabatan Sekretaris Pekon Karo karo. Sebagian tugas dan wewenangnya
adalah menjalankan administrasi Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan di
Pekon serta memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan Organisasi
Pemerintah Pekon. Dan lain sebagainya.
c. Jabatan Kepala Dusun I,II,III dan IV. Sebagian tugas dan wewenangnya adalah sebagai
unsur wilayah yang membantu pelaksanaan tugas Kepala Pekon. Dan Lain sebagainya.
Semua pelaksanaan proyek-proyek fisik maupun non fisik dana yang dianggarkan
bantuan kepada Kabupaten didata. Proyek- proyek tersebut yang pendanaanya skala besar
diserahkan kepada Kabupaten. Untuk tunjangan dan Upah Minimum Kabupaten dananya
dikoordinasikan dengan pihak terkait dan saat ini berjalan lancar dan sukses. Adapun
keterlambatanya hanyalah karena permasalahan teknis. Untuk kegiatan pembangunan
Pekon tidak hanya terbatas pada pembangunan fisik. Namun pelaksanaan kegiatan non
fisik pun dianggarkan dalam APBDes dan tertuang dalam RPJMDes. Segala
permasalahan yang menyangkut Pemerintahan Pekon apabila tidak mampu Pekon
berkoordinasi dengan instansi terkait. Realisasi pelaksanaan program Pemerintah Pekon
tidak lepas dari tanggung jawab Pemerintah Kabupaten selaku Pembina dan pembimbing
dalam pelayanan pada masyarakat.
Mengingat letak Pekon Karo karo berbatasan dengan Pekon-Pekon sekitar, sampai saat
ini belum pernah ada permasalahan. Masing-masing sudah saling mengerti sesuai dengan
kewenanganya. Dan dari pihak Pemerintah Pekon Karo karo sering mengadakan
kerjasama untuk program-program masyarakat Pekon Karo karo. Dalam pelaksanaan
kegiatan Pekon sesuai dengan perencanaan Program Pekon disini masih sering ditemui
kendala pada permasalahan teknis. Namun tidak menjadi masalah bagi Pemerintah Pekon
Karo karo karena semua itu hal yang biasa dan dapat diselesaikan sesuai dengan aturan
yang ada.
BAB IV
TUGAS PEMBANTUAN
1. Dasar Hukum
Pelaksanaan program Pemerintah baik Pusat maupun daerah senantiasa dikoordinasikan
dengan Pemerintah Pekon. Karena salah satu fungsi Pemerintah Pekon adalah pelayanan
dan perlindungan masyarakat.
Dasar hukum tugas pembantuan ;
a) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Lampung;
Penyelenggaraan Pemerintahan Pekon tidak lepas dari Pembinaan dari Pihak Kecamatan
dan Pemerintah Kabupaten. Sesuai dengan kedudukanya Pemerintah Pekon merupakan
pelaksana penyelenggaraan Pemerintahan. Dalam pelaksanaan kegiatanya tugas-tugas
pembantuan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Penyelenggaraan
Pemerintahan Pekon dilaksanakan sesuai kewenanganya, karena Pekon sesuai peraturan
yang ada merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten yang melaksanakan
penyelenggaraan tugas umum diantaranya pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan
masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana
dan fasilitas pelayanan umum dan pelaksanaan tugas pembantuan yang diberikan oleh
instansi terkait.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Dampak yang timbul dalam pelaksanaan Peraturan Pekon biasanya terjadi dalam
kelompok masyarakat di wilayah tersebut. Namun hal ini bisa diatasi dengan pendekatan
pada warga masyarakat dan diberi pengertian dan sebagainya. Dalam pelaksanaan
Program dan kegiatan Pekon, kontribusi masyarakat sangat dibutuhkan dalam
melaksanakan semua kegiatanya.
Pelaksanaan semua kegiatan pada dasarnya menggunakan data yang ada serta pembagian
tugas yang diberikan oleh instansi yang berkepentingan. Dalam kegiatannya pelaksanaan
pekerjaan dilakukan oleh semua aparat Pekon sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
Pekon membentuk tim yang disebut Tim Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat untuk
melaksanakan semua kegiatan fisik Pekon serta tugas lain yang diberikan dalam
Peraturan di Pekon. Semua lembaga-lembaga difungsikan untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan tersebut.\
7. Sarana dan Prasarana
Ditahun 2014 sisa pembangunan fisik yang belum diselesaikan akan diselesaikan pada
tahun berikutnya. Padahal semua Perencanaan pembangunan yang sudah ada di
RPJMDes dialokasikan satu tahun menggarap 1 (satu) proyek. Akibat yang terjadi semua
perencanaan menjadi mundur. Untuk Sarana dan prasarana fisik yang ada di Pekon
semuanya di inventarisir dan didata tingkat kekurangan dan kebutuhan dananya.
Dalam kontek penyelenggaraan pemerintahan Pekon semua pekerjaan yang telah tertuang
dalam APBP maupun RPJMDes dalam pelaksanaanya banyak membutuhkan bantuan
informasi dari Instansi terkait. Karena dalam teknis pelaksanaanya sering sekali informasi
tersebut dibutuhkan karena menyangkut bidang pelayanan pada masyarakat, bahkan juga
dana-dana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Anggaran dan yang lainya.
Dasar hukum kegiatan tersebut diantaranya:
1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara No.
4437), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
2. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
3. Peraturan Presiden Nomor 07 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004- 2013 (Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 11);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pekon (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4587 );
5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah (Lembaran negara republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia
Nomor 4593 );
2. Urusan Pemerintahan yang ditugasi pembantuan
Pelaksanaan Anggaran Pekon menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja
pada tahun yang bersangkutan, dalam perencanaan mengandung arti bahwa anggaran
Pekon menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran Pekon harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya,
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan. Anggaran Pekon harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah Pekon menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian Pekon.
Di Pekon Karo karo pelaksanaan semua perencanaan dilaksanakan oleh perangkat dan
Lembaga Pekon yang berkepentingan dalam pelaksanaan perencanaan tersebut. Untuk
mengantisipasi semua pelaksanaan perencanaan yang tidak berhasil, maka pihak
Pemerintah Pekon mengadakan Koordinasi dengan Instansi Pemerintah Daerah yang
berkepentingan untuk mendukung kegiatan Pekon tersebut.
Keuangan Pekon dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Serta dilaksanakan dalam suatu
sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBDes yang setiap tahun ditetapkan
dengan Peraturan Pekon. Kepala Pekon selaku kepala pemerintah di Pekon Karo karo
adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Pekon dan mewakili pemerintah
Pekon dalam kepemilikan kekayaan Pekon.
Pada akhir tahun Anggaran 2014, sumber dan pendapatan Pekon dalam Anggaran
Perhitungan tercatat sebesar Rp ……………….
Dari Realisasi Pendapatan diatas, masih banyak pekerjaan Fisik yang belum dilaksanakan
sehingga Realisasi kekurangan dalam Anggaran untuk belanja Pekon mencapai
Rp………………… Anggaran Pekon hanya mampu membiayai anggaran sebesar
Rp………………… Hal ini disebabkan tidak tercapainya Anggaran dalam Pekon dari
sektor Swadaya masyarakat dalam bentuk uang dan tenaga gotong royong. Serta
Bantuan Pemerintah Kabupaten /ADP tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
4. Sarana dan Prasarana
Dalam Pelaksanaan Anggaran diatas kegiatan sarana dan prasarana (Jalan) yang dalam
pelaksanaaanya kurang adalah pelaksanaan partisipasi gotong royong. Hal ini tidak
terlaksana karena pada saat pelaksanaan kegiatan harga matrial tidak stabil sementara
alat yang digunakan tidak bisa dengan tenaga Manusia. Sedangkan Pelaksanaan sarana
Prasarana Pemerintahan Pekon berupa Pembangunan Kantor Pekon membengkak
dikarenakan Harga material dan Ongkos Pekerja mengalami kenaikan. Untuk
melanjutkan kegiatan tersebut, rencana pelaksanaannya bersambung pada tahun
berikutnya. Berikut disajikan jenis sarana dan prasarana kegiatan Pekon yang tertunda
pelaksanaanya adalah: Peningkatan Jalan dilingkungan RT.005, 006, tahun 2014 belum
dilaksanakan.
BAB V
Pelaksanaan RPJMPekon mengacu pada APBP yang ditetapkan setiap tahunnya. Dalam
melaksanakan kerjasama antar Pekon, di Kecamatan JOZO dibentuk Badan Kerjasama
Antar Desa/Pekon (BKAD) yang tujuanya akan melaksanakan kegiatan pembangunan
baik fisik maupun non fisik. Namun ditahun 2013 pelaksanaan Kerjasama Antar Pekon
belum dilaksanakan karena belum ada suatu kegiatan yang pelaksanaanya dengan Pekon
lain. Namun didalam RPJMPekon sudah ada data pembangunan yang akan
dikerjasamakan pembangunanya yaitu pembuatan jalan tembus ke Pekon lain.
2. Dasar Hukum
1. Pasal 62 Peraturan Pemerintah Nomor 72 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan
Mekanisme Penyusunan Peraturan desa, pedoman tentang pembentukan dan mekanisme
penyusunan peraturan desa, perlu diatur dengan Peraturan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Lampung;
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548) ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4587);
3. Bidang Kerjasama
Dalam kegiatan kerjasama antar Pekon sebetulnya banyak sekali kegiatan yang telah
direncanakan. Namun hal tersebut saat ini belum terlaksana. Karena pelaksanaan APBP
belum semuanya terlaksana.
4. Nama Kegiatan
Untuk jenis pekerjaan tertentu akan diberi nama kegiatan sesuai dengan jenis dan macam
kerjasamanya diantara Pekon yang bersangkutan.
Pelaksanaan Kerjasama antar Pekon rencananya dilaksanakan sesuai kebutuhan dan jenis
kerjasamanya. Dari Pekon Karo karo sendiri telah dibuat Tim khusus dalam pelaksanaan
kerjasama antar Pekon kalau ada kegiatannya. Tim Pelaksana Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat yang telah dibentuk dengan Keputusan Pekon akan difungsikan apabila ada
kegiatan kerjasama antar Pekon. Tim ini terdiri dari Perangkat Pekon, BPD, LPMD,
Tokoh perempuan dan tokoh Masyarakat terkemuka.
Kebutuhan dana dalam pelaksanaan kerjasama antar Pekon disesuaikan dengan jenis
kegiatanya. Sumber pendanaanya diambil dari dana-dana yang tertuang dalam
RPJMPekon maupun APBP Pekon Karo karo dan Pekon sekitar yang akan diajak
kerjasama. Untuk pelaksanaanya pada tahun ini masih sebatas Rencana dan belum ada
Realisasi kegiatanya. Karena pekerjaan yang dilaksanakan dengan melibatkan Pekon
sekitar belum ada, namun telah tertuang dalam RPJM Pekon maupun APBP.
8. Jangka Waktu Kerjasama
Kerjasama Antar Pekon memerlukan pemikiran waktu yang panjang, karena semua
perencanaanya melalui beberapa tahapan dan persetujuan khususnya dari masyarakat.
Karena dalam penentuan pendapat serta persetujuan sering ada permasalahan maupun
kendala. Untung ruginya juga diperhitungkan dalam melaksanakan kerjasama tersebut.
Untuk kerjasama di tingkat Kecamatan difasilitasi oleh pihak Kecamatan dan Badan
Kerja sama Antar Desa-Pekon (BKAD).
Jangka waktu pelaksanaan kerjasama antar Pekon saat ini belum ditentukan karena belum
ada pelaksanaan kerjasama antar Pekon.
9. Hasil Kerjasama
Biasanya dari hasil kerjasama sebelumnya diadakan penanda tanganan kerjasama (MoU).
Di Pekon Karo karo tahun ini belum melaksanakan satupun kerjasama antar Pekon.
Karena belum ada pekerjaan ataupun pelaksanaan kegiatan. Kerjasama antar Pekon yang
dilaksanakan saat ini sekitar permasalahan warga masyarakat, perselisihan warga antar
Pekon dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaan kerjasama antar Pekon bagi Pekon yang telah melaksanakan, kendala
teknis maupun pembiayaan sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan baik yang fisik
maupun non fisik.
Kemudian dalam rangka pelaksanaan pekerjaan non fisik sebagai contoh penyuluhan
hukum, penyuluhan pertanian, penyuluhan kesehatan dan lainya pihak Pekon
mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi tertentu sesuai dengan bidang
informasi yang akan dilaksanakan kegiatanya. Dari pihak Pekon mengadakan koordinasi
dengan instansi terkait.
2.Dasar Hukum
3. Bidang Kerjasama
Bidang kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain tergantung dengan macam dan
jenisnya. Diantaranya untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan mengadakan
Koordinasi dengan Toko Matrial dan terkadang kepada CV ataupun orang-orang yang
berkepentingan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut. Baik dalam bidang teknis maupun
kekurangan alat ataupun bahan.
4. Nama Kegiatan
Dalam pelaksanaan kerjasama diberbagai bidang, setiap kegiatan ada nama dan jenis
kegiatanya. Namun saat ini Pemerintah Pekon Karo karo belum melaksanakan kegiatan
tersebut. Yang biasa dilaksanakan adalah apabila disuatu pekerjaan pembangunan
kekurangan alat ataupun bahan, maka pihak Pekon mengadakan koordinasi dengan badan
usaha tersebut maupun pemborong bangunan. Pekon Karo karo melaksanakan kerjasama
ini pelaksanaanya masih disekitar penanganan permasalahan masyarakat atau warga yang
bermasalah.
Untuk tugas yang diberikan kepada perangkat Pekon ataupun masyarakat Pekon, dari
Pekon membentuk tim untuk melaksanakan suatu kegiatan baik yang dikerja-samakan
maupun yang bekerja didalam Pekon. Tim-tim tersebut bekerjasama dengan instansi yang
terkait dalam bidangnya masing-masing. Tim Pekon terdiri dari Perangkat Pekon, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Perempuan, BHP, LPMD dan jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan kegiatan.
Dalam melaksanakan kegiatan suatu kerjasama dana maupun anggaran diambil dari dana
Pekon maupun dana lainya yang sah. Besaran dana tersebut disesuaikan dengan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Kerjasama Antar Pekon memerlukan pemikiran waktu yang panjang, karena semua
perencanaanya melalui beberapa tahapan dan persetujuan khususnya dari masyarakat.
Karena dalam penentuan pendapat serta persetujuan sering ada permasalahan maupun
kendala. Untung ruginya juga diperhitungkan dalam melaksanakan kerjasama tersebut.
Untuk kerjasama di tingkat kecamatan difasilitasi oleh pihak Kecamatan.
Jangka waktu pelaksanaan kerjasama antar Pekon saat ini belum ditentukan karena belum
ada pelaksanaan kerjasama antar Pekon. Waktu ataupun jangka waktu pelaksanaan
disesuaikan dengan tingkat dan jenis kebutuhan pekerjaan yang akan dilaksanakan
bersama.
8. Hasil Kerjasama
Kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain akan menumbuhkan rasa saling
membutuhkan. Bahwa suatu Pekon membutuhkan kepentingan tertentu dengan Pekon
lain. Hal ini sesuai dengan program PNPM-MPd yang sedang dilaksanakan saat ini.
Terkadang dalam Pekon sendiri permasalahan juga ada. Namun dengan adanya
kerjasama bersama pihak lain maka permasalahan tersebut berkurang.
Dalam suatu kerjasama permasalahan yang timbul biasanya karena kurang sepemahaman
dalam pelaksanaan pekerjaan. Lokasi dan tempat juga bisa menjadi permasalahan, untuk
mengantisipasi kejadian tersebut maka pihak yang akan diajak kerjasama supaya
diadakan sosialisasi kepada masing-masing wilayah sebelum melaksanakan kegiatan
tersebut. Permasalahan yang timbul ditulis dalam Berita Acara dan dimasukan ke dalam
agenda kegiatan dimasing-masing kelompok yang akan mengadakan kerjasama.
Kemudian dari instansi terkait diikut-sertakan untuk memfasilitasi kejadian-kejadian
tersebut.
C. BATAS PEKON
Batas Pekon merupakan batas wilayah administratif didalam pemerintahan Pekon yang
dikuatkan dengan perundang- undangan yang berlaku. Berikut disampaikan Batas-batas
Pekon Karo karo:
a. Batas Pekon sebelah Utara : Pekon Purwodadi
b. Batas Pekon sebelah Timur : Pekon Panggungrejo Utara
c. batas Pekon sebelah Selatan : Pekon Karo karo Selatan
d. Batas Pekon sebelah Barat : Pekon Pandansurat
Untuk tugas yang pembantuan dalam mengantisipasi permasalahan batas Pekon, pihak
Pemerintah Pekon memberikan tugas kepada perangkat Pekon dan dibantu masyarakat
Pekon setempat yang berkepentingan dengan hal tersebut, di Pekon dibentuk tim untuk
melaksanakan suatu kegiatan baik yang dikerjasamakan maupun yang bekerja didalam
Pekon. Tim-tim tersebut bekerjasama dengan instansi yang terkait dalam bidangnya
masing-masing. Tim Pekon terdiri dari Perangkat Pekon, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Perempuan, BPD/BHP, LPMD dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan.
Untuk menguatkan Tim tersebut Kepala Pekon membuat Keputusan Pekon tentang
pengangkatan Tim tersebut.
c. ,jabatan Kepala Dusun I, II, III dan IV. Sebagian tugas dan
wewenangnya adalah sebagai unsur wilayah yang membantu pelaksanaan tugas Kepala
Pekon dan lain sebagainya.
2. Status Bencana
Penanganan bencana tersebut melihat Status Bencana dan serta bahaya dan
penanggulangannya. Dalam keadaan demikian Koordinasi dengan instansi terkait sangat
diperlukan.
Dalam penanganan semua Bencana Alam memerlukan biaya, namun di Pekon Karo karo
anggaran untuk penanganan bencana belum dituangkan kedalam APBP karena
keterbatasan anggaran yang ada. Dan apabila terjadi bencana dan tingkat kerusakan
bencana tersebut besar maka biaya penanganan tersebut diserahkan pada Pihak
Kecamatan/ Kabupaten.
4. Antisipasi Pekon
Dalam mengantisipasi kejadian bencana alam FKDM Pekon Karo karo diharapkan
menyediakan alat tanda bahaya Kentongan dan peralatan sederhana lainya. Ketua RT
diwajibkan melapor apabila terjadi bencana alam maupun bencana yang lainya kepada
FKDM atau Aparat Pekon setempat. Dan dilaporkan kepada Instansi terkait dan yang
berkepentingan.
Kelembagaan di Pekon Karo karo dalam kaitanya dengan tugas penanganan bencana
alam dibentuk dengan Keputusan Pekon. Berikut dilaporkan data petugas Tim pelaksana
Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM):
1. Dewan Penasehat
KETUA : Kepala Pekon
Sekretaris : Juru Tulis Pekon
Anggota : Kaur Kesra
2. PENGURUS
KETUA : Muhyidin
Sekretaris : Nurkholis
Anggota : Sukirno
5. Konsumsi : Kaur Kesra dibantu Kasun.
Lembaga tersebut bertanggung jawab kepada Kepala Pekon, dan pihak Pekon selanjutnya
berkoordinasi dengan Pihak Kecamatan JOZO.
Geografis Pekon Karo karo keadaan pertanahanya datar, potensi bencana yang terjadi
adalah Banjir Biasa, angin ribut, kekeringan dimusim kemarau.
Dalam melaksanakan ketertiban umum, di Pekon Karo karo dibentuk Forum Komunikasi
Polisi Masyarakat (FKPM). Untuk tahun 2013 dan 2014 gangguan keamanan yang
disebabkan oleh pencurian tidak ada. Kerukunan masyarakat terjaga walaupun imbas
program bantuan kepada masyarakat terjadi kecemburuan sosial, namun hal tersebut
dapat diatasi dan diadakan pembinaan dan pemahaman tentang program bantuan dari
pemerintah yang ditujukan kepada warga miskin Pekon .
Dalam melaksanakan ketertiban umum, Pemerintah Pekon Karo karo membentuk tim
yang bertugas menyelesaikan permasalahan. Baik perselisihan warga maupun kejadian
lainya. Tim tersebut terdiri dari Linmas, FKPM dan unsur perangkat Pekon Karo karo.
Dalam penanganan permasalahan disetiap palaksanaanya dibuat Berita Acara dan
dilaporkan ke Muspika Kecamatan JOZO.
Kendala yang ada biasanya dalam teknis menyelesaikan sengketa warga. Karena
keterbatasan Tim pelaksana dan apabila terjadi permasalahan yang serius koordinasi
dengan pihak Muspika Kecamatan jarak tempuhnya (3,5 km)
Dalam menyelenggarakan Ketertiban umum, pihak Pemerintah Pekon Karo karo selalu
berkoordinasi dengan Muspika Kecamatan JOZO. Terutama dengan BABINSA dan
BABINKAMTIBMAS
Dasar Hukum:
A. Sumber Pendapatan
B. Belanja (Pengeluaran)
RANTIM R, BA